Anda di halaman 1dari 10

BAB II

AGITASI MEKANIK DAN PENCAMPURAN CAIRAN

2.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pola pencampuran,
kebutuhan daya, waktu pencampuran, dan menghitung bilangan Reynold,
bilangan Power, dan bilangan Froud dari fluida yang bercampur.

2.2 Tinjauan Pustaka


Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan
dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu
bentuk yang seragam (Fellows, 1988). Tujuan pencampuran adalah menghasilkan
campuran bahan yang homogen dan mempertahankan kondisi campuran selama
proses agar tetap homogen (Husni, 2012).
Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi
sehingga menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua
jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan
satu propeller dan mixer dengan dua propeller. Mixer dengan
satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan
viskositas rendah, sedangkan mixer dengan dua propeller umumnya digunakan
pada cairan dengan viskositas tinggi, hal ini karena satu propeller tidak mampu
mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu
ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani dkk, 2002).
Proses di dalam kimia dan proses industri lainnya, banyak operasi yang
sangat bergantung pada proses agitasi dan pencampuran yang efektif pada fluida.
Umumnya agitasi mengacu pada pemaksaan fluida dengan cara mekanik untuk
mengalirkan peredaran atau pola lain di dalam bejana. Pencampuran biasanya
menggunakan dua atau lebih fase yang berbeda, seperti fluida dan bubuk padat
atau dua fluida, dan menyebabkan keduanya di distribusikan secara acak satu
sama lain. Ada berbagai tujuan untuk agitasi zat cair diantaranya sebagai berikut:
1) Pencampuran (blending) dua cairan yang dapat dicampur seperti ethyl alcohol
dan air.
2) Pelarutan padatan dalam cairan misalnya garam dalam air, gula dalam air.
3) Dispersi gas dalam cairan sebagai gelembung-gelembung halus, misalnya
oxygen dan udara dalam suatu suspensi mikroorganisme untuk fermentasi atau
untuk sludge process dalam penanganan limbah.
4) Pensuspensian partikel padatan halus dalam cairan.
5) Agitasi fluida untuk menaikkan pertukaran kalor diantara fluida dan dinding
“jacket” suatu ketel (Geankoplis, 2003).
Dalam proses pencampuran oleh beberapa faktor yaitu:
a. Aliran
Aliran yang turbulen menguntungkan suatu proses pencampuran, sebaliknya
aliran laminar dapat mengakibatkan proses pencampuran tidak berjalan
dengan baik.
b. Luas permukaan
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang
berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam
campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik.
c. Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur, maka akan
semakin baik pencampurannya.
d. Viskositas campuran
Pencampuran adalah operasi unit yang melibatkan memanipulasi system fisik
heterogen, dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen
Pengadukan dan pencampuran merupakan operasi yang penting dalam
industri kimia. Pencampuran (mixing) merupakan proses yang dilakukan untuk
mengurangi ketidakseragaman suatu sistem seperti konsentrasi, viskositas,
temperatur, dan lain-lain. Pencampuran dilakukan dengan mendistribusikan secara
acak dua fasa atau lebih yang mula-mula heterogen sehingga menjadi campuran
homogen. Peralatan proses pencampuran merupakan hal yang sangat penting,
tidak hanya menentukan derajat homogenitas yang dapat dicapai, tapi juga
mempengaruhi perpindahan panas yang terjadi. Penggunaan peralatan yang tidak
tepat dapat menyebabkan konsumsi energi berlebihan dan merusak produk yang
dihasilkan, salah satu peralatan yang menunjang keberhasilan pencampuran
ialah pengaduk, hal yang penting dari tangki pengaduk dalam penggunaannya
antara lain:
1. Bentuk, pada umumnya digunakan bentuk silindris dan bagian bawahnya
cekung.
2. Ukuran, yaitu diameter dan tinggi tangka.
3. Kelengkapan:
a. Ada tidaknya baffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
d. Kelengkapan lainnya seperti tutup tangki, dan sebagainya (Ivan dkk, 2012).
Pengaduk dibagi menjadi beberapa jenis yaitu bedasarkan jenis aliran, pengaduk
bedasarkan bentuk, pengaduk bedasarkan kegunaannya.
a. Macam pengaduk berdasarkan jenis aliran
Ada dua macam jenis daun pengaduk (impeller) berdasarkan jenis aliran
yaitu impeler aliran aksial dan impeler aliran radial. Impeler aliran aksial yaitu
membangkitkan arus yang sejajar dengan sumbu impeler. Sedangkan, impeler
aliran radial yaitu membangkitan arus yang arahnya radial atau tangensial
(Ikhsan, 2002).

Gambar 1. Pola aliran berdasarkan pengaduk

b. Macam pengaduk berdasarkan bentuk


 Rotating Impeller

Berdasarkan bentuknya, ada tiga jenis impeller yang utama yaitu :

a. Dayung (paddle)
Daun pengaduk jenis dayung adalah model yang paling sederhana, biasanya
terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poror vertikal dengan kecepatan
rendah sampai sedang. Perputaran dayung mendorong zat cair secara radial dan
tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal (aksial) kecuali bila dayungnya
dipasang agak miring.
b. Propeler
Propeler merupakan impeler aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair
dengan viskositas rendah. Jenis propeler yang paling banyak dipakai adalah
propeler kapal (marine propeler) berdaun tiga dan berjarak-bagi bujur sangkar,
sedang propeler berdaun empat, bergigi atau dengan rancangan lain biasanya
digunakan untuk tujuan khusus.
c. Turbin
Kebanyakan turbin menyerupai agitator dayung berdaun banyak dengan daunnya
yang agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi. Daun-daunnya ada yang
lurus, melengkung, dipasang secara vertikal atau bersudut, biasanya berdiameter
lebih kecil dibanding dayung, berkisar antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin
biasanya efektif untuk jangkauan viskositas yang cukup luas. Arus utama bersifat
radial dan tangensial yang akan menimbulkan efek vorteks dan arus putar, yang
bisa dicegah dengan memasang sekat atau difuser.

Gambar 2.1 Bentuk-Bentuk Pengaduk


(a) Pengaduk paddle (b) Pengaduk propeller (c) Pengaduk
turbine

d. Macam pengaduk berdasarkan penggunaannya


 Tree-blades/marine impeller digunakan untuk pencampuran dengan
bahan dengan viskositas rendah dengan putaran yang tinggi.
 Turbine with flat vertical blades impeller digunakan untuk cairan kental
dengan viskositas tinggi.
 Horizontal plate impeller digunakan untuk zat berserat dengan sedikit
terjadinya pemotongan
 Turbine with blades are inclined impeller paling cocok digunakan untuk
tangki yang dilengkapi jaket pemanas
 Curve bade Turbines impeller efektif untuk bahan berserat tanpa
pemotongan dengan viskositas rendah
 Flate plate impeller digunakan untuk pencampuran emulsi
 Cage beaters impart impeller cocok digunakan untuk pemotongan dan
penyobekan
 Anchore paddle impeller digunakan campuran dengan viskositas sangat
tinggi berupa pasta

2.3 Metodologi Percobaan


Percobaan agitasi mekanik dan pencampuran cairan ini untuk mencampurkan dua
atau lebih bahan cair. Isi dari subab ini adalah uraian alat, bahan, dan diagram
kerja yang digunakan dalam percobaan agitasi mekanik dan pencampuran cairan.

2.3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel II.1.
Tabel II.1 Daftar alat dan bahan
Alat Bahan
Beaker glass Air
Neraca analitik Asam sitrat
Konduktometer Kapur
Stopwatch
Tachometer
Batang pengaduk

2.3.2 Prosedur Kerja


Prosedur percobaan praktikum Agitasi mekanik dan pencampuran adalah sebagai
berikut

Memastikan semua valve tangka


berpengaduk tertutup dengan rapat

Memasukkan air sebanyak 10 liter ke


dalam tangka berpengaduk
Menyambungkan alat ke sumber listrik
(alat beroperasi)

Mengukur kecepatan putar


menggunakan tachometer

Mematikan alat dan memutus


sambungan listrik pada alat

Menyambungkan alat ke sumber listrik

Menyalakan konduktometer dan


mengukur konduktifitas air

Memasukkan CaCO3 stopwatch on) dan


mengukur konduktifitasnya

Memasukkan asam sitrat (stopwatch on)


dan mengukur konduktifitasnya

Mengukur arus daya alat

Memutus arus listrik pada alat

Mengukur densitas
. dan viskositas

2.4 Hasil dan Pembahasan


Gambar II.2 Diagram alir agitasi mekanik dan pencampuran
Tabel. II.2 Data hasil pratikum agitasi mekanik
Variabel Massa Massa Kecepatan Viskositas Densitas
kapur asam sitrat pengaduk (g/cm3)
(gram) (gram) (rpm)
1 50 30,5 110,3 1 1,003
2 50 30,5 310,3 0,9 0,995
Variabel yang digunakan pada pratikum agitasi mekanik yaitu kecepatan putar
impeller. Kecepatan putar variabel pertama lebih kecil dibandingkan kecepatan
putar yang kedua sehingga viskositas dan densitas pada percobaan pertama lebih
besar dibandingkan percobaan kedua. Densitas dan viskositas percobaan pertama
lebih besar dikarenakan kecepatan putar impeller yang rendah sehingga saat
pencampuran kapur dan air belum tercampur dengan sempurna.

Gambar II.3 Grafik agitasi mekanik variabel 1 air + kapur


Gambar II.3 adalah grafik antara konduktifitas dengan waktu, grafik
konduktifitas dan waktu digunkan untuk mengetahui apakah larutan sudah
tercampur dengan sempurna atau tidak. Waktu yang diperlukan untuk larutan
sempurna pada variabel pertama yaitu 3 menit 54 detik dengan konduktifitas
0,746 S/m. Grafik naik turun menunjukan bahwa larutan belum tercampur dengan
sempurna.
Gambar II.4 Grafik agitasi mekanik variabel 1 air + kapur + asam sitrat
Grafik pada gambar II.4 menunjukan waktu yang dibutuhkan air + kapur
menjadi homogen sempurna yaitu 8 menit 21 detik dengan konduktifitas 0,773
S/m.

Gambar II.5 Grafik agitasi mekanik variabel 1 air + kapur


Grafik naik turun pada gambar II.5 menunjukan bahwa air + kapur belum larut
dengan sempurna. Larutan homogen pada waktu 3 menit 15 detik, dengan
konduktivitas 0,742 S/m.
Gambar II.6 Grafik agitasi mekanik variabel 1 air + kapur + asam sitrat
Gambar II.6 menunjukan waktu yang dibutuhkan larutan menjadi
homogen yaitu 7 menit 2 detik dengan konduktifitas 0,758 S/m.
Fungsi penambahan asam sitrat pada pencampuran air + kapur adalah
untuk mempermudah membaca konduktivitas pada konduktometer dan agar air +
kapur lebih cepat homogen.
Variabel v pengaduk NRe NPo NFr
(rpm)
1 110,3 1,74191 1,23768 91,19040
2 310,3 5,38590 4,90890 717,5649
Bilangan reynold menggambarkan jenis aliran fluida yang disebabkan
pengaduk, semakin cepat putaran pengaduk maka semakin besar aliran fluida
yang terjadi. Bilangan power untuk menghitung tenaga yang dibutuhkan, semakin
cepat pengadukan maka tenaga yang dibutuhkan semakin besar. Bilangan fraude
untuk mengetahui pengaruh grafitasi bumi dalam penentuan gerakan fluida dan
mengetahui besarnya vortexs yang terjadi, semakin cepat putar pengaduk maka
bilangan fraude semakin besar.

2.5 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan agitasi mekanik dan pencampuran, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Semakin lambat kecepatan putar maka densitas dan konduktivitas lebih kecil,
dikarenakan kecepatan yang rendah membuat larutan tidak tercampur dengan
sempurna
2. Penambahan asam sitrat dapat mempercepat larutan homogen dengan
sempurna

2.6 Referensi
Galletti, C., Paglianti, A. Lee, K.C. Yianneskis, M., (2004): “Reynolds Number
and Impeller Diameter Effect on Instabilities in Stirred Vessles, AlChe
Journal, 50, pp. 2050 – 2063.
Geankoplis J. Christy (2003): Transport Procesesses and Separation Process
Principles. Pearson Education, Inc.
Herliati. 2005. Aplikasi Mixing Di Industri. Dosen Jurusan Teknik Kimia.
Fakultas Teknologi Industri. Universitas Jayabaya. Surabaya.
Sidabutar, ivan., Putri Pidia Permata, Maulana Mursyid. 2012. Laporan
Praktikum Operasi Teknik Kimia Waktu Pencampuran. Fakultas Teknik.
Universitas Riau. Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai