DINAMIKA STRUKTUR
PROF DR ING JOHANNES TARIGAN
I. PENDAHULUAN
I.1. Umum
Methode Diskretisasi
Beban harmonis adalah beban yang mempunyai periodik T seperti persamaan dibawah
ini
2`
T
1
f dimana f:frequency of the oscillation
T
(oleh Heinrich Rudolf Hertz)
Persamaan keseimbangan :
P( t ) fI fD fS
P( t )
fI
fD fS
Dimana :
**
f I m. a m. y ............................. (1.1.2)
*
f D v. c c. y ............................. (1.1.3)
..
f S k. y ............................. (1.1.4)
Jika pada persamaan di atas c=0 dan P(t)=0 maka disebut getaran bebas tanpa
redaman dengan persamaan :
*
m. y(t ) k . y(t ) 0 ........................ (1.2.1)
**
y (t ) 2 . y (t ) 0 ........................ (1.2.2)
dimana :
k
........................ (1.2.3)
m
persamaan tersebut. Untuk mencari koefisien A dan B akan didapat dari syarat batas
* *
t=0, maka y(t)=y0 dan y (t ) y 0 .
Dengan demikian
*
y0
B y0 dan A
2
y( t ) y T
P( t )
y( t )
Gambar 1.3
Suatu sistem yang mempunyai massa m dan kekakuan k akan mempunyai frekuensi diri
:
k
(s1 ) ......................... (1.3.1)
m
dimana :
G Berat (kN , N )
m 2 kNs / m
2
g gravitasi (m / s )
I.4. Periode T
Periode dirumuskan :
I.5. Frekuensi
1 1 k
f (Hz) .................... (1.3.3)
T 2 2 m
** *
m x c. x k . x P(t ) .................... (1.3.4)
** c * k P(t )
x . x . x .................... (1.3.5)
m m m
k
2 .................... (1.3.6)
m
** c * P( t )
x . x 2 . x .................... (1.3.7)
m m
Dalam perhitungan ini dianggap yang bekerja adalah getaran yang harmonis, contohnya
getaran mesin.
P( t )
Gambar 1.5
yang mana diketahui sebagai contoh getaran frekuensi lingkaran dari mesin.
Sedangkan Po adalah beban mesin.
** c * P
x . x 2 . x 0 sin t .................... (1.3.8)
m m
maka :
*
x A1. cos t A2 . sin t ................... (1.3.10)
dan :
**
x A1.2 sin t A2 .2 cos t ................... (1.3.11)
c P
A1.2 A2 2 A1 0 ................... (1.3.13)
m m
c P c
( 2 2 ) A1 ( ) A2 0 x ( )
m m m
c
( ) A1 ( 2 2 ) A2 0 x ( 2 2 )
m
c c P c
( 2 2 )( ) A1 ( ) 2 A2 0 ( )
m m m m
c
( 2 2 )( ) A1 ( 2 2 ) 2 A2 0
m
------------------------------------ (-)
c P c
{( ) 2 ( 2 2 ) 2 A2 0 ( )
m m m
P0 c
( )
A2 m m ................... (1.3.16)
c
( ) 2 ( 2 2 ) 2
m
c P
( 2 2 ) A1 ( ) A2 0 x ( )
2 2
m m
c c
( ) A1 ( 2 2 ) A2 0 x ( )
m m1
Jika .................. (1.3.17i)
maka (1.3.16) :
P0 c
( )
A2 m m
c
( ) 2 ( 2 2 2 ) 2
m
P0
c
A2 m2
c
( ) 2 4 (1 2 ) 2
m
P0
c
A2 m2
c
2 {( ) 2 2 (1 2 )}
m
P0
c
A2 m2
c
{( ) 2 (1 2 ) 2 }
m
c c c
D ................... (1.3.19)
2 mk 2 k 2m
P0 2 D
A2 ................... (1.3.20)
k (1 ) 4D2 2
2
Jika , seperti pada persamaan (1.3.17i) maka persamaan (1.3.17) akan menjadi
:
P0 2
( 2 2 )
A1 m
c
{( 2 2 2 ) 2 ( ) 2 }
m
P 1 2 P 2 D
x 0 2 2
sin t 0 2 2
cos t
k (1 ) 4 D k (1 ) 4 D
2 2 2 2
................... (1.3.24)
x adalah persamaan untuk satu massa dengan beban dinamik x adalah lendutan
yang terjadi.
** c * P
x x 2 x 0 sin t ................... (1.3.25)
m m1
dimana :
A1 A cos , A2 A sin
A2
arctan( ) ................... (1.3.30)
A1
Seperti sebelumnya :
P0 1 2
A1 ................... (1.3.31)
k (1 2 ) 2 4D2 2
P0 2 D
A2 ................... (1.3.32)
k (1 ) 4D2 2
2
P0 (1 2 ) 2 (2 D) 2
A1
k {(1 2 ) 2 4 D2 2 }2
P0 1
A1
k (1 ) 4 D2 2
2 2
P0 1
A1 ................... (1.3.33)
k (1 2 ) 2 4 D2 2
P0 1
x ................... (1.3.35)
k (1 2 ) 2 4 D2 2
Perhitungan statik :
P0
xst ................... (1.3.36)
k
Jika v adalah perbandingan antara beban dinamik dan beban statik maka :
P0 1
x k (1 ) 4 D2 2
2 2
v ................... (1.3.37)
xst P0
k
1
v ................... (1.3.38)
(1 ) 4 D2 2
2 2
Pada 1 dan D 0 maka akan terjadi apa yang dinamakan resonansi dan ini
sangat berbahaya dan harus dihindarkan.
Peristiwa ini telah pernah terjadi pada suatu bangunan jembatan gantung di USA yang
mana pada waktu itu beban dinamiknya adalah yang disebabkan oleh beban angin.
v (1 2 )2 4 D22
12
................... (1.3.39)
dv
v maksimum 0
d
d 2
dv 2(1 2 ) 4 D2
0
d (1 2 ) 2 4 D2 2 3 2
(1 ) 2 D 0
2 2
2 1 2 D2
1 2 D2 ................... (1.3.40)
v maksimum :
v 4 D4 4 D2 (1 2 D2 )
12
v 4 D4 4 D2 8D4 )
12
v 4 D2 4 D4 )
12
1
vmax ................... (1.3.41)
2 D 1 D2
Sebuah balok diatas balok dengan 2 perletakan, dengan beban mesin yang
mana beratnya G = 20.000 N, diatas balok beton 40 cm x 60 cm. Adapun
bentang balok adalah 6 m.
G N G Ns 2
M
g M g M
2
s
20000 Ns 2 Ns 2
Massa mesin M= = 2040
9,8 m m
Ns 2
Berat (G) = 0.24 x 24000x6 = 34560 N, Massa = G/g = 34560/9.8 =3526
m
1 N= 1kgm/s2
Ns 2
Massa total Mtotal = 2040 + 3526 = 5566
m
1 3 1
I bh 40.603 720000cm 4
12 12
N N
Didapat k = 376 N/cm2. cm4. cm / cm4 ( ) = 376 . 102
cm m
N
k 37600 m
Angular velocity 2
6,755 s 1 =2,599 s 1
m 5566 Ns
m
2 6,28
Periode T 2,416 s
2,599
1
Frequensi f 0,413 Hz
T
P0 1 2 P0 2 D
x 2 2 sin t 2 2 cos t
k (1 ) 4D k (1 ) 4D
2 2 2 2
P0= 20.000 N
272
= 104,6
2,599
D=0,1
10940,16 20,92
X=53,191. sin(272t ) + 53,191. cos(272t )
119687100,8 437,64 119687100,8 437,64
0,006
0,004
0,002
0 Series1
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
-0,002
-0,004
-0,006
272
= 104,6
2,599
104,6 )
a. Jepit bebas
3EI
k
L3
L m
b. Sendi-sendi
m 3EIL
k
a 2b 2
a b
b. Jepit-sendi
12 EIL3
k
a 3b 2 (3L b)
c. Jepit-jepit
3EIL3
k
a 3b3
3EI
a b k
(a b)b 2
e.
EA
k
L
EI1
EI2
EI1
Torsi dinamik dapat terjadi pada kolom saat gempa. Torsi dinamik terjadi pada
jembatan Tacoma Narrows Bridge pada tahun 1940 akibat beban angin seperti gambar
dibawah.
Dimana
c kT P (t )
o
J0 Jo Jo
Dimana
𝑘𝑇
𝜔= adalah natural frekuensi
𝐽𝑜
𝐼 𝐺
Kekakuan 𝑘 𝑇 =𝑃
𝐿
Ip : Inertia Torsi
L : panjang
G : modulus geser
Gempa adalah beban non harmonis. Contoh beban gempa adalah seperti
Selanjutnya untuk pengertian SDOF adalah seperti gambar dibawah, dimana ada satu
bangunan 1 lantai, yang mengalami gempa yang mengakibatkan bangunan miring
kekanan.
Struktur dimodelkan menjadi SDOF, dengan massa m dan pada kolom mempunyai
kekakuan k dan pada bangunan ada redaman c.
k
m (4)
Dimana ω adalah frekuensi natural, k adalah kekakuan kolom,m massa
c c c
2 mk 2k 2m (5)
Dimana 𝜁 = ratio redaman, c: koefisien redaman, m massa dan ω adalah frekuensi
natural . 𝜁 adalah ratio redaman dimana jika 𝜁>1 radaman kuat sedangkan 𝜁<1
redaman lemah, menurut Lehr, berdasarkan material seperti pada tabel 1.
1
u (t) = 𝑉(𝑡)
𝜔
dimana
Berdasarkan duhamel integral maka respons gempa terhadap deformasi dari gempa El-
Centro dapat dilihat dibawah
Acceleration respons 𝑢
𝑆𝑣 = 𝑚𝑎𝑥 𝑈(𝜔, 𝐷, 𝑡 ) , adalah response spectra akibat kecepatan disebut juga pseudo kecepatan
𝑆𝑎 = 𝑚𝑎𝑥 𝑈(𝜔, 𝐷, 𝑡 ) adalah response spectra akibat percepatan disebut juga pseudo percepatan
1 1
𝑆𝑑 ≈ 𝜔 𝑆𝑣 ≈ 𝜔 2 𝑆𝑎
Kekakuan
Model
H
H = m. Sa
k,𝜁
Tahap 1:
𝐺 𝑘𝑁
𝑚= =
𝑔 9,81 𝑚/𝑠2
I= 2,133,333,333.33 mm4
k = 3EI/h3 (kekakuan jepit bebas) untuk 1 kolom, untuk 2 kolom K= 2k= 6EI/h3
K= 960.6702 N/mm
N
k 960,6702 mm
37,70291 / s
m 25,48 Ns 2
mm
Maka
T = 2Л/ω = 2.3.14/37,70291 = 1,022 s
2.1 Umum
Multi degree of freedom adalah dimana massa suatu konstruksi adalah lebih dari satu,
dan dapat disebut juga massa berderajat banyak. Contoh sistem massa berderajat
banyak seperti konstruksi dibawah ini, yakni bangunan bertingkat atau balok dengan
beberapa massa.
m4 P4 (t )
m3 P3 (t )
m2 P2 (t )
m1 P1 (t )
P1 (t )
m1 m2 m3
Lantai IV m1 y1 f I 1 f d1 f S1
P1 (t )
Lantai III m2 y2
P2 (t ) f I 2 f D2 f S 2
Lantai II m3 y3
P3 (t ) f I 3 f D3 f S 3
f I 1 f D1 f S1 P1 (t ) .................... (2.1.1)
f I 2 f D 2 f S 2 P2 (t ) .................... (2.1.2)
f I 3 f D 3 f S 3 P3 (t ) .................... (2.1.3)
dimana :
m1 0 0 y1
M 0 m2 0 , y y2
0 m3 y
0 3
c11 c12 c13 y1
C c21 c22 c23 , y y 2
c31 c32 c33 y
3
maka :
K 2 M 0 sedangkan a 0 .
Dengan demikian maka akan didapat harga yang disebut juga frekuensi diri/natural
frekuensi.
1
2
Dimana : .................... (2.2.7)
..
n
Dari harga tersebut dengan memasukkan ke persamaan (2.2.6) di atas maka akan
didapat Eigen vektor a :
ai1
a
ai ..i 2 .................... (2.2.8)
ain
30/30
3m
Lantai 3
3m 30/40
Lantai 2
30/50
3m
K 2 M 0
Mencari matrix K
k11 k12 k13
K k21 k22 k23
k31 k32 k33
30/30 k11
30/40 k21
k31=0
30/50
12 EI 1
k11 2
h13
N
E=2,5 * 106
cm 2
kN
Maka didapat k11= 150
cm
kN
Analog didapat k21 = - k11 = - 150
cm
Langkah 2:
K12
30/30
K22
30/40
30/50 K32
12 EI 1
K 12 2
h13
I 1 30 30 3 1 6,74 10 4
12
h1 3m
kN
K 12 150
cm
12 EI 1 12 EI kN
K 22 2 3
2 3 2 150 355 505
h1 h2 cm
h1 h2 3m
I 2 30 40 3 1 16 10 4
12
I 3 30 50 3 1 31,25 10 4 cm 4
12
Langkah 3:
K13=0
30/30
K23
30/40
K33
30/50
kN
K 23 K 32 355
cm
EI 3 kN
K 33 355 24 3
= 355 + 700 = 1055
h3 cm
1
I3 30 50 3 31,25 10 4 cm 4
12
EI 3 kN
K 43 24 3
700
h3 cm
Matrix massa
300 kNs 2
m1 0,3
980 cm
500 kNs 2
m 2 m3 0,3
980 cm
m1 0 0 0,3 0 0
kNs 2
M 0 m2 0 = 0 0,5 0
cm
0 0 m3 0 0 0,5
K 2 M 0
0,3. 2
(1 1 0
150
0,5. 2
150 1 3,4 2,4 0
150
0,5 2
0 2,4 7
150
w2
Dengan
150
1 1,44
Didapat 2 6,19
3 16,50
Dengan demikian
rad
12 216 , maka 1 15
sec
rad
22 928,5 , maka 2 30,5
sec
3 2475 , maka 49,75 rad
2
3
sec
Mencari Mode/shape
rad
Dengan 1 15
sec
(1 0,45 1 0 1
1 3,4 0,75 2,4 12 0
0 2,4 7 0,75 13
1 1
1 12 0,56
13 0,22
0,87 1 0 1
1 0,278 2,4 22 0
0 2,4 3,87 23
1 1
2 22 0,82
23 0,51
rad
Dengan 3 49,75
sec
3,89 1 0 1
1 4,85 2,4 32 0
0 2,4 1,25 33
1 1
3 32 3,95
33 7,58
Massa berderajat kebebasan banyak dalam dinamika struktur disebut juga multi degree of
freedom (MDOF). Bangunan bertingkat dimodelkan juga dengan MDOF.
3m 30/30
3m
30/40
3m 30/50
Suatu bangunan bertingkat 3 yang tiap lantai mempunyai massa m1, m2 dan m3
sedangkan gaya horizontalnya adalah H1, H2 dan H3.
Dalam mengitung gaya gempa dengan dinamik dengan modal analisis/memakai respon
spectra 1 massa, dimana Gaya gempanya dihitung dengan
𝑛 2
𝑗 =1 𝑚 𝑗 𝜙 𝑖𝑗
dimana 𝑚𝑒,𝑖 = 𝑛 𝑚 𝜙2
𝑗 =1 𝑗 𝑖𝑗
yang mana He,i adalah gaya gempa total pada mode 1,2 dst…..berdasarkan respons 1
massa, sedangkan me,i adalah massa pendekatan dari n massa ke satu massa.
Kemudian gaya gempa ini didistribusikan ke tiap-tiap lantai dari setiap mode dan
kemudian akan diambil pada setiap lantai akan dapat diambil gaya gempa rata-rata.
𝑚 𝑗 𝜙 𝑖𝑗
Dimana 𝜆𝑖𝑗 =
𝑚 𝑗 𝜙 𝑖𝑗
𝑚 𝑒 ,𝑖
𝜀𝑖 = 𝑚
Suatu bangunan 3 lantai dengan beban gempa El-centro akan dihitung gaya gempa
dengan responsspecta Sa.
150 −150 0
Kekakuan balok 𝐾 = −150 505 −355 𝑘𝑁 𝑐𝑚
0 −355 1055
0,3 0 0 2
Matrix massa 𝑚 = 0 0,5 0 𝑘𝑁𝑠 𝑐𝑚
0 0 0.5
Dengan rumus 𝐾 − 𝜔2 𝑀 = 0
𝐾 − 𝜔2 𝑚 𝑎 = 0= 0
Mode 1:
𝜔1 = 15 𝑟𝑎𝑑 𝑠 ,
2𝜋
𝑇1 = = 0,42
𝜔
𝑚𝑒,𝑖 0,98
𝜖1 = = = 0,75
𝑚 0,3 + 0,5 + 0,5
Sa
𝜆=1
HE,2,1 = -60,1 kN
HE,2,2 = 82,2 kN
HE, 2,3= 52.1 kN
HE,3,1 = 6.2 kN
HE,2,2 = - 40,9 kN
HE, 2,3= 78 kN