Rekayasa
Hidrologi
Evaporasi dan
Evapotranspirasi
04
Teknik Perencanaan Teknik Sipil 11024 Gneis Setia Graha, ST., MT.
dan Desain
Abstract Kompetensi
3 LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 14
4 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 19
Pada kondisi atmosfir tertentu evapotranspirasi tergantung pada keberadaan air. Jika
kandungan air dalam tanah selalu dapat memenuhi kelembaban yang dibutuhkan oleh
tanaman, digunakan istilah evapotranspirasi potensial. Evapotranspirasi yang sebenarnya
terjadi pada kondisi spesifik tertentu, dan disebut evapotranspirasi aktual.
o Temperatur
Tingkat evaporasi akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur air. Walaupun
secara umum terdapat peningkatan evaporasi seiring dengan peningkatan temperatur
udara, ternyata tidak terdapat korelasi antara tinggi tingkat evaporasi dengan temperatur
udara.
o Kecepatan Angin
Angin berperan dalam proses pemindahan lapisan udara jenuh dan menggantikan
denqan lapisan udara lain sehingga evaporasi dapat berjalan terus. Jika kecepatan
angin cukup tinggi untuk memindahkan seluruh udara jenuh, peningkatan kecepatan
angin lebih lanjut tidak berpengaruh terhadap evaporasi. Maka tingkat evaporasi
meninqkat seiring dengan kecepatan angin hingga suatu kecepatan kritis, dimana
kecepatan angin tidak lagi mempengaruhi tingkat evaporasi.
o Kelembaban udara
Jika angka kelembaban naik, maka kemampuan kelembaban untuk menyerap uap air
akan berkurang. Hal ini mengakibatkan laju angka evaporasi menurun. Penggantian
lapisan udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang memiliki kelembabab
relatif sama, tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi.
o Penyinaran matahari
Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini terjadi hampir tanpa
berhenti di siang hari dan kadangkala di malam hari. Perubahan dari keadaan cair
menjadi gas ini memerlukan input energi yaitu berupa panas atau suhu yang lebih tinggi.
Evaporasi akan sangat aktif jika ada penyinaran langsung dari matahari. Awan
Besarnya evapotranpirasi dapat diukur dan dihitung dengan menggunakan data klimatologi.
Penggunaan data klimatologi disebabkan karena kurangnya data lapangan dan sulitnya
untuk mendapatkan data evapotranspirasi yang akurat.
Thornthwaite, 1948
Blaney-Cridle, 1950
Samani-Hargreaves, 1982
Jansen-Haise, 1963
Priestley-Taylor, 1972
Penman, 1948
Penman-Monteith, 1965
Open Pan Evaporation
Menggunakan radar, untuk cakupan area yang luas
etc.
Besarnya laju ETo juga dapat diduga secara komputerisasi dengan menggunakan
perangkat lunak yang tersedia. Software yang dapat digunakan antara lain : dayet dan
cropwat 8. Pemilihan metode tergantung dari data yang tersedia. Di lapangan biasanya
digunakan lysimeter untuk mempercepat dan mempermudah perhitungan. Untuk
perhitungan di atas kertas, lebih baik menggunakan metode Penman modifikasi, sebab
menghasilkan perhitungan yang lebih akurat. Selain itu, metode Penman modifikasi ini
mempunyai cakupan data meteorologi yang digunakan adalah yang paling lengkap di antara
metode-metode yang lain. Berikut perbandingan kebutuhan data klimatologi untuk tiap
metode:
2 ERHITUNGAN EVAPORASI
2.1 Panci Evaporasi
PET = Ce*Ep
Keterangan :
Standar panci yang umum digunakan adalah Panci Evaporasi klas A dengan ukuran
diameter 122 cm dan kedalaman 25 cm. Dalam pemakaiannya kedalaman air dipertahankan
antara 18 hingga 20 cm dan pengukuran dilakukan secara luas untuk memprakirakan
besarnya evaporasi danau atau badan air lainnya dengan angka koefisien (Ce) ditentukan
antara 0,50 hingga 0,80. Angka koefisien panci tahunan rata-rata yang biasa digunakan
adalah 0,70 hingga 0,75, terutama untuk tempat-tempat yang belum pernah digunakan
sebagai tempat percobaan.
Teknik pengukuran dengan lynsimeter nampak merupakan cara yang ideal karena semua
unsur telah terwakili dan dapat dihitung. Alat ini memberikan hasil yang teliti karena
menggunakan perangkat penelitian dengan batas yang jelas dan sistem kebocoran air tanah
tidak menjadi persoalan. Namun demikian banyak ahli hidrologi beranggapan bahwa hasil
yang diperoleh tidak memadai untuk diekstrapolasi di lapangan.
Air masukan dan air drainase diukur besarnya. Lama waktu pengukuran tergantung pada
tingkat atau frekuensi kebasahan, ukuran alat, dan laju gerakan air dalam tanah. Hasil yang
diperoleh dengan teknik ini adalah PET karena kelembaban tanah di dalam alat diatur.
Tipe alat linsimeter yang lain adalah tipe timbang dengan asumsi neraca air sbb :
Perubahan kapasitas simpan diukur dari alat penimbang. Alat tipe timbang karena harganya
yang relatif mahal maka pemakaiannya terbatas pada keperluan pengujian teori proses
Metode ini memanfaatkan suhu udara sebagai indeks ketersediaan energi panas untuk
berlangsungnya proses ET dengan asumsi suhu udara tersebut berkorelasi dengan efek
radiasi matahari dan unsur lain yang mengendalikan proses ET.
a
10 * Ta
ETP 1,6
I
Keterangan :
𝐼 = ∑(𝑇𝑎 ∙ 𝑖 ⁄5)1.5
𝑖=1
Keterangan :
Qlw= radiasi gelombang panjang netto dari permukaan vegetasi ke udara bebas
Satuan dari persamaan keseimbangan energi tersebut di atas seluruhnya dalam bentuk
kalori per cm2 satuan tanah.
o Temperatur udara
o Penyinaran matahari
o Kelembaban udara
o Kecepatan angin
E C W Rn 1 W F u ea ed
Dimana
C = faktor koreksi karena pengaruh kondisi cuaca siang dan malam hari
Rn = Radiasi netto
A. f(u)
Bila kecepatan angin tidak diukur pada ketinggia 2m, u harus dikoreksi sebagai
berikut :
Tinggi Pengukuran (m) 0.5 1.0 1.5 2.0 3.0 4.0 5.0
Contoh :
𝑢𝑐 200 × 1
𝑓(𝑢) = 0.27 (1 + ) = 0.27 (1 + ) = 0.81
100 100
B. (ea-ed)
RH rata-rata : 84.25%
Ditanya : (ea-ed)
C. Mencari (1-W)
(1-W) adalah faktor bobot pengaruh angin dan kelembaban pada PET. Besarnya (1-
W) pada temperatur dan tinggi tempat tertentu diberikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Contoh :
Diketahui : Ketinggian : 95 m
Trata-rata : 27.10C
Tabel 3 (I-W) = 0.288
W = 0.712 (dapat juga menggunakan Tabel 4)
Radiasi Bersih (Rn) adalah selisih antara Radiasi datang dan Radiasi Pergi. Rn dapat
dihitung dari jumlah penyinaran matahari, temperatur, dan kelembaban.
Kehilangan radiasi juga terjadi pada permukaan bumi karena bumi memancarkan
kembali sebagian energi yang diserap ke atmosfir sebagai Longwave Radiation.
Umumnya radiasi yang dipancarkan lebih besar dari Longwave Atmosphere
Radiation. Beda Longwave Radiation yang dipancarkan dan yang datang disebut Net
Languange Radiation (Rni).
Langkah menghitung Rn :
E. Faktor Koreksi C
Kondisi diatas tidak selalu terpenuhi, karena itu perlu dikoreksi dengan faktor C (lihat
Tabel 9)
Rhmaks : 84.25%
Rs : 7.85
Usiang/Umalam : 1 Asumsi
Temperature ea
0°C m bar
0 6.1
1 6.6
2 7.1
3 7.6
4 8.1
5 8.7
6 9.4
7 10.0
8 10.7
9 11.5
10 12.3
11 13.1
12 14.0
13 15.0
14 16.1
15 17.0
16 18.2
17 19.4
18 20.6
19 22.0
20 23.4
21 24.9
22 26.4
23 28.1
24 29.8
25 31.7
26 33.6
27 35.7
28 37.8
29 40.1
30 42.4
31 44.9
32 47.6
33 50.3
34 53.2
35 56.2
36 59.4
37 62.8
38 66.3
Temperature°C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
m
0 0.57 0.54 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.32 0.29 0.27 0.25 0.23 0.22 0.2 0.18 0.17 0.16 0.15
(1-W) at 500 0.56 0.52 0.49 0.46 0.43 0.45 0.38 0.35 0.33 0.3 0.28 0.26 0.24 0.22 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14
altitude 1000 0.54 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.2 0.18 0.17 0.15 0.14 0.13
2000 0.51 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12
3000 0.48 0.45 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11
4000 0.46 0.42 0.39 0.36 0.34 0.31 0.29 0.27 0.25 0.23 0.21 0.19 0.18 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11 0.1
Temperature°C 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
m
0 0.43 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.68 0.71 0.73 0.75 0.77 0.78 0.80 0.82 0.83 0.84 0.85
W at 500 0.44 0.48 0.51 0.54 0.57 0.60 0.62 0.65 0.67 0.70 0.72 0.74 0.76 0.78 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86
altitude 1000 0.46 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.80 0.82 0.83 0.85 0.86 0.87
2000 0.49 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88
3000 0.52 0.55 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.84 0.85 0.86 0.87 0.88 0.89
4000 0.54 0.58 0.61 0.64 0.66 0.69 0.71 0.73 0.75 0.77 0.79 0.81 0.82 0.64 0.85 0.86 0.87 0.89 0.90 0.90
t°C f(t)=0Tk4
0 11
2 11.4
4 11.7
6 12
8 12.4
10 12.7
12 13.1
14 13.5
16 13.8
18 14.2
20 14.6
22 15
24 15.4
26 15.9
28 16.3
30 16.7
32 17.2
34 17.7
36 18.1
ed m bar f(ed)
6 0.23
8 0.22
10 0.2
12 0.19
14 0.18
16 0.16
18 0.15
20 0.14
22 0.13
24 0.12
26 0.12
28 0.11
30 0.1
32 0.09
34 0.08
36 0.08
38 0.07
40 0.06
Tabel 8 Nilai Pengaruh Perbandingan Antara Lamanya Jam Siang Hari Sesungguhnya dengan Lamanya
Jam Siang Maksimal yang Mungkin Terjadi (n/N) Terhadap Longwave Radiation (Rn1)