Anda di halaman 1dari 16

DESAIN PONDASI

(TIANG
PANCANG)
1.
2.
3.
4.

OLEH:
YAYANG HASLIKA DASOPANG (14-0404-001)
FERANITA GIOFANI SEMBIRING (14-0404-004)
ISNINA SAKINAH SIREGAR (14-0404-008)
OCTA GLORY (14-0404-014)

11.1 Pengenalan
Tiang pancang adalah bagian-bagian struktural yang
terbuat dari baja, beton, dan kayu. Tiang pancang biasa
digunakan untuk membangun pondasi tiang pancang yang
lebih dalam dan lebih mahal daripada pondasi dangkal.

11.2 Tipe dan Karakteristik Struktural


Tiang Pancang
Mendesain pondasi tiang pancang, diperlukan informasi
tentang:
1. Daya dukung tanah tempat bangunan akan didirikan
2. Daya dukung dari tiang pancang itu sendiri
3. Analisa gaya geser karena mengakibatkan beban
tambahan

11.2.1. Tiang Pancang Baja


Umumnya tiang pancang baja diisi dengan beton setelah
ditekan ke dalam.
Kapasitas structural yang diizinkan:
Qtotal = As.fs
dimana: As= luas penampang baja
fs=tegangan stress baja yang diinginkan (0,3 0,5fy)
Informasi penting:
1. Panjang tiang pancang= 15 m 60 m
2. Beban tiang pancang= 300 kN 1200 kN

Kekurangan:
1. Relatif mahal
2. Tingkat kebisingan tinggi selama ditimbunkan
3. Cenderung korosi
4. Mudah rusak dan bengkok selama ditimbun pada lapisan
keras

. Kelebihan:
1. Mudah untuk memilih panjang yang diinginkan
2. Dapat berdiri tinggi
3. Dapat menembus lapisan keras, seperti kerikil padat
4. Beban yang ditampung tinggi

11.2.2. Tiang Pancang Beton


Dibagi menjadi 2 kategori:
1. Pracetak: berbentuk persegi atau segi-delapan.
2. Cast in-situ
. Informasi penting:
1. Panjang tiang pancang= 10 m 15 m
2. Berat tiang pancang= 300 kN 3000 kN

Kekurangan

11.5 Mekanisme Transfer Beban


Mekanisme transfer beban dari tiang pancang ke tanah sangat rumit. Untuk
memahaminya, anggap bahwa panjang tiang pancang adalah L, yang ditunjukkan pada
gambar 11.9a. Beban pada tiang pancang secara berangsur-angsur naik dari 0 ke Q (z=0)
di permukaan tanah. Pada bagian dari beban akan ditentang oleh pada sisi gesekan
yang dikembangkan sepanjang batang, Q 1, dan bagian dari bawah tanah sampai ke
ujung bawah tiang pancang Q2. Jadi, bagaimana Q1 dan Q2 terkait kepada beban
total? Jika pengukuran yang dibuat untuk mendapatkan beban yang dibawa oleh
batang tiang pancang Q(z), pada setiap kedalaman z, maka sifat variasi ditunjukkan
pada kurva 1 dari gambar 11.9b. Perlawanan gesekan per unit area disetiap kedalam z
dapat ditentukan sebagai berikut:
Dimana: p = parameter dari cross section dari tiang

pancang
(gambar 11.9c menunjukkan
variasi f(z) dari kedalaman.

Gambar 11.9

11.6 Persamaan Untuk Menentukan


Kapasitas Tiang Pancang
Kapasitas beban yang dibawa maksimum Qu dari tiang
pancang diberikan dengan persamaan:
Qu = Qp + Qs

Dimana:
Qp = beban yang dibawa dari tiang titik pancang
Qs = resisten gesekan (gesekan kulit) dari tanah ke
permukaan tiang pancang (lihat gambar 11.11).

Gambar 11.11

Kapasitas Daya Dukung, Qp


Qp = Ap . qp = Ap (cN*c +
qN*q)

Dimana:
Ap = luas dari ujung tiang pancang
c = nilai kohesi
qp = unit point resisten
q = effective vertical stesse at the level of the pile tip
N*c,N*q = faktor daya dukung

Resisten Gesekan, Qs
Qp = p L f
Dimana:
p = parameter dari bidang tiang pancang
f = unit resisten gesekan di beberapa kedalaman z

11.7 Metode Meyerhof Untuk


Menentukan Qp
Untuk Pasir
Kapasitas titik daya dukung qp dari tiang pancang di pasir
umumnya meningkat dengan kedalaman emnedment di
stratum bantalan dan mencapai nilai maksimum pada
rasio embedment Lb/D = (Lb/D)er.
Untuk tiang pancang di pasir, c=0

Qp = Ap.qp =
Ap.qN*q
Qp = Ap.qN*q Ap .
q1
q1 = 0.5 Pa.N*q tan

Untuk Lempung (=0)


Untuk tiang pancang di lempung dalam kondisi undrained
(=0)

Qp = N*c . Cd. Ap = 9 Cu.


Ap

Anda mungkin juga menyukai