iii
8
b. Fungsi
Upaya penatalaksanaan cedera oleh suku dinas kesehatan, Puskesmas dan Sekolah
masih belum efektif dalam mengatasi masalah cedera pada anak usia sekolah.
Dibutuhkan suatu upaya penanganan yang komprehensif dan inovatif untuk
menyelesaikan masalah ini melalui intervensi keperawatan komunitas dalam hal
manajemen pelayanan, asuhan keperawatan komunitas. Salah satu bentuk inovasi
tersebut adalah kosmos. Kosmos merupakan salah satu bentuk intervensi
keperawatan yang berbasis komunitas dalam pencegahan cedera pada anak usia
sekolah melalui pendekatan Knowledge, Skill, Motivation, Opportunity and
Access, Suportive Environment (Lubis Padrizal, dkk. 2015).
Fungsi perawat sekolah juga bias dilakukan sebagi berikut;
a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
b. Memberikan kontibusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan
fisik dan sosial sekolah
c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan
masyarakat yang lain.
terbukti secara positif menurunkan angka kejadian cedera dalam pada anak usia
sekolah. Cedera yang terjadi di sekolah paling banyak terjadi adalah tergigit,
kemudian terkilir dan keduanya terjadi pada waktu olah raga. Jenis cedera di
tempat lain yang sering terjadi adalah patah tulang dan pada waktu siang hari.
Sekolah dapat dikatakan aman atau tidak dilihat dari kepadatan murid di dalam
kelas, pencahayaan di dalam kelas yang memenuhi syarat dan halaman sekolah
yang memadai. Dari ketiga kriteria tersebut yang menyebabkan anak-anak mudah
mengalami cedera yaitu pada kelas dengan murid yang padat. Ini dikarenakan
anak-anak pada waktu berada di dalam kelas dengan jumlah murid yang banyak
akan mudah tersandung atau terbentur meja, lemari ataupun kursi. Walaupun
secara statistik tidak menunjukkan kemaknaan, tetapi cedera yang terjadi di
sekolah cukup besar yaitu 18,12%. Sebanyak 64,29% anak-anak berada dalam
lingkungan sekolah yang tidak aman.
Menurut penelitian kuschithawati Susi, dkk. 2007. Jenis kelamin merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya cedera pada anak-anak. Anak laki-laki
lebih sering mengalami cedera karena adanya perbedaan perilaku dan kebebasan
yang lebih banyak dimiliki anak laki-laki, sehingga paparan terhadap risiko
menjadi lebih besar. Selain itu, anak perempuan memiliki kemampuan motorik
yang lebih halus dari pada laki-laki. Biasanya faktor jenis kelamin menunjukkan
kemaknaan statistik dalam penelitian, walaupun faktor sosial-ekonomi pada
analisis tidak menunjukkan kemaknaan statistik, anak-anak dengan sosial-
ekonomi rendah mengalami cedera lebih sering (43,32%) bila dibandingkan
dengan anak-anak yang mempunyai ekonomi menengah-atas (41,48%). Ini sesuai
dengan beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa keluarga dengan sosial-
ekonomi rendah lebih rentan tarhadap tingginya tingkat stres psikososial yang
seringkali menyertai cedera pada anak-anak
Cedera pada anak usia sekolah dapat dicegah dan dikendalikan. Secara umum ada
6 prinsip dasar yang sangat sukses dalam program pencegahan cedera di seluruh
dunia, diantaranya: peraturan perundang-undangan; modifikasi produk;
10
b. Data subsistem
Delapan subsistem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik; Tipe sekolah tempatnya strategis atau tidak. Kebersihan
lingkungan sekolah, fasilitas sekolah yang kondisinya terawat dengan baik.
Kegiatan ekstrakulikuler seperti olahraga kesenian, musik dan keagamaan.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial; Pelayanan kesehatan di sekolah
terdapat UKS untuk tempat istirahat dan pemeriksaan bagi anak yang sakit.
Selain itu juga terdapat ruang BK (Bimbingan Konseling) untuk konsultasi
siswa.
3. Ekonomi; Keadaan ekonomi orang tua siswa.
4. Keamanan dan Transportasi; Fasilitas yang dapat mendukung keamanan
anak di sekolah, ada atau tidaknya kebiasaan yang dapat mengancam
keamanan anak di sekolah.
5. Politik dan pemerintahan; Pada subsistem politik dan pemerintahan bagi
anak usia sekolah adalah keikut sertaan anak dalam organisasi sosial di
sekolah serta kebijakan pemerintah terhadap masalah yang terkait dengan
anak usia sekolah. Keaktifan anak pada organisasi di sekolah.
6. Komunikasi; Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
anak untuk memperoleh informasi pengetahuan berasal dari media, para
guru dan orang tua. Komunikasi informal: dilakukan oleh anak usia sekolah
meliputi data tentang diskusi yang dilakukan anak dengan orang tua, peran
12
B. Diagnosa, NANDA
1. Risiko Cedera
Faktor Resiko Eksternal;
1.1 Hambatan sumber nutrisi (misalkan; vitamin dan tipe makanan)
1.2 Tingkat imunisasi di komunitas
Factor Resiko Internal;
1.1 Gangguan mekanisme perahanan primer (misalnya; kulit robek)
1.2 Malnutrisi