PENDAHULUAN
a. Tisu Gulung
b. Serbet
c. Pembersih Tabung
1
d. Sarung Tangan
e. Masker
f. Detergent
h. Tabung Reaksi
2
i. Beker Gelas
j. Gelas Ukur
k. Penjepit
l. Pipet Tetes
m. Botol Semprot
3
n. Batang Pengaduk
o. Kawat Nikrom
p. Erlenmeyer
q. Pemanas Spritus
4
s. Filler (karet Penghisap)
t. Hot Plate
- Aseton (CH3COCH3)
- Asetilen (C2H2)
- Anilin C6H5NH2
- Azida, N3 –
- Brom, Br2
- Karbon aktif, C
5
- Klorat, ClO3 –
- Klor, Cl2
- Tembaga
- Hidrokarbon
- Asam sianat
- Asam florida
- Hidrogen peroksida
- Asam sulfida
- Hipoklorit
- Raksa
- Nitrat
- Asam perklorat
- Peroksida, organik
- Fosfor (putih)
- Kalium
- Natrium
- Natrium Nitrit
- Natrium peroksida
- Sulfida
- Asam sulfat
6
BAB II
LANDASAN TEORI
alat laboratorium kimia: pembakar spiritus, tabung reaksi, gelas ukur jangka
sorong dann lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam
praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar
digunakan.
- Sarung Tangan berfungsi Untuk melindungi tangan dari bahan kimia yang
praktikum.
7
- Detergent berfungsih untuk pembersih saat mencuci peralatan gelas di
laboratrium.
- Labu leher panjang berfungsi Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan
- Beker Gelas berfungsi Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker
- Gelas Ukur berfungsi Untuk mengukur volume larutan. Pada saat praktikum
pipet volume.
jumlah kecil.
- Batang Pengaduk berfungsi Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan
- Kawat Nikrom berfungsi Mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala
8
- Rak Tabung Reaksi berfungsi Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada
menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang
lain.
- Filler (karet Penghisap) berfungsi Untuk menghisap larutan yang akan dari
botol larutan. Untuk larutan selain air sebaiknya digunakan karet pengisat yang
- Hot Plate berfungsi Untuk memanaskan larutan. Biasanya untuk larutan yang
mudah terbakar.
halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia
dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam
merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum yang harus
penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu
9
hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan secara
alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat
Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain,
harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini
api, gas beracun, ledakan atau degradasi kimia. Banyak bahan kimia yang
memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia
tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi.
Misalnya benzene memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar
menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic.
yang jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya,
tanggal diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-
masing kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya
warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk
bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya
rendah. label bahan flammable label bahan oksidator label bahan toksik label
bahan korosif label bahan dengan tingkat bahaya rendah Di samping pemberian
label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagen jauh lebih penting.
pada botol reagen jauh lebih penting. Informasi yang harus dicantumkan pada
10
botol reagen diantaranya : Nama kimia dan rumusnya, konsentrasi, Tanggal
hidup, Tingkat bahaya, Klasifikasi lokasi penyimpanan, Nama dan alamat pabrik,
seperti dalam cabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan
jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat
penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ruang asap atau ke
luar ruangan.
11
Azida, N3 - Asam
Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6;
Brom, Br2 butana, C4H10; metana, CH4; propana, C3H8 ( atau gas
minyak bumi), hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC;
terpentin; benzen, C6H6; serbuk logam
Kalsium oksida, Air, H2O
CaO
Karbon aktif, C Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator
12
Asam sulfida Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator,
Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Hipoklorit Asam, Karbon aktif
Iod Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Raksa Asetilen, Asam fulmanat, Amonia
Nitrat Asam sulfat
Asam nitrat (pekat) Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam
sulfida, Cairan dapat terbakar, Gas dapat terbakar,
Tembaga, Kuningan, Logam berat
Nitrit Asam
Nitroparafin Basa anorganik, Amina
Asam oksalat Perak, Raksa
Oksigen Oli, Lemak, hidrogen; Cairan, padatan, dan Gas dapat
terbakar
Asam perklorat Asetat anhidrid, Bismut dan aliasinya, Alkohol,
Kertas, Kayu, Lemak dan oli
Peroksida, organik Asam (organik atau mineral), Hindari gesekan, Simpan
di tempat dingin
Fosfor (putih) Udara, Oksigen, Basa, Bahan reduktor
Kalium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Kalium klorat dan Asam sulfat dan asam lain
Perklorat
Kalium permanganat Gliserin, Etilen glikol, Benzaldehid, Asam sulfat
Selenida Bahan reduktor
Perak Asetilen, Asam oksalat, Asam tartrat, Senyawa
amonium, Asam fulmanat
Natrium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Natrium Nitrit Amonium nitrat dan Garam amonium lain
Natrium peroksida Etil atau metil alkohol, Asam asetat glacial, Asetat
anhidrida, Benzaldehid, Karbon disulfida, Gliserin,
Etilen glikol, Etil asetat, Metil asetat, furfural
13
Asam sulfat Kalium klorat, Kalium perklorat, kalium permanganat
(atau senyawa dari logam ringan seperti natrium,
litium, dll.)
Telurida Bahan reduktor
maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar, beracun,
itu, pada wadah atau tempat bahan-bahan atau zat kimia diberi simbol-simbol
yang bertujuan untuk memberi keterangan mengenai sifat dan bahaya zat tersebut.
demi keselamatan bersama. Untuk itu, sebelum kita memasuki laboratorium kimia
14
Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi,
gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka
bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh
bila kontak langsung dengan tubuh atau
melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan
hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan
kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan
lebih sangat berbahaya bagi kesehatan
yang juga dapat menyebabkan sakit kronis
15
bahkan kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh
dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin.
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak
jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi
pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit
dan hindari dari benda-benda yang bersifat
logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api
bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
16
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api,
gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena
(TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran dengan
menghasilkan panas saat kontak dengan
bahan organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
17
BAB III
KESIMPULAN
daripada alat- alat tersebut dan membandingakn yang mana gelas ukur , yang
menggabungkan suatu zat tidak canggung lagi ( gugup ). Sehingga karena jurnal
pengenalan alat dan bahan ini, saya sudah tahu menempatkan dimana seharusnya
zat tersebut kita tempatkan dan bagaimana fungsi nya masing- masing.
18
DAFTAR PUSTAKA
Kebudayaan.
Depdilbud. (1993). Buku Katalog Alat Laboratorium IPA untuk SMP dan SMA.
Jakarta : Dikmenum.
19