Anda di halaman 1dari 8

2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA


Category: Bangunan
Last Updated on Wednesday, 29 April 2015 Published Date
Written by BW

MENGENAL KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA


Bambang Wijanarko

Abstraksi

Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan
Kerja. Kebisingan yang ditimbulkan oleh daerah industri dapat dibedakan menjadi tiga seperti yang dijelaskan oleh
McDonalds sebagai berikut: bising yang berfrekuensi tinggi (wide band noise), bising yang berfrekuensi rendah (narrow
band noise) dan bising yang tiba-tiba dan keras (impulse noise).Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran,
mengganggu pidato dan pendengaran, menyebabkan kejengkelan, dan merusak pekerjaan pada sejumlah batas.
Kehilangan pendengaran, juga dikenal sebagai permulaan yang berubah, mungkin bersifat sementara atau bersifat tetap,
tergantung pada lamanya dan kesederhanaan yang didapat.Frekuensi bunyi yang bisa diterima oleh telinga manusia
terbatas mulai frekuensi 16– 20.000 Hertz, frekuensi adalah bilangan dari variasi tekanan suara per sekon. Frekuensi
biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz) atau dalam putaran per sekon (pps). Telinga manusia yang tidak dilindungi
sangat berbahaya jika terpapar suara dengan intensitas lebih dari 115 dBA, Jika masih dibawah 80 dBA pendengar masih
berada pada tahap aman. Jika terpapar kebisingan diatas 80 dBA telalu lama harus dilindungi dengan Alat Pelindung Diri
(APD).Fungsi alat pelindung telinga adalah menurunkan tingkat kebisingan yang mencapai alat pendengar, serta
pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah terhadap bahaya bising.

Kata kunci: kebisingan, tempat kerja

A. PENDAHULUAN
Peningkatan industrialisasi tidak terlepas dari peningkatan teknologi modern. Disaat kita memerima peningkatan dan
perubahan dari pada teknologi, maka kita pun akan juga harus menerima efek samping dari teknologi tersebut. Seiring
dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang menggunakan teknologi tinggi, diharapkan industry dapat berproduksi
secara maksimal sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Pemilihan teknologi dalam bidang produksi dimaksudkan untuk menggantikan posisi manusia dari
aktor utama kegiatan produksi menjadi pengendali kegiatan produksi. Ini terjadi karena keterbatasan yang dimiliki manusia
sebagai tenaga kerja misalnya kecepatan, tenaga, dan lain-lain. Namun perubahan posisi ini tidak bisa mengabaikan
manusia begitu saja, karena manusia adalah human centered dalam kegiatan produksi.
Namun banyak perusahaan/industri lebih berorientasi pada kegiatan produksi dibandingkan mengelola sumber daya
manusia. Antara lain pemakaian mesin otomatis menimbulkan suara yang cukup besar, memberikan dampak gangguan
komunikasi, konsentrasi dan kepuasan kerja bahkan sampai pada cacat. Atas dasar tersebut dibuat kebijakan tentang
kebisingan dilingkungan kerja dengan maksud memberi pedoman dan bagi pengusaha, tenaga kerja tentang bahaya
kebisingan ditempat kerja.
Kebisingan adalah salah satu faktor fisik berupa bunyi yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan dan
keselamatan kerja. Sedangkan dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia ‘’ Bising adalah semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran ‘’. Dari kedua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah semua bunyi atau suara
yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan.
B. PENGERTIAN KEBISINGAN
Untuk memahami permasalahan kebisingan, kita perlu mengetahui arti dari beberapa istilah tentang pengertian kebisingan
itu sendiri.
1) Bunyi
Bunyi adalah rangsangan yang diterima olehtelinga karena getaran media elastis. Sifat bunyi ini ditentukan oleh frekuensi
dan intensitasnya. Frekuensi bunyi adalah jumlah gelombang bunyi yang lengkap yang diterima oleh telinga setiap detik.
Frekuensi bunyi yang bisa diterima oleh telinga manusia terbatas mulai frekuensi 16 – 20.000 Hertz. Bunyi dengan frekuensi
kurang dari 16 Hz disebut infrasonic dan di atas 20.000 Hz disebut ultrasonic. Frekuensi bunyi yang terutama penting untuk
komunikasi (pembicaraan) yaitu sekitar 250 Hz – 3.000 Hz. Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 1/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

bunyi. Tekanan ini biasa diukur dengan microbar. Untuk mempermudah pengukuran digunakan satuan decibel. Satuan
oksibel diukur dari 0 – 140, atau bunyi terlemah manusia bisa mendengar hingga tingkat bunyi yang dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada telinga manusia. Kata desibel biasa disingkat dB dan mempunyai 3 skala yaitu A, B dan C
dimana skala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala A atau dBA.
2) Desibel ( dB )
Desibel adalah satuan untuk mengukur tekanan suara, dan intensitas suara. Desibel hampir sama dengan derajat kecil
dari perbedaan kekerasan yang biasa di deteksi oleh telinga manusia. Pada skala desibel, 1 mewakili suara lemah yang
terdengar 120 dB umumnya dianggap permulaan dari kesakitan.Skala desibel adalah skala logaritmik, maka dari itunilai ini
tidak dapat ditambah atau dikurangi perhitungannya. Dalam penggabungan lebih dari tingkat decibel, dua tingkat yang
paling tinggi harus digabungkan dulu.
Penting untuk kita sadari bahwa suara-suara dari tekanan suara yang sama mungkin bukan suara dengan kekerasan
yang sama. Pada tekanan mendekati 100 desibel, frekuensi antara 20 dan 1000 putaran per sekon suara dengan kekerasan
yang sama. Pada tingkat tekanan suara yang paling rendah, frekuensi suara terendah tidak kelihatan sama kerasnya
dengan 1000 putaran per sekon nada.
3) Frekuensi (Hz)
Frekuensi adalah bilangan dari variasi tekanan suara per sekon. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz)
atau dalam putaran per sekon (pps). Telinga anak muda yang sehat dapat mendeteksi suara dalam 20 sampai 20.000
putaran per sekon jarak. Ketika proses penuaan terjadi, beberapa kerusakan pendengaran berlangsung. Frekuensi yang
berisikan pidato ditemukan antara 250 dan 3.000 putaran per detik.
4) Jenis Kebisingan
- Bising secara terus menerus adalah bising yang mempunyai perbedaan tingkat intensitas
bunyi diantara maksimum dan minimum yang kurang dari 3 dBA.
- Bising fluktuasi ialah bunyi bising yang mempunyai perbedaan tingkat di antara intensitas
yang tinggi dengan yang rendah lebih dari 3 dBA.
- Bising impuls ialah bunyi bising yang mempunyai intensitas yang sangat tinggi dalam waktu
yang singkat seperti tembakan senjata api.
- Bising bersela adalah bunyiterjadi dalam jangka waktu tertentu dan berulang. Contoh: bising
ketika memotong besi akan berhenti apabila gergaji itu dihentikan.
5) Ciri-ciri Suara
Suara adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga. Pada umumnya, suara adalah perubahan tekanan di
udara. Namunsuara dapat juga merupakan perubahan tekanan pada air atau tekanan pada benda yang sensitif. Bising
adalah suara yang tidak diinginkan atau tidak dikehendaki.Satuan pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkatan
yang masih dapat dinyatakan sebagai suara atau telah dikategorikan sebagai kebisingan yang berbahaya kita gunakan
satuan decibel atau satu persepuluh bel.Tabel1 menyatakan tingkatan decibel untuk berbagai suara yang sering digunakan.
Kebisingan yang ditimbulkan oleh daerah industri dapat dibedakan menjadi tiga seperti yang dijelaskan oleh McDonalds
sebagai berikut: bising yang berfrekuensi tinggi (wide band noise), bising yang berfrekuensi rendah (narrow band noise) dan
bising yang tiba-tiba dan keras (impulse noise).

Sumber Decibel(dBA)

Berbisik 20
Kantor yang tenang 50

Percakapan normal 60
Kantor yang bising 80
Gergaji 90

Mesin gerindra 100


Truk yang lewat 100
Pesawat jet 150

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 2/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

Tabel1.Tingkatan Suara yang Digunakan

C.EFEK KEBISINGAN
1) Bahaya kebisingan
Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, mengganggu pidato dan pendengaran, menyebabkan
kejengkelan, dan merusak pekerjaan pada sejumlah batas. Kehilangan pendengaran, juga dikenal sebagai permulaan yang
berubah, mungkin bersifat sementara atau bersifat tetap, tergantung pada lamanya dan kesederhanaan yang didapat.
Kebisingan yang tidak terlalu kuat untuk menyebabkan kerusakan pendengaran mungkin masih mengganggu pudato dan
yang lain yang masih menginginkan suara. Ketika komunikasi penting dibanyak tempat pekerjaan, tingkat penerimaan
berubah dengan alam dari kesulitan bekerja. Untuk bisa berkomunikasi dengan berteriak, sebagai contoh, mungkin puas
ketika melakukan pekerjaan merawat pada mesin. Pada sisi lain, meningkatkan suara sedikit untuk mengatasi ciri khas
kebisingan kantor yang sama sekali tidak diinginkan dalam ruang konferensi.
Mungkin reaksi kebisingan yang tersebar luas adalah kejengkelan. Beberapa karakter kebisingan kelihatan lebih
menjengkelkan daripada yang lain. Demikian, suara kuat lebih menjengkelkan daripada yang kurang keras. Dengan cara
yang sama, nada yang tinggi mengandung lebih banyak frekuensi diatas 1500 lingkaran per sekonlebih menjengkelkan
daripada nada rendah dari kekerasan yang sama. Suara yang terjadi secara acak, berubah kuatnya atau nadanya, ataupun
berulang-ulang, kelihatannya untuk mengganti lokasi mereka lebih menjengkelkan daripada mereka yang terus berlanjut,
tidak berubah atau setara.
Efek dari kebisingan yang berlebihan kepada efisiensi dan hasil bekerja relative kecil. Pekerjaan yang dikerjakan serta
cara kerja berulang sederhana tidak dapat muncul pengaruhnya oleh kebisingan, sedangkan hilangnya dalam efisiensi pada
banyak himpunan pekerjaan cenderung menghilang dengan datangnya waktu. Hubungan antara bising yang berlebihan dan
faktor seperti perbandingan kecelakaan, pembolosan, dan penggantian pegawai belum ditetapkan dengan jelas.
2) Faktor-faktor yang berpengaruh
Faktor-faktor yang mempemgaruhi resiko kehilangan pendengaran berhubungan dengan terpaparnya kebisingan. Bagian
yang paling terpenting adalah :
Intensitas kebisingan (tingkat tekanan suara)
Jenis kebisingan (wide band, narrow band, impulse)
Lamanya terpapar per hari
Jumlah lamanya terpapar (dalam tahun)
Usia yang terpapar
Masalah pendengaran yang telah diderita sebelumnya
Lingkungan yang bising
Jarak pendengar dengan sumber kebisingan
Dikarenakan faktor yang bervariasi ini, yang paling berbahaya adalah tingkat suara, frekuensi, lama terpapar, dan
penyebarannya. Telinga manusia yang tidak dilindungi sangat berbahaya jika terpapar suara dengan intensitas lebih dari 115
dBA. Jika masih dibawah 80 dBA pendengar masih berada pada tahap aman. Jika terpapar kebisingan diatas 80 dBA telalu
lama harus dilindungi dengan alat pelindung diri (APD).
Untuk mengurangi resiko kehilangan pendengaran, terpapar kebisingan harus dibatasi selama maksimal delapan jam
dengan kebisingan sekitar 90 dBA. McDonalds menyatakan peraturan umum yang perlu kita ketahui jika kita berada pada
tempat kerja yang bising :
Terpapar kurang dari 80 dBA dapat dinyatakan dalam tahap aman yang bertujuan menghindari resiko
Pada tingkat 90 dBA dinyatakan sebagai tahap maksimum untuk terpapar secara langsung selama 8 jam per hari tanpa
menggunakan alat pelindung apapun
Terpapar terus menerus pada tingkat 115 dBA atau lebih tinggi tidak dianjurkan
Impulse noise dibatasi hingga 140 dBA per 8 jam perhari untuk pemaparan menerus
D. IDENTIFIKASI DAN EVALUASI KEBISINGAN
Identifikasi dan evaluasi kondisi kebisingan yang berbahaya pada tempat kerja berkaitan dengan mengadakan peninjauan
kebisingan secara berkala dan followup atau tindak lanjut. Disemua tempat kerja harus dilakukan pengukuran kebisingan,

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 3/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

untuk kemudian diadakan penilaian apakah ruang kerja tersebut memenuhi persyaratan atau harus diambil tindakan-
tindakan pencegahan terhadap bahaya kebisingan.
a) Pengaruh Kebisingan
Dalam beberapa industri terdapat berbagai intensitas kebisingan, misalnya pada:
85 – 100 dB biasanya terdapat pada pabrik tekstil, tempat kerja mekanis seperti mesin penggilingan, penggunaan udara
bertekanan, bor listrik, gergaji mekanis
100 – 115 dB biasanya terdapat pada pabrik pengalengan, ruang ketel, drill.
115 – 130 dB biasanya terdapat pada mesin-mesin diesel besar, mesin turbin pesawat terbang dengan mesin turbo,
compressor sirine
130 – 160 dB biasanya terdapat pada mesin-mesin jet, peledakan roket.
Mengadakan peninjauan berkaitan dengan pengukuran tingkat kebisingan di berbagai tempat yang berada ditempat kerja.
Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter dan dosimeter. Sebuah sound
level meter menghasilkan pembacaan langsung yang menyatakan tingkat kebisingan yang spesifik dalam waktu yang
singkat. Dosimeter memberikan rata-rata watu pemaparan. Dosimeter alat yang paling sering digunakan karena dapat
mengukur jumlah pemaparan, dan telah memenuhi standar yangditetapkan oleh badan OSHA (Occupation Safety and
Health Administration) dan ANSI (American National Standards Institute). Menggunakan dosimeter diberbagai daerah kerja
dan memberikan dosimeter pada satu atau lebih pekerja adalah anjuran ke depan untuk menjamin keakuratan pembacaan.
b) Alat Pengukur Kebisingan
Ada 2(dua) cara untuk mengukur tingkat kebisingan ditempat kerja, yaitu :
1. Instrumen Pembaca Langsung
Instrumen Pembaca Langsung disebut juga ‘’sound level meter’’yang beraksi terhadap suara atau bunyi, mendekati
kepekaan telinga manusia. Alatdipakai untuk mengukur tingkat kebisingan pada saat tertentu. Biasanya alat ini digunakan
untuk mengidentifikasi tempatyang tingkat kebisingannya lebih tinggi dari aturan batas maksimum yakni 85 dBA. Alat ini
terdiri dari microphone, alat penunjuk elektronik, amplifier, 3 skala pengukuran A, B, C.
Skala pengukuran A: Memperlihatkan perbedaan kepekaan besarpada frekuensi rendah dan tingginya yang menyerupai
reaksi telinga untuk intensitas rendah.
Skala pengukuran B: Memperlihatkan kepekaan telinga pada intensitas sedang.
Skala pengukuran C : untuk skala dengan intensitas tinggi.
Ada 2(dua) jenis sound level meter yang sering digunakan yaitu :
Pocket Sound Level Meter type 2205, tipe untuk pengukuran pada skala A,B,dan C.
Precision Sound Level Meter type 2203, lebih besar dari tipe 2205 dan dapat untuk pengukuran yang lebih teliti di samping
dapat dilengkapi dengan filter untuk frekuensi.
E. PENGENDALIAN BAHAYA KEBISINGAN
Dalam hal pengendalian suara yang menjadi bagian utamanya adalah sumber, penghubung dan penerima. Secara skematik
adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Skematik sumber, penghubung dan penerima


Sumber (source) adalah tempat dimana suara tersebut dihasilkan dan penghubung (path) adalah jalur suara di udara
sehingga suara dapat sampai ke penerima (receiver) atau telinga. Situasi yang lebih kompleks jelas memiliki sumber ,
penghubung dan penerima yang bermacam-macam pula.
Kebisingan dapat dikurangi dengan pengendalian yang dilakukan oleh pihak ahli teknik atau pihak manajemen
mempergunakan salah satu atau kedua-duanya. Pengendalian kebisingan yang paling penting adalah bagaimana
mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber.
(1) Pengendalian Suara Pada Sumber
Memodifikasi sumber suara adalah solusi yang paling tepat. Kebisingan berasal dari sumber dan jika suara yang dihasilkan
bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan maka tidak ada yangdikhawatirkan lagi dalam hal pengontrolan di penghubung dan
penerima.

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 4/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

Pengontrolan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :


Menutup sumber (mengisolir sumber kebisingan)
Mengubah desain peredam suara pada sumber
Menurunkan tingkat kebisingan pada sumber
Pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat kebisingan rendah
Pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur
Penggunaan bahan-bahan peredam suara, menyekat sumber bising
Membuat perubahan pada peralatan yang sudah ada
Mengganti proses sehingga dengan suara yang lebih kecil dapat digunakan
Apabila tingkat kebisingan sudah di atas 85 Dba untuk shift 8 jam, 40 jam perminggu maka koreksi dapat dilakukan dengan
cara melakukan penanaman pohon-pohon dan pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
kebisingan. Menempatkan sumber bunyi sedemikian rupa sehingga terpisah dengan ruang sehingga tenaga kerja berada,
bekerja dengan menggunakan pemisah terbuat dari bahan/kontruksi yang dapat yang dapat mengurangi penjalaran suara
baik berupa tabir atau ruangan tertutup.
(2) Pengendalian Suara Pada penghubung
Dalam berbagai situasi dan kondisi jika peralatan sudah ada maka tidak mungkin lagi untuk memodifikasi mesin yang
merupakan sumber suara. Dalam hal ini yang mungkin dilakukan adalah mengubah jalur penerus gelombang suara
(acoustic transmission path) yang ada antara sumber suara dan penerima atau pendengar.
Cara tersebut diantaranya adalah :
Memindahkan sumber jauh dari pendengar
Menambah peredam suara pada jalur yang dilaluinya sehingga lebih banyak suara yang diserap ketika suara merambat
kependengar
Pengontrolan suara pada penghubung membutuhkan modifikasi antara sumber dan penerima. Secara tidak langsung
dapat digunakan bahan yang bersifat menyerap dipermukaan materi untuk menyerap energy suara tersebut. Bahan-bahan
tersebut diantaranya adalah karet, bahan dari logam, gabus dan udara.Dinding penghalang terletak antara sumber suara
dan penerima yang berfungsi untuk mereduksi suara langsung yang diterima oleh pendengar.
(3) Pengendalian Suara pada penerima
Penerima suara adalah telinga manusia dan sangat disayangkan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengontrol suara
yang diterima. Jika semua usaha yang dilakukan untuk mengurangi intensitas suara tidak berhasil ditempat yang harus ada
manusia maka hanya tinggal beberapa cara saja. Tetapi jika tingkat suara tersebut sangat tinggi dan tidak bisa dikurangi
maka satu-satunya cara adalah tidak meletakkan manusia di area tersebut dan menggunakan remote control untuk
mengoperasikan mesin yang ada.
Ketika alat pelindung telinga harus dipakai, maka harus ada sosialisasi dan pendidikan kepada pekerja agar pekerja
memahami bahaya apa yang ditimbulkan dan cara pemakaian yang benar. Pencegahan terhadap bahaya kebisingan pada
prinsipnya adalah mengurangi tingkat dan / atau lamanya pemaparan terhadap kebisingan.
Usaha yang dapat ditempuh adalah :
(4) Pengurangan Waktu Pemaparan
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 / MENKES / SK / XI / 2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri maka lamanya pemaparan yang diizinkan yaitu sebagaimana
terdapat pada tabel berikut ini.

Waktu Pemaparan per Hari IntensitasKebisingan


dB (A)
4 88
2 Jam 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
3,75 Menit 106
1,88 109
0,94 112

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 5/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 Detik 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139

Tabel 2. Waktu Paparan dan Intensitas Kebisingan


Beberapa aturan yang harus dipenuhi adalah :
Pekerja tidak boleh terpapar lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat
Bila pekerja terpapar pada beberapa tempat dengan tingkat kebisingan yang berbeda, harus diperhatikan efek
kombinasinya bukan efek satu per satu.
Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja tersebut tidak boleh masuk ke
dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat pelindung yang tepat.
Bila kebisingan pada suatu tempat kerja adalah 115 dBA atau lebih, maka tenaga kerja tersebut tidak boleh masuk ke
dalam tempat kerja tersebut tanpa menggunakan alat pelindung yang tepat.
Bila terdapat bunyi impulsif dengan tingkat kebisingan lebih dari 130 dba atau bunyi yang bersifat ‘’FAST’’ dengan tingkat
kebisingan 120 dBA maka alat pelindung telinga harus dipakai.
Tidak seorang pun boleh memasuki area dengan tingkat kebisingan 140 dBA dan harus dipasang tanda peringatan.
F. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG TELINGA
Fungsi alat pelindung telinga adalah menurunkan tingkat kebisingan yang mencapai alat pendengar. Terdapat dua alat
pelindung telinga yang dipergunakan yaitu:
1. Sumbat Telinga (Ear plug)
Sumbat telinga yang paling sederhana terbuat dari kapas yang dicelup dalam lilin sampai dengan bahan sintetis sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan liang telinga pemakai. Sumbat telinga ini dapat menurunkan intensitas kebisingan sebesar 25
dB sampai 30 dB. Dan sebagai peringatan kapas kerja tidak bisa digunakan sebagai sumbat telinga karena tidak efektif.
Alat ini dimasukkan ke dalam lubang telinga dengan maksud untuk mengurangi suara dari udara sebelumsampai pada
gendang telinga. Alat ini mungkin terbuat dari karet, plastik, neoprene, atau kapasyang dilapisi dengan lilin. Bahan dan
bentuk memiliki keefektifan yang sedikit dari penyumbat yang tersedia. Berlawanan terhadap pendapat yang popular, kapas
yang kering memberikan perlindungan yang lebih sedikit.
2. Penutup Telinga (Ear muff)
Penutup telinga lebih baik daripada penyumbat telinga, karena selain menghalangi hambatan suara melalui udara, juga
menghambat hantaran melalui tulang tengkorak. Penutup telingadapat menurunkan intensitas kebisingan sebesar 30 dB
sampai 40 dB.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penutup telinga adalah :
Harus teruji efektifitasnya olehbadan yang berwenang untuk melakukan pengujian.
Alat pelindung telinga harus disesuaikan dengan setiap individu tenaga kerja.
pemeliharaan serta cara penggunaan alat pelindung telinga harus diketahui tenaga kerja yang bersangkutan (sosialisasi).
Alat-alat pelindung yang digunakan harus diperiksa pada waktu-waktu tertentu untuk meyakinkan bahwa keadaannya
tetap baik digunakan.

Gambar 2. Alat Pelindung Telinga

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 6/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

G. PENYAKIT AKIBAT KEBISINGAN


(1) Presbycucis
Kehilangan pendengaran karena proses menuanya seseorang disebut presbycucis. Penyakit ini terjadi karena
meningkatnya frekuensi minimal yang dapat didengar.
(2) Tinnitus
Tinnitus dapat dikatakan sebagai peringatan ringan terhadap kerusakan pendengaran. Tinnitus adalah bunyi dalam telinga
tanpa rangsangan diluar. Bunyi-bunyi telah digambarkan sebagai bunyi berdering, mendenging, berdengung, berdesis,
suara ‘’seasheel’’, ‘’cricket sound’’, ‘’motor sound’’ ataupun seperti suara gemuruh.Tinnitus jelas dirasakan jika berada
diruangan yang sunyi senyap atau malam pada waktu tidur.
(3) Kerusakan Pendengaran Sementara
Kehilangan pendengaran mungkin saja bukan akibat dari tuanya usia tetapi juga akibat kebisingan yang sangat keras.
Kerusakan yang terjadi akibat dari kebisingan yang sangat keras pertama kali di batas frekuensi 4000 Hz – 6000 Hz dan ini
adalah batas paling sensitif untuk telinga manusia. Kerusakan pendengaran sementara ini disebut ‘’Temporary Threshold
Shift (TTS)’’ atau kelelahan pendengaran.
(4) Kerusakan Pendengaran Total
Secara berulang sebelum pemulihan kerusakan pendengaran sementara selesai maka akibatnya adalah kerusakan
pendengaran total. Kerusakan pendengaran total ini disebut ‘’Permanen Threshold Shift (PTS)’’.
H. PROGRAM PENDIDIKAN KESELAMATAN
Para pekerja sering tidak mengerti mengapa mereka penting untuk memakai pelindung telinga. Karena ituprogram
pendidikan diperlukan untuk meyakinkan mereka dari pentingnya perlindungan telinga. Pekerja tidak boleh kerja ditempat
yang bising apabila yang bersangkutan mempunyai penyakit-penyakit telinga tengah yang kronis, epilepsy dan kelainan
lainnya.Pemeriksaan kesehatan diperlukan untuk mencegah terhadap bahaya bising adalah :
- Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pre employment) meliputi: Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum,
Pemeriksaan klinis terhadap telinga.
- Test audiometer yang sederhana (screening I simplified audiometric test) meliputi: (1) Pemeriksaan berkala: Riwayat
penyakit secara pendek, Pemeriksaan klinis terhadap telinga, Tes audiometer yang sederhana (2) Pemeriksaan khusus:
Riwayat penyakit, Pemeriksaan klinis secara umum, Pemeriksaan klinis yang menyeluruh terhadap telinga, hidung dan
tenggorokan, Tes audiometer yang kompleks.
Tenaga kerja dapat menentukan tingkat suara, termasuk bising melalui cara yaitu:
Tenaga kerja harus berteriak atau berbicara keras dalam jarak rentangan tangan untuk dapat dimengerti oleh lawan
bicara.
Telinga berdengung apabila pergi meninggalkan lokasi kerja
Kesulitan menangkap pembicaraan biasa setelah bekerja
Merasa pusing / mengantuk karena kebisingan
KESIMPULAN
- Kebisingan adalah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kesehatan dan keselamatan
Kerja.
- Kebisingan yang ditimbulkan oleh daerah industri dapat dibedakan menjadi tiga seperti yang dijelaskan oleh McDonalds
sebagai berikut: bising yang berfrekuensi tinggi (wide band noise), bising yang berfrekuensi rendah (narrow band noise)
dan bising yang tiba-tiba dan keras (impulse noise).
- Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, mengganggu pidato dan pendengaran, menyebabkan
kejengkelan, dan merusak pekerjaan pada sejumlah batas. Kehilangan pendengaran, juga dikenal sebagai permulaan
yang berubah, mungkin bersifat sementara atau bersifat tetap, tergantung pada lamanya dan kesederhanaan yang
didapat.
- Frekuensi bunyi yang bisa diterima oleh telinga manusia terbatas mulai frekuensi 16 – 20.000 Hertz, frekuensi adalah
bilangan dari variasi tekanan suara per sekon. Frekuensi biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz) atau dalam
putaran per sekon (pps). Telinga manusia yang tidak dilindungi sangat berbahaya jika terpapar suara dengan intensitas
lebih dari 115 dBA, Jika masih dibawah 80 dBA pendengar masih berada pada tahap aman. Jika terpapar kebisingan
diatas 80 dBA telalu lama harus dilindungi dengan alat pelindung diri (APD).

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 7/8
2/1/2018 MENGENAL KEBISINGAN DITEMPAT KERJA

- Fungsi alat pelindung telinga adalah menurunkan tingkat kebisingan mencapai alat pendengar, serta pemeriksaan
kesehatan diperlukan untuk mencegah bahaya bising.

Referensi:
- https://www.google.com ?gws_rd=ssl#q=alat%20pelindung%20telinga
- Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha Ilmu: Yogyakarta.
- Andrianto, Petrus. 1986. Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
- https://darwis97.wordpress.com/2013/12/17/mengenal-kebisingan-noise/
-http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/100-artikel/artikel-manajemen/138-mengenal-lingkungan-kerja
- Chandra YA.dkk. 2002. Kesehatan dan Keseamatan Kerja. Universitas Indonesia, Jakarta.
-isnuekos.blogspot.com/2012/09/alat-pelindung-telinga-dan-pernafasan.html
-http://www.academia.edu/6907565/Tujuan_menggunakan_Alat_Pelindung_Diri_Pemakaian.
-http://www.hsecoal.com/2014/08/mengenal-apd-beserta-fungsinya.html
-http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/100-artikel/artikel-manajemen/138-mengenal-lingkungan-kerja

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/departemen-bangunan-30/1388-bw?tmpl=component&print=1&page= 8/8

Anda mungkin juga menyukai