PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
tersebut. Perlu diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
Karena faal hati dalam tubuh mempunyai multifungsi maka tes faal hati pun beraneka ragam
sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Dan ketika sel-sel atau jaringan hati mengalami
kerusakan dapat dilakukan pemeriksaan SGOT(Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
dan SGPT(Serum Glutamic PiruvicTransaminase). Kedua enzim ini terdapat dalam sel-sel
hati, otot jantung, ginjal, otot rangka dan otak.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pemeriksaan ALT
1.3.2 Mengetahhui cara pemeriksaan ALT
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Faal Hati
3
Enzim aspartat aminotransferase (AST) disebut juga serum glutamat oksaloasetat
transaminase (SGOT) merupakan enzim mitokondria yang berfungsi mengkatalisis
pemindahan bolak-balik gugus amino dari asam aspartat ke asam α-oksaloasetat
membentuk asam glutamat dan oksaloasetat (Price dan Wilson,1995).
Dalam kondisi normal enzim yang dihasilkan oleh sel hepar konsentrasinya
rendah. Fungsi dari enzim-enzim hepar tersebut hanya sedikit yang diketahui. Nilai
normal kadar SGOT < 35 U/L dan SGPT < 41 U/L (Daniel S. Pratt, 2010).
Enzim SGOT dan SGPT mencerminkan keutuhan atau intergrasi sel-sel hati.
Adanya peningkatan enzim hati tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan sel -
sel hati. Makin tinggi peningkatan kadar enzim SGOT dan SGPT, semakin tinggi
tingkat kerusakan sel-sel hati (Cahyono 2009). Kerusakan membran sel
menyebabkan enzim Glutamat Oksaloasetat Transaminase (GOT) keluar dari
sitoplasma sel yang rusak, dan jumlahnya meningkat di dalam darah. Sehingga dapat
dijadikan indikator kerusakan hati (Ronald, et al., 2004; Ismail,et al.,2014).
Deskripsi:
Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada hati. ALT juga terdapat pada
jantung, otot dan ginjal. ALT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan jaringan
otot jantung dan lebih spesifi k menunjukkan fungsi hati daripada AST. ALT berguna
untuk diagnosa penyakit hati dan memantau lamanya pengobatan penyakit hepatik,
sirosis postneurotik dan efek hepatotoksik obat.
Implikasi klinik:
a. Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif,
obstruksi bilier dan hepatitis.
b. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT.
c. Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua kali lipat dari nilai normal.
d. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute
lymphoblastic leukemia (ALL)
Hati berfungsi sebagai faktor biokimia utama dalam tubuh, tempat metabolisme
kebanyakan zat antara. Fungsi hati normal harus dikonfirmasi sebelum operasi
terencana (Sabiston, 1992).
Fungsi hati
Seperti ukurannya yang besar, hati juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih
dari 500 fungsi. Berikut ini fungsi-fungsi utama hati :
1. Menampung darah
4
2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi
3. Memproduksi dan mengekskresikan empedu
4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat)
5. Membantu metabolisme lemak
6. Membantu metabolisme protein
7. Metabolisme vitamin dan mineral
8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
9. Mempertahankan suhu tubuh
(Wijayakusuma, 2008).
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamik Piruvat Transaminase , SGPT atau
juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim
ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada
umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan
parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. ( joyce, 1997).
ALT/SGPT suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar, efektif
dalam mendiagnosa kerusakan hepatoseluler. Kadar ALT serum dapat lebih tinggi
sebelum ikretik terjadi. Pada ikretik dan ALT serum>300 unit, penyebab yang paling
mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan hemolitik (Joyce, 1997).
5
SGPT (Serum Glutamik Piruvat Transaminase ) merupakan enzim transaminase
yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Sering disebut
juga ALT (Alanin Aminotransferase). Peningkatan dalam serum darah mengindikasikan
adanya trauma atau kerusakan pada hati ( Sutedjo, 2006).
Kadar ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan
diagnostik. ALT meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan
hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark
miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati (Akatsuki,
20009).
SGOT banyak terdapat dalam mitokondria dan dalam sitoplasma, sedangkan
SGPT hanya terdapat dalam sitoplasma. Oleh karena itu, untuk proses lebih lanjut, terjadi
kerusakan membran mitokondria yang akan lebih banyak mengeluarkan SGOT atau AST,
sedangkan untuk proses akut SGPR atau ALT lebih dominan dibanding SGOT atau AST
(Panil, 2007).
6
BAB III
METODELOGI
3.1. Prinsip
7
salisilat, rifampisin, flurazepam (Dalamane), propanolol (Inderal), kontrasepsi
oral, timah, heparin (Joyce, 1997)
3.3.2. Interprestasi hasil
Nilai normal SGPT (Serum Glutamic Piruvic Transaminase)
Laki-laki : 0 – 42 U/L
Perempuan : 0 – 32 U/L
3.3.3. Patologi
Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang
sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya ditandai
dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya. Disini faal hati
terlihat akan terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT antara 3-5X nilai
normal. Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah terjadi lama dan
bilirubin dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup berat (Suwandhi,
2011).
Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug induce hepatitis. Faal
hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat biasanya kurang dari 10
mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin dapat lebih dari 10 mg%. SGOT,
SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali nilai normal. ∂-GT dan
alkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal, kecuali pada hepatitis
kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya masih normal kecuali
bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin globulin dapat terbalik dan
masa protrombin dapat memanjang (Suwandhi, 2011).