Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Kesehatan Dalam Perspektif Islam

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)


yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan
anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja
berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al
Maa'idah,

5:

3).

Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi
ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia
dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang

bersifat komprehensif, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan
kesehatan bagi individu maupun masyarakat.
Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi
Muhammad SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang
sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan
dengan melaksanakan perintah perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Allah
berfirman:

''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman.'' (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih
dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani,
rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
II.2
1.

Beberapa

Hadist

yang

berkaitan

dengan

kesehatan

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi

wa sallam bersabda:

Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya
maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Taala. (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:

Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula


obatnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3.

Dari Usamah bin Syarik radhiallahuanhu, bahwa beliau berkata:

Aku pernah berada di samping Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Lalu


datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bolehkah
kami berobat? Beliau menjawab: Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab
Allah Subhanahu wa Taala tidaklah meletakkan sebuah penyakit melainkan
meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya: Penyakit apa
itu? Beliau menjawab: Penyakit tua. (HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam Al-Adabul
Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata bahwa hadits ini
hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadii menshahihkan hadits ini dalam
kitabnya Al-Jami Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain, 4/486).
4.

Dari Ibnu Masud radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa

sallam bersabda:

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala tidaklah menurunkan sebuah


penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang
bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya.
(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati
oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat
takhrij Al-Arnauth atas Zadul Maad, 4/12-13).
5. Penegasan Rasulullahualaihi wa sallam dalam sabdanya:

Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula


Allah menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan
janganlah berobat dengan yang haram. (HR. Abu Dawud dari Abud Darda`
radhiallahu anhu)
6. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dari obat yang buruk (haram).
(HR.

Abu

Dawud,

At-Tirmidzi,

dan

Ibnu

Majah.

Asy-Syaikh

Al-Albani

menshahihkannya dalam Shahih Ibnu Majah, 2/255) [Lihat kitab Ahkam Ar-Ruqa wa
At-Tama`im karya Dr. Fahd As-Suhaimi, hal. 21).
7. Dari Auf bin Malik radhiallahu anhu berkata:

Dahulu kami meruqyah di masa jahiliyyah. Lalu kami bertanya: Wahai


Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang hal itu? Beliau menjawab: Tunjukkan
kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa selama tidak
mengandung syirik. (HR. Muslim no. 2200).
8.

Hadits yang diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah

Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa di antara kalian yang mampu memberi kemanfaatan bagi


saudaranya maka hendaknya dia lakukan.

9. Hadist diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anha. Beliau berkata :

Dahulu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam membaca Al-Muawwidzaat dan


meniupkannya dengan sedikit meludah atas diri beliau di masa sakit beliau yang
membawa kepada kematiannya. Tatkala beliau merasa semakin parah, aku yang
membacakan Al-Muawwidzaat dan meniupkannya atas beliau. Aku usapkan bacaan
itu dan tiupan (ludah)nya dengan tangan beliau sendiri. Hal ini karena keberkahan
tangan beliau. (HR. Al-Bukhari)
10. Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu meriwayatkan bahwa Jibril alaihissalam
pernah mendatangi Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Jibril bertanya: Wahai
Muhammad, apakah engkau mengeluhkan rasa sakit? Nabi menjawab: Iya. Maka
Jibril membacakan:

Dengan

nama

Allah,

aku

meruqyahmu

dari

segala

sesuatu

yang

mengganggumu dan keburukan setiap jiwa atau sorotan mata yang dengki. Semoga
Allah menyembuhkanmu, dengan nama Allah aku meruqyahmu. (HR. Muslim)
II.3

Beberapa contoh pengobatan Nabawi (pengobatan dalam islam pada zaman

Rasullulah SAW)
1.

Pengobatan dengan meminum madu.


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut

lebah:

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. (An-Nahl:69)

Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Di antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan
dalam hadits berikut ini:

Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ia berkata:


Saudaraku mengeluhkan sakit pada perutnya. Nabi berkata: Minumkan ia madu.
Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: Minumkan ia madu.
Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: Minumkan ia madu.
Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: Aku telah melakukannya (namun
belum sembuh juga malah bertambah mencret). Nabi bersabda: Allah Maha benar
dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu. Orang itu meminumkannya
lagi, maka saudaranya pun sembuh. (HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no.
5731)
2. Pengobatan dengan habbah sauda` (jintan hitam)
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali
dari penyakit as-samu. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: Apakah assamu itu? Beliau menjawab: Kematian. (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no.
5727)
Jinten hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam
bahasa Persia, disebut juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga
dengan biji al Barakah. Dari biji ini bisa dibuat minyak yang berkhasiat mengobati
batuk, membantu pencernaan, menghilangkan masuk angin dan sejenisnya. Namun
saat ini, biasanya jinten hitam ini dikonsumsi dalam bentuk pil. Imam Ibnu Qayyim al
Jauziyah berkata, Jinten hitam memiliki banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, obat
dari segala jenis penyakit, seperti firman Allah, Menghancurkan segala sesuatu
dengan perintah Rabb-nya, yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi

ungkapan-ungkapan sejenis. Jinten hitam memang berkkhasiat mengobati segala


jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas
karena faktor temporal (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu alaiHi wa sallam, hal.
365)
3. Pengobatan dengan meminum susu dan air kencing unta
Anas radhiallahu 'anhu menceritakan: Ada sekelompok orang Urainah dari
penduduk Hijaz menderita sakit (karena kelaparan atau keletihan). Mereka berkata:
Wahai Rasulullah, berilah tempat kepada kami dan berilah kami makan. Ketika
telah sehat, mereka berkata: Sesungguhnya udara kota Madinah tidak cocok bagi
kami (hingga kami menderita sakit). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun
menempatkan mereka di Harrah, di dekat tempat pemeliharaan unta-unta beliau
(yang berjumlah 3-30 ekor). Beliau berkata: Minumlah dari susu dan kencing untaunta itu.9 Tatkala mereka telah sehat, mereka justru membunuh penggembala untaunta Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam (setelah sebelumnya mereka mencungkil
matanya) dan menggiring unta-unta tersebut (dalam keadaan mereka juga murtad
dari Islam). Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengirim utusan untuk mengejar
mereka, hingga mereka tertangkap dan diberi hukuman dengan dipotong tangan dan
kaki-kaki mereka serta dicungkil mata mereka. (HR. Al-Bukhari no. 5685, 5686 dan
Muslim no. 4329)
4. Pengobatan dengan berbekam (hijamah)
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengabarkan:

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbekam pada bagian


kepalanya dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena
sakit pada sebagian kepalanya. (HR. Al-Bukhari no. 5701)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu,
berbekam dan dengan kay, namun aku melarang umatku dari kay.11 (HR.AlBukhari.No.5680)

5. Berobat dengan minyak zaitun

: -


Artinya:
Dari Umar, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda:Berobatlah dengan minyak zaitun dan minyakilah dengannya, karena ia
berasal dari pohon yang penuh barakah
6. Menurunkan panas demam

)

:
Diceritakan dari AAisyah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda: Panas demam itu berasal dari didihan api neraka jahanam, karena itu
dinginkanlah panasnya dengan air. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai