Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN ORAL MEDICINE

Kandidiasis Pseudomembranous Akut

A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Turiyah binti Sudigiyem
Tempat/tanggal lahir : Muara Enim / 1 April 1975
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Wanita
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Alamat : Desa Manga Jaya Muara Enim
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. Rek.Med : 901030
Peserta Asuransi : BPJS

B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan ada bercak putih kekuningan
pada permukaan atas lidahnya sejak ±1 bulan lalu. Bercak putih
tersebut terasa sedikit perih setelah menyikat lidahnya dengan sikat
gigi. Pasien belum pernah mengobati kondisi lidah tersebut. Pasien
merasa tidak nyaman saat makan karena lidahnya terasa kotor
sehingga pasien ingin dirawat.
b. Keluhan Tambahan
Tidak ada
c. Riwayat Perawatan Gigi
Belum pernah dilakukan perawatan
d. Kebiasaan Buruk
Tidak ada
e. Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama
keluarganya dan memiliki 3 orang anak.

f. Riwayat Penyakit Sistemik


- Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik diabetes mellitus tipe
II yang tidak terkontrol sebelumnya. Pasien sudah menderita
penyakit diabetes mellitus tipe II sejak + 10 tahun lalu.

C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening :
 Kanan: tidak teraba dan tidak sakit
 Kiri: tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debris : Ada, regio a,b,c,d,e,f
Plak : Ada, regio a,b,c,d,e,f
Kalkulus : Ada, regio a,b,c,d,e,f
Pendarahan papila interdental : Ada, regio a,b,c,d,e,f
Gingiva : -Eritema dan edema pada margin
gingiva di regio a,b,c,d,e,f
Mukosa : sehat
Palatum : sehat
Lidah : -Terdapat lapisan plak berwarna putih
kekuningan yang tersebar merata
pada dorsum lidah, plak tersebut
dapat mengelupas saat dikerok
dengan kassa steril dan meninggalkan
dasar kemerahan dibawah lapisan
yang dikerok dan terasa nyeri saat
dikerok.
Dasar mulut : Sehat
Hubungan rahang : Orthognati
Lain - lain : -
OHI-S : 4 (Buruk)
Pemeriksaan Gigi Geligi
 Sisa akar : 47,36,37,16
 Resesi : 41,31,32
 Hilang : 27,46
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Kandidiasis Pseudomembranous Akut
Diagnosa banding : Coated Tongue
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang antara lain:
1. Pemeriksaan mikrobiologi (swab pada lidah).
Hasil pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan hasil mikroskopis
yaitu KOH: yeast cell (+) dan hasil biakan yaitu Candida Albicans.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Oral candidiasis merupakan infeksi jamur oportunistik yang paling
sering ditemukan pada mukosa mulut, Penyebab utama infeksi ini adalah
jamur jenis Candida (Monilia) albicans, namun spesies lain seperti
C.tropicalis, C.parapsilosis, C.stellatoidea, C.krusei, C.guilliermondii,
C.dubliniensis, dan C.glabrata juga dapat terlibat dalam infeksi ini.1,2
Candida albicans termasuk dalam famili Cryptococcaceae yang
terdiri dari 3 bentuk yaitu:3,4
1. Oval (yeast-like) celll – bentuk blastophore
2. Elongated cellular form – bentuk pseudohypae yang seringkali
berada pada celah celah tersembunyi pada rongga mulut
3. Chlamydospore form – dengan dinding pelindung yang tebal
Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut, namun
berpotensi menjadi patogen dan bisa menyebabkan infeksi bila terdapat
faktor predisposisi. Faktor predisposisi inilah yang kemudian dapat
menyebabkan terjadinya mekanisme infeksi kandida melalui dua fenomena
mikrobial yaitu (1) kontrol genetik dari proses perubahan bentuk yeast cell
ke bentuk hypae dan (2) kemampuan dari organisme untuk melekat (adhesi)
ke membran mukosa.3,5
Faktor predisposisi dari oral candidiasis terbagi menjadi dua:1,2
1. Faktor lokal: Penggunaan gigi tiruan, merokok, penggunaan steroid
baik topikal maupun inhalasi, hyperkeratosis, ketidakseimbangan
mikroflora dan kualitas maupun kuantitas dari saliva
2. Faktor sistemik/umum: penyakit inmunosupresif, status kesehatan
yang kurang baik, penggunaan obat-obatan imunosupresif,
kemoterapi, kelainan kelenjar endokrin dan defisiensi hematologi.
Oral candidiasis terbagi menjadi dua yaitu primary infection
dimana infeksi kandida hanya terbatas pada daerah oral dan perioral dan
secondary infection yaitu lesi oral yang merupakan manifestasi kandidiasis
mukokutan sistemik. Gambaran klinis dari oral candidiasis diklasifikasikan
menjadi akut, kronis, dan lesi yang berhubungan dengan kandida.1,2
a. Kandidiasis Pseudomembranous
Kandidasis pseudomembranous atau dikenal dengan sebutan thrush
merupakan jenis kandidiasis yang paling umum terjadi. Bentuk akut
dari jenis ini biasanya terjadi pada pasien yang mengkonsumsi obat-
obatan antibiotik, imunosupresan atau pasien dari penyakit yang
menekan sistem imun. Infeksi ini biasanya hadir berupa lapisan yang
mudah dikerok dimana lapisan ini terdiri dari organisme jamur dan
debris seluler. Saat lapisan ini dikerok maka akan meninggalkan
daerah yang inflamasi dan terkadang berdarah. Gambaran klinis dari
bentuk akut dan kronis jenis ini sulit dibedakan. Bentuk yang kronis
timbul dai hasil infeksi HIV dimana pasien HIV biasanya terinfeksi
oleh kandidasis pseudomembranous untuk jangka waktu yang lama.
b. Kandidiasis Erytematous
Kandidiasis erythematous atau antibiotic sore mouth sebelumnya
termasuk dalam atrophic oral candidiasis. Jenis ini memiliki
gambaran klinis berupa lesi kemerahan yang disebabkan
meningkatnya vaskularisasi. Infeksi ini biasanya terjadi pada palatum
dan dorsal lidah. Faktor predisposisi dari jenis ini adalah obat oabtan
antibiotik spektrum luas, kortikosteroid dan merokok.

c. Kandidiasis Kronis Plaque-type dan Nodular


Istilah ini digunakan untuk menggantikan istilah Candidal
Leukoplakia. Gambaran klinis dari jenis ini adalah plak yang berwarna
putih dimana sulit dibedakan dengan oral leukoplakia.

d. Denture Stomatitis
Dikenal kiga dengan nama denture sore mouth dengan gambaran
klinis eritema difus dan edema pada daerah tempat melekatnya gigi
tiruan. Biasanya terjadi pada bagian mukosa palatal. Gigi tiruan
menjadi suatu tempat yang melindungi mikrorganisme dari pengaruh
fisik seerti aliran saliva sehingga dapat menyebbakan terjadinya
infeksi jenis ini.

e. Angular Cheilitis
Angular Cheilitis adalah infeksi yang berupa ceruk pada sudut
mulut dan biasanya berwana kemerahan. Lesi ini biasanya disebabkan
karena infeksi Candida dan Staphylococcus aureus. Defisiensi vitamin
B12, zat besi, dan kehilangan dimensi vertikal kerap kali berhubungan
dengan kelainan ini.

f. Median Rhomboid Glossitis


Median Rhomboid Glossitis memiliki gambaran klinis berupa lesi
erythematous pada bagian tengah posterior dorsal lidah. Lesi ini
memiliki bentuk oval, dan area kemerahan dihasilkan oleh atrofi dari
papila filliformis.

Primary Oral Candidiasis Secondary Oral Candidiasis


Akut Lesi oral manifestasi dari kandidiasis
Pseudomembranous mukokutan sistemik yang
Erythematous merupakan hasil dari berbagai

Kronik penyakit.

Hyperplastik
-Nodular
-Plaque-like
Erythematous
Pseudomembranous

Lesi yang berkaitan dengan


kandida
Denture Stomatitis
Angular Cheilitis
Median Rhomboid glossitis

Perawatan dari oral candidiasis meliputi:1


1. Mengeliminasi atau mengurangi faktor predisposisi
2. Menjaga kebersihan rongga mulut
3. Pemberian obat-obatan antifungal
- Antifungal topikal contohnya: nystatin, clotrimazole
- Antifungal sisitemik contohnya: flukonazole, itraconazole, dan
ketokonazole.

2. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu gangguan metabolisme
dengan karakteristik meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan
disregulasi metabolisme dari karbohidrat, protein dan lipid. Hiperglikemia
yang merupakan gejala utama dari kelainan ini terjadi dikarenakan adanya
kerusakan dalam sekresi insulin oleh pankreas atau dikarenakan adanya
resistensi dari sel sel tubuh terhadap kerja insulin.1,6
Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi:1

Klasifikasi Karakteristik
Diabetes melitus tipe 1 Destruksi sel beta, penyebab
terjadinya defisiensi insulin absolut
Dimediasi sel imun
Idiopatik
Diabetes melitus tipe 2 Resistensi insulin dengan defisiensi
insulin relatif
Diabetes melitus tipe spesifik Cacat genetik dari fungsi sel beta
lainnya pankreas
Cacat genetik dari kerja insulin
Panyakit eksokrim pankreas
Endokrinopati
Obat-obatan atau zat kimia
Infeksi
Sindrom genetik lainnya
Diabetes melitus gestational Derajat intoleransi glukosa selama
kehamilan yang biasanya terjadi
pada trimester ketiga

Kriteria diagnosis dari diabetes mellitus adalah:1

Normal Gangguan Diabetes


kadar glukosa Mellitus
Glukosa puasa <110 mg/dL 110-126 mg/dL >126 mg/Dl
Glukosa plasma <140 mg/dL 140-200 mg/dL >200 mg/dL
2 jam setelah
makan

Gejala klinis dari diabetes mellitus adalah glikosuria, polyuria,


polydipsia, polyphagia, mudah lelah dan penurunan berat badan.
Abnormalitas dari metabolisme dapat menyebabkan ketoacidosis.
Komplikasi dari DM adalah microangiophaty dan macroangiophaty dimana
termasuk didalamnya atherosklerosis, retinopathy, neuropathy, gagal ginjal,
insifisiensi otonom dan meningkatnya kemungkinan terkena infeksi.1,2
Manifestasi oral dari diabetes melitus berkaitan dengan terjadinya
inflamasi dan infeksi yang disebabkan karena adanya penurunan fungsi
sistem imun, microangiopathy, dan perubahan flora rongga mulut.
Manifestasi rongga mulut yang terjadi pada pasien diabetes mellitus antara
lain dry mouth, karies, gingivitis, penyakit periodontal dan kandidiasis.1,2

H. DIAGNOSA
Dari pemeriksaan klinis menunjukkan gambaran plak putih
kekuningan, dapat dikerok tetapi akan terlihat dasar yang kemerahan dan
terasa sakit. Pada pemeriksaan mikroskopis dengan swab pada mukosa lidah
diketahui adanya infeksi jamur yaitu candida albicans. Kelainan ini
didiagnosa sebagai kandidiasis pseudomembran akut.

I. RENCANA PERAWATAN

FASE I (Etiotropik)
Scalling dan root planning
Kontrol plak, DHE (Edukasi, Motivasi, Instruksi)
Pemeriksaan mikrobiologi (Swab Lidah)
Pemberian obat anti jamur
FASE II (Bedah)
Ekstraksi sisa akar 23,26,27 dan ekstraksi gigi
12,11,21,22,31,32,41,42 setelah kondisi umum
baik

FASE III (Restorasi)


Pro konservasi: Tumpatan gic kelas V gigi 44, 45, 34,
35
Pro-prosthodonsi : GTSL RA dan RB

FASE IV (Maintenance)

Kontrol plak (Edukasi, Motivasi, Instruksi)


Kontrol kandidiasis

J. PEMBAHASAN
Diagnosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesa,
didapatlah informasi bahwa pasien memiliki riwayat penyakit sistemik
diabetes mellitus tipe 2, gagal ginjal kronis (CKD) STG V ec DM
Nefropathy dan hipertensi. Pada pemeriksaan klinis di rongga mulut pasien
ditemukan lapisan plak berwarna putih kekuningan yang tersebar merata
pada dorsum lidah, plak tersebut dapat mengelupas saat dikerok dengan
meninggalkan dasar kemerahan dan terasa nyeri saat dikerok. Hasil
pemeriksaan mikrobiologi menunjukkan hasil mikroskopis yaitu KOH:
yeast cell (+) dan hasil biakan yaitu candida albicans. Berdasarkan
pemeriksaan-pemeriksaan tersebut maka diagnosa lesi rongga mulut pada
pasien ini adalah kandidiasis pseudomembranous akut.
Kandidiasis oral merupakan infeksi jamur oportunistik yang paling
sering ditemukan pada mukosa mulut dengan penyebab utamanya adalah
infeksi candida albicans yang disertai adanya faktor predisposisi dari
penyakit tersebut. Faktor predisposisi pada pasien ini adalah adanya riwayat
penyakit sistemik diabetes mellitus tipe 2, gagal ginjal kronis (CKD) STG V
ec DM Nefropathy dan hipertensi serta juga diperparah dengan keadaan
pasien yang berusia lanjut.
Pasien menderita diabetes melitus sejak ±10 tahun lalu dan telah
mengalami komplikasi diabetes mellitus berupa gagal ginjal kronis stage V
sejak ±1 tahun yang lalu. Munculnya kandidiasis pada rongga mulut
penderita diabetes mellitus dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya:1,2
1. penurunan fungsi sistem imun,
1. microangiopathy dimana neuropathy pada sistem otonom dapat
menyebabkan perubahan sekresi saliva,
2. perubahan flora rongga mulut yang terjadi akibat peningkatan
kadar glukosa pada cairan sulkus gingiva sehingga
menyebabkan kadar glukosa pada rongga mulut meningkat
dimana glukosa merupakan media terbaik bagi pertumbuhan
mikroorganisme seperti jamur Candida albicans.
Pasien juga menderita hipertensi sejak ±6 bulan yang lalu dan rutin
mengkonsumsi obat antihipertensi yaitu penggunaan obat diuretik
(furosemid) yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi
kandida. Hal ini terjadi dikarenakan obat tersebut dapat menyebabkan
penurunan aliran saliva. Perubahan ini dapat menyebabkan penurunan
kemampuan self cleansing dari saliva sehingga meningkatkan patogenitas
mikroorganisme yang sebenarnya oportunistik seperti jamur candida.1,8
Selain penyakit sistemik yang diderita pasien, keadaan juga
diperumit dikarenakan pasien sudah berusia lanjut dimana pada pasien
berusia lanjut kemampuan untuk menghasilkan respon imun umumnya
menurun dikarenakan penuaan dan sebab sebab yang belum jelas. Sistem
imun yang lemah jelas dapat meningkatkan patogenitas dari jamur candida
sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi candida yaitu
candidiasis.7,9
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah mengontrol faktor
predisposisi kandidiasis, yaitu penyakit DM, CKD, dan hipertensi,
kemudian kontrol plak dan DHE (edukasi, motivasi, instruksi), pemberian
obat anti-fungal, serta kontrol setiap seminggu sekali. Obat anti fungal yang
diberikan pada pasien ini adalah satu botol 12 ml candystatin oral drops
dengan anjuran pemakaian 4 kali sehari 1 ml diaplikasikan pada lokasi
dimana lesi putih berada yaitu pada dorsal lidah. Komposisi satu botol 12 ml
candystatin oral drops, yaitu tiap mililiter (ml) mengandung nystatin
100.000 IU.
Nystatin adalah obat antifungal golongan polien. Nystatin
merupakan salah satu obat yang memiliki efek samping minimal
dikarenakan nystatin tidak diabsorbsi oleh saluran pencernaan dan tidak
memicu resistensi fungal. Mekanisme kerja nystatin adalah mampu
berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel jamur.
Ikatan ini akan menyebabkan integritas membran sel jamur rusak sehingga
terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan mengakibatkan kerusakan
pada sel jamur.1,2
Pasien diintruksikan untuk melakukan kontrol satu minggu
kemudian. Pada kontrol pertama, hasil pemeriksaan subjektif tidak ada
keluhan dan tidak ada rasa sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis
terlihat lapisan putih kekuningan pada dorsum lidah sudah sedikit
berkurang. Pasien diintruksikan untuk menjaga oral hygiene dan tetap
melanjutkan pemakaian obat antifungal pada dorsal lidah. Pada kontrol
kedua, dari hasil pemeriksaan subjektif tidak ada keluhan dan tidak ada rasa
sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis terlihat lapisan putih kekuningan
pada dorsum lidah sudah lebih berkurang dari kontrol sebelumnya namun
belum hilang sepenuhnya. Pasien diintruksikan untuk tetap menjaga oral
hygiene.

Sebelum perawatan

Kontrol I Kontrol II

K. KESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis serta pemeriksaan
penunjang maka diagnosa lesi pada lidah pasien adalah kandidiasis
pseudomembranous akut. Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik
diabetes mellitus tipe 2, gagal ginjal kronis (CKD) STG V ec DM
Nefropathy dan hipertensi yang menjadi faktor predisposisi terjadinya
kandidiasis.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah mengontrol faktor
predisposisi kandidiasis, kontrol plak dan DHE (edukasi, motivasi,
instruksi), pemberian obat anti-fungal, serta kontrol setiap seminggu sekali.
Pada kasus ini, faktor predisposisi belum bisa diatasi ditambah dengan
pasien yang sudah berusia lanjut sehingga perawatan belum bisa dilakukan
dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

1. Greenberg, Martin, Michael Glick. 2003. Burket’s Oral


Medicine: Diagnosis and Treatment 10th ed. Ontario: BC Decker.
2. Shafer, Hine, Levy. 2012. Shafer’s Textbook Of Oral Pathology
Seventh edition. India: Elsevier
3. Bailoore N Durgesh, Nagesh KS. 2005. Fundamentals Of Oral
Medicine & Radiology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publisher.
4. Field Anne, Longman Lesley. 2003. Tyldesley’s Oral Medicine
Fifth Edition. Oxford Unviersity Press
5. Silverman Sol, Eversole Roy L, Truelove L Edmond. 2011.
Essentials of Oral Medicine. London: BC Decker Inc
6. Price A Sylvia, Wilson M Lorraine. 2005. Patofisiologi Volume 2
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
7. Noer, Sjaifoellah dkk. 2002.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I.Jakarta:Balai Penerbit FK UI
8. Gunawan Gan Sulistia, dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi
5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
9. Price A Sylvia, Wilson M Lorraine. 2005. Patofisiologi Volume 1
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai