Anda di halaman 1dari 17

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sebelum memulai penelitian, lokasi penelitian perlu ditetapkan

terlebih dahulu, hal ini dilakukan agar peneliti langsung mengumpulkan

data atau informasi yang diperlukan di lapangan sebanyak mungkin dan

sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian tentang “depresi pada lansia yang tinggal dipanti

jompo” ini dilakukan di Panti Jompo Darussa’adah, Panti Jompo Cot

Plieng, dan Panti Jompo Cut Aminah, dimana subjek tinggal dan

beraktifitas di tempat tersebut. Panti Jompo Darussa’adah terletah di desa

Kandang, sedangkan panti cot plieng teletak di desa bayu dan panti jompo

cut aminah terletak di simpang kramat.

Panti Darussa’adah, Cot Plieng dan Panti Cut Aminah mempunyai

bangunan fisik yang cukup memadai, dengan berbagai macam fasilitas

yang tersedia seperti asrama, tempat tidur, kantor, gudang, ruang untuk

belajar, ruang makan yang luas, ruang poliklinik, ruang aula (serba guna),

kamar mandi yang memadai, serta masih banyak lainnya.

1
B. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lansia mengalami

depresi lebih banyak daripada lansia yang tidak mengalami depresi.

Peneliti berkeyakinan bahwa penyebab hal ini adalah karena lansia yang

ada dipanti sosial tersebut memiliki tingkat dukungan sosial dari

lingkungan yang rendah serta aktivitas harian yang rendah. Dukungan

sosial peneliti dilihat melalui observasi pada beberapa lansia yang tinggal

di ketiga panti yang diteliti. Lansia dengan dukungan yang rendah akan

merasa tidak nyaman apa lagi yang disebabkan oleh jarangnya bertemu

atau berkumpul dengan keluarga.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden didapatkan dari responden lansia yang telah

disaring menurut criteria inklusi dan ekslusi penelitian. Karakteristik

responden penelitian berikut ini berdasarkan pada jenis kelamin, umur

dan pendidikan.

2
1. Analisis Univariat
Tabel 5.1
Tingkat Depresi Lansia Di Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara

Karakteristik Kategori Frekuensi Persentase

Laki-Laki 17 17 %
Jenis Kelamin
Perempuan 82 83 %
Jumlah 99 100 %
Umur 60-74 Thn (elderly) 30 30 %
75-90 Thn (old) 69 70 %
Jumlah 99 100 %
Tidak Sekolah 83 84 %
Pendidikan
SD 16 16 %
Jumlah 99 100 %
Janda 81 82 %
Status Perkawinan Duda 16 16 %
Kawin 2 2%
Jumlah 99 100 %
1-3 Thn 23 23 %
Lama Dipanti 4-6 Thn 60 61 %
7-10 Thn 16 16 %
Jumlah 99 100 %
Keinginan Sendiri 39 39 %
Alasan Masuk
Anjuran Keluarga 60 61 %
Jumlah 99 100 %
Nyeri Sendi 47 47 %
Tidak Nafsu Makan 5 5%
Mudah Kesemutan 6 6%
Keluhan Medis Saat Ini Pusing 8 9%
Sulit BAB 3 3%
Lainnya 30 30 %
Jumlah 99 100 %

3
Normal 33 33 %
Ringan 59 59 %
Tingkat Depresi
Sedang 6 7%
Berat 1 1%
Jumlah 99 100 %

a. Jenis Kelamin

Bedasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui jenis

kelamin lansia dengan frekuensi terbanyak adalah perempuan yaitu

sebanyak 82 responden (83%).

Distribusi perbandingan antara lansia laki-laki dan

perempuan dipanti sosial menunjukkan bahwa jumlah lansia

perempuan lebih banyak daripada laki-laki, namun perbedaan ini

sangat tinggi. Data perbandingan laki-laki dan perempuan dari hasil

survei sosial dan ekonomi nasional tahun 2009 menyatakan di

Indonesia terdapat 8,8 juta lansia laki-laki sedangkan lansia perempuan

berjumlah 10,4 juta pada tahun 2009 (Kompas, 2012). Hal ini

menunjukkan bahwa lansia perempuan secara umum di tingkat

nasional memiliki usia harapan hidup lebih besar daripada laki-laki.

Hal ini juga sama dengan keadaan Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara.

4
b. Umur

Berdasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui umur

lansia dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada lansia tua yaitu 69

responden (70%)

Dari segi umur, terdapat klarifikasi batasan umur lansia

menurut Departemen Kesehatan RI yaitu elderly (60-74), old (75-90),

very old (lebih dari 90 tahun). Berikut adalah distribusi persebaran

umur lansia menurut klarifikasi umur diatas. Pada table di atas,

lansia paling banyak berada di dalam klarifikasi old. Namun lansia

yang berumur antara 60 sampai 74 tahun hampir mencapai setengah

dari old. Ini berarti secara umum usia hidup lansia cukup tinggi.

Namun, mean umur lansia dipanti sekitar 72,3 tahun, dengan umur

terendah 45 tahun serta umur tertinggi 90 tahun. Semakin tua,

keadaan fisik dan fungsional lansia akan menurun. Hal ini akan

menambah risiko depresi ketika terpapar oleh penyebab dan faktor

risiko depresi lainnya.

5
c. Pendidikan

Bedasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui

pendidikan lansia dengan frekuensi terbanyak berada pada kategori

tidak sekolah yaitu 83 responden (84%)

Bedasarkan table diatas, dapat diketahui rata-rata tingkat

pendidikan lansia adalah tidak sekolah. Pendidikan bisa

mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi, kemampuan

mendengar, gaya hidup, perilaku, dan kemampuan menyelesaikan

masalah. Pada table diatas, sebagian besar lansia tidak mengenyam

pendidikan baik laki-laki maupun perempuan. Lansia yang tinggal

dipanti sebagian besar berpendidikan rendah. Dengan pendidikan

rendah, kemampuan lansia mendengar, menerima dan memahami

informasi, gaya hidup (kebiasaan), serta cara menyelesaikan masalah

terkait kesehatan juga rendah. Masalah kesehatan kerap terjadi pada

masalah lansia. Lansia yang tidak tahu dan paham terhadap

perubahan tersebut akan kesulitan berdaptasi dan hal ini bisa

menjadi stressor yang memicu depresi pada lansia.

6
d. Status Perkawinan

Berdasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui status

lansia dengan frekuensi terbanyak dijumpai pada lansia janda yaitu

81 responden (82%).

Sebagian besar lansia dipanti baik laki-laki dan perempuan sudah

janda atau duda. Mereka sudah tidak punya pasangan hidupnya lagi

baik berpisah karena perceraian maupun kematian pasangan.

Menjadi sendiri lagi setelah bercerai atau kematian pasangan di usia

senja akan berdampak besar pada psikologis lansia karena kehilangan

dukungan baik emosional, penghargaan, informasi dan instrumental.

Hal ini juga diperberat jika tidak ada dukungan keluarga maupun

status ekonomi yang menengah ke bawah. Kompleksitas dari situasi

di atas membuat lansia menjadi tidak berdaya. Hal ini menjadi salah

satu faktor pendorong mereka untuk tinggal dipanti dengan banyak

lansia lain. Hidup dipanti keadaan seperti ini bisa memicu depresi

pada lansia di akhir kehidupannya.

7
e. Lama Dipanti

Bedasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui lansia

lama dipanti dengan frekuensi terbanyak berada pada kategori 4-6

tahun yaitu 60 responden (61%).

Lama lansia yang tinggal dipanti. Dari data, digambarkan

bahwa lansia tinggal dipanti sampai mulai dari hitungan hari

sampai lebih dari lima tahun. Dari informasi yang disampaikan oleh

pihak panti, banyak lansia yang hidup 7 tahun keatas tetapi mereka

jarang kembali kepanti untuk saat ini. Ada juga lansia yang hanya

bertahan beberapa hari di panti karena dipindahkan ke panti lain atau

karena sakit parah hingga harus dirawat di pelayanan kesehatan.

f. Alasan Masuk

Berdasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui

alasan masuk lansia kepanti jompo dengan frekuensi terbanyak

berada pada kategori anjuran keluarga/ saran keluarga yaitu 60

responden (61%).

Ada beberapa alasan lansia tinggal dipanti. Lansia yang

tinggal dipanti kebanyakan mereka mengatakan alasan masuk

kepanti keinginan sendiri dan ada juga alasan lainnya mendapatkan

informasi dari masyarakat dan dukungan keluarga. Dari semua

alasan bisa dibedakan antara lansia yang masuk karena lansia

8
dengan bukan keinginan sendiri lebih banyak dari pada lansia

dengan keinginan sendiri. Sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan

ternyata terjadi pada lansia tersebut akan menambah beban psikologis

yang memicu depresi bagi lansia.

g. Keluhan Medis Saat Ini

Berdasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui

keluhan medis saat ini pada lansia dengan frekuensi terbanyak

berada pada kategori nyeri sendi yaitu 47 responden (47%).

Bedasarkan tabel diatas seluruh lansia dipanti memiliki keluhan

nyeri sendi dan lainnya. Kedua penyakit ini yang memang sering

diderita oleh usia lansia. Sebagian lansia juga memiliki penyakit

lebih dari satu. Hal ini terjadi akibat kemunduran-kemunduran fisik

yang dialami oleh setiap orang yang memasuki usia lansia. Penyakit

yang bersifat kronik dan bersifat nyeri sangat berpotensi menjadi

stressor. Begitu juga ketidak mampuan fisik yang menimbulkan

ketergantungan pada orang lain dan menjadi tidak berdaya. Hal ini

lebih memperbesar resiko depresi pada lansia.

9
h. Depresi

Berdasarkan tabel 5.1 dari 99 responden dapat diketahui

tingkat depresi pada lansia dengan frekuensi terbanyak berada pada

kategori ringan yaitu 59 responden (59%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah lansia yang

berada di dalam panti hanya mengalami depresi ringan. Angka ini

memperlihatkan angka kejadian depresi pada lansia dipanti tidak

terlalu tinggi, yaitu sebagian besar hampir setengah lansia penghuni

di panti mengalami depresi ringan. Peneliti mendapatkan 66% lansia

yang tinggal dipanti jompo kabupaten aceh utara mengalami depresi.

2. Distribusi Frekuensi Data Demografi Dengan Tingkat Depresi

a. Jenis Kelamin
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Dengan Depresi Pada Lansia di
Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Jenis Total
Normal Ringan Sedang Berat
Kelamin
f % F % f % F % f %
Laki-Laki 10 10 5 5 1 1 1 1 17 17
Perampuan 22 22 55 55 5 5 0 0 82 83
Total 32 32 60 61 6 7 1 1 99 100

10
Bedasarkan table 5.2 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 17 orang

responden (17%) berjenis kelamin laki-laki di dapatkan 11% yang tidak

mengalami depresi / depresi normal dan dari 83 responden (83%) berjenis

kelamin perempuan, didapatkan 55% yang mengalami tingkat depresi

ringan.

b. Umur
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Umur Dengan Depresi Pada Lansia di Panti
Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Total
Umur Normal Ringan Sedang Berat
f % F % f % F % f %
60-74
10 10 18 18 2 2 0 0 30 29
(elderly)
75-90
23 22 41 40 4 4 1 1 69 68
(old)
Total 33 33 59 59 6 7 1 1 99 100

Bedasarkan table 5.3 diatas dapat disimpulkan bahwa dari dengan

kategori elderly didapatkan 18% yang mengalami tingkat depresi ringan,

dan dari 69 responden (68%) dengan kategori old didapatkan 23% yang

mengalami tingkat depresi ringan.

11
c. Pendidikan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pendidikan Dengan Depresi Pada Lansia di
Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Total
Pendidikan Normal Ringan Sedang Berat
f % F % f % F % f %
SD 8 8 7 7 0 0 0 0 16 16
Tidak
24 24 53 53 6 7 1 1 83 84
Sekolah
Total 32 32 60 61 6 7 1 1 99 100

Bedasarkan table 5.4 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 16

responden (16%) dengan kategori berpendidikan SD didapatkan 8%

yang mengalami depresi normal, dari 83 orang responden (84%) dengan

kategori berpendidikan tidak sekolah didapatkan 53% yang mengalami

depresi ringan.

12
d. Perkawinan
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Perkawinan Dengan Depresi Pada Lansia di
Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Total
Perkawinan Normal Ringan Sedang Berat
f % F % f % F % f %
Janda 22 22 54 54 5 5 0 0 81 82
Duda 9 9 5 5 1 1 1 1 16 16
Kawin 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2
Total 31 31 61 62 6 7 1 1 99 100

Bedasarkan table 5.5 diatas disimpulkan bahwa 81 responden

(82%) dengan kategori status perkawinan janda didapatkan 54% yang

mengalami depresi ringan, dari 16 responden (16%) dengan kategori

status perkawinan duda didapatkan 5% yang mengalami tingkat depresi

ringan, dari 2 responden (2%) dengan kategori status pernikahan kawin

didapatkan 2% yang mengalami tingkat depresi ringan.

13
e. Lama Dipanti
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Lama Dipanti Dengan Depresi Pada Lansia di
Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Lama Di Total
Normal Ringan Sedang Berat
Panti
f % F % f % F % f %
1-3 Tahun 7 7 14 14 2 2 0 0 23 23
4-6 Tahun 17 17 38 37 4 4 1 1 60 61
7-10 Tahun 7 7 9 9 0 0 0 0 16 16
Total 31 31 61 62 6 7 1 1 99 100
Berdasarkan table 5.6 diatas dapat disimpulkan bahwa 23

responden (23%) dengan kategori lamatinggal dipanti 1-3 tahun didapat

14% yang mengalami tingkat depresi ringan, dari 60 responden (61%)

dengan kategori lama tinggal dipanti 4-6 tahun didapatkan 38% yang

mengalami tingkat depresi ringan, dari 16 responden (16%) dengan

kategori lama tinggal dipanti 7-10 didapatkan 9% yang mengalami

tingkat depresi ringan.

14
f. Alasan Masuk
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Alasan Masuk panti Dengan Depresi Pada
Lansia di Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Depresi
Alasan Total
Normal Ringan Sedang Berat
Masuk Panti
f % F % f % F % f %
Keinginan
20 20 19 19 0 0 0 0 39 39
Sendiri
Saran
27 27 26 26 6 7 1 1 60 61
Keluarga
Total 47 47 45 45 6 7 1 1 99 100

Bedasarkan table 5.7 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 99

responden (39%) dengan kategori keinginan sendiri didapatkan 20% yang

mengalami tingkat depresi normal, dari 60 responden (61%) dengan

kategori saran keluarga didapatkan 27% yang mengalami depresi normal.

15
g. Keluhan Medis Saat Ini
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Keluhan Medis Saat Ini Dengan Depresi Pada
Lansia di Panti Jompo Kabupaten Aceh Utara 2017
(n=99)
Keluhan Depresi
Total
Medis Saat Normal Ringan Sedang Berat
Ini F % f % F % f %
f %
Nyeri Sendi 11 11 31 30 5 5 0 0 47 47
Tidak Nafsu
1 1 4 4 0 0 0 0 5 5
Makan
Mudah
2 1 4 4 0 0 0 0 6 6
Kesemutan
Pusing 3 3 5 5 0 0 0 0 8 8
Sulit BAB 1 1 2 2 0 0 0 0 3 3
Lainnya 11 11 17 17 1 1 1 1 30 30
Total 29 29 63 64 6 7 1 1 99 100

Berdasarkan table 5.8 diatas dapat disimpulakan bahwa dai 47

responden (47%) dengan kategori nyeri sendi didapatkan 30% yang

mengalami tingkat depresi ringan, dari 5 responden (5%) dengan kategori

tidak nafsu makan didapatkan 4% yang mengalami tingkat depresi ringan,

dari 6 responden (6%) dengan kategori mudah kesemutan didapatkan 4%

yang mengalami tingkat depresi ringan, dari 8 responden (8%) dengan

kategori pusing didapatkan 5% yang mengalami tingkat depresi ringan,

dari 3 responden (3%) dengan kategori sulit BAB didapatkan 2% yang

16
mengalami tingkat depresi ringan, dari 30 responden (30%) dengan

kategori dan lainya didapatkan 17% yang mengalami depesi ringan.

17

Anda mungkin juga menyukai