Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

IDENTIFIKASI STAPHYLLOCOCCUS SP.

Oleh :

Gusti Ayu Sukmawati -15.131.0630

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN D3

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2018
I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu mengetahui ada atau tidaknya bakteri Staphylococcus


aureus dengan berbagai uji
2. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi dan karakterisasi bakteri
Staphylococcus aureus
3. Mahasiswa mampu mengetahui prosedur serta cara membuat biakan dengan
menggunakan media BAP, d-manitol, Muller Hinton

II. DASAR TEORI


Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi.
Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi
biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan
satu kultur murni saja (Emma, 2013).
Bakteri di alam umumnya tumbuh dalam populasi yang terdiri dari berbagai
spesies. Oleh karena itu, untuk mendapatkan biakan murni, sumber bakteri harus
diperlakukan dengan pengenceran agar didapat hanya 100-200 bakteri yang ditransfer
ke medium, sehingga dapat tumbuh menjadi koloni yang berasal dari bakteri
tunggal(Pelczar, 1986).
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke
biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan
berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat.
Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat
yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang
dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium.
Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi (Indah,
2013).
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang
menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan
tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter
sekitar 0,8-1,0 pm.S. aureustumbuh dengan optimum pada suhu 37°C dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.Bakteri ini
biasanya terdapat pada saluran pernafasan atas dan kulit.Keberadaan S. aureus pada
saluran pernafasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.Infeksi serius akan terjadi
ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas
sehingga terjadi pelemahan inang (Jawets, 2012).
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang
mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase,
hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung
lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah.Toksin yang dibentuk
oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysinalfa, beta, gamma, delta danapsilon.
Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksindan eksfoliatin (Murray, 2005).

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat
1. Tabung reaksi

2. Plate

3. Rak tabung reaksi

4. Jarum ose loop

5. Objek glass

6. Mikroskop

7. Bunsen

8. Inkubator

 Bahan :

1. Media Blood Agar Plate (BAP)


2. Media d-manitol

3. Media BHIB

4. Muller Hinton miring

5. Kultur Staphyloccous aureus

6. H2O2 3%

7. Plasma citrate

8. D-Manitol broth

9. Indikator BTB

10. Cat Gram

11. Disk antibiotik novobiocin

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan Media
 Pembuatan Blood Agar Plate (BAP)
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang BAP sebanyak 4 gram kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan aquadest 100 ml aquadest.
3. Kemudian diaduk media tersebut menggunakan batang pengaduk sampai
rata.
4. Setelah itu dipanaskan media tersebut diatas api kompor sambil diaduk.
5. Di autoclave media BAP selama 15 menit dengan suhu 1210C.
6. Setelahdisterilisasi didinginkan media.
7. Setelah media dingin, ditambahkan darah dengan golongan darah O
sebanyak 5%.
8. Dihomogenkan, kemudian dituangkan pada plate dan ditunggu hingga
padat.
9. Terakhir disimpan pada lemari es.

 Media d-manitol
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang media d-manitol sebanyak 0,4 gram dan pepton sebanyak 1,02
gram.
3. Kemudian dilarutkan dengan aquadest sebanyak 80 ml dalam Erlenmeyer.
4. Ditambah dengan indicator BTB hingga warna hijau tua dan kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 6 ml lalu ditutup dengan
kapas serta aluminuim foil.
5. Diautoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C.
6. Setelah diautoclave ditunggu hingga dingin kemudian disimpan didalam
lemari es.
B. Penanaman Sampel Pada Media BHIB (Hari ke-I)
1. Cotton bud yang telah diusapkan pada sampel dimasukkan ke dalam
media BHIB.
2. Diinkubasi selama 18-24 jam padasuhu 37oC.
C. Penanaman Pada Media BAP dan MH (Hari ke-II)
1. Diambil satu koloni bakteri dengan menggunakan ose steril pada media
BHIB.
2. Digoreskan pada media BAP dan MH.
3. Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC.
D. Uji Sensitivitas Bakteri
 Uji Katalase
1. Diteteskan H2O2 3% pada kaca slide.
2. Disentuhkan loop steril ke koloni bakteri yang akan diuji dan diambil
masa sel yang terlihat.
3. Dicampurkan organisme dalam tetesan H2O2 3%.
4. Diamati segera dan diperhatikan ada tidaknya gelembung.
5. Diinterpretasi hasil positif (+) : adanya gelembung, hasil negatif (-):
tidak terbentuk gelembung.
 Uji Koagulase
1. Diambil suspensi kuman dan diletakan pada objek glass
2. Ditambakan 1 tetes plasma sitrat pada objek glass kemudia
dicampurkan
3. Diamati segera
4. Hasil positif ditandai dengan adanya gumpalan
 Uji fermentasi manitol secara anaerob
1. Diambil satu ose inokolum, inokulasikan pada media d-manitol broth.
2. Ditutup lapisan atas dengan paraffin oil steril dengan ketebalan 25
mm.
3. Diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C.
4. Hasil postif ditandai dengan perubahan warna media menjadi kuning.
 Uji Haemolisis
1. Diambil satu ose inokulum, lakukan streaking pada media BAP.
2. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
3. Diamati tipe haemolisis yang terbentuk.
E. Pengecatan Gram
1. Diambil objek glass kemudian disterilkan menggunakan alcohol.
2. Diteteskan kedua ujung objeck glass dengan air steril sebanyak 1 tetes.
3. Diambil satu ose koloni bakteri biakan murni.
4. Dikeringkan diatas api Bunsen, kemudian dilakukan pewarnaan Gram I
menggunakan pewarna Kristal violet ditunggu selama 2 menit.
5. Kemudian dicuci dengan air mengalir dan difiksasi.
6. Setelah kering, ditetesi lagi dengan lugol selama 1 menit.
7. Kemudian bilas dengan alkohol 96% dan langsung dibilas juga dengan
air.
8. Difiksasi kembali hingga kering.
9. Lalu ditetesi kembali dengan pewarna safarin dan biarkan selama 5
menit.
10. Kemudian dibilas dan fiksasi kembali.
11. Setelah kering, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaan 100x.

V. INTERPRETASI HASIL
Warna koloni : kuning emas
Haemolisis : œ haemolisis
Koagulase :+
Katalase :+
Fermentasi manitil anaerob :+
Novobiocin : sensitive/resisten

VI. HASIL PEMERIKSAAN


A. Hasil Pemeriksaan Tanggal 28/11/2017
1. BAP Staphyllococcus : α hemolisa (hemolisa sebagian)
2. MH Staphyllococcus : Putih kekuningan
3. Uji Katalase :+
4. Uji Koagulase :+
5. Pengecatan Gram : Gram Positif
6. BHIB :+
B. Hasil Pemeriksaan Tanggal 29/11/2017
1. Manitol sampel :+
2. BAP Swab gagang pintu : α hemolisa (hemolisa sebagian)
3. MH Swab pipi : - / terjadi kontaminasi

VII. PEMBAHASAN
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat
berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang tidak teratur
seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan tidak bergerak.
Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik
pada suhu kamar (20-25 ºC). Staphylococcus aureus tumbuh pada media cair dan
padat seperti NA (Nutrien Agar) dan BAP (Blood Agar Plate) dan dengan aktif
melakukan metabolisme, mampu fermentasi karbohidrat dan menghasilkan
bermacam-macam pigmen dari putih hingga kuning.
Pada praktikum Identifikasi bakteri Staphyllococcuc melalui uji sensitivitas
pada sampel sampel swab gagang pintu, pipi, kran wastafel dan handphone
didapatkan hasil pengamatan :
Pada hari pertama dilakukan penanaman sampel pada media BHIB diamati
keesokan harinya dan mendapatkan hasil positif yang dimana warna media berubah
menjadi keruh. Dari media BHIB yang positif diambil satu koloni bakteri lalu
ditanama pada media BAP dan MH. Pada BAP yang digoreskan inoculum bakteri dari
BHIB swab gagang pintu didapat hasil hemolisa positif sedangkan pada media MH
yang berisi sampel swab pipi dari BHIB terjadi kontaminasi pada media.
Penanaman pada media BAP bertujuan untuk uji hemolisa bakteri dan
didapatkan hasil yaitu hemolisa sebagian. Pada media MH didapatkan hasil koloni
bakteri tumbuh berwarna putih kekuningan.
Uji katalase bakteri Staphyllococcus aureus pada praktikum ini menghasilkan
gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 oleh enzim katalase
yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri sehingga bakteri ini termasuk ke dalam bakteri
katalase positif. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik
bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri
karena bersifat toksik. Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat
melakukan respirasi, bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya
H2O2. Dengan enzim katalase, H2O2 diurai dengan reaksi sebagai berikut :

2 H2O2 2H2O + O2
Hasil uji koagulase pada praktikum kali ini positif yaitu terjadi penggumpalan.
Ini menandakan bahwa bakteri S. aureus adalah bakteri patogen. Staphylococcus
dapat bersifat patogen dan kurang patogen/ non patogen. Cara membedakan sifat
tersebut dapat melalui uji koagulase. Prinsip uji ini adalah terjadi/ tidak terjadinya
penggumpalan plasma darah setelah ditambahkan isolat biakan bakteri.
Penggumpalan terjadi pada plasma darah yang ditambahkan isolat bakteri S. aureus
sehingga uji koagulase positif untuk S. aureus.
Pada uji Manitol didapatkan hasil positif yaitu terdapat gelembung gas pada
tabung durham ini menandakan bahwa bakteri memfermentasi manitol dan
membentuk asam.
Pada pengecatan Gram yang diamati menggunakan mikroskop ditemukan
koloni bakteri bulat bergerombol seperti buah anggur berwarna ungu kemerahan
pada mikroskop dengan perbesaran 100x.

VIII. SIMPULAN
Pada praktikum identifikasi Staphyllococcuc sp. yang telah dilakukan
berdasarkan dari pengamatan, interpretasi hasil dan dilihat dari hasil uji yang
dilakukan dapat diidentifikasi bahwa bakteri dari sampel swab gagang pintu, pipi,
kran wastafel dan handphone adalah Staphyllococcus aureus.

DAFTAR PUSTAKA
Emma,Kharisma.2013.Isolasi dan Inokulasi.At.http://emma-kharisma.blogspot.com
/2011/06/isolasi-dan-inokulasi.html.Online.Diakses pada tanggal 16 Januari 2018.

Indah.2013.Isolasi.At.http://isolasi-mikroorganisme-dalam-proses.html.Online.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2018.

Jawetz, E., J. L. Melnick., E. A. Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya:


Salemba Medika.

Murray. 2005. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Pelczar, Michael J. 1998.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Dosen Pengampu Nilai


Ni Wayan Desi Bintari, M.si

LAMPIRAN
Media MH yang ditumbuhi Media BAP yang ditumbuhi
bakteri berwarna putih bakteri (Hemolisa sebagian)
kekuningan

Media BHIB Swab pipi Media BHIB Swab gagang pintu


Media Manitol positif Uji Koagulase (+)

Uji Katalase (+) Bakteri Coccus Gram +

Anda mungkin juga menyukai