PEMBAHASAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Indentitas Pasien
Nama anak : An.A
Tempat/tgl lahir : Bukittinggi / 06-08-2008
Umur : 9 bulan
Jenis kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SD
Anak ke :1
BB/TB : 25 kg/135 cm
Alamat : Padang Luar
1. Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan pasien dibawa ke IGD karena demam sejak 5
hari yang lalu, demam hilang timbul dan meningkat terutama pada sore dan
malam hari, demam tidak disertai menggigil, berkeringat dan kejang, nyeri
perut, pusing, batuk berdahak dan pilek, serta BAB yang tidak ada sejak 5 hari
yang lalu dan tidak nafsu makan.
a. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya dan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami demam dan
demam meningkat saat sore dan malam hari. Keluarga mengatakan
demam tidak disertai menggigil tetapi pasien berkeringan dan kejang
sebelum dibawah ke rumah sakit. Pasien juga sering mengeluh sakit pada
perut dan pusing serta sakit kepala. Keluarga awalnya mengira hanya
demam biasa, namun karna kondisi anaknya semakin hari tdak ada
perubhan dan BAB pun tidak ada sejak 5 hari sebelum dibwah kerumah
sakit, serta lidah anak tmpak kotor, ibu dari pasien yang merupakan
seorang perawat di rumah sakit langsung membawa anaknya ke IGD
RSAM dan menyadari bahwa anaknya tidaklah demam biasa dan ibunya
merasa gejala yang di alami anaknya adalah demam typhoid.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lainnya
menderita penyakit seperti pasien, dan juga tidak ada yang menderita
penyakit kronis lainnya.
2. Riwayat kesehatan lingkungan
Keluarga mengatakan pasien tinggal di daerah dengan lingkungan sekitar
yang bersih, jauh dari tumpukan-tumpukan sampah, tidak ada genangan-
genangan air disekitar rumah, namun kondisi rumah pasien semipermanen
dengan ventilasi yang cukup, tetapi keluarga mengatakan tidak dapat
mengontrol jajanan anaknya diluar rumah diwaktu jam sekolah, didalam
rumah pasien pun tidak ada anggota keluarga yang merokok. Pasien tinggal
dilingkungan yang bersih dan sehat.
3. Riwayat psikososial
keluarga mengatakan hubungan dengan anggota keluarga lainnya sangat baik.
Keluarga mengatakan sangat mencintai anaknya dan sangat khawatir dengan
keadaan anaknya, interaksi dalam keluarga baik tidak ada yang saling
bermusuhan dan interaksi dengan orang sekitar juga baik, pasien biasanya
dijaga oleh ibunya dirumah dan dengan neneknya.
4. Imunisasi
Jenis Usia Usia Usia Usia
imunisasi pemberian 1 pemberian 2 pemberian 3 pemberian 4
BCG
Hepatitis
DPT Pasien mendapatkan
imunisasi yang lengkap
Polio
Campak
b. Pola tidur
Point Sebelum sakit Saat sakit
Lama tidur siang Pasien sering tidur di siang Keluarga pasien mengatakan
hari. pasien tidur siang 1 jam
Lama tidur Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan
malam pasien tidur pada malam hari selama pasien sakit pasien
selama 8-9 jam sehari tidak bisa tidur, sering
terbangun dimalam hari dan
mengeluh sakit perut serta
panas yang meningkat saat
malam.
Kebiasaan Tidak ada Keluarga mengatakan pasien
sebelum tidur sering mengeluh pusing dan
sakit kepala sebelum tidur,
suhu badan pun lebih
meningkat karena demam
pasien meningkat terutama saat
malam hari.
c. Pola aktivitas/latihan
Sebelum sakit Saat sakit
Keluarga mengatakan sebelum sakit Selama pasien sakit pasien tidak keluar
pasien aktif dan selalu bermain dengan rumah dan hanya tertidur di tempat
teman-temannya. Pasien biasanya tidur, kadang tidur didepan TV.
bermain disekitar rumah saja.
Cuci rambut Sebelum sakit setiap mandi Selama sakit pasien hanya
pasien selalu mencuci rambut cuci rambut 1 kali sehari,
sebanyak 2 kali sehari dengan kadang tidak cuci rambut sama
menggunakan sampo. sekali.
Berpakaian Sebelum sakit pasien selalu Selama sakit pasien juga
mengganti baju sebanyak 2 kali mengganti baju 2 kali sehari
sehari setelah selesai mandi. dengan dibantu oleh ibunya.
e. Pola eliminasi
Point Sebelum sakit Saat sakit
BAB Sebelum pasien sakit pasien Selama pasien sakit sudah
BAB 1 kali sehari, pada pagi semenjak 5 hari terakhir
hari, warna BAB pasien kuning sebelum masuk rumah sakit
berbau khas dengan konsistensi pasien belum ada BAB sama
lembek, pasien tidak ada sekali.
keluhan dengan BAB nya dan
pasien tidak ada mempunyai
kebiasaan apapun pada waktu
BAB.
BAK Sebelum sakit pasien BAK Selama sakit pasien BAK 4-5
cukup sering, dealam sehari kali sehari, warna BAK pasien
pasien dapat diganti popok kuning jernih, tidak ada nyeri
sebanyak 4-5 x sehari. saat BAK.
f. Kebiasaan lain
Pasien tidak ada mempunyai kebiasaan lainnya.
4. Eliminasi 4. Eliminasi
a. Abdomen: pasien mengatakan perut a. Abdomen
pasien terasa sakit - Bising usus: 3x/i
b. BAB - Abdomen terasa lemas dan
- Bau: khas lembek
- Warna: kuning b. BAB
- Lendir: tidak ada - Bau: khas
- Diare: tidak ada - Warna: kuning
- Konstipasi: ada - Lendir: tidak ada
- Frekuensi: Tidak ada sejak 5 hari - Konsistensi: lembek
terakhir - Melena: tidak ada
- Frekuensi: tidak ada sejak 5
c. BAK hari sebelum masuk rumah
- Jumlah:1300 ml/24 jam sakit
- Frekuensi: 4-5 kali sehari c. BAK
- Sakit: tidak ada - Kepekatan: (-)
- Nocturia: tidak ada - Warna: kuning jernih
- Dysuria: tidak ada - Bau: khas
- Hematuria:tidak ada - Kateter: tidak ada
- Inkontenensia: tidak ada d. Rectum/anus
- Iritas: tidak ada
- Atresia ani: tidak ada
5. Aktifitas/latihan 5. Aktifitas/latihan
a. Tingkat kekuatan/ketahanan: a. Keseimbangan berjalan: seimbang
Pasien sedikit lemah menahan b.Kekuatan menggenggam: sedikit
dorongan atau tekanan lemeh
b. Kemampuan untuk memahami c. Bentuk kaki: simetris, normal
kebutuhan sehari-hari: dilakukan d.Otot kaki: normal , massa otot baik,
secara mandiri tidak ada atrofi dll.
c. Kekakuan pergerakan sendi: tidak
kuat, dengan kekuatan 3
d. Rasa nyeri pada sendi: tidak ada
6. Kognitif/persepsi 6. Kognitif/persepsi
a. Pendengaran: pasien dapat a. Reaksi terhadap rangsangan: pasien
mendengar dengan baik dapat merasakan panas, dingin,
b. Penglihatan: pasien dapat melihat nyeri saat di cubit
dengan jelas b. Orientasi: orientasi pasien baik,
c. Penciuman: pasien dapat mencium dapat menatap mata kita saat
bau dengan jelas bicara, dapat bicara dengan jelas
d. Perabaan: pasien dapat merasakan c. Pupill: isokor
apa yang dia raba, tidak ada d. Konjungtiva: anemis, tidak ada
mengalami kekebasan peradangan
e. Pengecapan: pasien dapat merasakan e. Pendengaran: tidak terganggu
rasa dengan baik
9. Tidur/istirahat 9. Tidur/istirahat
a. Jika tidur apakah pasien benar a. Tanda-tanda kurang tidur: pasien
nyenyak: keluarga mengatakan terlihat tidak segar saat pagi hari,
anakanya tidak dapat tidur pada mata cekung, adanya katong
malam hari, tidur pasien tidak mata, kantong mata pasien
nyenyak dan keluarga pasien menghitam, badan terlihat lemas
mengatakan pasien selalu gelisah dan pasien terlihat tidur pada
dan sering terbangun pada tengah siang harinya.
malam karena demam tinggi dan
nyeri perut
- 10. Seksualitas/reproduksi
Pria
a. Kelainan skrotum: tidak ada
kelainan
b. Hyposphadia: tidak ada kelainan
Head to toe
Kulit
I : tidak ada lesi, turgor jelek, kulit pasien tampak pucat.
P: kulit hangat dan akral hangat
Kepala
I : simetris, rambut hitam, tidak mudah rontok
P: nyeri tekan (-), pembengkakan (-), oedema muka (-)
Mata
I: Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor d = 2mm, refleks
cahaya +/+, palpebra tampak sembab, tidak ada kotoran, tidak ada perdarahan
P: edema (-), nyeri tekan (-)
Hidung
I: hidung simetris, tidak ada fraktur nasal, napas cuping hidung (-)
P: edema (-), nyeri (-)
Telinga
I: simetris, bersih, tidak ada nyeri
P: tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, normal, tidak ada kelainan
, bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan dan tidak ada
pengeluaran cairan, seperti nanah
Leher
I: tidak ada lesi, tidak ada kemerahan dan tidak ada penegangan vena
jugularis
P: tidak ada pembengkakan kelenjer tiroid, tidak ada nyeri
Thorax:
Paru
I: bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (+), penggunaan otot bantu
napas (-)
Pa : taktil fremitus sama kiri dan kanan
Per: tidak dilakukan
A: suara napas bronkovesikiler (-), ronkhi (-), wheezing (-)
Jatung
I: ictus cordis tidak terlihat
Pa: ictus cordis tidak teraba, batas atas: RIC II linea sternalis dekstra, batas
kanan: linea sternalis dekstra, batas kiri: 1 jari medial linea mid
clavicularis sinistra.
Per: redup
A: bunyi jantung 1 (S1): lub, yaitu saat menutupnya katup mitral dan
trikuspid pada RIC 5 mid klavikula sinistra.
Bunyi jantung II (S2): dub. Komponen I disebabkan oleh penutupan
katub aorta sedangkan komponen II disebabkan oleh penutupan katup
pulmonalis. Bunyi “dub” ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris
yang berlangsung tiba-tiba, ketika katup semilunaris menutup.
Analisa : Bunyi S2 lebih tinggi dibandingkan bunyi S1.
Adomen
I: distensi tidak ada, asites tidak ada
A: bising usus (+) 3X/menit
Pa: asites (-), nyeri tekan (+)
Per: terdengar tympani
Genitalia
I: anus ada, testis ada, skrotum ada
P: tidak ada edema, tidak ada pertumbuhan sel abnormal
Ekstremitas
Ekstremitas atas:
I: akral hangat, CRT< 3 detik, terpasang infus Ka En 1B ditangan kanan 4
tts/menit (makro)
P: edema (-), nyeri tekan (-), kekuatan otot 4
Estremitas bawah:
I: akral hangat, CRT< 3 detik
P: edema (-), nyeri tekan (-), kekuatan otot 4
2. Widal 1. Salmonella
paratyphy
A- H -
2. Salmonella
paratyphy
A-O -
3. Salmonella
paratyphy
B-H -
4. Salmonella
paratyphy
B-O -
5. Salmonella
paratyphy
C-H -
6. Salmonella
paratyphy
C-O -
7. Salmonella
igM +5
14. Penatalaksanaan
Terapi obat:
Nama Obat Dosis Indikasi Efek Samping
Kaen 1B Infus Menyalurkan atau Edema otak, paru dan
15 tts/i mengganti cairan dan jar perifer
elektrolit pada kondisi Asidosis
seperti : dehisrasi pada Intoksikasi air
pasien yang kekurangan
karbohidrat, penyakit yang
belum diketahui
penyebabnya, pra dan pasca
operasi
Cloramfaniko l 500 cloramfenikol merupakan Efek samping yang
l 500 mg/ 4 x mg/ 4 x suatu golongan antibiotik mungkin terjadi adalah
1 1 yang menghambat reaksi hipersensitivitas,
pertumbuhan bakteri. Obat
demam, kemerahan
jenis ini mempunyai
spektrum kerja yang luas pada tubuh, mimpi
terhadap banyak bakteri buruk, bengkak pada
diantaranya H.influenza, N. wajah dan mata,
meningitides, S. pneumonia, anemia, penurunan
S. pyogenes, S.agalactiae, jumlah sel darah putih
S.pneumonia, S.aureus dan maupun trombosit yang
banyak bakteri lainnya.
disebabkan karena
Beberapa golongan yang
diketahui kebal terhadap supresi pada sumsum
obat ini antara lain tulang, mual, muntah,
P.aeruginosa, shigella dan diare, kesemutan,
salmonella. gangguan penglihatan.
Penggunaan dosis
Obat ini digunakan pada tinggi pada bayi baru
infeksi dimana diketahui
lahir dapat
kuman penyebabnya
sensitive terhadap menyebabkan grey
kloramfenikol dan obat lain baby syndrome dimana
yang kurang toksik tidak keadaannya memburuk
tersedia. Beberapa penyakit dengan cepat.
dimana sering digunakan
kloramfenikol adalah
demam typhoid, radang
selaput otak atau meningitis
yang disebabkan oleh
bakteri, penyakit yang
diakibatkan oleh infeksi
ricketsia, dan brucellosis.
ANALISA DATA
DO:
- Pasien tampak berkeringat
S = 38,0 C
- Akral hangat
- Turgor kulit jelek
- Pasien tampak lemas
- Kulit tampak kering
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,mual
dan muntah
2. Hipertermi b.d Peningkatan laju metabolisme, penyakit yang di alami
3. Gangguan Pola tidur b.d peningkatan suhu tubuh/demam