Anda di halaman 1dari 10

31

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DALAM KELUARGA SEBAGAI


STRATEGI INTERVENSI PENINGKATAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR
ANAK USIA PRASEKOLAH

Erlisa Candrawati1,
Wiwin Wiarsih2, ,
Sukihananto2

1)
Prodi Ners FIKes Universitas Tribhuwana Tunggadewi
2)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Email: candrawati.erlisa@gmail.com

ABSTRACT

Pre-school aged children is a risk group for poor fruit and vegetable intake. Dietary behavior and patterns are
established during pre-school years and influenced by parents. The study aim is to determine the association
between home availability of fruit and vegetable and its consumption among pre-school aged children. A cross
sectional design with descriptive correlation was used to 89 family with pre-school aged children. It showed
statistically significant relationship of food control (p value < 0,05) with a fruit and vegetable consumption pre-
school aged children. Health education and counseling about parental feeding practices needs to be done as
promotion and prevention intervention.

Keywords: home availability of fruit and vegetable, fruit and vegetable consumption, pre-school aged children

PENDAHULUAN

Nutrisi yang baik selama periode prasekolah (Pabayo, Spence, Casey, Store,
awal kehidupan seperti masa anak usia 2012). Perilaku atau gaya hidup yang
prasekolah (3-5 tahun) merupakan dipelajari sejak masa anak-anak akan
kebutuhan yang krusial untuk memberikan dampak pada jangka pendek
pertumbuhan dan perkembangan yang dan panjang (Friedman, Bowden & Jones,
optimal dan menentukan kualitas 2003). Konsumsi pangan masyarakat yang
kehidupan di masa yang akan datang masih belum sesuai dengan komposisi gizi
(Pabayo, Spence, Casey, Store, 2012). Pola seimbang salah satunya adalah konsumsi
dan perilaku diit individu yang paling buah dan sayur (O’ Connor, et al, 2009;
optimal dibentuk sejak masa usia Pabayo, Spence, Casey, Store, 2012;
32

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

Kemenkes, 2014). Rekomendasi Amerika Serikat, 31,5% anak usia


kecukupan konsumsi buah dan sayur untuk prasekolah mengkonsumsi buah kurang
anak prasekolah menurut Kemenkes dari rekomendasi kecukupan dan 80,3%
(2014) adalah 300-400 gram perorang kurang mengkonsumsi sayur (Krebs, 2010
perhari. dalam Harnack, et al, 2012).Di Indonesia
Buah dan sayur berfungsi sebagai juga diperoleh data bahwa konsumsi buah
zat pengatur, mengandung zat gizi (vitamin dan sayur masyarakat masih relatif rendah,
dan mineral), memiliki kadar air tinggi, padahal Indonesia merupakan negara
sumber serat makanan, antioksidan dan agraris dengan komoditi sayur dan buah
dapat menyeimbangkan kadar asam basa lokal yang melimpah. Hasil Riset
tubuh (Sekarindah, 2008). WHO (2004) Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
memperkirakan bahwa kurang konsumsi menyebutkan propinsi yang proporsi
buah dan sayur berkontribusi terhadap 2,7 kurang konsumsi buah dan sayurnya
juta kematian yang diakibatkan oleh mengalami peningkatan atau belum
penyakit kronis. Berbagai penelitian mengalami penurunan dibandingkan
mengenai konsumsi buah dan sayur laporan Riskesdas tahun 2007 adalah
menunjukkan hasil bahwa kurang Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
konsumsi buah dan sayur dapat Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
meningkatkan risiko terkena penyakit Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi
degeneratif di kemudian hari seperti Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
obesitas, jantung koroner, gagal ginjal, Utara, Gorontalo, Jawa Timur, DKI, NTB,
diabetes, hipertensi dan kanker (AIHW, Jambi, dan Bengkulu (Riskesdas, 2013).
2012; Hung, et al, 2004; Joshipura et al., Dalam Riskesdas, dikategorikan kurang
2001). konsumsi buah dan sayur jika konsumsi
Prevalensi kurangnya konsumsi kurang dari 5 porsi per hari. Data tersebut
buah dan sayur pada anak usia prasekolah menunjukkan masalah kurangnya
cukup signifikan. Data dari hasil penelitian konsumsi buah dan sayur terjadi hampir di
yang dilakukan oleh Pabayo, Spence, seluruh propinsi di Indonesia. Berdasarkan
Casey, Store (2012) menyebutkan bahwa profil kesehatan provinsi Jawa Timur tahun
hanya 29,6% anak usia prasekolah di 2010 didapatkan data tingkat konsumsi
Canada yang mengkonsumsi buah dan buah dan sayur penduduk Jawa Timur
sayur sesuai pedoman makan di Canada. Di sebesar 70%. Penelitian yang dilakukan
33

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

Melati dan Enik (2010) mengungkap satu fokus tugas perkembangan keluarga
sebanyak 93,6% anak usia prasekolah di dengan anak usia prasekolah menurut
Semarang mengkonsumsi sayur kurang dari Duvall dan Miller (1985, dalam Friedman,
73,5 gram/hari dan 100% anak kurang Bowden & Jones, 2003) adalah melakukan
mengkonsumsi buah sesuai angka pembentukan pola makan yang baik dan
kecukupan yaitu 58,6 gram/hari. Gunanti sehat. Usaha keluarga dalam mencapai
(2000) dalam penelitiannya kepada anak pembentukan pola makan yang baik dan
usia prasekolah menyatakan rata-rata sehat dapat dilihat dari penyediaan mkanan
konsumsi sayur masih kurang dari anjuran. orang tua pada anak.
Secara geografis kota Malang Makanan yang dikonsumsi oleh
berada di dataran tinggi dengan anak sangat terkait dengan apa yang
ketersediaan buah dan sayur yang tinggi. disediakan oleh orang tua. Ketersedian
Selain itu sarana transportasi yang telah buah dan sayur diartikan sebagai ada atau
menjangkau ke pelosok kota juga tidaknya buah dan sayur di rumah pada
mendukung distribusi buah dan sayur saat pengukuran yang meliputi jenis dan
secara merata. Namun data perilaku jumlahnya (Wyse, R., Campbell, E.,
konsumsi buah dan sayur di Kota Malang Nathan, N., Wolfenden, L., 2011).
pada tahun 2010 masih cukup rendah, yaitu Ketersediaan buah dan sayur terutama di
38,2% (Dinkes Kota Malang, 2011). rumah memiliki hubungan yang bermakna
Penelitian yang dilakukan Winastyo, dengan tingkat konsumsi buah dan sayur
Kumboyono, dan Setyoadi (2013) terhadap pada anak (Koui & Jago, 2008;
87 anak usia pasekolah di Kota Malang Bordheauduij, et al, 2008). Hal yang hampir
mengungkap sebanyak 62% anak kurang serupa juga disampaikan oleh Capaldi
dalam mengkonsumsi sayur. (1999, dalam Blanchette & Brug, 2005)
Permasalahan rendahnya tingkat bahwa jika ketersediaan buah dan sayur
konsumsi buah dan sayur pada anak usia kurang maka paparan buah dan sayur pada
prasekolah sangat dipengaruhi oleh pola anak juga akan terbatas, sehingga akan
konsumsi di keluarga yang diterapkan mengurangi kesukaan dan preferensi
kepada anak (Pratitasari, 2010). Keluarga terhadap buah dan sayur.
harus mampu memahami tugas Bordheauduij, et al (2008)
perkembangan sesuai dengan tahapannya menyebutkan, peran orang tua tidak hanya
(Friedman, Bowden & Jones, 2003).Salah menyediakan tetapi juga menyiapkan
34

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

seperti memotong, mencuci atau mengolah anak akan buah dan sayur dan praktik
buah dan sayur sehingga dapat langsung pemberian makan yang tepat. Pada level
dimakan oleh anak. Hal yang serupa juga prevensi sekunder, perawat dapat
disampaikan oleh Baranowski (2004, dalam melakukan screening anak usia prasekolah
Dave, 2007), bahwa tingkat konsumsi buah yang kurang mengkonsumsi buah dan
dan sayur anak akan meningkat jika tidak sayur. Pada level tersier, perawat dapat
hanya tersedia tetapi juga diolah dalam berperan dengan mengurangi dampak
bentuk yang menarik dan mudah dimakan negatif dari kurangnya mengkonsumsi
oleh anak. Menyiapkan buah dan sayur buah dan sayur (Helvie, 1998).Pemahaman
untuk bekal dan makanan sehari-hari terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
merupakan bentuk kemudahan yang konsumsi buah dan sayur di masyarakat
diberikan orang tua kepada anak untuk dapat membantu perawat komunitas
mengkonsumsi buah dan sayur (Wyse, et al, merencanakan program promosi kesehatan
2011). Hasil penelitian Bordheauduij, et al yang efektif.
(2008) menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara bekal METODE
buah dan sayur yang dibawa anak ke Penelitian ini bersifat kuantitatif
sekolah dengan konsumsi buah dan sayur dengan menggunakan desain deskriptif
pada anak. Hal ini secara tidak langsung korelasi dengan pendekatan cross sectional.
mengurangi peluang anak untuk jajan di Penelitian ini bertujuan untuk
luar. menganalisis hubungan penyediaan buah
Permasalahan kurangnya konsumsi dan sayur dalam keluarga dengan perilaku
buah dan sayur pada anak usia prasekolah konsumsi buah dan sayur pada anak usia
di komunitas perlu mendapat perhatian prasekolah dimana pengukuran terhadap
khusus. Perawat komunitas berperan dalam variabel dependen dan independen
melakukan prevensi primer, sekunder, dan dilakukan sekali dalam waktu yang
tersier dalam membantu keluarga bersamaan.
mengidentifikasi kebutuhan keluarga akan
tugas perkembangan yang belum terpenuhi Populasi dalam penelitian ini adalah
terkait konsumsi buah dan sayur. Pada seluruh keluarga yang mempunyai anak
level primer, perawat dapat melaksanakan usia prasekolah di Kelurahan Pandanwangi
pendidikan kesehatan terkait kebutuhan Kota Malang yang berjumlah 426
35

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

orang.Sedangkan sampel dalam penelitian pernyataan berdasarkan sub-sub variabel


ini adalah sebagian dari seluruh keluarga penelitian. Kuesioner yang akan digunakan
yang mempunyai anak usia prasekolah hasil dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner
dari randomisasi. Besar sampel dalam A, B, dan C. Kuesioner A berisikan
penelitian ini adalah keluarga yang memiliki karakterisitik anak dan keluarga, meliputi
anak usia prasekolah sebanyak 426 KK. nomor responden, alamat, usia anak, jenis
Peneliti menetapkan sebesar 5% dengan kelamin anak, usia dan pendidikan ibu,
tingkat kepercayaan yang dikehendaki serta pendapatan keluarga. Kuesioner B
adalah 95% danpresisi 10% sehingga berisi pernyataan tentang kontrol makanan
besarnya sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang meliputi Kuesioner praktik
81 keluarga dengan criteria ibu yang pemberian makan merupakan instrumen
merawatanaknya langsung, ibu yang baku Comprehensive Feeding Practice
dapatmembacadanmenulissertaibu yang Questionnaire (CFPQ) yang diperkenalkan
bersediamenjadiresponden. oleh Eizenman dan Holub (2007) yang
telah dimodifikasi oleh peneliti. Modifikasi
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
yang dilakukan berupa penerjemahan ke
Pandanwangi Kota Malang. Penetapan
dalam bahasa Indonesia, seleksi terhadap
lokasi penelitian didasarkan adanya
item pertanyaan menyesuaikan dengan
fenomena, yaitu rendahnya tingkat
kondisi masyarakat Indonesia dan
konsumsi buah dan sayur jika
perkembangan anak usia
dibandingkan dengan kelurahan lain di
prasekolah.Kuesioner C mengenai
Kota Malang dan ditemukannya praktik
konsumsi buah dan sayur pada anak usia
pemberian makan yang kurang tepat pada
pra sekolah. Pertanyaan konsumsi buah
anak usia prasekolah.
dan sayur masing-masing terdiri dari
pertanyaan yang menunjukkan konsumsi
Etikadalampenelitianinimengikuti prinsip
buah dan sayur, yaitu pertanyaan mengenai
beneficence dan maleficense, respect for human
frekuensi perminggu dan jumlah konsumsi
dignity, dan justice (Polit, Beck & Hungler,
perhari. Adapun untuk mengetahui rata-
2001). Sedangkan instrument yang
rata konsumsi perhari yaitu dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
menjumlahkan konsumsi perhari kemudian
kuesioner. Kuesioner dikembangkan dari
dibagi 7 sehingga didapatkan rata-rata
variabel penelitian menjadi kisi-kisi
konsumsi perhari.
36

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

HASIL Kota Malang diperoleh bahwa proporsi


keluarga yang kurang dalam menyediakan
Sebagian besar (83.1%) anak usia
buah dan sayur memiliki anak yang kurang
prasekolah kurang mengkonsumsi buah
mengkonsumsi buah dan sayur lebih besar
dan sayur. Sedangkan pada praktik
(94.7%) dibandingkan dengan keluarga
pemberian makan memperlihatkan bahwa
yang menyediakan buah dan sayur dengan
mayoritas orang tua tidak menyediakan
baik. Hasil uji chi square menunjukkan
buah dan sayur dengan baik yaitu sebanyak
bahwa p value <0.05, sehingga untuk
64%.
penyediaan buah dan sayur memiliki
Hasil analisis bivariat hubungan
hubungan yang bermakna dengan perilaku
control makanan dengan perilaku
konsumsi buah dan sayur pada anak usia
konsumsi buah dan sayur pada anak usia
prasekolah.
prasekolah di Kelurahan Pandanwangi

Tabel 1 Analisis HubunganPenyediaan Buah dan Sayur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan
Sayur di Kelurahan Pandanwangi Kota Malang, Juni 2014 (n=89)

Konsumsi Buah Sayur


Penyediaan Buah dan
Total OR
Sayur
Kurang Baik
(95% CI) p value
n % N % n %
Kurang 54 94.7 3 5.3 57 100
10.800
Baik 20 62.5 12 37.5 32 100 (2.758- 0.000
42.299)
Total 74 83.1 15 16.9 89 100

Dari analisis juga diperoleh nilai PEMBAHASAN


OR=10.800, artinya keluarga yang kurang
Hasil penelitian ini menemukan
menyediakan buah dan sayur member
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
peluang sebanyak 10.8 kali anak kurang
antara penyediaan buah dan sayur dengan
dalam mengkonsumsi buah dan sayur
perilaku konsumsi buah dan sayur pada
disbanding pada keluarga yang
anak usia prasekolah. Hal ini sejalan
menyediakan buah dan sayur dengan baik.
dengan hasil penelitian Koui dan Jago
.
(2008) dan Bordheauduij (2008) yang
37

