Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PEMBAHASAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN DEMAM TYPHOID DI


RUANG ANAK RSAM BUKITTINGGI
TAHUN 2017

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas Pasien
Nama anak : An.A
Tempat/tgl lahir : Bukittinggi / 06-08-2008
Umur : 9 bulan
Jenis kelamin : Laki - laki
Pendidikan : SD
Anak ke :1
BB/TB : 25 kg/135 cm
Alamat : Padang Luar

Nama Ibu : Susana Susilawati


Umur : 39 th
Pekerjaan : Perawat RSAM
Pendidikan : D3
Alamat : Padang Luar

Nama Ayah : Doni Andra


Umur : 41 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Padang Luar
Dx medis : Demam Typhoid
No. RM : 403165
Tgl masuk RS : 27 November 2017
Tgl pengkajian : 28 November 2017

1. Keluhan utama
Keluarga pasien mengatakan pasien dibawa ke IGD karena demam sejak 5
hari yang lalu, demam hilang timbul dan meningkat terutama pada sore dan
malam hari, demam tidak disertai menggigil, berkeringat dan kejang, nyeri
perut, pusing, batuk berdahak dan pilek, serta BAB yang tidak ada sejak 5 hari
yang lalu dan tidak nafsu makan.
a. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya dan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami demam dan
demam meningkat saat sore dan malam hari. Keluarga mengatakan
demam tidak disertai menggigil tetapi pasien berkeringan dan kejang
sebelum dibawah ke rumah sakit. Pasien juga sering mengeluh sakit pada
perut dan pusing serta sakit kepala. Keluarga awalnya mengira hanya
demam biasa, namun karna kondisi anaknya semakin hari tdak ada
perubhan dan BAB pun tidak ada sejak 5 hari sebelum dibwah kerumah
sakit, serta lidah anak tmpak kotor, ibu dari pasien yang merupakan
seorang perawat di rumah sakit langsung membawa anaknya ke IGD
RSAM dan menyadari bahwa anaknya tidaklah demam biasa dan ibunya
merasa gejala yang di alami anaknya adalah demam typhoid.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lainnya
menderita penyakit seperti pasien, dan juga tidak ada yang menderita
penyakit kronis lainnya.
2. Riwayat kesehatan lingkungan
Keluarga mengatakan pasien tinggal di daerah dengan lingkungan sekitar
yang bersih, jauh dari tumpukan-tumpukan sampah, tidak ada genangan-
genangan air disekitar rumah, namun kondisi rumah pasien semipermanen
dengan ventilasi yang cukup, tetapi keluarga mengatakan tidak dapat
mengontrol jajanan anaknya diluar rumah diwaktu jam sekolah, didalam
rumah pasien pun tidak ada anggota keluarga yang merokok. Pasien tinggal
dilingkungan yang bersih dan sehat.

3. Riwayat psikososial
keluarga mengatakan hubungan dengan anggota keluarga lainnya sangat baik.
Keluarga mengatakan sangat mencintai anaknya dan sangat khawatir dengan
keadaan anaknya, interaksi dalam keluarga baik tidak ada yang saling
bermusuhan dan interaksi dengan orang sekitar juga baik, pasien biasanya
dijaga oleh ibunya dirumah dan dengan neneknya.

4. Imunisasi
Jenis Usia Usia Usia Usia
imunisasi pemberian 1 pemberian 2 pemberian 3 pemberian 4
BCG
Hepatitis
DPT Pasien mendapatkan
imunisasi yang lengkap
Polio
Campak

5. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola pemenuhan nutrisi
Point Sebelum sakit Saat sakit
Jenis makanan Keluarga mengatakan pasien Makan berkurang, nafsu makan
makan nasi, boleh dikatakan menurun
dengan menu empat sehat lima
sempurna disetiap harinya.
Frekuensi 3kali sehari 1 kali sehari
Porsi makan Pasien makan dengan porsi Makan nasi menjadi kurang
biasa untuk anak usia 9 bulan
Alergi makanan / Tidak ada Tidak ada alergi terhadap
pantangan makanan maupun obat tertentu
makanan
Penggunaan alat Tidak ada Tidak ada
bantu makan
Sikap orang tua Orang tua mengetahui makanan Orang tua sangat
terhadap yang baik dikonsumsi anaknya, memperhatikan akan
pemenuhan tetapi pasien sering makan pemenuhan nutrisi pasien,
nutrisi anak jajanan diluar rumah saat jam seperti makanan yang harus
sekolah dikonsumsi dan yang tidak
boleh dikonsumsi oleh anaknya.

b. Pola tidur
Point Sebelum sakit Saat sakit
Lama tidur siang Pasien sering tidur di siang Keluarga pasien mengatakan
hari. pasien tidur siang 1 jam
Lama tidur Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan
malam pasien tidur pada malam hari selama pasien sakit pasien
selama 8-9 jam sehari tidak bisa tidur, sering
terbangun dimalam hari dan
mengeluh sakit perut serta
panas yang meningkat saat
malam.
Kebiasaan Tidak ada Keluarga mengatakan pasien
sebelum tidur sering mengeluh pusing dan
sakit kepala sebelum tidur,
suhu badan pun lebih
meningkat karena demam
pasien meningkat terutama saat
malam hari.

c. Pola aktivitas/latihan
Sebelum sakit Saat sakit
Keluarga mengatakan sebelum sakit Selama pasien sakit pasien tidak keluar
pasien aktif dan selalu bermain dengan rumah dan hanya tertidur di tempat
teman-temannya. Pasien biasanya tidur, kadang tidur didepan TV.
bermain disekitar rumah saja.

d. Pola kebersihan diri


Point Sebelum sakit Saat sakit
Mandi Sebelum sakit pasien mandi 2 Selama sakit pasien mandi di
kali sehari dipantau dengan air hangat dan dibantu
orangtuanya, pasien mandi oleh ibunya.
menggunakan sabun dengan
mandiri.
Oral hygiene Sebelum sakit pasien Selama sakit pasien juga
menggosok gigi 2 kali sehari menngosok gigi 2 kali sehari
tetapi dibantu oleh ibunya.

Cuci rambut Sebelum sakit setiap mandi Selama sakit pasien hanya
pasien selalu mencuci rambut cuci rambut 1 kali sehari,
sebanyak 2 kali sehari dengan kadang tidak cuci rambut sama
menggunakan sampo. sekali.
Berpakaian Sebelum sakit pasien selalu Selama sakit pasien juga
mengganti baju sebanyak 2 kali mengganti baju 2 kali sehari
sehari setelah selesai mandi. dengan dibantu oleh ibunya.

e. Pola eliminasi
Point Sebelum sakit Saat sakit
BAB Sebelum pasien sakit pasien Selama pasien sakit sudah
BAB 1 kali sehari, pada pagi semenjak 5 hari terakhir
hari, warna BAB pasien kuning sebelum masuk rumah sakit
berbau khas dengan konsistensi pasien belum ada BAB sama
lembek, pasien tidak ada sekali.
keluhan dengan BAB nya dan
pasien tidak ada mempunyai
kebiasaan apapun pada waktu
BAB.
BAK Sebelum sakit pasien BAK Selama sakit pasien BAK 4-5
cukup sering, dealam sehari kali sehari, warna BAK pasien
pasien dapat diganti popok kuning jernih, tidak ada nyeri
sebanyak 4-5 x sehari. saat BAK.

f. Kebiasaan lain
Pasien tidak ada mempunyai kebiasaan lainnya.

6. Pengkajian fisik secara fungsional


Data Subjektif Data Objektif
1. Data klinik
a. Suhu : 38,0C
b. Nadi : 92 x/i
c. RR : 22x/i
d. TD : 110/70 mmHg
e. Kesadaran : composmentis
2.Nutrisi dan metabolisme 2. Nutrisi dan metabolism
a. Nafsu makan: berkurang a. Mukosa mulut
b.Peningkatan/penurunan: penurunan - Warna : pucat
c. Kulit: turgor kulit jelek - Lesi : tidak ada
d.Intake : pasien makan 3x sehari, - Gusi : tidak ada perdarahan
sekali makan pasien hanya - Lidah : tampak kotor
menghabiskan 4-5 sendok b. Gigi : gigi lengkap
makannya, pasien tidak terlalu c. BB/TB : 21 kg/135 cm setelah
banyak minum dalam sehari sakit dengan BB/TB : 25 kg/135
semalam pasien dapat cm
menghabiskan 1200 ml air putih. d. Obesitas : tidak
e. Mual: tidak ada e. Integritas kulit : tidak ada lesi,
f. Dysphagia: tidak ada tidak ada memar, hanya ada luka
g.Muntah: ada ± 7 kali sehari bekas terpasang infus di tangan
sebelah kanan.
3. Respirasi/sirkulasi 3. Respirasi/sirkulasi
Keluarga mengatakan napas a. Suara pernapasan: Vesikuler
pasien tidak sesak jika tidur b. Batuk: ada
dalam posisi terlentang, pasien c. Sputum: ada
tidak ada batuk. d. Sianosis: tidak ada
e. Edema: (-)
f. Palpitasi: Tidak ada

4. Eliminasi 4. Eliminasi
a. Abdomen: pasien mengatakan perut a. Abdomen
pasien terasa sakit - Bising usus: 3x/i
b. BAB - Abdomen terasa lemas dan
- Bau: khas lembek
- Warna: kuning b. BAB
- Lendir: tidak ada - Bau: khas
- Diare: tidak ada - Warna: kuning
- Konstipasi: ada - Lendir: tidak ada
- Frekuensi: Tidak ada sejak 5 hari - Konsistensi: lembek
terakhir - Melena: tidak ada
- Frekuensi: tidak ada sejak 5
c. BAK hari sebelum masuk rumah
- Jumlah:1300 ml/24 jam sakit
- Frekuensi: 4-5 kali sehari c. BAK
- Sakit: tidak ada - Kepekatan: (-)
- Nocturia: tidak ada - Warna: kuning jernih
- Dysuria: tidak ada - Bau: khas
- Hematuria:tidak ada - Kateter: tidak ada
- Inkontenensia: tidak ada d. Rectum/anus
- Iritas: tidak ada
- Atresia ani: tidak ada

5. Aktifitas/latihan 5. Aktifitas/latihan
a. Tingkat kekuatan/ketahanan: a. Keseimbangan berjalan: seimbang
Pasien sedikit lemah menahan b.Kekuatan menggenggam: sedikit
dorongan atau tekanan lemeh
b. Kemampuan untuk memahami c. Bentuk kaki: simetris, normal
kebutuhan sehari-hari: dilakukan d.Otot kaki: normal , massa otot baik,
secara mandiri tidak ada atrofi dll.
c. Kekakuan pergerakan sendi: tidak
kuat, dengan kekuatan 3
d. Rasa nyeri pada sendi: tidak ada

6. Kognitif/persepsi 6. Kognitif/persepsi
a. Pendengaran: pasien dapat a. Reaksi terhadap rangsangan: pasien
mendengar dengan baik dapat merasakan panas, dingin,
b. Penglihatan: pasien dapat melihat nyeri saat di cubit
dengan jelas b. Orientasi: orientasi pasien baik,
c. Penciuman: pasien dapat mencium dapat menatap mata kita saat
bau dengan jelas bicara, dapat bicara dengan jelas
d. Perabaan: pasien dapat merasakan c. Pupill: isokor
apa yang dia raba, tidak ada d. Konjungtiva: anemis, tidak ada
mengalami kekebasan peradangan
e. Pengecapan: pasien dapat merasakan e. Pendengaran: tidak terganggu
rasa dengan baik

7. Konsep diri 7. Konsep diri


Apakah penyakit tersebut a. Kontak mata: kontak mata pasien
mempengaruhi pasien? baik, dapat menatap lawan bicara
Penyakit sekarang sangat berpengaruh dengan baik
terhadap pasien, karena makanan dan b.Postur tubuh:pasien terlihat sangat
minum pasien berkursng, karena selera kurus, dan pasien mngalami asiter,
makan menurun sehingga pasien terlihat pasien tidak ada mengalami
lemas. kelainan bentuk tulang.
c. Perilaku: perilaku pasien baik,
pasien dapat memahami penyakit
yang ia alami saat ini.
8. Peran/hubungan dengan keluarga 8. Peran/hubungan dengan kerluarga
a. Anggota keluarga yang tinggal a. Tingkah laku: pasien sering
serumah: pasien tinggal serumah lemas dan sering merintih
dengan ibu, ayah dan satu orang menahan sakit
adiknya b. Interaksi dengan keluarga: pasien
b. Support dari keluarga/teman: masih dapat berinteraksi dengan
pasien selalu mendapatkan keluarga
support dari keluarga inti dan
keluarga besar yang sering
berkunjung ke rumah sakit
c. Perhatian keluarga terhadap
perawatan klien: keluarga pasien
sangat perhatian terhadap
perawatan pasien terutama
terhadap demam dan nyeri perut
pasien serta asupan nutrisi pasien
d. Dampak sakit terhadap keluarga:
keluarga mengatakan selama
pasien sakit ibu hanya dirumah
sakit, dan tidak dapat pergi kerja
karena menghabiskan waktu
untuk merawat anaknya dirumah
sakit.

9. Tidur/istirahat 9. Tidur/istirahat
a. Jika tidur apakah pasien benar a. Tanda-tanda kurang tidur: pasien
nyenyak: keluarga mengatakan terlihat tidak segar saat pagi hari,
anakanya tidak dapat tidur pada mata cekung, adanya katong
malam hari, tidur pasien tidak mata, kantong mata pasien
nyenyak dan keluarga pasien menghitam, badan terlihat lemas
mengatakan pasien selalu gelisah dan pasien terlihat tidur pada
dan sering terbangun pada tengah siang harinya.
malam karena demam tinggi dan
nyeri perut

b. Masalah/ggn waktu tidur: ada,


pasien mengalami gangguan pola
tidur.

- 10. Seksualitas/reproduksi
Pria
a. Kelainan skrotum: tidak ada
kelainan
b. Hyposphadia: tidak ada kelainan

11. Pemeriksaan Fisik Head to toe


Pemeriksaan umum:
Keadaan umum : sedang
Ksadaran : composmentis
GCS : 15 (E4 V5 M6)
BB: 21 kg TB: 135 cm
Nadi : 92x/i
TD: 110/70 mmHg
P: 22x/i
S: 338,0 oC

Head to toe
Kulit
I : tidak ada lesi, turgor jelek, kulit pasien tampak pucat.
P: kulit hangat dan akral hangat

Kepala
I : simetris, rambut hitam, tidak mudah rontok
P: nyeri tekan (-), pembengkakan (-), oedema muka (-)

Mata
I: Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor d = 2mm, refleks
cahaya +/+, palpebra tampak sembab, tidak ada kotoran, tidak ada perdarahan
P: edema (-), nyeri tekan (-)

Hidung
I: hidung simetris, tidak ada fraktur nasal, napas cuping hidung (-)
P: edema (-), nyeri (-)

Telinga
I: simetris, bersih, tidak ada nyeri
P: tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, normal, tidak ada kelainan
, bentuk simetris, tidak ada serumen, tidak ada perdarahan dan tidak ada
pengeluaran cairan, seperti nanah

Bibir dan mulut


I: Bentuk simetris, mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah dan lidah pasien
tampak kotor, tidak ada secret yang tampak pada lidah pasien, tidak ada
palatum mole, tidak ada palatum durum, gigi tampak tumbuh lengkap
P: edema (-), nyeri (-)

Leher
I: tidak ada lesi, tidak ada kemerahan dan tidak ada penegangan vena
jugularis
P: tidak ada pembengkakan kelenjer tiroid, tidak ada nyeri

Thorax:
Paru
I: bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (+), penggunaan otot bantu
napas (-)
Pa : taktil fremitus sama kiri dan kanan
Per: tidak dilakukan
A: suara napas bronkovesikiler (-), ronkhi (-), wheezing (-)

Jatung
I: ictus cordis tidak terlihat
Pa: ictus cordis tidak teraba, batas atas: RIC II linea sternalis dekstra, batas
kanan: linea sternalis dekstra, batas kiri: 1 jari medial linea mid
clavicularis sinistra.
Per: redup
A: bunyi jantung 1 (S1): lub, yaitu saat menutupnya katup mitral dan
trikuspid pada RIC 5 mid klavikula sinistra.
Bunyi jantung II (S2): dub. Komponen I disebabkan oleh penutupan
katub aorta sedangkan komponen II disebabkan oleh penutupan katup
pulmonalis. Bunyi “dub” ditimbulkan oleh penutupan katup semilunaris
yang berlangsung tiba-tiba, ketika katup semilunaris menutup.
Analisa : Bunyi S2 lebih tinggi dibandingkan bunyi S1.

Adomen
I: distensi tidak ada, asites tidak ada
A: bising usus (+) 3X/menit
Pa: asites (-), nyeri tekan (+)
Per: terdengar tympani

Genitalia
I: anus ada, testis ada, skrotum ada
P: tidak ada edema, tidak ada pertumbuhan sel abnormal

Ekstremitas
Ekstremitas atas:
I: akral hangat, CRT< 3 detik, terpasang infus Ka En 1B ditangan kanan 4
tts/menit (makro)
P: edema (-), nyeri tekan (-), kekuatan otot 4

Estremitas bawah:
I: akral hangat, CRT< 3 detik
P: edema (-), nyeri tekan (-), kekuatan otot 4

12. Pemeriksaan Tumbuh kembang


a. Status nutrisi: pasien berusia 9 tahun dengan BB 21 kg dan TB 135 cm.

13. Pemeriksaan penunjang


a. Laboratorium
Nama
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Pemeriksaan
1. Hematologi 1. HGB 12,2 g/dl 13-16 g/dl
2. RBC 3,54 (106 /ul) 4,5-5,5 (106/ul)
3. HCT 28,2 % 40-48%
4. WBC 9,89 (103/ul) 5-10 (103/ul)
5. PLT 364 (103ul) 150-400 (103/ul)
6. Kalium 4,46 mEq/L 3,5-5,5 mEq/L
7. Natrium 135,9 mEq/L 135-147 mEq/L
8. Khlorida 105,1 mEq/L 100-106 mEq/L

2. Widal 1. Salmonella
paratyphy
A- H -
2. Salmonella
paratyphy
A-O -
3. Salmonella
paratyphy
B-H -
4. Salmonella
paratyphy
B-O -
5. Salmonella
paratyphy
C-H -
6. Salmonella
paratyphy
C-O -
7. Salmonella
igM +5

3. Urinalisa 1. Protein Tidak ada


2. Glukosa Tidak ada
3. pH 6,5 4,6-8,0
4. berat jenis 1,010 1,003-1,030
urin

14. Penatalaksanaan
Terapi obat:
Nama Obat Dosis Indikasi Efek Samping
Kaen 1B Infus Menyalurkan atau  Edema otak, paru dan
15 tts/i mengganti cairan dan jar perifer
elektrolit pada kondisi  Asidosis
seperti : dehisrasi pada  Intoksikasi air
pasien yang kekurangan
karbohidrat, penyakit yang
belum diketahui
penyebabnya, pra dan pasca
operasi
Cloramfaniko l 500 cloramfenikol merupakan Efek samping yang
l 500 mg/ 4 x mg/ 4 x suatu golongan antibiotik mungkin terjadi adalah
1 1 yang menghambat reaksi hipersensitivitas,
pertumbuhan bakteri. Obat
demam, kemerahan
jenis ini mempunyai
spektrum kerja yang luas pada tubuh, mimpi
terhadap banyak bakteri buruk, bengkak pada
diantaranya H.influenza, N. wajah dan mata,
meningitides, S. pneumonia, anemia, penurunan
S. pyogenes, S.agalactiae, jumlah sel darah putih
S.pneumonia, S.aureus dan maupun trombosit yang
banyak bakteri lainnya.
disebabkan karena
Beberapa golongan yang
diketahui kebal terhadap supresi pada sumsum
obat ini antara lain tulang, mual, muntah,
P.aeruginosa, shigella dan diare, kesemutan,
salmonella. gangguan penglihatan.
Penggunaan dosis
Obat ini digunakan pada tinggi pada bayi baru
infeksi dimana diketahui
lahir dapat
kuman penyebabnya
sensitive terhadap menyebabkan grey
kloramfenikol dan obat lain baby syndrome dimana
yang kurang toksik tidak keadaannya memburuk
tersedia. Beberapa penyakit dengan cepat.
dimana sering digunakan
kloramfenikol adalah
demam typhoid, radang
selaput otak atau meningitis
yang disebabkan oleh
bakteri, penyakit yang
diakibatkan oleh infeksi
ricketsia, dan brucellosis.

Ranitidin 25 mg/  Ranitidin adalah obat yang  Sakit kepala (3%)


2X1 diindikasikan untuk sakit  Sulit buang air besar
maag. Pada penderita (<1%)
sakit maag, terjadi  Diare (<1%)
peningkatan asam  Mual (<1%)
lambung dan luka pada  Nyeri perut (<1%)
lambung. Hal tersebut  Gatal-gatal pada kulit
yang sering kali (<1%).
menyebabkan rasa nyeri
ulu hati, rasa terbakan di
dada, perut terasa penuh,
mual, banyak bersendawa
ataupun buang gas.
Ceftriaxone 1 gr/ 2  Membantu mengobati  Tempat bekas
x1 meningitis. suntikan
 Mengatasi pneumonia. membengkak.
 Membantu mengatasi  Mual, muntah, dan
keracunan darah. sakit perut.
 Mengobati gonore  Pusing dan sakit
(kencing nanah). kepala. Lidah
 Infeksi kulit dan bengkak.
jaringan lunak.  Berkeringat. Vagina
 Infeksi pada pasien terasa gatal atau
neutropenia (kelainan mengeluarkan cairan.
darah).
 Mengatasi sepsis.
Peradangan pelvis.
 Infeksi saluran kemih.
infeksi saluran
pernafasan bawah.
 Infeksi intra-abdomen.
 Mengatasi flu dan pilek.
 Otitis media bakterial
akut (infeksi telinga
bagian tengah).
 Profilaksis bedah.
DATA FOKUS

Data Subjektif Data Objektif


- Keluraga mengatakan anaknya - Muka dan badan pasien tampak
tampak demam pucat
- Keluarga mengatakan demam - Pasien tampak berkeringat
anaknya naik saat sore dan - Pasien tampak lemas
malam hari - Pasien terpasang infus ka en 1B 15
- Keluarga mengatakan lidah tts/i pada tangan sebelah kanan
anak tampak kotor - Turgor kulit jelek
- Keluarga mengatakan khawatir - BB setelah sakit 21
dengan keadaan anaknya - TTV dikontrol per 3 jam pada saat
- Keluarga mengatakan sangat pengkajian TTV pasien :
mengaharapkan kesembuhan TD = 110/70
anaknya N = 92
- Keluarga mengatakan tidak RR = 22 x/i
sanggup melihat anaknya seperti S = 38,0 C
ini - Tampak mukosa bibir kering
- Ibu mengatakan anaknya sudah - Tampak bibir pecah – pecah
demam sejak 5 hari sebelum - Lidah tampak kotor
dirawat dan ibu mengira bahwa - Pasien tampak meringis
anaknya hanya demam seperti - Pasien tampak lemah
biasa. - Konjungtiva tamapak anemis
- Keluarga mengatakan pasien - Akral hangat
tampak lemas - Pasien tampak sering terbangun
- Pasien mengatakan perut terasa malam hari
sakit - Pasien hanya tidur 4-5 jam perhari
- Keluarga mengatakan nafsu - Mata tampek cekung
makan berkurang - Pasien tampak pucat
- Pasien mengatakan pusing dan - Kulit tampak kering
sakit kepala - Muntah ± 7 x
- Ibu mengatakan pasien - Makan hanya 3 sendok
berkeringat dan kejang - Anoreksia
- Ibu mengatakan pasien juga - Pasien tampak gelisah
batuk berahak dan pilek - Obat:
- Sebelum sakit ibu mengatakan Ranitidin 25 mg/ 2 x 1
BB tertinggi pasien 25 kg Cefotriaxon 1 gr/ 2 x 1
- Keluarga mengatakan anak Cloramfanikol 500 mg/ 4 x 1
sering terbangun pada malam Praxion syp 1cth 4 x 1
hari karena batuk Laxadin 1 cth 2X 1
- Keluarga mengatakan anak - BAB tidak ada sejak 5 hari yang
tidak dapat tidur nyenyak karena lalu
batuk - CRT < 3 dtk
- Dx. Medis : demam typhoid
- Nyeri tekan abdomen (+)
- Tampak batuk (+) berdahak (+)

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Peningkatan laju Hipertermi
- Keluraga mengatakan anaknya metabolisme,
tampak demam penyakit yang di
- Keluarga mengatakan demam alami
anaknya naik saat sore dan
malam hari
- Ibu mengatakan anaknya
sudah demam sejak 5 hari
sebelum dirawat dan ibu
mengira bahwa anaknya hanya
demam seperti biasa.
- Ibu mengatakan pasien
berkeringat dan kejang

DO:
- Pasien tampak berkeringat
S = 38,0 C
- Akral hangat
- Turgor kulit jelek
- Pasien tampak lemas
- Kulit tampak kering

2. DS: Anoreksia, mual Ketidakseimbangan


- Keluarga mengatakan pasien dan muntah Nutrisi kurang dari
tampak lemas kebutuhan tubuh
- Pasien mengatakan perut
terasa sakit
- Keluarga mengatakan nafsu
makan berkurang
- Sebelum sakit ibu mengatakan
BB tertinggi pasien 25 kg
DO:
- Muka dan badan pasien
tampak pucat
- Pasien tampak lemas
- Turgor kulit jelek
- BB setelah sakit 21
sebelumnya 25
- Makan hanya habis 3 sendok
- Anoreksia
- Tampak mukosa bibir kering
- Tampak bibir pecah – pecah
- Pasien tampak lemah
- Konjungtiva tamapak anemis
- Kulit tampak kering
- Lidah tampak kotor
- Pasien tampak pucat
- Muntah ± 7 x
- BAB tidak ada sejak 5 hari
yang lalu
- Nyeri tekan abdomen (+)

5 DS: Peningkatan Gangguan pola


- Keluarga mengatakan anak sering suhu tidur
terbangun pada malam hari tubuh/demam
karena batuk
- Keluarga mengatakan anak tidak
dapat tidur nyenyak karena batuk
DO :
- Pasien tampak sering terbangun
malam hari
- Pasien hanya tidur 4-5 jam
perhari
- Mata tampek cekung

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,mual
dan muntah
2. Hipertermi b.d Peningkatan laju metabolisme, penyakit yang di alami
3. Gangguan Pola tidur b.d peningkatan suhu tubuh/demam

Anda mungkin juga menyukai