Anda di halaman 1dari 29

Pendidikan Pengertian

Makalah Manajemen Pendidikan merupakan makalah yang membahas ruanglingkup dari


pendidikan, Orientasi studi manajemen pendidikan masih cenderung melihat sesuatu yang
tampak di mata (tangible), kurang memperhatikan sesuatu yang tidak kelihatan (intangible)
seperti nilai, tradisi dan norma yang menjadi budaya organisasi, dan ada di dalam sebuah
organisasi.

Latar Belakang Makalah Pendidikan

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dipandang sebagai suatu sistem “dimana komponen-


komponen system itu saling ketergantungan sehingga berhubungan dan saling menentukan
keberhasilan suatu sistem, kegagalan suatu sekolah diakibatkan oleh gangguan sub sistem itu.
Kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya harus mampu mengatasi
kegagalan/hambatan sub sistem agar tercapai kesempurnaan sistem itu.

Hal ini didukung oleh pakar pendidikan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru besar FKIP dalam
bukunya “Berpikir System” terbitan 1984, hal. 76. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat pula merupabah pola pikir
masyarakat, hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila
dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan
pendidikan agar tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk
menghasilkan tamatan yang berkualitas.

Pengaruh kepemimpinan bisa diartikan, dampak akibat kebijakan dan keputusan yang dilakukan
oleh seorang pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah. Bila dalam menentukan keputusan dan
kebijaksanaan salah maka akan terjadi dampak-dampak negatif yang berakibat kegagalan dalam
mencapai tujuan. Bisanya muncul

 Konflik antar personil


 Semangat kerja menurun
 Disiplin kerja rendah
 Tidak merasa memiliki dan merasa tanggung jawab bersama
 Tidak muncul keteladanan
 Fungsi-fungsi manajemen tidak diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
 Iklim kerja tidak menyenangkan
 Persoalan dan permasalahan tertutup

2. Rumusan Masalah

Manajemen sekolah merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan


dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh
karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff
TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal
yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.

Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam
meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari Sekolah Menengah
Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan Kurikulum SMK 2004.

Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinen sekolah terkonsentrasi pada
pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar
ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan
keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja
yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi
Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan
pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian Penentuan staff atas dasar kemampuan,
kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada
pencapaian tujuan Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat
ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk
mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.

3. Tujuan Pembahasan Masalah

1. Kemampuan berpikir sistem artinya memahami bahwa suatu kesatuan yang utuh
didukung oleh komponen-komponen (bagian-bagian) yang satu sama lain saling
ketergantungan apabila komponen-komponen itu tidak berjalan maka tidak akan
terbentuk suatu kesatuan yang utuh dalam hal ini bisa diterapkan dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Agar proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah merupakan
suatu kesatuan yang utuh maka program akan berjalan dengan lancar dan tujuan akan
tercapai.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan tantangan.
Kepemimpinan suatu lembaga pendidikan merupakan wawasan yang perlu dipahami agar
pengaruh pimpinan sekolah diarahkan kepada peningkatan semua tenaga kependidikan
(guru tata usaha) berpikir dinamismenuju pencapaian/prestasi siswa sebagai objek
pendidikan.
3. Pengaruh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya harus berorientasi kepada terciptanya:

 Keterbukaan
 Iklim kerja yang menyenangkan
 Perasaan personil diakui dan dihargai atas prestasi kerjanya
 Saling menunjukan keteladanan
 Disiplin kerja yang optimal
 Penerapan manajemen sekolah yang sempurna
BAB II
LANDASAN TEORI

Orientasi studi manajemen pendidikan masih cenderung melihat sesuatu yang tampak di mata
(tangible), kurang memperhatikan sesuatu yang tidak kelihatan (intangible) seperti nilai, tradisi
dan norma yang menjadi budaya organisasi, dan ada di dalam sebuah organisasi. Beberapa tahun
terakhir orangbanyak beranggapan bahwa strategi, struktur, dan sistem adaah fokus dan faktor
yang menjadi pendorong kusuksesan organisasi. Namun menurut Ouchi (1983) dan Key (1999)
menyatakan bahwa kesuksesan organisasi justru terletak pada budaya organisasi yang meliputi
nilai, tradisi, norma, yang direkat oleh kepercayaan, keakraban dan tanggung jawab yang
menentukan kesuksesan organisasi.

Sedangkan menurut Basri (2004) menyatakan bahwa budaya organisasi dapat dijadikan sebagai
kekuatan organisasi apabila budaya organisasi tersebut dikelola dengan baik. Untuk dapat
mengelola budaya organisasi diperlukan pimpinan yang transformatif, memahami filosofi
organisasi, mampu merumuskan visi, misi organisasi, dan menerapkannya melalui proses
perencanaan organisasi. Dalam tulisan ini akan diulas secara ringkas manajemen pendidikan
dilihat dari perspektif nilai dan budaya organisasi, walaupun banyak hal yang bisa dilihat dari
sudut padang berbeda. Pendekatan nilai dan budaya organisasi ini cenderung lebih
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena lembaga
pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya antara lain
adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang memiliki kemampuan
akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah
ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Demikian
komleksnya organisasi tersebut, maka dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya organisasi perlu dikelola dengan baik. Oleh sebab itu
lembaga pendidikan perlu menyadari adanya pergeseran dinamika internal (perkembangan dan
perubahan peran) dan tuntutan eksternal yang semakin berkembang.

Menurut Jacques (1952) yang dikutip Hasri (2004), budaya organisasi didefinisikan sebagai
berikut:“the culture of the factory is its customary and traditional way of thinking and doing of
things, which shared to a greater or lesser degree by all its member, and which new members
must learn, and at least partially accept, in order to be accepted into service in the firm”
Sedangkan menurut Manan (1989) ada tujuh karakteristik budaya dasar yang bersifat universal
yaitu:
 Kebudayaan itu dipelajari bukan bersifat instingtif
 Kebudayaan itu ditanamkan
 Kebudayaan itu bersifat gagasan (idetional0, kebiasaan-kebiasaan kelompok yang
dikonsepsikan atau diungkapkan sebagai norma-norma ideal atau pola perilaku
 Kebudayaan itu sampai pada suatu tingkat meuaskan individu, memuaskan kebutuhan
biologis dan kebutuhan ikutan liannya
 Kebudayaan itu bersifat integratif. Selalu ada tekanan ke arah konsistensi dalam setiap
kebudayaan
 Kebudayaan itu dapat menyesuaikan diri.Schein (1985) memberi definisi bahwa budaya
organisasi adalah pola asumsi dasar yang telah ditemukan suatu kelompok, ditentukan,
dan dikembangkan melalui proses belajar untuk menghadapi persoalan penyesuaian
(adaptasi) kelompok eksternal dan integrasi kelompok internal.

Pendapat lain tentang budaya organisasi menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu pada
suatu sistem pemaknaan bersama yang dianut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi,
keyakinan (belief), norma, dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dari
organisasi lainnya (Ouchi, 1981).Berdasarkan berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi
di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir
unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga
pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.

