Anda di halaman 1dari 8

Volume 1 No.

1 June 2017 ISSN: 2580-5282


E-ISSN: 2580-5290

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA


ANAK SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes1


Novera Herdiani, S.KM., M.Kes2
Satriya Wijaya, S.KM., M.Kes3
123
Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

ABSTRAK
Jajanan yang dijual pedagang keliling sering berada di depan lingkungan sekolah. Badan Pengawasan
Makanan dan Minuman menyatakan terdapat 40% jajanan tidak layak dimakan. Kandungan boraks, serta
formalin masih mendominasi kandungan zat-zat berbahaya pada jajanan anak-anak di sekolah-sekolah.
Jajanan di sekolah memang beranekaragam dan lebih menarik minat daripada bekal yang dibawa dari rumah.
Namun jajanan yang menarik tersebut justru miskin gizi dan jauh dari kata sehat. Berkaitan dengan fenomena
tersebut, maka perlu adanya sosialisasi mengenai macam-macam, pengolahan, dan kelayakan konsumsi
jajanan yang banyak dijual agar anak-anak dapat mengerti sehingga dapat memilih dan membedakan antar
jajanan yang sehat dan tidak.
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kepedulian pada siswa untuk
lebih memperhatikan berbagai macam jajanan yang dijual bebas demi menjaga status gizi pada masa anak-
anak. Manfaat dari kegiatan ini adalah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian seluruh
siswa dalam memilih makanan atau jajanan yang sehat dan bergizi guna pendukung perkembangan generasi
muda penerus bangsa yang dapat memajukan bangsa.
Kegiatan intervensi yang dilakukan dengan dua metode yakni pelaksanaan sosialisasi perilaku bahaya
membeli jajanan sembarangan di lingkungan SD Miftakhul Ulum Surabaya dan melakukan demo bagimana
cara membuat jajanan yang sehat, bergizi, dan baik untuk perkembangan dan pertumbuhan anak. Kegiatan
intervensi yang dilakukan disertai dengan pemberian pretest dan posttest. Sedangkan untuk memberikan
pengetahuan kepada orangtua tentang informasi jajanan sehat, setiap siswa diberi brosur agar orangtua juga
ikut mengawasi anaknya agar tidak membiarkan anak membeli jajan sembarangan. Di akhir kegiatan, setiap
peserta melakukan kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan untuk melihat status gizi mereka. Sasaran
sosialisasi jajanan sehat adalah siswa SD Miftakhul Ulum Surabaya kelas 6A, 6B dan 6C secara langsung,
serta guru maupun kepala sekolah secara tidak langsung.
Hasil yang diperoleh pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peserta sosialisasi jajanan sehat
merupakan siswa/siswi kelas 6 SD Miftakhul Ulum Surabaya dengan jumlah keseluruhan adalah 81
siswa/siswi. Sebagian besar merupakan siswa/siswi yang berusia 12 tahun (56,80%), sebagian besar berjenis
kelamin laki-laki (55,60%). Peserta paling banyak adalah peserta dengan tinggi badan 130-140 cm (37,00%),
dan berat badan 31-40 kg (46,90%). Berdasarkan penilaian BMI sebagian besar memiliki berat badan yang
rendah (56,80%).
Hasil evaluasi menurut penilaian pre test dan post test diketahui sebagian besar memiliki pengetahuan
yang tetap (58,00%). Anak laki-laki lebih memiliki masalah pada status gizinya. Anak laki-laki sering
mengalami berat badan rendah dan juga mengalami berat badan berlebih daripada anak perempuan. BMI
anak laki-laki pada masa pra-sekolah menurun dan sejalan dengan bertambahnya usia maka BMI nya
meningkat. Apapun jenis kelamin seseorang, bila dia masih produktif, berpendidikan, atau berpengalaman
maka dia akan cenderung mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. Rata-rata nilai evaluasi posttest lebih
baik daripada pretest. Hal ini menandakan adanya efektivitas sosialisasi dalam meningkatkan pengetahuan.

Makanan ringan ini sering kita jumpai di toko-toko,


1. PENDAHULUAN ataupun di supermarket terdekat.
Semakin berkembangnya teknologi dan Makanan jajanan menurut FAO didefisinikan
pengetahuan, kini manusia mulai banyak sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan
menciptakan bermacam inovasi. Contonya variasi dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di
dalam mengolah makanan ringan yaitu jajanan. tempat-tempat keramaian umum lain yang dapat
Makanan ringan banyak diminati orang dewasa langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
maupun anak-anak. Tetapi, sebagian besar anak- pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Judarwanto,
anak lebih banyak menyukai makanan ini karena 2008). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
mereka merasa tertarik dengan bentuknya yang Republik Indonesia No.
menarik, beraneka ragam, dan rasanya yang unik. 942/MENKES/SK/VII/2003, makanan jajanan
SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 20
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

adalah makanan dan minuman yang diolah oleh secara langsung, serta guru maupun kepala sekolah
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau secara tidak langsung. Keterkaitan peserta
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung
bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah adalah sebagai berikut:
makan atau restoran, dan hotel. a. Bagi siswa : mampu memahami dan
Jajanan yang dijual pedagang keliling sering memiliki pengetahuan tentang jajanan yang
berada di depan lingkungan sekolah. Badan dijual bebas disekitar mereka.
Pengawasan Makanan dan Minuman menyatakan b. Bagi Guru : dapat mensosialisasikan
terdapat 40% jajanan tidak layak dimakan. kepada anak didik, guru, orang tua serta para
Kandungan boraks, serta formalin masih pedagang sekitar sekolah tentang jajanan
mendominasi kandungan zat-zat berbahaya pada sehat.
jajanan anak-anak di sekolah-sekolah. Jajanan di c. Bagi Orang Tua : meningkatkan
sekolah memang beranekaragam dan lebih menarik kesadaran orang tua agar membawakan anak
minat daripada bekal yang dibawa dari rumah. bekal atau camilan sehat ke sekolah agar
Namun jajanan yang menarik tersebut justru miskin anak tidak jajan sembarangan.
gizi dan jauh dari kata sehat.
Berkaitan dengan fenomena diatas, maka 3. METODE PELAKSANAAN
perlu adanya penelitian mengenai macam-macam, Kerangka pemecahan masalah dalam
pengolahan, dan kelayakan konsumsi jajanan yang kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
banyak dijual agar anak-anak dapat mengerti sebagai berikut:
sehingga dapat memilih dan membedakan antar
jajanan yang sehat dan tidak. Sehingga pada
kesempatan kali ini akan membahas tentang seperti
apakah jajanan yang sehat yang bergizi guna
pertumbuhan dan perkembangan seorang anak.
Gambaran kondisi wilayah yang akan
dijadikan sasaran pengabdian masyarakat yaitu:
1.SD Miftakhul Ulum. Beralamatkan di Jl.
Rungkut tengah III/13, Kecamatan
Gunung Anyar, Kota Surabaya, Provinsi Berdasarkan kerangka pemecahan masalah
Jawa Timur. diatas, diharapkan akhir dari kegiatan
2. Secara fisik : berupa bangunan gedung 2 sosialisasi dalam rangka pengabdian
lantai yang terdiri dari ruang kelas 10, masyarakat dapat meningkatkan pemahaman
ruang TU 1, 1 ruang perpus yang anak-anak tentang jajanan sehat dan
dijadikan satu dengan musholla, 1 UKS, selanjutnya dapat meningkatkan status gizi
1 ruang guru dan kepala sekolah, dan 2 anak.
kamar mandi dengan halaman yang tidak
terlalu luas. Bentuk realisasi pemecahan masalah yang
3. Secara sosial: dari segi sosial masyarakat telah diperoleh terkait kegiatan sosialisasi
berada di tengah-tengah perkampungan jajanan sehat dalam rangka pengabdian
dengan status sosial masyarakatnya masyarakat yang dilakukan di lingkungan SD
memiliki pendidikan yang cukup. Miftakhul Ulum Surabaya dapat dijelaskan
4. Secara ekonomi: masyarakat di sekitar sebagai berikut.
termasuk pada golongan ekonomi
menengah. a. Kegiatan intervensi yang dilakukan
5. Secara lingkungan: lingkungan disekitar Intervensi dalam pengabdian masyarakat
sekolah berhadapan dengan satu TK dan ini dilakukan dengan dua metode yakni
dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk pelaksanaan sosialisasi perilaku bahaya
sehingga banyak rumah yang membuka membeli jajanan sembarangan di lingkungan
toko dirumahnya, karena tidak adanya SD Miftakhul Ulum Surabaya dan melakukan
kantin disekolah. Sedikitnya pepohonan demo bagimana cara membuat jajanan yang
membuat keadaan disekitar area sekolah sehat, bergizi, dan baik untuk perkembangan
menjadi panas disaat siang hari. dan pertumbuhan anak. Kegiatan intervensi
yang dilakukan juga disertai dengan pemberian
pretest dan posttest untuk mengukur sejauh
2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT mana pengetahuan mereka sebelum dan
SASARAN sesudah intervensi berupa sosialisasi jajanan
Sasaran sosialisasi jajanan sehat sebagai sehat. Kegiatan ini bertujuan agar pemahaman,
upaya perbaikan status gizi anak adalah siswa SD pengetahuan dan kesadaran setiap individu
Miftakhul Ulum Surabaya kelas 6A, 6B dan 6C dapat meningkat. Sedangkan untuk
SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 21
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

memberikan pengetahuan kepada orangtua


tentang informasi jajanan sehat, kami
memberikan setiap siswa sebuah brosur agar
orangtua juga ikut mengawasi anaknya agar
tidak membiarkan anak membeli jajan
sembarangan. Di akhir kegiatan sosialisasi
jajanan sehat, setiap peserta melakukan
kegiatan pengukuran tinggi dan berat badan
untuk melihat status gizi mereka.

b. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan sosialisasi jajanan sehat
dilakukan di Sekolah Dasar Miftakhul
Ulum pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 23 November 2016 Pengabdian masyarakat ini akan dilakukan
Waktu : 08.00-11.30 dengan mekanisme sebagai berikut:
Tempat : Ruang kelas Sekolah 1.Menganalisis pengetahuan dan kepedulian
Dasar Miftakhul Ulum Surabaya siswa tentang perilaku bahaya membeli
jajan sembarangan. Sebelum dilakukan
c. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan intervensi sosialisasi pencegahan
Sosialisasi Jajanan Sehat perilaku bahaya membeli jajan
sembarangan di lingkungan SD
Miftakhul Ulum Surabaya, pengabdian
masyarakat ini akan memotret
pengetahuan dan kepedulian yang saat
ini dimiliki oleh seluruh warga di
lingkungan SD Miftakhul Ulum
Surabaya, khususnya para siswa.
Pemotretan kondisi awal ini dilakukan
melalui:
a. Melihat situasi lingkungan di
sekitar sekolah .
b. Mengukur pemahaman dan
pengetahuan individu tentang
bahaya membeli jajan
sembarangan melalui pretest.
2. Intervensi dalam pengabdian masyarakat ini
dilakukan dengan dua metode yakni pelaksanaan
d. Tenaga Pelaksana dan sosialisasi perilaku bahaya membeli jajanan
Penangggung Jawab sembarangan di lingkungan SD Miftakhul Ulum
Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 surabaya. Dengan sosialisasi ini diharapkan
dosen beserta 28 mahasiswa semester pemahaman, pengetahuan dan kesadaran setiap
satu Program Studi S1 Ilmu kesehatan individu dapat meningkat. Sedangkan untuk
Masyarakat, Fakultas Kesehatan, memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang
Universitas Nahdlatul Ulama informasi jajanan sehat kami akan memberikan
Surabaya. setiap siswa sebuah brosur agar orangtua juga ikut
mengawasi anaknya agar tidak membiarkan anak
e. Peralatan membeli jajan sembarangan .
1) Karpet 3. Menganalisis pengetahuan dan kepedulian para
2) LCD dan Proyektor warga SD Miftakhul Ulum Surabaya setelah
3) Mikrofon dan Sound dilakukan intervensi sosialisasi pencegahan perilaku
4) Laptop jajan sembarangan di lingkungan SD Miftakhul
5) Timbangan badan Ulum Surabaya. Evaluasi terhadap intervensi
sosialisasi yang dilakukan sama seperti cara yang
Pengabdian masyarakat ini dilakukan dilakukan untuk memotret kondisi awal sebelum
dengan cara bersosialisasi kepada seluruh intervensi (posttest).
sasaran selama 1 hari. Pelaksanaan pengabdian Evaluasi dirancang dengan membandingkan
masyarakat ini dilakukan seperti Gambar 1. kondisi pengetahuan dan kesadaran awal sebelum
intervensi sosialisasi dengan peningkatan
SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 22
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

pengetahuan dan kesadaran setelah pelaksanaan


Sedangkan peserta yang berjenis kelamin
intervensi. Pemotretan pengetahuan dan kesadaran
perempuan berjumlah 36 siswi (44,40%).
siswa tentang bahaya jajan sembarangan, dengan
menggunakan kuesioner individu yang berupa4.1 Status Gizi Responden Berdasarkan
pretest dan posttest. Pengukuran Antrhopometri
Status gizi seseorang dapat diamati
4. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan melakukan pengukuran tinggi badan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dan berat badan atau yang sering disebut
dilaksanakan dalam bentuk sosialiasi dan sebagai pengukuran antropometri.
dilanjutkan dengan demo makanan atau Pengukuran antropometri ini nantinya
jajanan sehat. Untuk dapat memahami tentang dijadikan bahan dalam penentuan Body Mass
bagaimana jajanan yang sehat sebagai upaya Index (BMI) seseorang. Body Mass Index
perbaikan gizi, anak-anak SD Miftakhul Ulum (BMI) merupakan ukuran yang digunakan
dalam hal ini bertindak sebagai peserta dalam untuk menilai proporsionalitas perbandingan
kegiatan pengabdian masyarakat sosialisasi antara tinggi dan berat seseorang. BMI
jajanan sehat. Berikut ini merupakan gambaran sering digunakan dokter untuk menilai
umum para peserta sosialisasi jajanan sehat, seseorang itu obesitas atau tidak. Berikut
yaitu anak-anak SD Miftakhul Ulum Surabaya. gambaran hasil pengukuran antropometri dan
1.Distribusi Peserta Berdasarkan Kelas status gizi responden.
1. Hasil Penilaian Pengukuran Tinggi
Badan

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, diperoleh


informasi bahwa peserta sosialisasi jajanan
sehat merupakan siswa/siswi kelas 6 SD Berdasarkan Tabel 4.4 diatas,
Miftakhul Ulum Surabaya yang terbagi atas 3 diperoleh informasi bahwa tinggi badan
ruangan yaitu 6A, 6B dan 6C dengan jumlah peserta sosialisasi jajanan sehat paling
keseluruhan adalah 81 siswa/siswi. Masing- banyak adalah peserta yang memiliki
masing kelas terdiri atas 27 siswa/siswi tinggi badan 130-140 cm (37,00%).
(33,33%). Terbanyak kedua adalah peserta yang
memiliki tinggi badan 141-150 cm
2.Distribusi Peserta Berdasarkan Umur (33,33%).
2. Hasil Penilaian Pengukuran Berat
Badan

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, diperoleh


informasi bahwa peserta sosialisasi jajanan sehat Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, diperoleh
sebagian besar merupakan siswa/siswi kelas 6 SD informasi bahwa berat badan peserta
yang berusia 12 tahun (56,80%). Peserta sosialisasi jajanan sehat paling banyak
terbanyak kedua dalam kegiatan sosialisasi jajanan adalah peserta yang memiliki berat badan 31-
sehat ini adalah siswa/siswi kelas 6 SD yang 40 kg(46,90%).
berusia 11 tahun (38,30%). Klasifikasi Status Gizi Responden
Berdasarkan Penilaian BMI
3.Distribusi Peserta Berdasarkan Jenis
Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.6 diatas, diperoleh


Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, diperoleh informasi bahwa status gizi para peserta
informasi bahwa peserta sosialisasi jajanan sehat sosialisasi jajanan sehat berdasarkan
sebagian besar merupakan siswa/siswi kelas 6 SD penilaian BMI sebagian besar memiliki berat
yang berjenis kelamin laki-laki (55,60%). badan yang rendah (56,80%). Peserta yang
memiliki penilaian BMI dengan kategori

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 23
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

berat badan normal adalah sebanyak 26 zat besi, dalam metabolisme tubuh berperan
orang (32,10%). Oleh sebab itu, perlu dalam proses berpikir atau proses penalaran
perhatian khusus dari pihak sekolah serta daya konsentrasi dan sangat berkaitan
utamanya untuk mensosialisasikan kepada erat dengan efisiensi belajar (Karyadi, 1996).
anak-anak secara langsung maupun kepada Dengan keadaan gizi yang baik diharapkan
orang tua anak-anak untuk senantiasa berdampak pada prestasi belajar yang baik
memperhatikan status gizi anak-anak agar pula.
tidak menghambat proses belajar belajar.
Hodgkin (2009) menyatakan bahwa 4.2 Tingkat Pengetahuan Responden
kemampuan dan hasil belajar selain tentang Jajanan Sehat
dipengaruhi oleh status gizi berdasarkan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan
indeks BB/TB, BB/U, TB/U dan BMI, juga ini terjadi setelah orang melakukan
dipengaruhi oleh ketepatan dalam pemilihan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
bahan makanan yang kaya akan nutrisi dan Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini,
kebiasaan diet. Pemilihan nutrisi yang tepat para peserta diberikan penyuluhan berupa
dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan sosialisasi jajanan sehat. Harapan pemberian
perkembangan otak. Rendahnya status gizi sosialisasi ini adalah para peserta atau anak-
anak dapat membawa dampak negatif pada anak SD Miftakhul Ulum Surabaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia. mendapatkan pengetahuan terkait pemilihan
Kekurangan gizi kronis berhubungan erat jajanan sehat. Penilaian pengetahuan dari
dengan pencapaian akademik murid sekolah para peserta dilakukan dengan metode
yang semakin rendah. pretest dan posttest.
Fase usia sekolah membutuhkan asupan
makanan yang bergizi untuk menunjang 1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
masa pertumbuhan dan perkembangannya. Penilaian Pre test
Selain untuk kebutuhan energi, asupan
makanan yang bergizi juga mempengaruhi
perkembangan otak, apabila makanan tidak
cukup mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung
lama, akan menyebabkan perubahan
metabolisme otak.
Anak yang kurang gizi mudah mengantuk Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat
dan kurang bergairah yang dapat diperoleh informasi bahwa hampir
mengganggu proses belajar di sekolah dan sebagian besar peserta sosialisasi jajanan
menurun prestasi belajarnya, daya pikir anak sehat memperoleh nilai 100 saat
juga berkurang karena pertumbuhan otak melakukan pre test (43,20%). Sedangkan
tidak optimal (Gibney, 2009). Rendahnya para peserta yang memperoleh nilai
status gizi jelas berdampak pada kualitas dibawah 70 adalah sebanyak 4 orang
sumber daya manusia. Oleh karena status (5,00%).
gizi merupakan faktor yang memberikan Hasil pemberian pre test secara umum
pengaruh cukup besar terhadap prestasi mengidentifikasi bahwa pengetahuan
seseorang. Gizi merupakan salah satu faktor awal mengenai bagaimana jajanan yang
penting dalam memberikan kontribusi sehat dan bergizi, dan pengaruhnya bagi
terhadap kualitas sumber daya manusia kesehatan sudah cukup, namun mereka
(Hadi, 2005). tetap mengkonsumsinya. Dimana
Asupan gizi yang baik berperan penting jajanan-jajanan yang banyak
dalam mencapai pertumbuhan badan yang mengandung bahan-bahan yang
optimal. Pertumbuhan badan yang optimal berbahaya bagi tubuh banyak digemari
ini mencakup pertumbuhan otak yang sangat karena penampilannya yang menarik.
menentukan kecerdasan seseorang. Dampak
akhir dari konsumsi gizi yang baik dan 2. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan
seimbang adalah meningkatnya kualitas Penilaian Post test
sumber daya manusia (Karyadi, 1996).
Keadaan status gizi dan indeks prestasi
merupakan gambaran apa yang dikonsumsi
anak sekolah dasar dalam jangka waktu yang
lama, dapat berupa gizi kurang maupun gizi Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat diperoleh
lebih. Zat-zat gizi seperti karbohidrat, informasi bahwa sebagian besar peserta sosialisasi
protein, maupun zat gizi lainnya khusunya jajanan sehat memperoleh nilai 100 saat

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 24
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

melakukan post test (43,20%). Terbanyak kedua yang dimakan serta aturan-aturan dalam
adalah para peserta yang memperoleh nilai 90 mengkonsumsi sesuatu serta tidak lupa untuk
dengan jumlah 29 orang (35,80%). senantiasa beraktivitas agar tidak terjadi
penimbunan lemak.
3. Klasifikasi Evaluasi Perubahan Penilaian Sejalan dengan pertumbuhannya, maka
Tingkat Pengetahuan Responden lemak tubuh anak-anak berubah dari tahun ke
tahun. Interpretasi BMI tergantung kepada usia
anak. BMI menurun selama masa pra-sekolah, lalu
meningkat pada masa dewasa.

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Penilaian


BMI
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, diperoleh
informasi bahwa hasil evaluasi penilaian
pengetahuan para peserta sosialisasi menurut
penilaian pretest dan posttest diketahui sebagian
besar memiliki pengetahuan yang tetap (58,00%).
Peserta yang memiliki hasil akhir penilaian pretest
dan posttest sama dengan nilai 10 sebanyak 27
orang. Terbanyak kedua adalah para peserta yang Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat
termasuk dalam kategori pengetahuannya diperoleh informasi bahwa umumnya anak laki-
meningkat (32,10%). laki lebih memiliki masalah pada status gizinya.
Anak laki-laki sering mengalami berat badan
4.3 Hubungan Karakteristik Peserta dengan rendah dan juga mengalami berat badan berlebih
Penilaian BMI daripada anak perempuan.
Tinggi badan dan berat badan anak akan Lemak tubuh anak perempuan dan anak laki-
selalu tumbuh seiring bertambahnya usia. laki berbeda. Karena itu untuk anak-anak tersedia
Berdasarkan usia dan jenis kelaminnya, bisa 2 (dua) grafik yang berbeda untuk perempuan dan
dilihat berapa rentang normal tinggi badan serta laki-laki. BMI anak laki-laki pada masa pra-
berat badan anak. Berikut ini penyajian perihal sekolah menurun dan sejalan dengan
keterkaitan antara umur dan jenis kelamin dengan bertambahnya usia maka BMI nya meningkat.
penilaian BMI (Body Mass Index). BMI
merupakan suatu pengukuran proposionalitas 4.4 Hubungan Karakteristik Peserta dengan
berat badan dengan tinggin badan, Tingkat Pengetahuan
membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Menurut Fadlil (2011) faktor-faktor yang
Interpretasi BMI bergantung pada faktor mempengaruhi pengetahuan bisa berasal dari
diantaranya umur dan jenis kelamin pada anak, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
karena lemak tubuh anak perempuan dan lelaki contohnya antara lain jenis kelamin. Berikut
berbeda. BMI pada anak berubah sesuai paparan hasil dari kegiatan pengabdian
peningkatan panjang dan berat badan serta sesuai masyarakat selengkapnya.
dengan umur. 1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat
Pengetahuan Pre test
1. Hubungan Umur dengan Penilaian BMI

Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat Berdasarkan Tabel 4.12 diatas dapat
diperoleh informasi bahwa umumnya semakin diperoleh informasi bahwa umumnya anak
bertambahnya usia maka BMI anak tersebut akan perempuan memiliki tingkat pengetahuan lebih
memasuki kategori normal. Menjelang usia 13 dan baik daripada anak laki-laki dalam penilaian pre
14 tahun, anak-anak tidak mengalami berat badan test.
yang rendah. Dengan semakin bertambah usia,
diharapkan anak-anak mampu memahami asupan
yang dimakan. Memperhatikan kandungan gizi

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 25
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Tingkat pemberian sosialisasi dalam perubahan


Pengetahuan Pos test peningkatan pengetahuan pada anak-anak.
Sebelum dilakukan uji efektivitas
pemberian sosialisasi dalam perubahan
peningkatan pengetahuan, maka perlu
dilakukan uji normalitas data sebagai
syarat pengujian analisis statistik
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas dapat parametrik dengan data berskala
diperoleh informasi bahwa umumnya anak interval/rasio. Berikut ini hasil uji
perempuan memiliki tingkat pengetahuan normalitas data dari penilaian evaluasi
lebih baik daripada anak laki-laki dalam pretest dan posttest.
penilaian post test.
3. Hubungan Jenis Kelamin dengan
Perubahan Tingka Pengetahuan

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas dapat


diperoleh informasi bahwa kedua data
evaluasi, yaitu evaluasi pretest dan
posttest tidak memenuhi syarat distribusi
normal. Oleh sebab itu, uji statistik
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas dapat selanjutnya diperkenankan menggunakan
diperoleh informasi bahwa umumnya anak uji statistik dengan kelompok non
perempuan memiliki progress yang lebih parametrik. Uji yang disarankan adalah
baik terkait perubahan tingkat pengetahuan dengan uji Wilcoxon. Uji ini digunakan
dari penilaian pre test dilanjutkan post test. untuk melihat ada perubahan peningkatan
Menurut Fadlil (2011) faktor-faktor pengetahuan atau tidak setelah diberikan
yang mempengaruhi pengetahuan bisa sosialisasi, dalam hal ini mengamati
berasal dari jenis kelamin. Hal ini sudah perubahan yang terjadi antara evaluasi
tertanam sejak zaman penjajahan. Namun, pretest dan posttest. Hasil uji Wilcoxon
hal itu di zaman sekarang ini sudah terbantah menunjukkan nilai signifikansi sebesar
karena apapun jenis kelamin seseorang, bila 0,001 dan lebih kecil dari nila Alfa (α) =
dia masih produktif, berpendidikan, atau 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat
berpengalaman maka dia akan cenderung perbedaan antara evaluasi pretest dan
mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi. posttest. Rata-rata nilai evaluasi posttest
lebih baik daripada pretest. Hal ini
4.5 Efektifitas Sosialisasi Jajanan Sehat menandakan adanya efektivitas
terhadap Peningkatan Pengetahuan sosialisasi dalam meningkatkan
Kegiatan sosialisasi jajanan sehat pengetahuan.
dilakukan dengan tujuan meningkatkan Peningkatan pengetahuan yang
pengetahuan anak-anak dalam memahami terjadi setelah penyuluhan membuktikan
aneka jenis jajanan yang dijajakan disekolah bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap
mau diluar lingkungan sekolah, apakah aman tingkat pengetahuan siswa/responden
dan sehat atau malah membahayakan (penyuluhan yang dilakukan dapat
kesehatan. Sosialisasi ini sebagai wujud bakti meningkatkan pengetahuan siswa
perguruan tinggi dalam mengabdi dan /responden). Hal ini terlihat jelas pada
membagikan wawasan, pengetahuan dan hasil pengolahan data yang dilakukan
pengalaman agar dapat meningkatkan dimana perbedaan rata-rata setelah
pemahaman masyarakat sekitar, utama anak- penyuluhan dibandingkan sebelum
anak dalam kegiatan sosialisasi ini. Apakah penyuluhan bernilai positif, berarti nilai
anak-anak semakin meningkat pengetahuan siswa responden setelah penyuluhan lebih
setelah diberikan sosialisasi, maka diberikan tinggi dibandingkan sebelum mengikuti
evaluasi pretest dan posttest dan kemudian penyuluhan sehingga dapat dikatakan
membandingkan hasil evaluasi pretest dan bahwa penyuluhan yang dilakukan dinilai
posttest untuk mengetahui efektivitas dalam efektif untuk meningkatkan pengetahuan
pemberian sosialisasi dalam perubahan siswa responden. Hal ini sesuai dengan
peningkatan pengetahuan pada anak-anak yang dikatakan Kartasaputra (1991)
terkait jajanan sehat. Berikut hasil bahwa tujuan penyuluhan antara lain
selengkapnya dari efektivitas dalam untuk menumbuhkan perubahan-

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 26
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA
Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: 2580-5282
E-ISSN: 2580-5290

perubahan yang menyangkut tingkat 1. Peserta sosialisasi jajanan sehat merupakan


pengetahuan, kecakapan atau sikap para siswa/siswi kelas 6 SD Miftakhul Ulum
peserta penyuluhan. Peningkatan taraf Surabaya dengan jumlah keseluruhan
pengetahuan merupakan salah satu adalah 81 siswa/siswi. Sebagian besar
indikator efektifnya penyuluhan yang merupakan siswa/siswi yang berusia 12
dilakukan. tahun (56,80%), serta sebagian besar
Dalam pelaksanaannya, seusai sosialisasi merupakan siswa/siswi kelas 6 SD yang
dilakukan demo makanan tentang bagaimana berjenis kelamin laki-laki (55,60%).
membuat sendiri jajanan sehat yang bergizi. Menu 2. Peserta sosialisasi jajanan sehat paling
makanan yang di demonstrasikan berupa roti banyak adalah peserta yang memiliki tinggi
sandwich yang berisi telur dan beberapa sayuran, badan 130-140 cm (37,00%), dan berat
seperti tomat, timun, dan selada dengan tambahan badan 31-40 kg (46,90%). Berdasarkan
saos dan mayonais. penilaian BMI sebagian besar memiliki
berat badan yang rendah (56,80%).
3. Hampir sebagian besar peserta sosialisasi
jajanan sehat memperoleh nilai 100 saat
melakukan pre test (43,20%). Sebagian
besar peserta sosialisasi jajanan sehat
memperoleh nilai 100 saat melakukan post
test (43,20%). Hasil evaluasi menurut
penilaian pre test dan post test diketahui
sebagian besar memiliki pengetahuan yang
tetap (58,00%).
4. Semakin bertambahnya usia maka BMI
Gambar: demo makanan tentang bagaimana anak tersebut akan memasuki kategori
membuat sendiri jajanan sehat yang bergizi normal. Anak laki-laki lebih memiliki
masalah pada status gizinya. Anak laki-laki
Bersamaan dengan demonstrasi jajanan sering mengalami berat badan rendah dan
sehat, para peserta diberikan sebuah leaflet yang juga mengalami berat badan berlebih
berisikan makanan dan manfaatnya seperti gambar daripada anak perempuan. BMI anak laki-
dibawah ini: laki pada masa pra-sekolah menurun dan
sejalan dengan bertambahnya usia maka
BMI nya meningkat.
5. Apapun jenis kelamin seseorang, bila dia
masih produktif, berpendidikan, atau
berpengalaman maka dia akan cenderung
mempunyai tingkat pengetahuan yang
tinggi.
6. . Rata-rata nilai evaluasi posttest lebih baik
daripada pretest. Hal ini menandakan
adanya efektivitas sosialisasi dalam
meningkatkan pengetahuan.

5. KESIMPULAN
Sosialisasi jajanan sehat bermaksud
untuk menambah pengetahuan dan kepedulian
kepada para siswa untuk lebih memperhatikan
berbagai macam jajanan yang dijual bebas
demi menjaga status gizi pada masa anak-anak
serta mendukung perkembangan generasi
muda penerus bangsa yang dapat memajukan
bangsa.
SOSIALISASI JAJANAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI PADA ANAK 27
SEKOLAH DASAR DI SD MIFTAKHUL ULUM RUNGKUT SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai