Rekayasa
Hidrologi
Neraca Air (Water Balance)
02
Teknik Perencanaan Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.
dan Desain
Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa/I mampu menjelaskan
konsep water balance dan faktor tentang Konsep Water Balance-Neraca
faktor yang mempengaruhi neraca air. Air.
1. Analisis Neraca Air dilakukan untuk mengetahui apakah air yang tersedia cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan air, baik untuk memenuhi kebutuhan air
minum maupun untuk irigasi. Analisis Neraca Air akan sampai pada kesimpulan
berupa seberapa banyak volume air suatu sungai yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan air minum maupun irigasi.
2. Analisis Neraca Air terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu analisis ketersediaan air,
analisis kebutuhan air, dan analisis neraca air.Ketersediaan air merupakan
banyaknya volume air yang terdapat pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Jumlah volume air tersebut dapat dipengaruhi oleh luas DAS dan curah hujan yang
terjadi. Semakin besar luas DAS dan semakin tinggi curah hujan yang terjadi,
semakin besar juga volume air yang tersedia. Demikian juga sebaliknya, semakin
kecil luas DAS dan semakin rendah curah hujan yang terjadi, maka semakin sedikit
pula volume air yang tersedia. Ketersediaan air digunakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan seperti air minum, irigasi, PLTA, industri, dan lain-lain.
4. Pada saat curah hujan berkumpul di permukaan tanah, penahan di permukaan tanah
mengingkat dan pada akhirnya menjadi aliran keluar pada sistem tersebut.
Mengabaikan data masukan penguapan secara periodic, semua data masukan
curah hujan akhirnya menjadi aliran keluar, tetapi dengan waktu yang terhambat.
Perbedaan antara kumpulan aliran keluar dan masuk pada mewakili perubahan
dalam penyimpanan. Dengan demikian daerah yang berbayang mewakili penahan
dari volume penyimpanan yang akhirnya dilepaskan dari penyimpanan tersebut.
5. Konsep yang sama dapat diaplikasikan pada basins (cekungan kecil) atau
watersheds (daerah aliran sungai yang besar atau DAS).
Untuk sistem hidrolik, sebuah neraca air dapat dikembangkan untuk memperhitungkan
berbagai jalur aliran dan komponen penyimpanan. Sistem yang paling sederhana adalah
penahan berbidang miring, yang dibatasi keempat sisinya dengan sebuah outlet tunggal.
Tempat parkir dikota kecil mengikuti pola tersebut. Persamaan kontinuitas hidrologi untuk
sistem apapun:
𝑑𝑆
𝐼−𝑄 =
𝑑𝑡
Dimana:
I = inflow (vol/time)
Q = outflow (vol/time)
dS/dt = perubahan tampungan (vol/time)
Neraca Air adalah keseimbangan antara ketersediaan serta kebutuhan air yang ada maupun
yang direncanakan pada suatu DAS, pada jangka waktu tertentu (minimal 1 tahun). Konsep
matematika pada keseluruhan neraca air akan menjadi seperti siklus hidrologi, dalam satuan
kedalaman basins (inchi atau cm).
𝑃 − 𝑅 − 𝐺 − 𝐸 − 𝑇 = ∆𝑆
Dimana:
P = presipitasi
R = limpasan permukaan
G = aliran air tanah
E = evaporation
2 METODE PERHITUNGAN
KETERSEDIAAN AIR
Model sintetik yang digunakan dalam perhitungan ketersediaan air, diantaranya Model
NRECA, Sacramento, HBV, Tank, dan lain-lain. Pada modul ini, model sintetik perhitungan
ketersediaan yang akan dibahas adalah Model NRECA.
Salah satu model yang dipakai dalam menghitung ketersediaan air adalah model NRECA.
Model kesetimbangan air dari NRECA ini didasarkan pada proses kesetimbangan air yang
telah umum yaitu hujan yang jatuh di atas permukaan tanah dan tumbuhan penutup lahan
sebagian akan menguap, sebagian akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi akan
meresap masuk ke dalam tanah. Infiltrasi air akan menjenuhkan tanah permukaan dan
kemudian air merambat menjadi perkolasi dan keluar menuju sungai sebagai aliran dasar.
Model ini dapat mensimulasi kesetimbangan air bulanan pada suatu daerah tangkapan air
dengan tujuan untuk menghitung total run-off dari nilai-nilai: Curah hujan bulanan,
evapotranspirasi, kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah. Perbedaan model NRECA
dengan model kesetimbangan air yang lain hanyalah pada jumlah parameter yang diambil.
Data masukan yang diperlukan untuk model NRECA ini antara lain :
a) Hujan harian/10-harian/2-mingguan/bulanan
b) Evapotranspirasi
c) Temperatur
d) Intensitas sinar matahari
e) Kelembaban relatif
f) Kecepatan angin
g) Kondisi awal kadar kelembapan tanah
h) Tampungan awal air tanah
i) Index soil moisture storage capacity pada daerah tangkapan
j) Persentase run off yang mengalir pada jalur subsurface
k) Persentase air yang masuk menjadi aliran air tanah
RO = P – AE + S
Dimana :
P = Presipitasi (mm)
o NOMNAL
100 + C*(hujan tahunan rata-rata), dimana :
o PSUB
PSUB = 0.5, untuk daerah tangkapan hujan yang normal/biasa
0.5 < PSUB < 0.9 , untuk daerah dengan akuifer permeabel yang besar
o GWF
KOLOM KETERANGAN
1 Nama bulan Januari sampai Desember
2 Presipitasi (hujan) bulanan rata-rata (mm)
3 Evapotranspirasi potensial (PET) (mm)
4 Penyimpanan kadar kelembaban tanah (moisture storage) (mm). Harga
kelembaban tanaha ditetapkan dengan coba-coba dan sebagai kondisi awal
dan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.Moisture Storage (i) =
Moisture Storage (i-1)+Delta Storage (i-1)
5 Rasio penyimpanan (Storage Ratio) = kolom (4)/Nominal
6 Rasio Presipitasi(Rb)/Evapotranspirasi potensial = kolom (2)/kolom (3)
7 Rasio AET/PET
AET = Evopotranspirasi aktual. Rasio ini didapat dengan bantuan grafik 1,
tergantung dari nilai Rb/PET
8 Harga ini didapatkan dari perkalian kolom (3) dan (7)
9 Neraca air (water balance) = Rb – AET (kolom (2) – kolom (8)
10 Rasio kelebihan kelembaban tanah (excess moisture ratio) : 1. Bila neraca
air pada kolom (9) positif, maka harga kelebihan kelembaban tanah
didapatkan dengan bantuan graafik 2. Jika harga kesetimbangan air negatif,
maka harga rasio ini sama dengan nol
11 Kelebihan kelembaban tanah (excess moiture) didapatkan dengan
mengalikan harga kolom (10) dengan (9).
Excess Moisture(i) = Excess Moisture Ratio (i) x Water Balance (i)
12 Perubahan tampungan = kolom (9) – kolom (11)
Delta Storage (i) = Water Balance (i) – Excess Moisture(i)
13 Pengisian air tanah (recharge to groundwater). Harga pengisian air tanah
didapaatkan dengan mengalikan PSUB dengan kolom 11.
Recharge to Ground Water(i) = PSUB x Excess moisture (i)
14 Tampungan awal air tanah (begin storage GW). Harga tampungan awal air
tanah ditetapkan sebagai kondisi awal dan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
15 Tampungan akhir air tanah (end storage Ground Water). Harga tampungan
akhir air tanah didapatkan dari penjumlahan antara kolom (13) dan kolom
(14).
End Storage GW (i) = Recharge to GW (i) + Begin Storage GW(i)
16 Aliran air tanah (GW flow). Harga ini didapatkan dari perkalian antara GWF
dengan kolom (15)
17 Direct Flow. Harga direct flow didapatkan dari pengurangan antara kolom
(11) dengan kolom (13)
Menyelesaikan persamaan neraca air untuk inflow dan outflow di danau untuk
mengetahui evaporasi:
(0.4245 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠)(86400 𝑠⁄𝑑𝑎𝑦)(30 𝑑𝑎𝑦⁄𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ)
𝐼= = 906.346 𝑚𝑚
(1.214 × 1012 𝑚𝑚2 )
(0.3679 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠)(86400 𝑠⁄𝑑𝑎𝑦)(30 𝑑𝑎𝑦⁄𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ)
𝑂= = 785.5 𝑚𝑚
(1.214 × 1012 𝑚𝑚2 )
𝑃 = 33.02 𝑚𝑚
1.97 × 1013 𝑚𝑚3
∆𝑆 = = 16.227 𝑚𝑚
1.214 × 1012 𝑚𝑚2
𝐸 = 𝐼 − 𝑂 + 𝑃 − ∆𝑆 = 906.346 − 785.5 + 33.02 − 16.227 = 137.64 𝑚𝑚
Tinggi evaporasi adalah 137.64 mm