Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa
Hidrologi
Neraca Air (Water Balance)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

02
Teknik Perencanaan Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.
dan Desain

Abstract Kompetensi
Modul ini menjelaskan mengenai Mahasiswa/I mampu menjelaskan
konsep water balance dan faktor tentang Konsep Water Balance-Neraca
faktor yang mempengaruhi neraca air. Air.

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
1 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) ...................................................................................... 3
1.1 Konsep Analisa Neraca Air ...................................................................................................... 3
1.2 Rumus Neraca Air.................................................................................................................... 4
2 METODE PERHITUNGAN KETERSEDIAAN AIR ................................................................................. 5
2.1 NRECA Water Balance ............................................................................................................. 5
2.1.1 Perhitungan Ketersediaan air dengan Metoda NRECA ................................................... 6
2.1.2 Kalibrasi Model NRECA ................................................................................................... 8
3 CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN ............................................................................................... 9
4 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 11

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
1 ANALISIS NERACA AIR (WATER
BALANCE)
Proyek hidrolik besar harus dirancang untuk perlindungan dari banjir yang sangat besar atau
musim kemarau dan biasanya dioperasikan dengan hati-hati. Persoalan-persoalan yang
dicermati dalam teknik hidrologi meliputi :
 Aliran banjir yang diperkirakan berada di jalan raya atau gorong-gorong
 Kapasitas waduk diperlukan guna memastikan cukupnya air untuk irigasi atau suplai
air bersih selama musim kemarau
 Pengaruh waduk, tanggul dan kontrol lainnya pada aliran banjir di sungai
 Pengaruh pembangunan perkotaan pada kapasitas sistem drainase di masa depan
dan kaitannya dengan aliran banjir
 Delinease dari probabilitas tingkat banjir untuk menambah perlindungan pada proyek
buatan manusia dari banjir atau untuk meningkatkan wilayah yang lebih baik

1.1 Konsep Analisa Neraca Air

1. Analisis Neraca Air dilakukan untuk mengetahui apakah air yang tersedia cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan air, baik untuk memenuhi kebutuhan air
minum maupun untuk irigasi. Analisis Neraca Air akan sampai pada kesimpulan
berupa seberapa banyak volume air suatu sungai yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan air minum maupun irigasi.

2. Analisis Neraca Air terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu analisis ketersediaan air,
analisis kebutuhan air, dan analisis neraca air.Ketersediaan air merupakan
banyaknya volume air yang terdapat pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Jumlah volume air tersebut dapat dipengaruhi oleh luas DAS dan curah hujan yang
terjadi. Semakin besar luas DAS dan semakin tinggi curah hujan yang terjadi,
semakin besar juga volume air yang tersedia. Demikian juga sebaliknya, semakin
kecil luas DAS dan semakin rendah curah hujan yang terjadi, maka semakin sedikit
pula volume air yang tersedia. Ketersediaan air digunakan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan seperti air minum, irigasi, PLTA, industri, dan lain-lain.

3. Setelah dilakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan air, digambarkan


keseimbangan antara volume ketersediaan dan kebutuhan air terhadap waktu. Hasil
kedua analisis tersebut dibandingkan agar dapat dilihat kesetimbangannya. Neraca

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Air menggambarkan banyaknya volume air yang sisa atau kurang sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan penggunaan air dari jumlah volume air yang tersedia.

4. Pada saat curah hujan berkumpul di permukaan tanah, penahan di permukaan tanah
mengingkat dan pada akhirnya menjadi aliran keluar pada sistem tersebut.
Mengabaikan data masukan penguapan secara periodic, semua data masukan
curah hujan akhirnya menjadi aliran keluar, tetapi dengan waktu yang terhambat.
Perbedaan antara kumpulan aliran keluar dan masuk pada mewakili perubahan
dalam penyimpanan. Dengan demikian daerah yang berbayang mewakili penahan
dari volume penyimpanan yang akhirnya dilepaskan dari penyimpanan tersebut.

5. Konsep yang sama dapat diaplikasikan pada basins (cekungan kecil) atau
watersheds (daerah aliran sungai yang besar atau DAS).

1.2 Rumus Neraca Air

Untuk sistem hidrolik, sebuah neraca air dapat dikembangkan untuk memperhitungkan
berbagai jalur aliran dan komponen penyimpanan. Sistem yang paling sederhana adalah
penahan berbidang miring, yang dibatasi keempat sisinya dengan sebuah outlet tunggal.
Tempat parkir dikota kecil mengikuti pola tersebut. Persamaan kontinuitas hidrologi untuk
sistem apapun:
𝑑𝑆
𝐼−𝑄 =
𝑑𝑡
Dimana:
I = inflow (vol/time)
Q = outflow (vol/time)
dS/dt = perubahan tampungan (vol/time)

Neraca Air adalah keseimbangan antara ketersediaan serta kebutuhan air yang ada maupun
yang direncanakan pada suatu DAS, pada jangka waktu tertentu (minimal 1 tahun). Konsep
matematika pada keseluruhan neraca air akan menjadi seperti siklus hidrologi, dalam satuan
kedalaman basins (inchi atau cm).
𝑃 − 𝑅 − 𝐺 − 𝐸 − 𝑇 = ∆𝑆
Dimana:
P = presipitasi
R = limpasan permukaan
G = aliran air tanah
E = evaporation

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
T = transpiration
∆𝑆 = change in storage
Sebuah koefisien runoff dapat didefinisikan sebagai rasio R/P. Dengan catatan infiltrasi I
adalah sebuah pengurangan sistem permukaan tanah dan penambahan air tanah. Unit inchi
atau cm mewakili volume air ketika berlipat ganda pada daerah permukaan DAS.

2 METODE PERHITUNGAN
KETERSEDIAAN AIR
Model sintetik yang digunakan dalam perhitungan ketersediaan air, diantaranya Model
NRECA, Sacramento, HBV, Tank, dan lain-lain. Pada modul ini, model sintetik perhitungan
ketersediaan yang akan dibahas adalah Model NRECA.

2.1 NRECA Water Balance

Salah satu model yang dipakai dalam menghitung ketersediaan air adalah model NRECA.
Model kesetimbangan air dari NRECA ini didasarkan pada proses kesetimbangan air yang
telah umum yaitu hujan yang jatuh di atas permukaan tanah dan tumbuhan penutup lahan
sebagian akan menguap, sebagian akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi akan
meresap masuk ke dalam tanah. Infiltrasi air akan menjenuhkan tanah permukaan dan
kemudian air merambat menjadi perkolasi dan keluar menuju sungai sebagai aliran dasar.
Model ini dapat mensimulasi kesetimbangan air bulanan pada suatu daerah tangkapan air
dengan tujuan untuk menghitung total run-off dari nilai-nilai: Curah hujan bulanan,
evapotranspirasi, kelembaban tanah dan ketersediaan air tanah. Perbedaan model NRECA
dengan model kesetimbangan air yang lain hanyalah pada jumlah parameter yang diambil.
Data masukan yang diperlukan untuk model NRECA ini antara lain :
a) Hujan harian/10-harian/2-mingguan/bulanan
b) Evapotranspirasi
c) Temperatur
d) Intensitas sinar matahari
e) Kelembaban relatif
f) Kecepatan angin
g) Kondisi awal kadar kelembapan tanah
h) Tampungan awal air tanah
i) Index soil moisture storage capacity pada daerah tangkapan
j) Persentase run off yang mengalir pada jalur subsurface
k) Persentase air yang masuk menjadi aliran air tanah

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
2.1.1 Perhitungan Ketersediaan air dengan Metoda NRECA
Metoda perhitungan yang dilakukan dalam model limpasan NRECA ini
menggunakan data hujan bulanan dan evapotranspirasi untuk menghitung debit
bulanan yang terjadi. Persamaan dasar keseimbangan air yang digunakan: :

RO = P – AE + S

Dimana :

P = Presipitasi (mm)

AE = Penguapan aktual (mm)

ΔS = Perubahan tampungan (mm)

RO = Aliran permukaan (mm)

Beberapa parameter karakteristik daerah tangkapan yang digunakan dalam model


limpasan ini diuraikan sebagai berikut :

 NOMINAL (Index soil moisture storage capacity pada daerah tangkapan)


 PSUB (Persentase runoff yang mengalir pada jalur subsurface)
 GWF (Persentase air yang masuk menjadi aliran air tanah)
Karakteristik-karakteristik terrsebut dapat diperkirakan dengan cara sebagaimana
berikut:

o NOMNAL
100 + C*(hujan tahunan rata-rata), dimana :

C = 0.2 , untuk daerah dengan hujan sepanjang tahun

C < 0.2 , untuk daerah dengan hujan musiman.

Hujan NOMINAL dapat dikurangi hingga 25 % untuk daerah dengan


tetumbuhan terbatas dan penutup tanah yang tipis.

o PSUB
PSUB = 0.5, untuk daerah tangkapan hujan yang normal/biasa

0.5 < PSUB < 0.9 , untuk daerah dengan akuifer permeabel yang besar

0.3<PSUB<0.5 , untuk daerah dengan akuifer terbatas dan lapisan tanah


yang tipis.

o GWF

GWF = 0.5, untuk daerah tangkapan hujan yang normal/biasa,

0.5<GWF≤0.8, untuk daerah yang memiliki aliran menerus yang kecil,

0.2≤GWF<0.5, untuk daerah yang memiliki aliran menerus yang dapat


diandalkan.

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pemilihan parameter karakteristik NOMINAL, PSUB dan GWF dilakukan dengan
coba-coba sehingga koefisien korelasi antara debit aktual dan model mendekati satu.
Langkah Perhitungan mencakup 18 tahap yang dinyatakan dengan contoh pada
tabel berikut. Perhitungan dapat dilakukan kolom per kolom dari kolom (1) hingga
(18) berikut ini :

Tabel 1 Pentahapan Pada Model NRECA

KOLOM KETERANGAN
1 Nama bulan Januari sampai Desember
2 Presipitasi (hujan) bulanan rata-rata (mm)
3 Evapotranspirasi potensial (PET) (mm)
4 Penyimpanan kadar kelembaban tanah (moisture storage) (mm). Harga
kelembaban tanaha ditetapkan dengan coba-coba dan sebagai kondisi awal
dan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.Moisture Storage (i) =
Moisture Storage (i-1)+Delta Storage (i-1)
5 Rasio penyimpanan (Storage Ratio) = kolom (4)/Nominal
6 Rasio Presipitasi(Rb)/Evapotranspirasi potensial = kolom (2)/kolom (3)
7 Rasio AET/PET
AET = Evopotranspirasi aktual. Rasio ini didapat dengan bantuan grafik 1,
tergantung dari nilai Rb/PET
8 Harga ini didapatkan dari perkalian kolom (3) dan (7)
9 Neraca air (water balance) = Rb – AET (kolom (2) – kolom (8)
10 Rasio kelebihan kelembaban tanah (excess moisture ratio) : 1. Bila neraca
air pada kolom (9) positif, maka harga kelebihan kelembaban tanah
didapatkan dengan bantuan graafik 2. Jika harga kesetimbangan air negatif,
maka harga rasio ini sama dengan nol
11 Kelebihan kelembaban tanah (excess moiture) didapatkan dengan
mengalikan harga kolom (10) dengan (9).
Excess Moisture(i) = Excess Moisture Ratio (i) x Water Balance (i)
12 Perubahan tampungan = kolom (9) – kolom (11)
Delta Storage (i) = Water Balance (i) – Excess Moisture(i)
13 Pengisian air tanah (recharge to groundwater). Harga pengisian air tanah
didapaatkan dengan mengalikan PSUB dengan kolom 11.
Recharge to Ground Water(i) = PSUB x Excess moisture (i)
14 Tampungan awal air tanah (begin storage GW). Harga tampungan awal air
tanah ditetapkan sebagai kondisi awal dan digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
15 Tampungan akhir air tanah (end storage Ground Water). Harga tampungan
akhir air tanah didapatkan dari penjumlahan antara kolom (13) dan kolom
(14).
End Storage GW (i) = Recharge to GW (i) + Begin Storage GW(i)
16 Aliran air tanah (GW flow). Harga ini didapatkan dari perkalian antara GWF
dengan kolom (15)
17 Direct Flow. Harga direct flow didapatkan dari pengurangan antara kolom
(11) dengan kolom (13)

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
KOLOM KETERANGAN
18 Debit total (mm) = kolom (16) + kolom (17)
19 Debit (m3/s) = kolom (18) * Luas DAS *1000/24/3600/jumlah hari
20 Debit pengamatan (observed discharge). Harga debit pengamatan
digunakan untuk proses kalibrasi model.

2.1.2 Kalibrasi Model NRECA


Untuk mendapatkan hasil analis yang bisa dipertanggungjawabkan dengan membandingkan
data hasil perhitungan dan data pengamatan, diperlukan kalibrasi, yaitu pengaturan
parameter untuk simulasi yang akan dilakukan. Prosedur kalibrasi model hidrologi dapat
dilakukan dengan cara manual atau menggunakan alat bantu berupa hitungan optimasi.
Cara pertama dilakukan dengan prinsip coba ulang (trial and error) untuk semua parameter
DAS sampai diperoleh keluaran model yang dianggap memuaskan. Cara kedua adalah
dengan merumuskan fungsi hubungan antara masukan dan keluaran model dengan
melibatkan parameter model dalam rumusan tersebut. Kalibrasi dianggap baik apabila
kriteria atau batasan kesesuaian hasil yang ditetapkan telah dicapai. Untuk kalibrasi
digunakan dua batasan yaitu selisih maksimum debit hasil ukur maupun perhitungan, dan
koefisien korelasi antara debit terukur dan debit hasil perhitungan. Prosedur pekerjaan ini
secara garis besar dapat disajikan dalam diagram berikut :

Gambar 1 Diagram Alir Proses Kalibrasi Metode NRECA

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
3 CONTOH SOAL DAN PENYELESAIAN
1. Sebuah danau memiliki luas 1,214 km2, inflow = 0,4245 m3/s, outflow = 0,3679 m3/s,
dan perubahan di storage = 19736,4096 m3. Tinggi hujan yang terukur pada lokasi
tersebut 33,02 mm. Tentukan tinggi evaporasi dalam mm (asumsi: transpirasi
diabaikan, analisis dilakukan dalam 1 bulan)?
Solusi:
Diketahui:
𝐴 = 1.214 𝑘𝑚2 = 1.214 × 1012 𝑚𝑚2
𝐼 = 0.4245 𝑚3 ⁄𝑠 = 0.4245 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠
𝑂 = 0.3679 𝑚3 ⁄𝑠 = 0.3679 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠
∆𝑆 = 19736.4096 𝑚3 = 1.97 × 1013 𝑚𝑚3

Menyelesaikan persamaan neraca air untuk inflow dan outflow di danau untuk
mengetahui evaporasi:
(0.4245 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠)(86400 𝑠⁄𝑑𝑎𝑦)(30 𝑑𝑎𝑦⁄𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ)
𝐼= = 906.346 𝑚𝑚
(1.214 × 1012 𝑚𝑚2 )
(0.3679 × 109 𝑚𝑚3 ⁄𝑠)(86400 𝑠⁄𝑑𝑎𝑦)(30 𝑑𝑎𝑦⁄𝑚𝑜𝑛𝑡ℎ)
𝑂= = 785.5 𝑚𝑚
(1.214 × 1012 𝑚𝑚2 )
𝑃 = 33.02 𝑚𝑚
1.97 × 1013 𝑚𝑚3
∆𝑆 = = 16.227 𝑚𝑚
1.214 × 1012 𝑚𝑚2
𝐸 = 𝐼 − 𝑂 + 𝑃 − ∆𝑆 = 906.346 − 785.5 + 33.02 − 16.227 = 137.64 𝑚𝑚
Tinggi evaporasi adalah 137.64 mm

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
2. Sebuah DAS luas area 2500 km2 menerima hujan sebesar 130 cm. Debit rata-rata di
sungai pada musim kemarau adalah 30 m3/s. Jika ΔS = 0, tentukan jumlah
kehilangan air karena evaporasi, transpirasi, dan infiltrasi/aliran air tanah (G)
(asumsi: analisis dilakukan dalam 1 tahun)?
Solusi:
Persamaan neraca air:
𝐸𝑇 + 𝐺 = 𝑃 − 𝑅 − ∆𝑆
Asumsi muka air seragam untuk t = 0 dan t = 1 tahun, sehingga ΔS = 0 dan
(30 𝑚3 ⁄𝑠)(86400 𝑠⁄𝑑𝑎𝑦)(365 𝑑𝑎𝑦⁄𝑦𝑟)(100 𝑐𝑚⁄𝑚)
𝐸𝑇 + 𝐺 = 130 𝑐𝑚 −
(2500 𝑘𝑚2 )(1000 𝑚⁄𝑘𝑚)2
= 130 𝑐𝑚 − 37.9 𝑐𝑚
= 92.1 𝑐𝑚
Tinggi kehilangan air akibat evaporasi/transpirasi dan aliran air tanah adalah
92.1 mm

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
4 DAFTAR PUSTAKA
Bedient, P. B., & Huber, W. C. (1992). Hydrology and Floodplain Analysis Second Edition. Addison-
Wesley Publishing Company.

Sosrodarsono, S. (1978). Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

‘14 Rekayasa Hidrologi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Gneis Setia Graha, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai