Merupakan delik² yg paling sering terjadi & diajukan ke sidang pengadilan
Diuraikan bagian inti delik (delicts bestanddelen), rumusan delik & penjelasannya Dicarikan padanannya dalam Ned. WvS Belum ada terjemahan resmi WvS → menimbulkan masalah tersulit dalam praktik penerapan hk pidana, krn yg diuraikan justru terjemahannya. Istilah makar → terjemahan “aanslag” → mestinya yg diuraikan a pengertian “aanslag”, bukan makar. “merampas nyawa org lain” = een ander → van Hantum: een (satu), ander (org lain). Bila 1 X melempar bom, 202 org mati → bukan 1X pembunuhan, tapi 202X » concursus realis (Ps.65), pidananya + 1/3 Sebaliknya dlm delik pencurian → enig goed (suatu barang) walau jumlnya lebih dari satu jenis » 1X pencurian, bukan 10X. Tapi bila mencuri di bbrp kios berdekatan = 5X » concursus realis (Ps.65) Dlm rangka penyusunan KUHP baru, khususnya rumusan delik ± 70% diambil dari KHUP sekarang Pasal yg semula = WvS → banyak yg sudah direvisi di Bld. Revisi itu dpt ditelusuri motifnya, Indonesia dapat menirunya. Pasca PD II, semua KUHP negara² di dunia out of date. Kemajuan teknologi » jenis kejahatan baru dg modus operandi baru Perkembangan sistem pemidaan → Restorative justice » perdamaian korban & pelaku, ganti rugi, penuntutan tdk dilanjutkan » kedua pihak happy, yg ditipu uang kembali, penipu tdk perlu msk penjara, asal modus operandinya tdk berat & bukan residivis
“Pemahaman isi KUHP, berupa asas² hk pidana, rumusan delik dg interprestasi
berdasarkan sejarah pembuatannya, interprestasi sosiologis yg paling seusai dg hk adat Indonesia, interprestasi futuristik (antisipasi) dg jaksa & hakim yang menggunakan hati nurani KUHP yg ketinggalan jaman ini dapat dipakai”