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

mengungkap bahwa ketersediaan buah dan prasekolah diharapkan memasukkan


sayur terutama di rumah memiliki variable pengenalan MPASI dalam praktik
hubungan yang bermaka dengan tingkat pemberian makan dan menggunakan alat
konsumsi buah dan sayur pada anak. Hal peraga berupa gambar atau gelas untuk
yang hampir serupa juga disampaikan oleh memperjelas ukuran porsi buah dan sayur,
Capaldi (1999, dalam Blanchette & Brug, serta melakukan pengujian instrumen.
2005) bahwa jika ketersediaan buah dan
sayur kurang maka paparan buah dan sayur KESIMPULAN
pada anak juga akan terbatas, sehingga Mengacu pada hasil penelitian, maka dapat
akan mengurangi kesukaan dan preferensi disimpulkan beberapa hal berikut:
terhadap buah dan sayur. Mayoritas anak usia prasekolah di
Hasilan alisis lebih mendalam Kelurahan Pandanwangi Kota Malang
diketahui bahwa orang tua di Kelurahan memiliki perilaku konsumsi buah dan sayur
Pandanwangi sering kali memberikan kurang dari kecukupan. Lebih dari separuh
makanan instan sebagai bekal anak keluarga di Kelurahan Pandanwangi Kota
(34,6%), tidak menyediakan buah setiap Malang belum menyediakan konsumsi
hari (68,3%), tidak memasak sayur setiap buah dan sayur dengan baik. Selain itu
hari (47,9%), tidak menyediakan peralatan terdapat hubungan yang bermakna antara
makan khusus kesukaan anak (64,3%). Hal penyediaan buah dan sayur dalam keluarga
ini dimungkinkan ibu merasa lebih praktis dengan perilaku konsumsi buah dan sayur
daripada menghabiskan waktu membuat pada anak usia prasekolah.
makanan sendiri. Selain itu, faktor ibu Diperolehnya hasil penelitian
bekerja juga dapat menjadi penyebab tentang perilaku konsumsi buah dan sayur
kurang baiknya penyediaan buah dan sayur pada anak usia prasekolah di Kelurahan
bagi anak usia sekolah. Pandanwangi Kota Malang dimana
Penelitian selanjutnya perlu mayoritas kurang dari angka kecukupan,
dilakukan pengukuran kecukupan merupakan fenomena yang kemungkinan
konsumsi buah dan sayur dengan juga terjadi di daerah lain. Kurang
menggunakan biomarker, sehingga dapat mengkonsumsi buah dan sayur dapat
mengukur secara lebih valid dan standart. berdampak pada terganggunya
Peneliti lain yang akan menggunakan pertumbuhan dan perkembangan anak
kuesioner penelitian ini pada anak usia
38

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

pada tahap kehidupan berikutnya. Apabila dalam aktifitas menyediakan buah dan
hal ini tidak segera mendapat perhatian sayur atau berkebun dan bercocok tanam
khusus dari berbagai pihak maka akan buah dan sayur.
menimbulkan risiko perilaku diet yang
tidak seimbang dan pada akhirnya dapat
meningkatkan masalah-masalah akibat DAFTAR PUSTAKA
gangguan nutrisi pada anak.
Tingginya perilaku konsumsi buah AIHW. (2012). Australia ‘s health 2012.
Canberra: AIHW
dan sayur yang kurang dari angka
kecukupan pada anak usia prasekolah di Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI. (2008).
Kelurahan Pandanwangi Kota Malang Laporan nasional riset kesehatan
memerlukan penanganan yang cepat. Peran dasar tahun 2007.
www.ppid.depkes.go.id/index.php?o
perawat puskesmas untuk dapat ption=com_docman. Diakses
melaksanakan upaya perkesmas dengan tanggal 24 Oktober 2011

menerapkan strategi intervensi edukasi _____. (2010). Laporan nasional riset


kesehatan dasar tahun 2010.
tentang tugas perkembangan keluarga
www.ppid.depkes.go.id/index.php?o
sesuai dengan tahap perkembangan, ption=com_docman. Diakses
tanggal 24 Oktober 2011
khususnya yaitu upaya pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak. _____. (2013). Laporan nasional riset
kesehatan dasar tahun 2013.
Hasil penelitian ini dapat menjadi www.ppid.depkes.go.id/index.php?o
motivasi bagi orang tua untuk lebih ption=com_docman. Diakses
tanggal 17 Maret 2014
memperhatikan perilaku konsumsi buah
dan sayur anak usia prasekolah dan selalu Blanchette dan Brug. (2005). Determinants
of fruit and vegetable consumption
menciptakan suasana rumah dan among 6-12 year old children and
lingkungan yang dapat meningkatkan effective interventions to increase
consumption. Hum Nutr Dietet
konsumsi buah dan sayur anak dengan cara 18:431-443
selalu menyajikan buah dan sayur dalam
Bourdeaudhuij, et al. (2008). Personal,
menu makan anak sehari-hari, lebih kreatif social and environmental predictors
dalam menyediakan menu buah dan sayur, of daily fruit and vegetable intake in
11 years old children in nine
mengajarkan anak tentang manfaat buah European countries. European Journal
dan sayur, mengajak anak mengenal buah of Clinical Nutrition 6:834-841

dan sayur dengan cara melibatkan anak


39

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

Cullen, et al. (2001). Child-reported family Hastono, S. P. (2007). Analisis Data


and peer influences on fruit, juice Kesehatan: Basic Data Analysis for
and vegetable consumption: Health Research Training. Depok:
reliability and validity measures. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Health Education Research Oxford Universitas Indonesia
University Press Vol. 16. 2 (187-200)
Helvie, C. (1998).Advanced practice nursing in
Dave, J.M. (2007). Assessing the home, the community. California: Sage
parental, intrapersonal, and Publishing Co
demographic factors influencing fruit
and vegetables intake among Hung, H. C., et al. (2004). Fruit and
Hispanic children in elementary vegetable intake and risk of major
schools. UMI by Proquest Information chronic disease. Journal of the
and Learning Company National Cancer Institute

Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian Joshipura, KJ., et al. (2001). The effect of
keperawatan: panduan melaksanakan dan fruit and vegetable intake on risk
menerapkan hasil penelitian. Jakarta: for coronary heart disease. Ann
Trans Info Media. Intern Med. 134 (12): 549-556

Eizenmann. D. R. M, Guillain, B.L., Kemenkes RI. (2014). Pedoman gizi seimbang.


Holub, S.C., Leporc, E.& Charles, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
M. A.. (2008). Child and parent
characteristics related to parental Koui, E., Jago, R. (2008). Associations
feeding practices: a cross cultural between self-reported fruit and
examination in the US and France. vegetable consumption and home
Appetite, 52, 89-95 availability of fruit and vegetables
among Greek primary-school
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, children. Public Health Nutrition, 11
E. G. (2003). Family nursing: research, (11)
theory, & practice. New Jersey:
Pearson Education, Inc. Melati, IP., Enik. (2010). Konsumsi sayur
dan buah pada anak prasekolah
Gunanti, IR. (2000). Faktor-faktor yang terkait dengan pengetahuan gizi
mempengaruhi konsumsi sayuran dan sikap ibu. Skrpsi Program Studi
pada anak pra-sekolah. Research Ilmu Gizi FAkultas Kedokteran
Center of Nutrition Development Universitas Diponegoro
Airlangga University. 2002
Musher-Eizenmann, D. & Holub. S.
Harnack, LJ., et al. (2012). Results from an (2007). Comprehensive feeding
experimental trial at a head start practices questionnaire: validation
center to evaluate teo meal service of a new measure parental feeding
approaches to increase fruit and practices. Journal of Pediatric
vegetable intake of preschool aged Psychology, 32, 960-972
children. International Journal of
Behavioral Nutrition and Physical O’Connor, et al. (2009). Parenting
Activity, 9:51 practices are associated with ruit and
vegetable consumption in preschool
40

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

children. Public Health Nutrition: Sekarindah, T. (2008). Terapi jus buah dan
13(1), 91-101 sayur. Jakarta: Puspa Swara
Pabayo, R., Spence, J., Casey. L., Storey, K.
(2012). Food consumption in Winastyo, E., Kumboyono, Setyoadi.
preschool children. Canadian Journal (2013). Hubungan pola asuh orang
of Dietetic Practice and Research -Vol 73 tua dengan konsumsi sayuran pada
No.2 anak usia prasekolah di TK Islam As
Salam Malang. Skripsi PSIK UB
Pratitasari, D. (2010). Makan sayur seasyik
bermain. Yogyakarta: B-First Wyse, R., Campbell, E., Nathan, N.,
Wolfenden, L. (2011). Associations
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing between characteristics of home
research: generating and assessing evidence food environment and fruit and
for nursing practice. Philadelphia: vegetable intake in preschool
Lippincott Williams & Wilkins. children: a cross sectional study.
BMC Public Health, 11:938

Anda mungkin juga menyukai