Terbentunya sikap saling percaya bahwa kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan kepada
bawahan akan memberikan daya rekat (social glue), tetapi ada beberapa karyawan yang tidak
bisa mengemban amanah kepercayaan tersebut. Beberapa datang tidak tepat waktu, karena
mereka beranggapan bahwa pimpinan mereka kurang layak menjadi pemimpin (tidak dapat
memimpin jalannya sidang/rapat). Keakraban Disamping kepercayaan yang diberikan pimpinan
kepada karyawan, keakraban sesama karyawan juga merupakan hal yang menonjol dalam
lembaga pendidikan. Fakta membuktikan bahwa pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan oleh
seorang karyawan akan dibantu karyawan lain yang mempunyai kelonggaran waktu. Kejujuran
dan Tanggung Jawab lembaga pendidikan yang berkyualitas menekankan perlunya kejujuran dan
tangggung jawab. Tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya terlihat dari kebersihan
lingkungan, piket, ruangan kelas, dan ruangan perpustakaan.

1. Pengertian Kinerja

Kinerja (performance) atau prestasi kerja atas pencapaian kerja adalah suatu kemampuan yang
diukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugasnya (Notomirjo, 1992, 23).

2. Pengertian Personil Sekolah

Personil sekolah adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyelenggaraan pendidikan di
sekolah. (Drs. NA Ametembun Administrasi Personil, 1983, 19).

3. Fungsi Sekolah

Sekolah adalah lembaga resmi yang menyelenggarakan proses pembelaaran antara guru dan
murid sehingga timbul interaksi alammenambah pengetahuan, keterampilan dan sikap.

4. Upaya Meningkatkan Kinerja Personil Sekolah

Usaha yang paling menentuka dalam meningkatkan kinerja personil sekolah terletak pada
kepemimpinan sekolah, pemimpin harus mampu memberikan pengaruh agar semua bawahan
guru-guru dan staff tata usaha agar berpartisipasi aktif secara maksimal dalam pencapaian tujuan
secara

Pengaruh pemimpin agar para personil berpartisipasi secara maksimal antara lain:

1. Kesejahteraan baik lahir maupun batin memperoleh perhatian yang serius dari pimpinan.
2. Pemecahan permasalahan dilandasi oleh sikap keterbukaan
3. Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja personil diperhatikan oleh pimpinan.
4. Penerapan manajemen sekolah didasari atas kemampuan, kesanggupan dan kemauan
personil.
5. Pemimpin bertindak sebagai motivator
6. Pemimpin bertindak sebagai dinamisator
7. Menciptakan kerja sama yang harmonis
8. Menghindari konflik antara personil
9. Arif, bijaksana bila mengambil keputusan bagi setiap personil tanpa membeda-bedakan
individual.
10. Hilangkan sikap suka dan tidak suka terhadap personil sekolah
11. Menciptakan rasa persaudaraan (sense of belonging).

Sumpah Pemuda 28 oktober 1928 adalah menjadi tonggak kebangkitan kaum muda untuk
berikar tentang satu Indonesia. Dimana pemaknaan tersebut makin kabur, seakan-akan proyek
nasoinalisme telah terkubur hari ini. Cita-cita Indonesia antara masa lalu, saat ini, dan masa yang
akan datang hendak ditakar dengan takaran yang sama. Janji-janji meningkatkan kesejahteraan
rakyat hannya sebatas wancana-wancana yang tak kunjung implementasinya. Sepertinya
Indonesia selesai setelah terlepas dari belenggu penjajahan dan berdaulat secara politik. Salah
besar jika pemikiran kolektif ini terus terpelihara.

Keindonesaiaan adalah proyek yang terus bergerak, Indonesia harus mempunyai pandangan
logika kepentingan masa yang berbeda. Musuh yang amat nyata saat ini kemiskian,
ketidakadilan, kebodohan, pengangguran dan korupsi. Inilah wajah Indonesia yang telah
membuat tinding tebal sampai hari ini. Apakah ada cara untuk membongkar dinding tebal itu?
Satu-satunya jalan adalah Pemimpin yang mempunyai jiwa pemberani Revolusioner.

Opini-opni fakta, dimana kaum tua gagal dalam meneguhkan cita-cita keindonesiaan yang
moderen. Warisan kultur Orde baru masih sangat kental mempengaruhi cara kepemimpinan
politik kaum tua, bahkan ide reformasi dan demokratisasi pun gagal yang ditafsirkan kedalam
bentuk kebijakan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat kecil. Pemilu gagal melahirkan
pemimpin yang revolusioner seperti Hugo Chves yang berani menentang intervensi Amerika
dalam politik dan ekonomi di Venezuela. Idealnya Tokoh-tokoh seperti ini yang harus di
tampilakan dalam pemilu 2009 nanti.

Selama ini pemilu hanya di dominasi oleh kaum tua dan wajah-wajah lama warisan Orde Baru,
alhasil tidak menjadi obat yang mujarab bagi Indonesia hari ini. Maka wancana kepemimpinan
kaum muda menjadi alternative pemimpin 2009 nanti, kemudian di hadirkan sebagi upaya
mengembalikan proyek-proyek keindonesiaan yang gagal dipimpin oleh kaum tua. Cita-cita
berbangsa dan bernegara hendak diarahkan kembali pada konsep mulianya, seperti yang
dipertegas dalam pembukaan UUD 45, menciptakan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat
Indonesia, melindunggi bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaiyan abadi dan keadilan sosilal. Pembukaan UUD
1945 merupakan puncak dari proyek keindonesiaan, untuk menciptakannya diperlukan
pemimpin yang yang berorientasi pada properubahan.

Pada perayaan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2007 lalu, melahirkan iklar bersama: saatnya
kaum muda memimpin tokoh-tokoh muda seperti Sukardi Rinakit, Faisal Basri, Yudi Latif, Ray
Rangkuti, Efendi Ghazali dan tokoh-tokoh kaum muda lainnya (lihat Tempo Sabtu,3/11) dengan
lantang meneriakan kebangkitan kaum muda dan masyarakat luas merindukan hadirnya
pemimpin muda. Jelas bawha pendeklarasian ikrar oleh kaum muda dipicu kekecewaan yang
mendalam yang melihat pemerintahan yang selama ini dipimpin oleh kaum tua yang tidak
bervisi, dan penuh dengan atmosfer kepentingan. Sebelum kita beranjak lebih jauh
kepemimpinan kaum muda dalam politik praktis, muncul satu pertanyaan yang mendasar apakah
kepemimpinan kaum muda nantinya bisa meramu suatu solusi untuk menyelamatkan Indonesia
dari kemiskian, ketidakadilan, kebodohan, pengangguran dan korupsi yang menjadi potret kelam
wajah negeri ini?

Berbicara tentang kombinasi yang seharusnya harmonis, idealnya semangat kaum muda di
kombinasikan dengan pengalaman kaum tua sehingga tecipta sutu dialong-dialong yang bersiat
emansipatoris antara kaum muda dan kaum yang berpengalaman, sehingga nantinya tercipata
sutu dilalektika yang menuju Indonesia baru. Namun hal ini tidak mudah, pendapat-pendapat
fakta, komunikasi kedua kaum ini tidak sejalan, karena arogansi kaum tua, mereka mengklaim
kaum tua yang lebih berpengalaman, sedangan kaum muda penuh dengan keidialisannya. Meski
terkesan klise dialog adalah jawabannya.

Krisis kepercayaan intelektual kepemimpnan kaum tua telah membawa peluang kaum muda
untuk melangkah pada pemilu 2009 nanti, namu muncul pesimisme munkinkah pemilu 2009
melahirkan seorang pemimpin muda politik untuk menjadi Presiden. Tantangan-tantangan yang
menghalagi tampilnya tokoh-tokoh muda alternative adalah minimnya partai-partai yang
mendukung ide kepemimpinan kaum muda, ini merupakan pokok permasalahan yang krusial.
Jaringan-jaringan yang pro terhadap kepemimpinan kaum muda adalah lebih didominasi oleh
aktivis-aktivis yang independent yang tidak brfaliasi dengan partai-partai politik. Permasalahan
ini muncul dikarenakan kurangnya respon oleh tokoh-okoh partai politik terhadap kepemimpinan
kaum muda, sehingga kepemimpinan kaum muda agak sulit diperjuangkan.

Dalam system politik yang dihegomonikan partai, memang terasa sulit bagi prodemokrasi untuk
melakukan revolusi pemerintahan, karena tidak ada dukungan dari partai sebab di dalam
konsesus nasionalhanya dimungkinkan dilakukan partai politik untuk berhak mengajukan calon-
calon pimpinan pimpinan untuk dipilah dalam pemelihan umum.

Melihat partai-partai yang hegomoni seperti Partai golkar, Partai Demokrasi Perjuangan
Indonesia, dan Partai Demokrat dimana pucuk ketua pimpinan dipegang oleh kaum-kaum tua,
sulit sekali buat memajukan tokoh muda alternative, baik didalm tubuh partai maupun di luar
partai. Minimnya partai-partai yang yang pro terhadap pimpinan muda akan menyulitkan
masyarakat yang pro terhadap kepemimpinan kaum muda melakukan perubahan. Seperti yang
dikatakan tokoh politik Abdul Gafur Sangaji, partai-partai hanya melakuakn daur ulang terhadap
tokoh-tokoh tua yang sudah ada.

Tokoh-tokoh prodemokrasi sangat kecewa dengan partai-partai politik dikarenakan tidak


tersedianya space bagi tokoh-tokoh muda didalam tubuh partai maupun di luar partai ini
menyulitkan tokoh-tokoh muda untuk bisa melakukan perubahan, terlebih lagi tokoh-tokoh
prodemokrasi bersikap antipartai yang mana lebih menyulitkan lagi untuk tokoh-tokoh muda
untuk menjadi pemimpin alternative. Seharusnya tokoh-tokoh prodemokrasi lebih mendekatkan
diri pada partai politik, karena partai politiklah yang merupakan isatu-satunya demokrasi yang
bisa mencapai kekuasaan. Semakin banyaknya aktivis demokrasi yang menyebar kedalam tubuh
partai, kemungkinan besar peluang kekuasaan dipegang oleh tokoh-tokoh kepemimpinan muda
untuk membawa negeri ini ke jalur mulianya.

MANAJEMEN PEDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau


bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok
yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu
 Pertama, mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang
diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Motivasi o-rang untuk
berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam hal
motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang tersebut yang mendorongnya untuk
berperi-laku tertentu.

Dalam hal semacam itu kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong
untuk berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada
kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu kerjanya.
Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu dapat memotivasi anggota
organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali
dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan menimbulkan kesulitan.
Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau
tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu
kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan.

Oleh karena itu MMT mengajarkan agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan
atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap orang
dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-sing
secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai organisasi.

 Kedua, kepemimpinan harus diarahkan agar orang-orang mau berkerjasama untuk


mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa
kesediaan orang-orang untuk saling bekerjasama mencapai tujuan organisasi yang
disepakati bersama. Dalam implementasinya kepemimpinan MMT yang berhasil adalah
yang mampu menumbuhkan kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk
melakukan peningkatan-peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam
kelompok-kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok
maupun kinerja perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-kerjasama kelompok
merupakan salah satu kunci keberhasilan MMT.

Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan


dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju
sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh
orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat
meningkatkan mutu kinerjanya.

Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting. Perasaan
dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya
bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu
adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki
itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan
ini masuk dalam kawasan affective.
PENGARUH KEPEMIMPINAN

1 Pengertian Pengaruh Kepemimpinan

Perubahan yang terjadi akibat interaksi yang terjadi antara bawahan dan atasan (pimpinan dan
yang dipimpin). Pemimpin harus mampu memperngaruhi bawahan, hal ini sesuai dengan
pendapat R. Iyeng Wiraputra, M.Sc. dosen IKIP Bandung Buku kepemimpinan terbitan 1985,
hal 27. Bahwa kepemimpinan artinya kemampuan untuk mempengaruhi bawahan untuk
mengikuti atasan. Hal yang mengakibatkan memiliki pengaruh antara lain pengetahuan,
pengalaman, wibawa, kharisma serta jabatan. 2.2 Tugas kepemimpinan

Penyelenggaraan manajemen sekolah merupakan tugas pemimpin sekolah, inti dari manajemen
sekolah adalah manajemen (Drs. NA Amatembun IKIP Bandung dalam bukunya Dasar
manajemen Sekolah Jilid I, terbitan 1981, hal 38). Dengan demikian tugas pemimpin adalah
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti :

 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Penetapan staf-staf pembantu pelaksana kegiatan
 Memberikan pengarahan bimbingan dan pembinaan
 Mengadakan pengawasan untuk mengatasi penyimpangan
 Melaksanakan penilaian untuk mengukut keberhasilan

Semua fungsi manajemen diaplikasikan dalam program penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

1. Wewenang Pemimpin

Kekuasaan yang dibebankan kepada diri seseorang pemimpin sesuai dengan objek dalam
kepemimpinannya.

2. Hak Pemimpin

Pemimpin formal mempunyai hak-hak yang perlu disahkan atas ketentuan hukum yang berlaku
antara lain:

 Hak memperoleh SK dari jabatan yang berwenang


 Hak memperoleh jaminan atas jabatan
 Hak mendapat imbalan atas dasar tugas dan tanggung jawab
 Hak melakukan tugas kepemimpina n kepada bawahan

3. Kewajiban Pemimpin
Pemimpin adalah jabatan dan jabatan adalah kepercayaan kewajiban pemimpin adalah
mempertahankan kepercayaan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan dan kepercayaan itu
perlu dipertanggung jawabkan kepada diri sendiri, masyarakat, dan bangsa serta kepada Allah
SWT.

4. Tanggung Jawab Pemimpin

Tanggung jawab adalah keberanian menanggung resiko yang terjadi akibat perbuatan dan
tindakan yang dikerjakan, bawahan sebenarnya hanya membantu pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah maju
mundurnya pendidikan merupakan tanggung jawab pimpinan sekolah sama halnya seperti dalam
keluarga, kepala keluarga bertanggung jawab atas anggota keluarganya dalammelaksanakan
kehidupan berumah tangga.

2. Tujuh hal mendasar yang perlu dikuasai Untuk kepemimpinan mutu

MMT dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi tertentu yang pada tahap awal
implementasinya organisasi itu digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu
dan bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus menerus meningkatkan mutu
kiner-janya, apakah itu dalam bentuk produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu
memerlukan modal dasar dalam bentuk penguasaan tujuh mendasar yang menyangkut kehidupan
organisasinya.

1. Filosofi Organisasi

Mengapa organisasi yang dipimpinnya ini ada dan untuk apa ? Jawaban ter-hadap pertanyaan
yang sangat mendasar ini perlu dikuasai secara baik oleh semua orang yang memegang tampuk
kepemimpinan dari suatu organisasi. Tanpa menguasai jawabannya secara baik diragukan
apakah mereka akan mampu mengarahkan orang-orang lain dalam organisasi itu ke tujuan yang
seharusnya.

2. V i s i

Akan menjadi organisasi yang bagaimanakah organisasi itu di masa depan ? Orang-orang yang
memegang kepemimpinan perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang organi-sasinya;
mereka ingin mengembangkan organisasinya itu menjadi organisasi yang bagaimana, yang
mampu berfungsi apa dan bagaimana, yang mampu memproduksi benda dan jasa apa dan yang
bagaimana, serta untuk dapat disajikan kepada siapa ? Visi ini seharusnya berjangka panjang,
misalnya 10 tahun atau 25 tahun ke dapan, agar dapat memfasilitasi usaha-usaha perbaikan mutu
kinerja yang berkelanjutan.

3. M i s i

Mengapa kita ada dalam organisasi ini ? Apa tugas yang harus kita lakukan ? Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan visi tersebut di atas. Bagaimana visi itu akan dapat
diwujudkan ? Tugas-tugas pokok apakah yang harus dilakukan oleh organisasi agar visi atau
kondisi masa depan organisasi tadi dapat diwujudkan. Rumusan tentang misi organisasi ini juga
seharusnya dapat dikuasai dengan baik dan jelas oleh orang-orang yang memegang
kepemimpinan agar mereka dapat memberi arahan yang benar dan jelas kepada orang-orang lain.

4. Nilai-nilai (values)

Prinsip-prinsip apa yang diyakini sebagai kebenaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam
menjalankan tugas organisasi, dan ingin agar orang lain dalam organisasi juga mengadopsi
prinsip-prinsip tersebut. Misalnya mutu, fokus pada pelanggan, disiplin, kepelayanan adalah
nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh orang-orang yang memegang kepemimpinan MMT.

5. Kebijakan (policy)

Ialah rumusan-rumusan yang akan disampaikan kepada orang-orang dalam organisasi sebagai
arahan agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menyediakan pelayanan dan
barang kepada para pelanggan. Orang-orang yang memegang kepemim-pinan harus mampu
merumuskan kebijakan-kebijakan semacam itu agar orang-orang dapat menyajikan mutu seperti
yang diinginkan oleh organisasi.

6. Tujuan-tujuan Organisasi :

Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi dalam jangka panjang dan jangka pendek agar
memungkinkan orang-orang dalam organisasi memenuhi misinya dan mewujudkan visi mereka.
Tujuan-tujuan organisasi itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas.

7. Metodologi

Adalah rumusan tentang cara-cara yang dipilih secara garis besar dalam bertindak menuju
pewujudan visi dan pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Metodologi ini terbatas pada garis-garis
besar yang perlu dilakukan dan bukan detil-detil teknik kerja.

Ketujuh hal yang sangat mendasar itu perlu dikuasai dan dalam implementasi MMT hal itu akan
dituangkan dalam merumuskan rencana strategis untuk mutu. Tanpa kemampuan merumuskan
ketujuh hal itu secara spesifik dan mengkomunikasikannya kepada orang-orang dalam
organisasi, sulit bagi orang-orang itu untuk mewujudkan mutu seperti yang diinginkan.

C. Pengertian Kepemimpinan MMT

Untuk menerapkan MMT dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-
cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. MMT diterapkan dalam
organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama
saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah
sesuai standar maka bereslah segalanya. MMT juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya
standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan
terjadinya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu MMT memerlukan kepemimpinan
yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus seperti yang akan dibahas berikut ini

1. Fokus pada Kelompok.

Kepemimpinan lebih diarahkan kepada kelompok-kelompok kerja yang memiliki tugas atau
fungsi masing-masing, tidak memfokus kepada individu. Hal ini akan berakibat tumbuh
berkembangnya kerjasama dalam kelompok-kelompok. Motivasi individu akan menjadi tugas
semua orang dalam kelompok, jadi kelompok kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap ang-
gota dalam kelompok. Karena pimpinan selalu menilai kinerja kelompok, bukan individu, maka
ma-sing-masing kelompok akan berusaha memacu kerjasama yang sebaik-baiknya, kalau perlu
dengan menarik-narik teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.

2. Melimpahkan wewenang untuk membuat keputusan.

Kepemimpinan MMT tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal, tetapi hanya
melakukannya dalam hal-hal yang akan lebih baik kalau dia yang memutuskannya. Sisanya
diserahkan wewenangnya kepada ke-lompok-kelompok yang ada di bawah pengawasannya. Hal
ini dilakukan terutama untuk hal-hal yang menyangkut cara melaksanakan pekerjaan secara
teknis. Orang-orang yang ada dalam kelompok-kelompok kerja yang sudah mendapatkan
pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan itulah yang lebih tahu bagaimana melakukan
pekerjaan dan karenanya menjadi lebih kompeten untuk membuat keputusan dari pada sang
pimpinan.

3. Merangsang kreativitas.

Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah itu dalam mengha-silkan barang atau
menghasilkan jasa, pada dasarnya selalu diperlukan adanya perubahan cara kerja. Jadi kalu
diinginkan adanya mutu yang lebih baik jangan takut menghadapi perubahan, se-bab tanpa
perubahan tidak akan terjadi peningkatan mutu kinerja. Perubahan bisa diciptakan oleh
pemimpin, tetapi tidak perlu harus selalu berasal dari pimpinan, sebab kemampuan pemim-
pinpun terbatas. Oleh karena itu pemimpin justru perlu merangsang timbulnya kreativitas di ka-
langan orang-orang yang dipimpinnya guna menciptakan hal-hal baru yang sekiranya akan
menghasilkan kinerja yang lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-
ide lama yang sudah terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja seperti yang diharap-kan.
Setiap ide baru yang dimaksudkan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih bermutu dari
manapun asalnya patut disambut baik. Orang-orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut
untuk berkreasi, dan orang yang terbukti menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan
dan penghargaan.

4. Memberi semangat dan motivasi untuk berinisiatif dan berinovasi.

Seorang pimpinan MMT selalu mendambakan pembaharuan, sebab dia tahu bahwa hanya
dengan pembaharuan akan dapat dihasilkan mutu yang lebih baik. Oleh karena itu dia harus
selalu mendorong semua orang dalam organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi,
baik itu menyangkut cara kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Tentu semua itu
dilakukan melalui proses uji coba dan evaluasi secara ketat sebelum diadopsi secara luas dalam
organisasi. Sebaliknya seo-rang pimpinan tidak sepatutnya mempertahankan kebiasaan-
kebiasaan kerja lama yang sudah terbukti tidak menghasilkan mutu seperti yang diharapkan olah
organisasi maupun oleh para pe-langgannya.

5. Memikirkan program penyertaan bersama.

MMT selalu mengupayakan adanya kerjasama dalam tim, kelompok, atau dalam unit-unit
organisasi. Program-program mulai dari tahap peren-canaan sampai ke pelaksanaan dan
evaluasinya dilaksanakan melalui kerjasama, dan bukan pro-gram sendiri-sendiri yang bersifat
individual. Adanya sistem kerja yang didasari oleh kerjasama dalam tim, kelompok atau unit itu
harus selalu menjadi pemikiran para pimpinan MMT. Dasarnya adalah pengikut-sertaan semua
orang dalam kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ba-kat, minat dan kemampuan masing-
masing orang. Orang adalah aset terpenting dalam organisasi dan karena itu setiap orang yang
ada harus dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan penca-paian tujuan organisasi.

6. Bertindak proaktif.

Pemimpin MMT selalu bertindak proaktif yang bersifat preventif dan an-tisipatif. Pemimpin
MMT tidak hanya bertindak reaktif yang mulai mengambil tindakan bila su-dah terjadi masalah.
Pimpinan yang proaktif selalu bertindak untuk mencegah munculnya masa-lah dan kesulitan di
masa yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan konsekuensi yang
bakal muncul, dan kemudian difikirkan bagaimana cara untuk mengeliminasi hal-hal yang
bersifat negatif atau sekurang berusaha meminimalkannya. Dengan demikian ke-hidupan
organisasi selalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat diper-hitungkan
sebelumnya, dan bukannya memungkinkan munculnya masalah-masalah secara me-ngejutkan
dan menimbulkan kepanikan dalam organisasi. Tindakan yang reaktif biasanya sudah terlambat
atau setidaknya sudah sempat menimbulkan kerugian atau akibat negatif lainnya.

7. Memperhatikan sumberdaya manusia.

Sudah dikatakan sebelumnya bahwa orang adalah sumberdaya yang paling utama dan paling
berharga dalam setiap organisasi. Oleh karena itu SDM harus selalu mendapat perhatian yang
besar dari pimpinan MMT dalam arti selalu diupa-yakan untuk lebih diberdayakan agar
kemampuan-kemampuannya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Dengan kemampuan yang
meningkat itulah SDM itu dapat diharapkan untuk mening-katkan mutu kinerjanya. Program-
program pelatihan, pendidikan dan lain-lain kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus
dilembagakan dalam arti selalu direncanakan dan dilaksa-nakan bagi setiap orang secara
bergiliran sesuai keperluan dan situasi.

8. Bicara tentang adanya persaingan ketat.

Bila berbicara tentang mutu tentu akan terlintas adanya mutu yang tinggi dan mutu yang rendah.
Bila dikatakan bahwa kinerja suatu organisasi itu tinggi tentu karena dibandingkan dengan mutu
organisasi lain yang kenyataannya lebih rendah. Artinya mutu tentang segala sesuatu itu sifatnya
relatif, bukan absolut. Setidaknya begitulah pengertian mutu menurut MMT. Pimpinan dalam
MMT dianjurkan melakukan pem-bandingan dengan organisasi lain, membandingkan mutu
organisasinya dengan mutu organisasi lain yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking.
Pimpinan MMT selalu berusaha menya-mai mutu kinerja organisasi lain dan kalau bisa bahkan
berusaha melampaui mutu organisasi lain.

Bila pimpinan berbicara tentang mutu organisasi lain dan kemudian ingin menyamai atau
melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pmpinan itu berbicara tentang persaingan. Setiap
organisasi berusaha mendapatkan pelanggan yang lebih banyak dan yang berciri lebih baik.
Usaha ini hanya akan berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi
dari organisasi lain. Ini persaingan. MMT dikembangkan untuk memenangkan persaingan. Oleh
karena itu pimpinan MMT selalu harus menyadari adanya persaingan dan berbicara tentang itu
dengan orang-orang dalam organisasinya.

9. Membina karakter, budaya dan iklim organisasi.

Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan
perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-
pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung
tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga
perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung
tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan
bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam
organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan
berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu
membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan
budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan
yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu
berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh
orang-orang lain.

10. Kepemimpinan yang tersebar.

Pemimpin MMT tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan
menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya
yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah
pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan
organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat
teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya. Dalam
banyak hal bahkan pengambilan keputusan itu diserahkan kepada tim atau kelompok kerja
tertentu. Dengan demikian ketergantungan organisasi pada pimpinan akan sangat kecil, tetapi
sebagian besar dari orang-orang dalam organisasi itu memiliki kemandirian yang tinggi. Kondisi
semacam ini tentu saja akan tercapai melalui penerapan MMT yang baik dan benar, dan setelah
melalui proses pembinaan yang panjang.

Makin banyak dari kesepuluh ciri itu yang diterapkan oleh pimpinan MMT semakin baiklah
mutu kepemimpinannya, dalam arti makin baiklah suasana kerja yang kondusif untuk terciptanya
mutu, dan makin kuatlah dorongan yang diberikan kepada orang-orang dalam orga- nisasinya
untuk meningkatkan mutu kinerjanya. Kesepuluh hal tersebut perlu dihayati dan di-praktekkan
oleh semua pimpinan , dari yang tertinggi sampai yang terrendah, sehingga akhirnya akan
menjelma menjadi pola tindak yang normatif dari semua unsur pimpinan.

A. Kesimpulan

Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah, maka
dapat diambil kesipulan sebagai berikut:

 Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.

 Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota


organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi
dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga
membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.

 Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan,


keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab.

Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah, agar


pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka pemimpin
harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya kepemimpinan

Kemampuan pemimpin dalam memerankan gaya kepemimpinan yang bertumpu kepada


partisipasi aktif semua personil sekolah akan memunculkan keberhasilan seorang pemimpin

Pemimpin harus memiliki pemahaman tentang konsep sistem (berpikir secara sistematik) dalam
memahami suatu sekolah sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Pemimpin harus memahami wawasan jauh kedepan agar tantangan masadepan telah menjadi
program dalam penyelenggaraan pendidikan.

Konsentrasi pemimpin terhadap kinerja personil pada akhirnya sasaran yang hendak dicapai
adalah peningkatan prestasi sekolah pada umumnya dapat tercapai adalah peningkatan prestasi
sekolah pada umumnya dapat tercapai dan pada khususnya menghasilkan tamatan yang
berkualitas.
B. Saran-Saran

 Untuk meningkatkan kinerja personil sekolah sebaiknya kunjungan antar sekolah sering
dilakukan untuk melihat kemajuan dan perkembangan yang telah dicapai di sekolah
masing-masing.
 Sebaiknya kesejahteraan lahir dan batin mendapat prioritas dalam melaksanakan tugas
pemimpin.

-----------, 2003. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 manajemen
pendidikan , Jakarta: Depdiknas RI

-----------,2002. Masalah manajemen pendidikan di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan


dan kebudayaan Ditjen Dikdasmen - Dik menum.

http://artikelrande.blogspot.com/2010/07/manajemen-pedidikan.html

Wanto, 2005. manajemen dan pendidikan, Surabaya; Tabloid Nyata IV Desember

Mudahan Anda terbantu dengan Contoh Makalah Pendidikan ini

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan sektor sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan
pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa, keberhasilan pendidikan juga
secara otomatis membawa keberhasilan sebuah bangsa. Pada dunia pendidikan,
hendaknya memperhatikan unsur pendidikan, yang diantaranya: peserta didik,
pendidik, software, manajemen, sarana dan prasarana dan stake holder. Aset yang
diperlukan dalam pendidikan adalah sumber daya manusia yang bekualitas. Sumber
daya yang berkualitas dapat berupa dari siswa, masyarakat, maupun dari pendidik.

Pelaksanaan suatu pendidikan mempunyai fungsi, antara lain: inisiasi, inovasi, dan
konservasi. Inisiasi merupakan fungsi pendidikan untuk memulai suatu perubahan.
Inovasi merupakan wahana untuk mencapai perubahan. Konservasi berfungsi untuk
menjaga nilai-nilai dasar. Oleh sebab itu, untuk memperbaiki kehidupan suatu bangsa,
harus dimulai penataan dari segala aspek dalam pendidikan. Salah satu aspek yang
dimaksud adalah manajemen pendidikan.
Tujuan dari pendidikan yang diharapkan adalah menciptakan out come pendidikan
yang berkualitas sesuai dengan harapan dari berbagai pihak. Dalam hal ini, manajemen
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Manajemen yang bagus (good
management) dalam dunia pendidikan di Indonesia sangat diharapkan oleh seluruh
warga Indonesia. Manajemen pendidikan yang bagus dapat diciptakan dan dapat
dilaksanakan oleh manajer pendidikan yang berkualitas. Manajer dalam dunia
pendidikan salah satunya adalah guru. Tugas guru selain mengajar, juga menjadi
seorang manajer pendidikan. Seorang guru harus dapat merencanakan manajemen
yang baik. Manajer pendidikan yang bagus adalah seseorang yang mau merencanakan
manajemen pendidikan dimasa yang akan datang.

Kenyataan yang ada sekarang adalah masih buruknya manajemen pendidikan yang ada.
Buruknya manajemen pendidikan disebabkan oleh berbagai faktor. Para manajer
pendidikan tidak mau merencanakan manajemen dimasa yang akan datang. Para
manajer pendidikan hanya masih berorientasi pada acuan manajemen lama. Masih
jarang sekali yang ingin merencanakan sesuatu yang baru. Hal ini dikarenakan para
manajer pendidikan tidak mau mengambil resiko pada dirinya dan pada pendidikan.
Dengan adanya pandangan yang selalu kebelakang maka manajemen tidak akan maju,
tapi malah mengalami kemunduran. Fakta menunjukan bahwa dulu Negara Malaysia
banyak yang belajar di Indonesia, tapi sekarang kenyataannya pendidikan di Indonesia
sudah tertinggal dari Negara Malaysia. Salah satu faktor utamanya adalah manajemen
yang kurang siap menghadapi masa depan. Pada kesempatan ini, penulis akan
memaparkan suatu manajemen pendidikan dimasa depan, guna mendapatkan hasil
pendidikan yang diharapkan.

B. Perumusan Masalah
1. Apa yang harus direncanakan untuk menyusun manajemen pendidikan dimasa
depan?
2. Mengapa manajemen pendidikan disusun?
3. Siapa yang menjadi pemimpin masa depan?
4. Kapan manajemen pendidikan dilaksanakan?
5. Dimana manajemen pendidikan dimasa depan dilaksanakan?
6. Bagaimana cara menyusun manajemen dimasa depan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menyusun manajemen pendidikan di masa akan datang
2. Mengetahui alasan penyusunan manajemen pendidikan
3. Mengetahui Ciri-ciri pemimpin masa depan
4. Mengetahui kapan menyusun manajemen pendidikan
5. Mengetahui tempat menyusun manajemen pendidikan
6. Mengetahui cara menyusun manajemen pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Pendidikan Dimasa Depan


Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus)
penyelenggaraan pendidikan yang dimulai dari perencanaan, diikuti oleh
pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian tentang usaha
sekolah untuk mencapai tujuannya (Suryosubroto, 2004: 27). Selain itu manajemen
pendidikan juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung
dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien (Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, 2008: 14). Dari
dua pandangan tentang manajemen pendidikan, dapat disimpulkan bahwa manajemen
pendidikan merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang merupakan daur
(siklus) penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.

Masa depan merupakan zaman yang akan datang atau belum terjadi (Poerwadarminta,
1984: 634). Masa depan pendidikan perlu diperhatikan oleh para pendidik. Dimasa
yang akan datang, telah terpampang cita-cita dan harapan dari suatu pendidikan. Cita-
cita dan harapan pendidikan dapat terwujud jika sudah ada gambaran yang ada dimasa
yang akan datang.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen


pendidikan dimasa depan merupakan manajemen pendidikan yang dirancang atau
disusun untuk menghadapi tantangan masa depan. Manajemen pendidikan mempunyai
fungsi yang harus dipahami oleh para manajer pendidikan masa depan. Fungsi tersebut
antara lain: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengkoordinasian.
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian
keputusan untuk mengambil tindakan pendidikan dimasa depan yang diarahkan
kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Pengorganisasian
pendidikan merupakan usaha bersama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan mendayagunakan sumber-
sumber yang ada agar dicapai hasil yang efektif dan efisien. Pengarahan pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pimpinan pendidikan untuk memberikan
penjelasan pendidikan, serta bimbingan kepada para orang-orang yang ada dibawahnya
sebelum dan selama melaksanakan tugas. Pengkoordinasian dalam pendidikan
merupakan suatu usaha yang dilakukan pimpinan untuk mengatur, menyatukan,
menserasikan, mengintegrasikan semua kegiatan yang dilakukan bawahannya dalam
dunia pendidikan.
Yang harus direncanakan pada penyusunan manajemen pendidikan adalah hasil yang
ingin dicapai dari pendidikan dan bagaimana kegiatan pendidikan tersebut dapat
berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan suatu apapun.

B. Alasan Penyusunan Manajemen Pendidikan Masa depan


Manajemen pendidikan disusun untuk menghadapi tantangan pendidikan dimasa
depan. Dalam hal ini manager pendidikan atau gurulah yang mendapatkan tantangan
tersebut. Tantangan guru dimasa depan bangsa, antara lain untuk menghadapi: era
globalisasi, era informasi, era IPTEK, dan era perubahan cepat.
Guru sebagai manajer pendidikan harus selalu siap menghadapi tantangan tersebut.
Salah satunya adalah dengan menyusun serta merencanakan manajemen dimasa depan.
Hal ini perlu dilakukan guna meningkatkan mutu pendidikan yang ada.

C. Pemimpin Masa Depan


Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang siap menghadapi tantangan pendidikan
dimasa depan. Yang menjadi pemimpin masa depan adalah diri kita sendiri. Kita harus
siap menjadi seorang pemimpin dimasa depan.

Setiap orang berkompetensi untuk menjadi seorang pemimpin. Untuk menjadi seorang
pemimpin harus mempunyai bekal yang banyak. Bekal tersebut berupa cara membuat
manajemen yang bagus, mempunyai jiwa kepemimpinan, wawasan yang luas, serta
mempunyai hubungan sosial yang baik.

D. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Masa depan


Pelaksanaan manajemen pendidikan harus dimulai dari sekarang. Istilah penundaan
pelaksanaan haruslah dihilangkan. Kita sebagai calon pemimpin masa depan harus
melaksanakan manajemen pendidikan dimasa depan dari sedini mungkin.

E. Tempat Pelaksanaan Manajemen Pendidikan


Tempat pelaksanaan manajemen pendidikan dimasa depan adalah ditempat yang kita
pijak saat ini. Kita bekerja di instansi pendidikan yaitu di sekolah dasar. Kita harus
melaksanakan pendidikan tersebut dimana kita mengajar.

F. Cara Menyusun Manajemen Pendidikan Dimasa Depan


Penyusunan manajemen pendidikan di masa depan harus memperhatikan: 1) intake, 2)
proses, 3) instrumental input, 4) environmental input, 5) out put, 6) out come. Intake
dalam hal ini adalah siswa atau peserta didik. Intake dapat dilihat sejak adanya kegiatan
penerimaan murid baru. Pengadaan murid baru dilaksanakan dengan seleksi murid.
Seleksi murid tidak berdasarkan martabat serta status ekonomi siswa, tetapi
berdasarkan criteria umur. Dalam hal ini, juga harus menetapkan kapasitas atau jumlah
calon yang diterima. Pengumuman hasil seleksi dibuat sedemikian rupa sehingga bisa
diketahui oleh masyarakat luas.

Karakteristik dari intake harus diperhatikan. Intake yang ada diselidiki keadaannya,
baik dari segi ekonomi keluarga, rata-rata pendidikan di keluarga, gaya hidup keuarga,
serta persepsi keluarga terhadap pendidikan. Hal ini perlu dilaksanakan agar supaya
intake dapat diproses dengan mudah.

Suatu proses pendidikan dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor instrumental input
dan factor environmental input. Factor instrumental input mencakup beberapa unsur
penting, diantaranya adalah peserta didik, pendidik, kurikulum, manajemen, sarana
dan prasarana, serta stake holder atau komponen pendukung. Unsur peserta didik
harus disusun manajemennya dengan sebaik mungkin. Peserta didik dimanage sesuai
dengan taksonemi perkembangan anak, yang mencakup: ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan. Didalam kurikulum terdapat
organisasi kurikulum. Organisasi kurikuum merupakan pola atau bentuk penyusunan
bahan pelajaran yang akan disampaikan pada murid-muridnya. Kurikulum di Indonesia
sebenarnya sudah bagus, baik segi materi, serta tujuan yang ingin dicapai. Hanya saja
pelaksana dari kurikulum yang masih belum bisa menanggapinya dengan baik. Sebagai
calon pemimpinan masa depan, sebaiknya kita dapat melaksanakan kurikulum yang
ada dengan bagus dan syukur dengan menambahkan apa yang masih kurang pada
kurikulum, dan membuang unsur yang sia-sia atau muspro.

Pendidik merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan.
Memanage pendidik bukanlah hal yang mudah. Hal ini diakibatkan setiap pribadi
mempunyai perbedaan. Memanage pendidikan dimulai dari diri sendiri. Hal-hal yang
belum dilaksanakan dalam pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidik dengan
membuang hal-hal yang masih dianggap sia-sia.

Sarana dan prasarana serta komponen pendukung harus diperhatikan dengan jeli.
Sarana dan prasarana yang belum ada dilengkapi dengan meminta bantan baik kepada
pemerintah maupun kepada masyarakat sekitar.

Faktor environmental input pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi proses


pendidikan. Faktor environmental merupakan faktor yang berasal dari luar. Faktor itu
berupa lingkungan rumah siswa maupun lingkungan sekolah siswa.

Proses pendidikan yang dipengaruhi oleh instrumental input dan environmental input
yang bagus akan mempengaruhi output dari pendidikan. Dari output tersebut akan
mempengaruhi outcome. Sebagai seorang manajer pendidikan dimasa depan kita harus
memperhatikan hal-hal tersebut.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Manajeme pendidikan merupakan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
merupakan daur (siklus) penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
2. Manajemen pendidikan disusun agar pendidikan yang ada dapat bersaing dengan
tantangan pendidikan masa depan.
3. Pemimpin masa depan adalah diri kita sendiri.
4. Pelaksanaan manajemen pendidikan dimulai dari sekarang.
5. Manajemen pendidikan dilaksanakan di tempat kita mengajar
6. Cara menyusun manajemen pendidikan harus memperhatikan: 1) intake, 2) proses,
3) instrumental input, 4) environmental input, 5) out put, 6) out come.

B. Saran
1. Para pendidik sebaiknya menyiapkan manajemen dimasa depan agar dapat bersaing
dengan tantangan pendidikan masa depan.
2. Pelaksanaan manajemen sebaiknya praktis dan efisien.
3. Pelaksanaan manajemen yang sia-sia sebaiknya ditinggalkan saja.
Daftar Pustaka

Boediono, (1994). Pendidikan dan Latihan Dalam Periode Tinggal Landas. Mimbar
Pendidikan, No. 1 Tahun XIII.
Dertouzas, M.L., Lester, R.K., dan Solow, R.M., (1989). Made In America: Regaining
the Productive Edge. Cambridge, MA: Harper Perennial.
Gilley, J.W., dan Eggland, S.E., (1989). Principles of Human Resource Development.
Reading, MA: Addison-Wisley Publishing Company, Inc.
Jones, J dan Walter, L. Donald, (2008). Human Resource Management in Education.
Manajemen Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan. Yogyakarta: Q-Media,
Megginson, D., Joy-Mattews, J., dan Banfield, P., (1993). Human Resource
Development. London: Kogan-Page Limited.
Simanjuntak, P., (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Suryadi, A. (1995). Kebijaksanaan Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya
Manusia: Transisi Menuju era Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Informatika,
Balitbang Dikbud

2.1.Pengertian Manajemen Pendidikan

2.1.1. Definisi Manajemen

Menurut asal katanya, Management berasal dari kata latin yaitu “manus” yang artinya “to control
by hand” atau “gain result”. Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa Italia maneggiare
yang berarti “mengendalikan,” Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang
berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan
kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi
kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.

Manajemen dapat didefinisikan sebagai “proses perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf,


pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan
tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien”. Manajemen adalah
Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui orang-orang dan
sumber daya organisasi lainnya.

Menurut Mary Parker Follet Manajemen Adalah sebagai seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
Menurut Ricky W. Griffin Manajemen Adalah sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal

Menurut Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan


Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh
organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang
dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.

Dari beberapa definisi menurut asal kata dan definisi dari pendapat ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan mengenai apa yang dimaksud dengan managemen. Manajemen adalah Proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang berupa man, money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk
mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

2.1.2. Definisi Pendidikan

Dalam UU Sisdiknas Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan prtensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Menurut M.J. Langeveld, Pendidikan adalah merupakan upaya manusia dewasa membimbing
manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk
melaksanakan tugastugas hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara
susila. Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung jawab.

Tujuan Pendidikan menurut prof dr langeveld, Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu :
kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang
dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu
dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari
sesuatu tanpa melihat orang lain.
Pengertian pendidikan menurut driyarkara, Pendidikan didefinisikan sebagai upaya
memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

Pengertian pendidikan menurut Stella van Petten Henderson, Pendidikan merupakan kombinasai
dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Pendidikan adalah
pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara
etis, sesuai denga hati nurani.

Pengertian pendidikan menurut John Dewey, Education is all one with growing; it has no end
beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan
sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).

Pengertian pendidikan menurut H.H Horne, Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan
perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri
sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya. Carter V. Good Pendidikan adalah proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan
mengembangkan kepribadiannya.

Pengertian pendidikan menurut Thedore Brameld, Istilah pendidikan mengandung fungsi yang
luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga
masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan
adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan
berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi
dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses
pendidikan informal di luar sekolah).

Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu
sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Tujuan Pendidikan dalam (UU Sisdiknas Pasal 3) menyatakan bahwa Pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.1.3. Definisi Manajemen Pendidikan


Dilihat dari pengertian manajemen dan pengertian pendidikan diatas, maka kita dapat
mendefinisikan Manajemen Pendidikan sebagai suatu Proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man, money, materials,
method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan yang efektif dan
efisien dalam bidang pendidikan.

2.2.Objek Kajian Manajemen pendidikan

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :

1. Man

Man atau manusia adalah unsur terpenting yang perlu dikelola dalam manajemen pendidikan,
pengelolaan yang biasa dilakukan misalnya dengan mengorganisasikan manusia dengan melihat
apa yang menjadi keahlian orang tersebut.

1. Money

Money atau uang dimaksudkan untuk mengelola pemdanaan atau pembiayaan secara efisien
sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.

1. Materials

Materials atau bahan materi merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen
pendidikan, melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan
dasar untuk mentranfer ilmu dari guru ke siswa.

1. Method

Pengelolaan metode juga harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar
guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan
siswa yang diajar.

1. Machines

Pengelolaan mesin bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang digunakan untuk mendukung
proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak cepat mengalami
kerusakan, untuk orang yang mengelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar tau cara
merawat mesin tersebut dengan baik.

1. Market
Market atau pasar adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan
tersebut menjadi lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah
masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan
putra putri mereka.

1. Minutes

Minutes atau waktu perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah
sangat terbatas, sehingga perlu pengelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi
lebih efisien.

2.3.Tujuan Belajar Manajemen Pendidikan

 · Efisien dalam menggunakan sumber daya.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan dengan baik, diharapkan seseorang dapat mengelola
sumber daya secara efisien, misalnya sumber daya yang berupa pembiayaan, waktu dan lain
sebagainya.

 Efektif dalam pencapaian tujuan.

Dengan mempelajari manajemen pendidikan secara berkesinambungan dan secara sungguh-


sungguh, diharapkan seseorang dapat mengefektifkanproses dan sumber daya yang dikelola
untuk mencapai tujuan dengan optimal.

 Bermuara pada tujuan pendidikan.

Tujuan manajemen pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
 Mendukung kegiatan pendidikan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.

Manajemen pendidikan juga mendukung dan memfasilitasi kegiatan pendidikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kegiatan pendidikan yang didukung dengan manajemen
pendidikan yang baik, akan mendapatkan hasil yang baik sehingga tujuan pendidikan yang
ditargetkan dapat tercapai.

2.4.Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi manajemen pendidikan adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen terdapat
fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya.

Menurut George R. Terry, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan (planning),
fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian
(controlling).

Menurut Luther Gullick , fungsi manajemen ada tujuh yaitu fungsi fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengaturan anggota (staffing), fungsi
pengarahan (directing), fungsi koordinasi (coordinating), fungsi pelaporan (reporting) dan fungsi
pencapaian tujuan (budgeting).

Menurut hersey and Blanchard, fungsi manajemen ada empat yaitu fungsi perencanaan
(planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi peningkatan semangat (motivating) dan
fungsi pengendalian (controlling).

Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal masyarakat yaitu fungsi
perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating)
dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi
staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan
mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen
yang maksimal.

1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Perencanaan juga dapat
didefinisikan sebagai prosespenyusunan tujuan dan sasaran organisasi serta penyusunan
“peta kerja” yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran tersebut.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian adalah proses
penghimpunan SDM, modal dan peralatan, dengan cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan upaya pemaduan sumber daya.
3. Pelaksanaan (actuating) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Pelaksanaan adalah proses penggerakan orang-orang untuk
melakukan kegiatan pencapaian tujuan sehingga terwujud efisiensi proses dan
efektivitas hasil kerja.
4. Pengendalian (controlling) adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar
yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target
yang pendidikan yang dihadapi. Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses
pemberian balikan dan tindak lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan dan tindakan penyesuaian apabila terdapat penyimpangan.

2.5.Ruang Lingkup manajemen

Ruang lingkup dari manajemen pendidikan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut
Wilayah Kerja, Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.

1. Menurut Wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen seluruh negara,


manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
2. Menurut Objek garapan, ruang lingkupnya meliputi : Manajemen siswa, manajemen
ketenaga pendidikan, manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan,
mqanajemen pembiayaan dan manajemen humas.
3. Menurut Fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi : Merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengko-munikasikan,
mengawasi atau mengevaluasi.

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang Definisi dan ruang lingkup Manajemen dan Manajemen Pendidikan,
maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Manajemen Pendidikan adalah Proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam mengelola sumber daya yang berupa man,
money, materials, method, machines, market, minute dan information untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisien dalam bidang pendidikan.

Objek atau sumber daya yang menjadi kajian dalam manajemen pendidikan ada tujuh , yaitu :
Man, Money, Materials, Method, Machines, Market, dan Minutes. Tujuan belajar manajemen
pendidikan adalah untuk berlaku efisien dalam menggunakan sumber daya, efektif dalam
pencapaian tujuan, bermuara pada tujuan pendidikan dan mendukung kegiatan pendidikan dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi dari manajemen pendidikan adalah fungsi perencanaan (planning), fungsi


pengorganisasian (organizing), fungsi pelaksanaan (actuating) , dan funsi pengawasan
(controling).

Ruang lingkup manajemen pendidikan menjadi tiga kelompok, yaitu : Menurut Wilayah Kerja,
Menurut Objek garapan, dan Menurut Fungsi Kegiatan.

2.2 Saran

Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu Manajemen dengan baik. Hal ini
bertujuan supaya kita dapat mengatur, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
segala sesuatu yang kita pimpin.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Arti Manajemen. (online) http://ielmy.wordpress.com/other/definisi-manajemen/. Diakses pada


tanggal 25 Oktober 2013

Manajemen : Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen. (online) http://kherysu


deska.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2013

Manajemen Pendidikan. (online) http://www.rumahafid.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober


2013

Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen. (online)


http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/. Diakses
pada tanggal 25 Oktober 2013

Pengertian Manajemen dan Fungsinya. (online) http://fachruramadhan.blogspot


.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsi nya.html. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2013

Pengertian Pendidikan menurut para ahli. (online) http://belajarpsikologi.com /pengertian-


pendidikan-menurut-ahli/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013

7 Definisi Pendidikan menurut para ahli. (online) http://7topranking.blogspot. com/2013/02/7-


definisi-pendidikan-menurut-para-ahli.html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai