Anda di halaman 1dari 1

KLB DBD

KLB DBD sering meyerang Negara tropis dan subtropics ( Dini, fytriani dkk 2010).
Penyakit KLB DBD pertama kali meyerang Negara Fhilipina pada tahun 1953, disusul Negara
Thailand dan Vietnam ( Dini, fytriani dkk 2010). Penyaki DBD di katakana KLB di Negara
Fhilipina karena dalam kurung waktu tiga bulan berturut-turut angka penderita dan kematian
karena DBD meningkat tajam (WHO, 2010). DBD di Indonesia pertama kali di Kota Surabaya
yang terjadi pada tahun 1968, setelah itu di Kota Jakarta, Bandung dan Yogyakarta (Soedarmo
2002). Penyebaran DBD di Indonesia berkaitan dengan meluasnya trasportasi yang digunakan
oleh masyrakat sehingga kasus DBD meyebar luas diseluruh pelosok Indonesia.

Penyakit DBD di Indonesia dikatakan KLB karena jumlah penderita setiap tahun
meningkat dan sebaran daerahnya semakin meluas (Depkes RI, 2004). Data dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2004 jumlah kasus KLB DBD di seluruh provinsi Indonesia
dalam kurun waktu tiga bulan terakhir meningkat tajam (Depkes RI, 2004). Pada awal tahun
2015 Provinsi Jawa Timur dan Sumatera Utara menetapkan wilayahnya telah terjadi kasus KLB
DBD (Depkes RI,2015). Di Provinsi Jawa Timur Kabupaten Sumedep menjadi daerah terbanyak
kasus KLB DBD dengan 380 kasus sedangkan di Provinsi Sumatera Utara di Kota Palembang
yang menjadi daerah terbanyak kasus KLB DBD dengan 101 kasus (Depkes RI, 2015).

Penderita penyakit DBD umunya anak-anak usia 5-11 tahun tetapi tidak menutup
kemungkinan diderita oleh orang dewasa dan orang tua (Sirgalaki, 2007). DBD adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus yang terdapat pada nyamuk aedes aegypti dan nyamuk aedes
albupictus ( Maria, Ishak, Selomo, 2013). Penyakit DBD dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yairu lingkungan, vector dan manusia. Dimana lingkungan menjadi faktor uatama karena
lingkungan menjadi tempat berkembangnya nyamuk aedes dan menjadi tempat tinggal dari
manusia. Lingkungan yang kotor memudahkan nyamuk aedes berkembang dengan pesatnya.
Dampak dari perkembangnya nyamuk aedes ini dapat menyebabkan terjadi penyakit DBD
(Maria, Ishak, Selomo, 2013). Pencegahan agar tidak terjadi KLB DBD yaitu dengan
caramenjaga lingkungan tempat tinggal misalnya denganmelakukan program 3M+ yaitu
menguras,menutup, mengubur dan mendaur ulang sampah yang masih bisa di jadikan barang
yang bermanfaat seperti untuk pupuk,kerajinan tangan dan lain-lain (Arwan, Wijaya, 2012).

Anda mungkin juga menyukai