Anda di halaman 1dari 2

BAB 3

KESIMPULAN

Refluks lagringo Faring (RLF) adalah REE yang menimbulkan manifestasi

dari penyakit-penyakit oral, faring, laring dan paru yang disebabkan oleh

pergerakan retrograde dari isi lambung (asam dan enzim-enzim) ke laringofaring.

Ada dua teori mengenai patogenesis, teori yang pertama mengatakan adanya

kontak langsung refluks asam lambung dan pepsin ke esophagus proksimal dan

segmen esophagus atas yang berlanjut dengan kerusakan pada mukosa faring,

laring, dan paru. Teori yang kedua mengenai pajanan asam esofagus distal yang

merangsang reflek vagal, yang menyebabkan terjadinya batuk dan bronco spasme

bronkus, batuk, sering meludah, sehingga menyebabkan perubahan inflamsi dari

laring.

Gejala klinis yang dari LPR bervariasi, yaitu suara serak, disfonia, throat

clearing, globus pharingeus, disfagia, post nasal drip, voice fatigue, batuk kronik,

sensasi penuh pada tenggorokan yang tidak hilang dengan menelan. Sehingga

untuk menegakan diagnosis dari LPR harus berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik serta pemeriksaan penunjang. Selain itu untuk menegakan diagnosis LPR

dapat digunakan reflux system index (RSI) dan reflux finding score (RFS). Pada

pemeriksaan laring pada LPR akan ditemukan gambaran eritema, edema serta

24
25

gambaran cobblestone dengan adanya pseudo ulkus vokalis dengan gambaran

ulkus.

Penatalaksanaan LPR tidak lepas dari edukasi pasien dan perubahan pola

hidup, terapi medikomentosa serta terapi bedah. Pada anak-anak, komplikasi LPR

sering mengakibatkan masalah pada saluran pernafasan seperti penyempitan di

bawah pita suara atau subglotis stenosis, ulkus dan suara serak. LPR juga dapat

mengakibatkan disfungsi dari tuba eustachius yang akan mengakibatkan otitis

media akut. Pada orang dewasa, LPR dapat mengakibatkan perubahan mukosa

esophagus dan mengakibatkan karsinoma esofagus.

Anda mungkin juga menyukai