TUGAS AKHIR
Oleh
TUGAS AKHIR
Oleh
MUHAMMAD RAMDHAN QODRI
11251102204
Pembimbing 1,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Oleh
Dewan Penguji
Ketua : Muhammad Irsyad, M.T ____________
Sekretaris : Teddie Darmizal, ST,M.T.I ____________
Penguji I : Novriyanto, ST, M.Sc ____________
Penguji 2 : Rahmad Abdillah, M.T ____________
iii
LEMBAR HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Tugas akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum
dengan ketentuan bahwa hak cipta pada penulis. Referensi Kepustakaan
diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan
seizin penulis dan disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Pengadaan atau penerbitan sebagian atau seluruh tugas akhir ini harus
memperoleh izin dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan yang meminjamkan tugas akhir ini
untuk anggotanya diharapkan untuk mengisi nama, tanda tangan peminjam dan
tanggal pinjam.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
“(Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka
berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita
semua akan kembali. Mereka itu akan dikaruniakan atas mereka anugerah-
anugerah dari Tuhan mereka dan rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang
akan mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 156-157).
Alhamdulillah
Ucapan syukur terhadap karunia Allah SWT, karena
berkat izinya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir Ini.
♥♥
Untuk ibu dan ayah terimalah persembahan kecil dari
anak laki-laki satu-satunya ini. Terimkasih untuk kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada
terhingga yang tiada mungkin dapat dibalas sampai akhir
hayat saya. Semoga ini menjadi langkah untuk membuat
ayah dan ibu bahagia karena selama ini saya menyadari
kalau sampai saat ini saya belum bisa memberikan yang
terbaik buat ibu dan ayah, Terima kasih ibu dan
ayahku. ♥♥
vi
PERANCANGAN ARSITEKTUR TEKNOLOGI MENGGUNAKAN
TOGAF 9.1 DAN TIA-942 (STUDI KASUS: RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ARIFIN ACHMAD)
Tanggal Sidang:
Tanggal Wisuda:
Teknik Informatika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas No. 155 Pekanbaru
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi pada saat ini berkembang dengan sangat cepat, banyak Instansi
Pemerintahan, Universitas, Rumah Sakit, dan Perusahaan lainya telah menerapkan dan menerima manfaat
dari penggunaan Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI). Pada Provinsi Riau terdapat rumah
sakit milik pemerintah provinsi yang bernama RSUD Arifin Achmad. Rumah sakit ini telah menerapkan
penggunaan SI dan TI dibawah pengawasan instalasi Electronic Data Proccessing (EDP). Arsitektur TI
yang ada saat ini mendukung Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS) sering mengalami
kendala jaringan terputus. Dukungan Hardware, Networking dan Data Center yang berpusat pada Instalasi
EDP saat ini tidak terawat dengan baik, banyak perangkat keras pendukung yang rentan terjadinya
permasalahan yang dapat mengganggu aktivitas SIMRS. Untuk menyelesaikan permasalahan diatas,
peneliti menggunakan framework TOGAF 9.1 dan TIA-942 untuk mendapatkan perancangan arsitektur
teknologi yang tepat untuk mendukung sistem informasi yang berjalan. Hasil dari penelitian ini
menghasilkan rekomendasi perbaikan Data Center, Networking dan Hardware pendukung yang
diharapkan mampu mendukung sistem informasi yang ada pada RSUD Arifin Achmad.
Kata Kunci: Arsitektur teknologi, data center, Tia-942, SIMRS, TOGAF 9.1
vii
DESIGN TECHNOLOGY ARCHITECTURE USE TOGAF 9.1 AND
TIA-942 (CASE STUDY: RSUD ARIFIN ACHMAD)
ABSTRACT
The development of information technology today is growing very quickly, many Government Agencies,
Universities, Hospitals, and other company has implemented and benefited from the use of Information
Systems (IS) and Information Technology (IT). In the province of Riau, there are hospitals owned by the
provincial government named Arifin Achmad. The hospital has implemented the use of IS and IT under the
supervision of the installation of Electronic Data Proccessing (EDP). IT architecture that is currently
supporting management information systems Hospital (SIMRS) often experienced problems disconnected
network. Support Hardware, Networking and Data Center centered on EDP installation is currently not well
maintained, lots of supporting hardware are susceptible to problems that can interfere with the activity
SIMRS. To resolve the above problems, researchers are using TOGAF framework 9.1 and TIA-942 to get
the design of architecture technology to support the running information systems. The results of this
research is a recommendations for improvements Data Center, Networking and Hardware support is
expected to support existing information systems at Arifin Achmad.
viii
KATA PENGANTAR
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pada jurusan Teknik Infromatika Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau. Begitu banyak pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini,
baik berupa bantuan materi, aupun motivasi dan dukungan kepada penulis. Terlalu besar
bagi penulis untuk membalasnya, namun pada kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah Subhanahu wa Ta'ala, Tuhan semesta alam, yang telah berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Alhamdulillahirabbil’alamin.
2. Bapak Prof. Dr. H. Munzir Hitami, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Hartono,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
4. Bapak M. Irsyad, ST,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
5. Bapak Teddie Darmizal, ST,MTI, Selaku Pembimbing Tugas Akhir penulis.
Terimakasih banyak pada beliau yang selalu sabar menghadapi penulis,
membimbing penulis, dan memberi arahan juga dukungan dan waktu, serta ilmu
yang sangat bermanfaat. Atas semua itu, penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan baik.
ix
6. Bapak Novriyanto, ST, M.Sc selaku Penguji I, dan Bapak Rahmad Abdillah, MT
selaku Penguji II dalam Tugas Akhir ini, terimakasih untuk waktu, saran dan
arahan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan baik.
7. Bapak Ikhsandi Fahlewi, SE,M.Si selaku kepala instalasi EDP RSUD Arifin
Achmad, terimakasih telah banyak membantu peneliti di tempat penelitian. Atas
semua bantuan itu, peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
8. Seluruh Dosen Teknik Informatika yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
karena telah memberikan ilmunya kepada penulis, hingga penulis dapat
menyelesaikan kuliah di jenjang S1 ini. Terimakasih untuk bapak-bapak dan ibu-
ibu dosen, penulis tidak akan pernah bisa membalas jasa beliau semua. Semoga
ilmu yang diajarkan menjadi amal ibadah yang terus mengalir pahalanya.
9. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, ibunda Nirmawati S.Pd.i, Terimakasih
terlah membersarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang, menjadi
tempat cerita penulis ketika mengalami masalah dalam menyelesaikan
permasalahan yang penulis hadapi. Ayahanda Drs. Junaidi Abu Hasan M.Pd yang
telah menjadi pahlawan dalam hidup penulis, yang selalu mendukung dan
memberikan motivasi penuh dalam hidup penulis. Terimakasih telah berkorban
agar penulis menjadi manusia yang terdidik dan berpendidikan.
10. Adik-adik perempuan kesayangan penulis, Siti Dzakiyah, Siti Nur Hasanah dan
Siti Fadiyah Halila, terimakasih telah banyak mendukung penulis untuk
menyelesaikan pendidikan penulis. Terkhusus untuk adinda Siti Nur Hasanah dan
Siti Fadiyah Halilah yang penulis sayangi, terimakasih telah menemani penulis
sehari-hari dengan bermain, bercerita, dan tertawa sehingga penulis merasa
sangat senang.
11. Tisa Ratnadilla, S.S teman istimewa peneliti yang selalu memberi semangat dan
menemani penulis semenjak bertahun tahun lamanya.
12. Kakanda Sholihendi Betrianda, SE. Staff akuntasi RSUD Arifin Achmad, ucapan
terimakasi peneliti karena telah banyak membantu peneliti dalam mendapatkan
informasi dan data-data penelitian.
x
13. Sahabat-Sahabat Fica Timela, Kissi Amela, Kukuh Nurkholik, Rahmawati Dwi
Sahputri, Firman Tawakal, dan Ayu Syafitri serta anggota TIF C”Onectivity yang
selalu tidak kompak, namun mendukung dan memberikan semangat yang
membangun dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
14. Semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
pelaksanaan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca. Amiin yaa Rabbal’alamin.
Wassalâmu’alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh
xi
DAFTAR ISI
xii
2.4 Arsitektur Enterprise ..................................................................................... II-2
xiii
2.11 Standardisasi Data Center TIA-942 ............................................................ II-37
2.11.4 Pemilihan Lokasi dan Desain Layout Ruangan pada Data Center ..... II-52
xiv
4.2.5 Analisis Keamanan Data Center ........................................................ IV-23
4.2.6 Analisa Kondisi Perangkat Server pada Ruangan Data Center ......... IV-24
4.4 Analisa Arsitektur Teknologi pada RSUD Arifin Achmad ...................... IV-35
5.1 Hasil Analisa Phase Arsitektur Visi, Bisnis, Data dan Aplikasi .................. V-1
xv
5.4 Rekomendasi Arsitektur Teknologi pada RSUD Arifin Achmad ............. V-36
BAB VI PENUTUP
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Tiering reference Guide ........................................................................................ II-20
2.2 Redudansi pada Data Center ................................................................................ II-27
2.3 Karakteristik Sistem grounding yang efektif ........................................................ II-42
2.4 Metode Pendinginan Data Center ......................................................................... II-45
2.5 Perbandingan Direct-Connect Cabling dan Distibuted Cabling ........................... II-50
2.6 Penelitian Terkait .................................................................................................. II-61
2.7 Profil Umum RSUD Arifin Achmad .................................................................... II-64
4.1 Issue Organization ................................................................................................. IV-1
4.2 Struktur Bangunan EDP ........................................................................................ IV-8
4.3 Ruang Pendukung Data Center............................................................................ IV-11
4.4 Aktivitas Perancangan Sistem Listrik ................................................................. IV-12
4.5 Ketentuan Sistem Grounding .............................................................................. IV-16
4.6 Daftar alat-alat konsumsi daya listrik pada data center ....................................... IV-18
4.7 Management Kabel Pada Data Center ................................................................. IV-21
4.8 Kondisi Jalur Sistem Pengkabelan ...................................................................... IV-22
4.9 Kondisi Keamanan Data Center .......................................................................... IV-23
4.10 Jumlah Perangkat pada Ruangan Data Center ................................................... IV-24
4.11 Kondisi Ruangan Server .................................................................................... IV-25
4.12 Tiering Data Center IV-29
4.13 Aplication Portofolio Catalog............................................................................ IV-35
4.14 Platform Service Saat ini ................................................................................... IV-36
4.15 Platform Decomposition Diagram ..................................................................... IV-37
4.16 Technology Portofolio Catalog ......................................................................... IV-39
4.17 Spesifikasi Existing Server ................................................................................ IV-46
4.18 Analisa Kondisi Jaringan yang terhubung SIMRS ............................................ IV-47
5.1 Mekanisme hubungan stakeholder dan Sistem Informasi ...................................... V-1
xvii
5.2 Permasalahan Sistem Informasi ............................................................................. V-2
5.3 Rekomendasi dan Perbaikan Layanan .................................................................... V-6
5.4 Portofolio Aplikasi Rekomendasi ......................................................................... V-14
5.5 Solusition Issue Organization ............................................................................... V-23
5.6 Rekomedasi Rancangan Gedung EDP RSUD Arifin Achmad ............................ V-28
5.7 Rekomendasi Kelistrikan Data Center ................................................................. V-30
5.8 Rekomendasi Management Kabel ........................................................................ V-34
5.9 Rekomendasi Sistem Keamanan Data Center ...................................................... V-36
5.10 Portofolio aplikasi yang baru .............................................................................. V-37
5.11 Rekomendasi Platform Service .......................................................................... V-38
5.12 Rekomendasi Platform Decomposition Diagram ............................................... V-39
5.13 Technology Portofolio Catalog .......................................................................... V-41
5.14 Rekomendasi Spesifikasi Server ........................................................................ V-48
5.15 Analisis Kesenjangan ......................................................................................... V-50
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Fishbone Diagram .................................................................................................... I-4
2.1 ADM TOGAF 9.1 .................................................................................................. II-9
2.2 ADM TOGAF 9.1 Artifacts.................................................................................. II-12
2.3 Technology Architecture TOGAF 9.1 ................................................................. II-13
2.4 Power Generator Tier 1 ........................................................................................ II-27
2.5 Power Circuit Distribution Tier 1 ......................................................................... II-28
2.6 Network Distribution Tier 1 ................................................................................. II-28
2.7 Air Coller Distribution Tier 1 ............................................................................... II-29
2.8 Power Generator Tier 2 ........................................................................................ II-29
2.9 Power Circuit Distribution Tier 2 ......................................................................... II-30
2.10 Network Distribution Tier 2 ............................................................................... II-30
2.11 Air Coller Distribution Tier 2 ............................................................................. II-31
2.12 Power Generator Tier 3 ...................................................................................... II-31
2.13 Power Circuit Distribution Tier 3 ....................................................................... II-32
2.14 Network Distribution Tier 3 ............................................................................... II-33
2.15 Air Coller Distribution Tier 3 ............................................................................. II-34
2.16 Power Generator Tier 4 ...................................................................................... II-35
2.17 Power Circuit Distribution Tier 4 ....................................................................... II-35
2.18 Network Distribution Tier 4 ............................................................................... II-36
2.19 Air Coller Distribution Tier 4 ............................................................................. II-37
2.20 Perencanaan Sistem listrik .................................................................................. II-38
2.21 Distribusi Kebutuhan Listrik dari PDU melalui circuit panel ............................ II-40
2.22 Contoh Data Center Grounding .......................................................................... II-43
2.23 Konsumsi Daya Data Center .............................................................................. II-44
2.24 Room Oriented Cooling System ......................................................................... II-45
2.25 Row Oriented Cooling System ........................................................................... II-46
xix
2.26 Rack Oriented Cooling System .......................................................................... II-47
2.27 Topologi Pengkabelan Data Center .................................................................... II-48
2.28 Contoh Ruangan Pendukung ............................................................................ II-54
2.29 Penempatan Air Handler pada Grid Lantai ........................................................ II-56
2.30 Layout umum Ruangan pada Data Center .......................................................... II-58
3.1 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................................................... III-2
4.1 Peta Lokasi RSUD Arifin Achmad ....................................................................... IV-5
4.2 Jarak EDP dengan gedung utama RSUD Arifin Achmad ..................................... IV-7
4.3 Jarak EDP dengan Jalan Diponegoro .................................................................... IV-7
4.4 Kondisi Gedung EDP RSUD Arifin Achmad Saat Ini .......................................... IV-9
4.5 Kondisi Ruangan Data Center Arifin Achmad Saat Ini ...................................... IV-10
4.6 Pendingin Ruangan Server .................................................................................. IV-19
4.7 Direct Connect Cabling ....................................................................................... IV-20
5.1 Value Chain RSUD Arifin Achmad ....................................................................... V-3
5.2 Rekomendasi Struktur Organisasi RSUD Arifin Achmad ................................... V-10
5.3 Diagram Rancangan Arsitektur Sistem informasi RSUD Arifin Achmad ........... V-22
5.4 Rancangan Gedung EDP RSUD Arifin Achmad ................................................. V-27
5.5 Rancangan Kelistrikan EDP RSUD Arifin Achmad ............................................ V-32
5.6 Rekomendasi Pendinginan Ruangan Server ......................................................... V-33
5.7 Comunication Engineering Diagram .................................................................... V-47
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
I-2
Arifin Achmad belum tertata dengan baik. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dari
segi pusat penyimpanan data, mulai dari Space Area dan Layot, Electrical, Material
Usage sampai pada tataletak rak dan kabel jaringan.
Telah banyak upaya untuk meningkatkan kinerja, mutu dan kualitas dari RSUD ini
untuk dapat menjadi yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Dengan adanya sinergi
bersama antara pemerintah daerah dengan pemerintah provinsi riau, bukan tidak mungkin
nantinya rumah sakit ini akan menjadi pusat pelayanan kesetahan masyarakat Sumatera
dan Riau khususnya.
Dari beberapa hasil penelitian yang sebelumnya terhadap penerapan framework
TOGAF seperti “Analisa penerapan TOGAF dan COBIT dalam tata kelola Teknologi
Informasi sebagai usulan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral”
(Supriatna, 2010), “Analisis dan Perancangan Enterprise Architecture untuk Mendukung
Fungsi Terkait System Online Payment Point Menggunakan Framework TOGAF ADM
pada PT Pos Indonesia” (Herucakra, Fajar, & Hanafi, 2012) dan Penelitian dengan judul
“ Perancangan Arsitektur Sistem Informasi Rumah Sakit dengan Menggunakan TOGAF
ADM” (Kosidin, 2015). Dari beberapa penelitian dengan menggunakan framework
TOGAF diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa framework ini dapat digunakan untuk
melakukan perencanaan strategis teknologi informasi, sebuah perusahaan atau institusi
dapat memperbaiki kinerja, meningkatkan mutu pelayanan hingga mendatangkan
keuntungan diberbagai bidang, dengan melakukan analisa terhadap lingkungan bisnis
tersebut.
Pelayanan rumah sakit yang mampu memanfaatkan kemajuan TI untuk memenuhi
kebutuhan yang mendukung jalannya sebuah SI untuk mencatat keseluruhan kegiatan
aktivitas pada rumah sakit. Berdasarkan penjelasan dari permasalahan dan penelitian
terkait, disimpulkan bahwa perlu adanya perencanaan arsitektur teknologi di RSUD
Arifin Achmad agar pelayanan SI pada RSUD Arifin Achmad kedepannya dapat berjalan
dengan baik dan pelaksanaan kegiatannya menjadi optimal sesuai dengan visi dan misi.
Penelitian tugas akhir ini, penulis akan membahas judul penelitian yaitu “Perencanaan
Arsitektur Teknologi Menggunakan TOGAF 9.1 dan TIA-942 (Studi Kasus RSUD
Arifin Achmad).
I-3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka didapatlah rumusan
masalah yang digambarkan menggunakan fishbone berikut:
Infrastruktur TI
RSUD
Perlu
Arsitektur
TI
Penempatan dan
jumlah SDM
dibidang TI belum Membangun
tepat. infrastruktur TI
sangat memerlukan
biaya yang besar.
Organisasi Bisnis
I-4
Dari fishbone diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Teknologi Informasi:
1) Hardware yang terdiri dari CPU, Monitor, Printer/Scanning, Keyboard kabel
jaringan, kondisinya saat ini tidak terawat dengan baik. Perlu berbaikan dan
membangun tatakelola yang mendukung perawatan berjangka pada
perangkat pendukung SIMRS.
2) Networking yang ada pada saat ini perlu perbaikan dan perawatan, banyak
kabel yang terputus dan belum terpetakan (Mapping). Mapping yang
dilakukan diharapkan dapat membantu perbaikan jaringan yang mengalami
gangguan.
3) Data Center yang ada saat ini perlu perancangan, dengan tata letak ruangan
yang memang khusus untuk data center.
B. Organisasi:
Kuantitas dan Kualitas SDM di bidang TI yang belum memadai, sehingga tidak
mampu mengakomodir jika terjadi kesalahan dan juga ketidaktahuan pengguna
dalam menggunakan sistem.
C. Bisnis:
Besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan RSUD untuk pengadaan TI,
tidak sesuai dengan dukungan perangkat TI pendukung SIMRS.
Dilihat dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa RSUD Achmad Riau
membutuhkan perencanaan arsitektur TI Penunjang Sistem Informasi Management
Rumah Sakit (SIMRS). Oleh karena itu rumusan masalah yang tepat untuk penelitian ini
adalah “Bagaimana merancang arsitektur teknologi yang paling sesuai dengan
perencanaan strategi teknologi informasi menggunakan TOGAF”.
I-5
3. Analisa data center menggunakan TIA-942. Penilaian yang diambil hanya
berdasarkan kondisi EDP RSUD Arifin Achmad yang ada pada saat ini, tidak
keseluruhan penilaian data center pada TIA-942 diterapkan.
Sistematika Penulisan pada laporan ini dibuat berdasarkan urutan dibawah ini:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi penjelasan teori teknologi informasi, arsitektur enterprise,
pengertian perancangan, pengertian perancangan sistem dan teknologi infomasi,
pengertian TOGAF, pengertian data center, perancangan data center, TIA-942,
Standardisasi data center, penelitian terkait dan penjelasan terkait tempat
penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai kerangka pikir penelitian yang akan dijadikan
I-6
alur kerja dalam penelitian.
Bab IV Analisa Arsitektur Teknologi
Bab ini menguraikan tentang permasalahan yang terjadi pada arsitektur
teknologi untuk mendukung jalanya sistem informasi, analisa permasalah pada
organisasi yang bertanggung jawab terhadap jalannya SIMRS, Analisa terhadap
data center, melakukan asessment data center serta analisa arsitektur teknologi
pada RSUD Arifin Achmad.
Bab V Fase Rekomendasi Arsitektur Teknologi
Bab ini merekomendasikan perbaikan pada data center dan perbaikan terhadap
permasalahan-permasalah organisasi pada RSUD Arifin Achmad yang
berdasarkan analisa pada Bab IV serta rekomendasi dari phase arsitektur visi,
bisnis, data dan aplikasi yang merupakan hasil peneliti sebelumnya.
Rekomendasi yang dihasilkan berupa arsitektur teknologi yang mendukung
penuh jalanya sistem informasi yang akan diterapkan pada RSUD Arifin
Achmad.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pembahasan keseluruhan penelitian
yang berguna bagi kemajuan RSUD Arifin Achmad. Kesimpulan ini diharapkan
mampu menjadi bahan masukan untuk pengembangan arsitektur teknologi
penunjang SIMRS yang lebih baik dimasa yang akan datang.
I-7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi
Secara etimologis, kata teknologi berasal dari dua kata yaitu techno yang berarti
seni, dan logia (logos) yang berarti ilmu. Jack Febrian (2007), teknologi adalah aplikasi
ilmu dan engineering untuk mengembangkan mesin dan prosedur agar memperluas dan
memperbaiki kondisi manusia, atau paling tidak memperbaiki efisiensi manusia pada
berbagai aspek. Secara luas teknologi merupakan semua manifestasi dalam arti materil
yang lahir dari daya cipta manusia untuk membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna
mempertahankan kehidupannya.
Dalam arti klasik, ilmu pengetahuan dalam pengertian luas, yang bertopang kepada
ilmu-ilmu alam yang mewujudkan ilmu-ilmu seperti perencanaan, konstruksi
pengamanan, utilitas, dan sebagainya dari semua bangunan teknik, sipil maupun militer.
2.3 Enterprise
TOGAF mendefinisikan Enterprise sebagai salah satu organisasi yang memiliki
seperangkat tujuan. Sebagai contoh, suatu perusahaan bisa jadi lembaga pemerintah,
seluruh perusahaan, sebuah divisi dari korporasi, departemen, atau group perusahaan
dengan kepemilikan bersama (The Open Group, 2011).
Istilah ''perusahaan'' dalam konteks ''arsitektur enterprise'' merujuk kepada seluruh
perusahaan yang meliputi semua informasi, layanan, teknologi, proses, infrastruktur dan
domain tertentu dalam perusahaan. Dalam kedua kasus, arsitektur.
II-2
ingin menciptakan dan mengelola portofolio IT (Handley 2008, dikutip oleh
Kosidin, 2015).
c) Istilah yang digunakan untuk logika pengorganisasian seluruh organisasi yang
sering kali menentukan bagaimana teknologi informasi akan mendukung
proses bisnis organisasi tersebut (Pearlson and saunders 2010, dikutip oleh
Kosidin, 2015).
d) Disiplin arsitektur yang menggabungkan tujuan strategis bisnis dan TI dengan
peluang untuk mengubah dan mengatur hasilnya secara inisiatif. Arsitektur
enterprise tidak hanya fokus pada perencanaan melainkan bagaimana
menyatukan dan menyelaraskan strategi bisnis dengan TI (IBM dikutip oleh
Kurniawan, 2013).
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa arsitektur enterprise
adalah arsitektur yang menjelaskan tentang bagaimana memetakan hubungan,
menyatukan serta menyelaraskan komponen-komponen dalam organisasi baik dari segi
bisnis, organisasi maupun SI/TI.
II-3
A. Efisiensi bisnis:
1) Penurunan biaya operasional bisnis.
2) Organisasi yang lebih tangkas.
3) Kemampuan bisnis yang merata di seluruh organisasi.
4) Biaya perubahan manajemen yang lebih rendah.
5) Tenaga kerja yang lebih fleksibel.
6) Meningkatnya produktivitas bisnis.
B. Efisiensi TI:
1) Biaya pengembangan dan perawatan software yang lebih rendah.
2) Meningkatkatnya portability aplikasi.
3) Peningkatan interoperabilitas dan kemudahan manajemen sistem dan
jaringan.
4) Peningkatan kemampuan dalam mengatasi masalah kritis perusahaan seperti
keamanan.
5) Peningkatan dan pergantian komponen sistem yang lebih mudah.
C. keuntungan yang lebih baik pada investasi yang ada, mengurangi risiko untuk
investasi masa depan:
1) Mengurangi kompleksitas bisnis dan TI.
2) Memaksimalkan keuntungan yang didapat dari bisnis dan infrastruktur TI
saat ini.
3) Keleluasaan untuk membuat, membeli atau mengadaptasi solusi bisnis dan TI
4) Mengurangi risiko pada investasi baru dan biaya kepemilikan.
D. Pembelian yang lebih cepat, lebih simpel dan murah:
1) keputusan pembelian yang lebih sederhana, karena tersedianya informasi
yang jelas yang mengatur perencanaan.
2) Proses pembelian yang lebih cepat, yaitu dengan memaksimalkan waktu dan
memberikan keleluasaan tanpa mengorbankan atau melanggar standar
aristektur itu sendiri.
3) Kemampuan untuk menyatukan sistem dari berbagai vendor.
4) Kemampuan untuk mengamankan kemampuan ekonomi.
II-4
2.5 Perencanaan
Berikut ini adalah landasan teori mengenai perancangan:
II-5
Menurut Ward dan Peppard (2002), strategi teknologi informasi adalah strategi
yang tujuan berorientasi pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat
menunjang pemenuhan kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.
Strategi dasar penggunaan teknologi informasi (TI) dalam bisnis adalah:
A. Mengurangi Biaya
1) Penggunaan TI untuk mengurangi secara mendasar biaya pada proses bisnis.
2) Penggunaan TI untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok.
B. Diferensiasi
1) Kembangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi produk
dan jasa.
2) Gunakan berbagai fitur TI untuk memenangi persaingan dari organisasi
sejenis.
3) Gunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada pasar yang dipilih.
C. Inovasi
1) Buat produk dan jasa baru yang melibatkan berbagai komponen TI.
2) Kembangkan wilayang pasar sendiri atau pasar baru yang unik dengan
bantuan TI.
3) Buat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang secara dramatis
akan memangkas biaya, meningkatkan kualitas, efisiensi, atau layanan
pelanggan, atau mempersingkat waktu ke pasar.
D. Mendukung Pertumbuhan
1) Gunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global
2) Gunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan jasa
lainnya.
E. Kembangkan Partnership
a) Gunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra
bisnis.
b) Kembangkan sistem informasi antar perusahaan yang mampun mewadahi
hubungan bisnis strategis dengan para pelanggan, pemasok, subkontraktor,
dan pihak lain.
II-6
2.7 Model Perancangan Arsitektur Enterprise
Berikut ini penjelasan mengenai model perancangan yang dikembangkan melalui
kerangka kerja TOGAF.
2.7.1 TOGAF
Perencanaan sebuah model arsitektur membutuhkan sebuah framework yang dapat
menangani system yang kompleks serta mampu menyelaraskan bisnis dengan IT yang
akan berkembang dengan perusahaan (Schekkerman, 2004). TOGAF (The Open Group’s
Architecture Framework) adalah kerangka kerja yang terperinci dan seperangkat alat
dalam pengembangan sebuah EA yang digunakan untuk mendesain, membangun dan
mengevaluasi (TOGAF Version 9.1, 2011). TOGAF dikembangkan oleh Group terbuka
sejak 1995 hingga saat ini. TOGAF terdiri atas 4 domain yaitu:
1. Business Architecture, yaitu arsitektur yang harus menggambarkan bagaimana
proses bisnis yang diselaraskan dengan target perusahaan.
2. Data Architecture, yaitu bagaimana menyimpan menangani dan mengakses
data sebuah perusahaan.
3. Application Architecture, adalah penjelasan tentang bagaimana spesifikasi
aplikasi dirancang dan bagaimana aplikasi itu berinteraksi (berhubungan)
dengan aplikasi lain.
4. Technology Architecture, menyediakan gambaran dari infrastruktur hardeware
dan software (IT devices) yang mendukung aplikasi.
II-7
b) Foundation Architecture (Enterprise Contiuum)
Merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyediakan
hubungan bagi pengumpulan aset arsitektur yang relevan dan menyediakan
bantuan petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda.
Foundation Architecture terdiri dari:
1) Tecnical Reference Model, menyediakan sebuah model dan klarifikasi dari
platfrom layanan generik.
2) Standart Information Base, menyediakan standart-stamdart dasar dari
informasi.
3) Building Block Information Base, menyediakan blok-blok atau bagian
informasi di masa yang akan datang.
c) Resource Base
Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates,
checklists, latar belakang informasi dan detil materialpendukung yang membantu
arsitek dalam penggunaan (ADM).
II-8
Gambar 2.1 ADM TOGAF 9.1 (The Open Group, 2009)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahapan kinerja dari gambar di atas:
A) Preliminary Phase: Framework and Principles
Kerangka dan prinsip. Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam proses
perancangan dimana dilakukan penyusunan framework dan architecture
principles. Framework diuaraikan dalam bentuk visi arsitektur, sedangkan
prinsip-prinsip diuraikan untuk masing-masing arsitektur yang akan dikaji yaitu
proses bisnis, data aplikasi dan teknologi.
B) Phase A: Architecture Vision.
Tahapan ini menggambarkan batasan-batasan-batasan dari rancangan arsitektur.
Pada tahapan ini dilakukan definisi ruang lingkup, batasan-batasan dan ekspetasi
dari rancangan arsitektur, untuk kemudian menetapkan visi arsitektur yang
II-9
diusulkan. Konteks bisnis divalidasi untuk menyusun statment of architecture
work.
C) Phase B: Business Architecture.
Pengembangan arsitektur bisnis ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu indentifikasi
arsitektur baseline (as is), menentukan target (to be) arsitektur, dan melakukan
gap analisys antara baseline dan target.
D) Phase C: Information System Architecture.
Pengembangan arsitektur Sistem Informasi ini dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
indentifikasi arsitektur baseline (as is), menentukan target (to be) arsitektur, dan
melakukan gap analisys antara baseline dan target. Tahapan ini terbagi atas 2
bagian, yaitu:
II-10
F) Phase E: Opportunities and Solutions.
Pada tahapan ini peluang-peluang bisnis baru dari arsitektur pada tahap-tahap
sebelumnya yang mungkin muncul diindentifikasi. Hasil dari fase ini merupakan
dasar dari rencana implementasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran
rancangan arsitektur.
G) Phase F: Migration Planning.
Tahapan ini bertujuan untuk membuat suatu rencana migrasi, termasuk prioritas
pekerjaan. Sasaran dari tahap ini adalah memilah beberapa proyek-proyek
implementasi berdasarkan prioritas utama. Pada tahapan ini roadmap dari
keseluruhan implemntasi disusun.
H) Phase G: Implementation Governance.
Menentukan persiapan untuk menyusun suatu tata laksana implentasi, termasuk
menyusun dan menformalisasi tim, menyusun manajemen proyek, membuat
suatu management komunikasi dari proyek tersebut.
I) Phase H: Architecture Change Management.
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling penting dalam metologi TOGAF
karena infrastruktur TI akan terus berkembang menyesuaikan dengan kebutuhan
bisnis yang ada. Sasaran dari tahapan ini adalah membangun suatu arsitektur
proses management perubahan bagi dasar arsitektur yang baru dan akan
dilakukan setelah tahapan tata laksana implementasi dijalankan.
Kedelapan tahapan utama tersebut didukung oleh suatu tahapan persiapan dan
tahapan managemen prasyarat (requirement management) diakhir proses. Pada tahapan
persiapan, dibentuk organisasai proyek yang akan bertanggung jawab dan berkoordinasi
demi kesuksesan proyek. Sedangkan managemen prasayarat adalah untuk memastikan
bahwa setiap tahapan tervalidasi dan berdasarkan kebutuhan bisnis.
ADM merupakan proses yang berulang, baik dalam keseluruhan rangkaian proses,
diantara tahapan tertentu, atau didalam sesuatu tahapan tertenttu. Didalam setiap
prosesnya, disaran untuk lebih teliti dan melihat hasil atau output dari setiap proses yang
telah dilalui sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Berikut adalah gambar detail tools
yang digunakan dalam pengembangan TOGAF ADM:
II-11
Gambar 2.2 ADM TOGAF 9.1 Artifacts (The Open Group, 2009)
Dari semua tahapan ADM, terdapat banyak deriverables yang bisa dihasilkan, baik
sebagai input maupun output. Namun demikian, deliverables tersebut adalah
rekomendasi, bukan dimaksudkan untuk diikuti secara lengkap. Jumlah deliverables
tersebut bisa disesuaikan dengan ruang lingkup yang sudah didefinisikan. Melakukan
dokumentasi yang lengkap berikut versinya adalah sangat dianjurkan, sehingga bisa
diketahui perubahan-perubahan yang sudah dilakukan.
II-12
2.7.4 Technology Architecture
Gambar 2.3 Technology Architecture TOGAF 9.1 (The Open Group, 2009)
II-13
informasi arsitektur dan mendukung penilaian biaya untuk skenario migrasi khusus. Dari
penjelasan di atas pada phase D (Arsitektur TI) adalah untuk:
1) Mengembangkan arsitektur teknologi yang tepat sasaran sesuai dengan visi dan
misi serta kepentingan bisnis yang mencangkup keseluruhan kegiatan perusahaan.
2) Mengidentifikasi calon komponen roadmap arsitektur berdasarkan kesenjangan
antara baseline dan target arsitektur teknologi.
Fase arsitektur teknologi memiliki input, langkah-langkah, dan output sebagai
berikut (The Open Group, 2009).
A. Input
1) Technology principles saat ini, berisi prinsip-prinsip mengenai teknologi
yang digunakan untuk mendukung aktivitas pada organisasi.
2) Aplication portofolio catalog rekomendasi, berisikan rekomendasi
aplikasi yang telah disarankan sebagai saranan informasi pengembangan
teknologi yang akan didukung oleh arsitektur teknologi.
B. Langkah-Langkah
1) Mengembangkan deskripsi dasar arsitektur teknologi.
2) Mengembangkan deskripsi target arsitektur teknologi.
3) Melakukan analisis gap.
4) Menyelesaikan arsitektur teknologi.
C. Output
1) Hasil identifikasi teknologi yang sudah digunakan dalam as-is system
organisasi. Hasil identifikasi ini akan disusun dalam technology portfolio
catalog.
2) Platform Decomposition Diagram, menggambarkan platform teknologi
yang mendukung sistem informasi.
3) Rancangan komunikasi di dalam arsitektur teknologi, seperti rancangan
jaringan yang melibatkan hardware-hardware untuk membuat suatu
komunikasi jaringan. Rancangan tersebut akan digambarkan di dalam
communication engineering diagram.
II-14
Arsitektur TI menggambarkan arsitektur teknologi yang dibutuhkan pada suatu
perusahaan untuk mendukung seluruh SI yang telah dirancang pada tahap perancangan
arsitektur sistem informasi. Dalam kasus RSUD Arifin Achmad, langkah langkah untuk
membuat arsitektur TI yaitu:
1. Memodelkan kondisi data center pada RSUD Arifin Achmad.
2. Memodelkan kondisi awal jaringan komunikasi data pada RSUD Arifin
Achmad.
3. Mengusulkan perancangan data center pada RSUD Arifin Achmad.
4. Menentukan perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang diperlukan.
5. Merancang platform teknologi yang akan digunakan.
Berdasarkan pembahasan pada pengembangan arsitektur teknologi, maka tools
yang dapat digunakan pada fase ini:
a) Communications Engineering Diagram
b) Platform Decomposition Diagram
c) Technology Portfolio Catalog.
II-15
2.7.6 Tools Pengembangan TOGAF
Berikut adalah teknik-teknik analisis yang akan digunakan dalam membuat
perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi dalam TOGAF:
A. Portofolio Aplication Catalog
Menurut The Open Group (2009), tujuan dari katalog ini adalah untuk
mengidentifikasi modul aplikasi apa saja yang telah dikembangkan dan
direkomendasikan untuk mendukung jalannya proses bisnis supaya tercapai
visi dan misi dari perusahaan. Katalog ini nantinya akan digunakan sebagai
input yang digunakan pada tahap rekomendasi sebuah Tehnolgy Portofolio
Catalog.
B. Technology Portfolio Catalog
Menurut The Open Group (2009), tujuan dari katalog ini adalah untuk
mengidentifikasi dan memelihara daftar semua teknologi yang digunakan di
seluruh perusahaan, di dalamnya terdapat hardware, infrastruktur software,
dan aplikasi software. Sebuah portofolio teknologi yang disetujui mendukung
siklus hidup manajemen produk teknologi dan beberapa versi teknologi, juga
membentuk dasar untuk definisi standar teknologi.
C. Platform Decomposition Diagram
Menurut The Open Group (2009), Platform Decomposition Diagram
menggambarkan platform teknologi yang mendukung operasional arsitektur
sistem informasi. Diagram ini mencakup semua aspek platform infrastruktur
dan menyediakan gambaran platform teknologi pada organisasi.
D. Communication Engineering Diagram
Communication engineering diagram menggambarkan sarana komunikasi
diantara aset arsitektur teknologi. Diagram ini membutuhkan hubungan logis
antara komponen client dan server serta mengidentifikasi batas jaringan dan
infrastruktur jaringan yang diperlukan untuk mengimplementasikan koneksi
secara fisik (The Open Group, 2009).
II-16
2.8 Pengertian Data Center
Data Center adalah penyimpanan pusat suatu data, baik fisik maupun virtual untuk
media penyimpanan, manajemen, dan pengelolaan data serta informasi dari bagian
tertentu. Data center adalah ruang dimana sebagian besar server dan penyimpanan data
perusahaan berada, beroperasi dan diatur. (A. Milokojoviv, 2010).
Data center adalah kompilasi dari server, storage, networking system, electrical,
software dan managemen SDM TI. Terdapat 4 tahap mencirikan data center berdasarkan
kombinasi efesiensi, ketersediaan, dan fleksibelitas di antaranya basic, consolidated,
available, dan strategic (IBM, 2012).
Data center adalah struktur, atau kelompok struktur yang didedikasikan untuk
akomodasi terpusat, interkoneksi, operasi TI dan telecomunication network infrastructure
yang menyediakan penyimpanan data, pengelolaan, dan jasa transportasi (Green Grid,
2011).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Data Center adalah
sebuah tempat yang memiliki ruang yang khusus dan memiliki keamanan untuk
keberadaan perangkat keras jaringan, software, storage dan komunikasi yang digunakan
untuk pemrosesan data.
Dalam jurnal Best Practice Perancangan fasilitas data center bahwa dalam
melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus memperhatikan kriteria
berikut (Yulianti, 2008).
A. Availability
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan
dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center
harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh
komponennya.
II-17
B. Scalability dan flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang
cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center
tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara
keseluruhan.
C. Security
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh
karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara
fisik maupun pengamanan non-fisik.
2.10 TIA-942
TIA - 942 adalah standar yang dikembangkan oleh Asosiasi Industri
Telekomunikasi (TIA) untuk menentukan pedoman untuk perencanaan dan pembangunan
pusat data, terutama yang berkaitan dengan sistem kabel dan desain jaringan. Menurut
klasifikasi yang dikeluarkan oleh Telecommunications Industry Association (TIA), dalam
versi standart TIA-942 menyatakan terdapat empat tier dalam data center dengan
klasifikasi seperti berikut:
II-18
Sebuah data center yang memiliki tingkatan tier 4, masih dapat mengalami degradasi
tingkatan tier. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor perkembangan teknologi informasi.
Sebuah data center yang mengalami degradasi harus melakukan evaluasi perbaikan pada
aspek-aspek yang mengalami perkembangan teknologi (TIA, 2005).
Tingkatan data center awalnya diusulkan oleh Uptime Institute dalam sebuah white
papper dengan judul Industry Standard Tier Classification Define Site Infrastrukture
Performance sebagai berikut:
1) Tier I Data Center: Basic
Sebuah data center yang memiliki rentan gangguan dari kegiatan yang
direncanakan ataupun tidak direncanakan. Memiliki distribusi daya dan
pendinginan, bisa saja meiliki ataupun tidak memiliki raise floor, UPS atau
generator listrik. Sistem yang diterapkan hanya memiliki satu modul, hal ini
mengakibatkan kerusakan dan permasalahan cenderung terjadi pada data center.
Shutown yang terjadi pada data center sulit teratasi dikarenakan komponen yang
ada pada saat ini rentan terhadap terjadinya gangguan pada data center. Tingkat
availabilitas pada data center hanya berkisar 99.671%.
2) Tier II Data Center: Redudant components
Pada tahapan tier II ini, komponen lebih dapat mentolelir kesalahan pada tier I,
hal ini dikarenakan desain dari kebutuhan pada tingkatan ini adalah (N+1) dengan
tingkat availabilitas pada 99.741%, akan tetapi dalam menyelesaikan
permasalahan infrastruktur, data center masih harus melakukan shutdown dalam
pengelolaan data center.
3) Tier III Data Center: Concurrently Maintenance
Tingkat kemampuan data center dalam mengatasi permasalahan pada perangkat
keras, baik disegaja ataupun tidak disengaja. Memiliki kapasitas yang jauh lebih
besar daripada tier sebelumnya (2N+1) dan tingkat availabilibitas 99.982%.
Umumnya tingakatan ini digunakan untuk menyempurnakan tingkat tier IV.
4) Tier IV Data Center: Fault Tolerant
Tier IV memiliki kemampuan dalam mentoleransi setiap kesalah pada
infrastruktur yang ada pada data center. Pencegahan dan pemeliharaan akibat
II-19
kerusakan atau gangguan pada data center mampu diatasi tampa menganggu
aktifitas utama yang ada pada data center. Memiliki sistem redudansi yang
membackup setiap terjadi permasalahan. Tingkatan downtime pertahun sangat
kecil dari tier sebelumnya hal ini dikarenakan tingkat availabilitas pada data
center berkisar 99.995%.
II-20
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
sambungan yang terhubung
pada ujung dan awal jaringan
Bagin panel dan jalur kabel Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada
dilakukan dokumentasi.
ARCHITECTURAL
Site Selection
Jarak banjir yang terpetakan Tidak ada Tidak Tidak dekat Tidak kurang dari
oleh pemerintahan yang telah persyaratan persyaratan dengan jarak (jarak minimal)
dijamin berdasarkan banjir yang telah 91 M dari jarak
pemetaan berlangsung dan banjir yang telah
berulang pada terpetakan selama
100 tahun 100 thn
terakhir dengan
jarak kurang
lebih 91 M
Dekat dengan pesisir yang Tidak ada Tidak ada Tidak kurang Tidak kurang dari
atau perairan dalam persyaratan persyaratan dari 91 m 0.8 km
Kedekatan dengan jalan Tidak ada Tidak ada Tidak kurng dari Tidak kurang dari
utama atau arteri persyaratan persyaratan 1.6 km 8 km
Kedekatan dengan bandara Tidak ada Tidak ada Tidak kurang Tidak kurang dari
udara persyaratan persyaratan dari 1.6 km /1 8 km atau lebih
mil atau besar besar 30 mil
dari 30 mil
Kedekatan dekat area Tidak ada Tidak ada Tidak lebih dari Tidak lebih dari
perkotaan persyaratan persyaratan 48 km/ 30 miles 16km/ 10 miles
Parking
Pembatasan area pengunjung Tidak ada Tidak ada Ada Ada
dan pegawai persyaratan persyaratan
Pemisahan dengan area Tidak ada Tidak ada Ada Ada
loading docks persyaratan persyaratan
Jarak dari area parkir ke Tidak ada Tidak ada 9.1 m minimum 18.3 m / 60 ft
bangunan data center persyaratan persyaratan area parkir ke jarak batas
data center minimum dengan
batasan fisik dari
ruangan
peyimpanan dan
kedekatan
penyupir
Multi sewa bangunan Tidak ada Hanya Diperbolehkan Diperbolehkan
batasan dizikan apabila apabila
apabila dekat keseluruhannya keseluruhannya
dengan area adalah data adalah data center
genangan center atau atau perusahaan
perusahaan komunikasi
komunikasi
Building construction
Tipe jenis bangunan Tidak ada Tidak ada Type II-1hr, III- Type 1 atau II-FR
batasan batasan 1hr, atau V-1hr
Kebutuhan terhadap kendala Kode yang Kode yang 1 jam minimum 2 jam minimum
kebakaran diizinkan diizinkan
II-21
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Bangunan pembatas bagian Kode yang Kode yang 1 jam minimum 4 jam minimum
luar diizinkan diizinkan
Bangunan pembatas bagian Kode yang Kode yang 1 jam minimum 2 jam minimum
dalam diizinkan diizinkan
Eksterior tampa pembatas Kode yang Kode yang 1 jam minimum 4 jam minimum
dinding diizinkan diizinkan
Barisan enclosures Kode yang Kode yang 1 jam minimum 2 jam minimum
diizinkan diizinkan
Lantai dan celling pada lantai Kode yang Kode yang 1 jam minimum 2 jam minimum
diizinkan diizinkan
Atap dan celling pada atap Kode yang Kode yang 1 jam minimum 2 jam minimum
diizinkan diizinkan
Kebutuhan berdasarkan dari Kode yang Ada Ada Ada
NFPA 75 diizinkan
Building components
Hambatan uap untuk dinding Ada Ada Ada Ada
dan langit-langit dari persyaratan
komputer kamar
Beberapa pintu masuk gedung Ada Ada Ada Ada
dengan keamanan pos persyaratan persyaratan
pemeriksaan
Kontruksi panel lantai Na Tidak ada Semua baja Semua baja atau
Pembatasan beton tebal
Understructure Na Tidak ada Balok tebal Balok tebal
Pembatasan
Langit-langit di dalam Na Na Na Na
wilayah ruang komputer
Kontruksi plafon Tidak ada Tidak ada If Provide, Suspended With
kebutuhan kebutuhan Suspended With Clean Room Tile
Clean Room
Tile
Tinggi plafon 2.6 m 2.7 m 3 m Minimum 3 m Minimum
Minimum Minimum (10ft) (Tidak (10ft) (Tidak
(8.5 Ft) (9.0 Ft) kurang dari kurang dari
640mm (18 In) 660mm (24 In)
diatas perangkat diatas perangkat
teratas) teratas)
Roofing (atap)
Kelas Tidak ada Kelas A Kelas A Kelas A
batasan
Type Tidak ada Tidak ada Bahan yang sulit Bangunan beton
batasan batasan terbakar yang sulit
terbakar
Daya tahan terhadap angin Tidak ada FM I-90 FM I-90 FM I-120
batasan
Kemiringan Atap Tidak ada Tidak ada 1:48 (1/4 in per 1/24 (1/2 inc per
batasan batasan foot) foot)
Pintu dan Jendela
Ketahanan terhadap Tidak ada Tidak ada minimum Minimum
kebakaran kebutuhan kebutuhan kebutuhan, kebutuhan tak
(tidak kurang kurang dari 1,5
II-22
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
dari ¾ jam dari jam dari jarak
jarak dari ruangan komputer
ruangan
komputer)
Ukuran pintu Kebutuhan Persyaratan Persyaratan Persyaratan
yang kebutuhan kebutuhan kebutuhan
diperlukan minimal minimal lebar 1 minimal lebar 1,2
tidak kurang lebar 1 m m (3ft) menuju m (4ft) menuju
dari lebar 1 (3ft) dan ruangan ruangan
m, (3ft) tinggi 2.3m komputer, komputer,
dengan (7ft) kelistrikan dan kelistrikan dan
tinggi mekanikal mekanikal dengan
minimal dengan tinggi tinggi 2.3m (7ft)
2.3m (7ft in) 2.3m (7ft)
Tidak memiliki tambahan Tidak ada Tidak ada Ada Ada
bagian pada jendela pada kebutuhan kebutuhan
ruangan komputer
Kontruksi yang tahan Tidak ada Tidak ada Ada Ada
terhadap radiasi elektronik kebutuhan kebutuhan
Entry Loby
Pembatas ruangan dari area Tidak ada Tidak ada Ada Ada
data center kebutuhan kebutuhan
Pembatas sumber kebakaran Tidak ada Ada Ada Ada
dari data center kebutuhan
Security Counter Tidak ada Tidak ada Ada Ada
kebutuhan kebutuhan
Kantor Administrasi
Pembatas ruangan dari data Tidak ada Ada Ada Ada
center kebutuhan
Pembatas sumber kebakaran Membutuh- Membutuh- Membutuh-kan Membutuh-kan
dari data center kan kode kan kode kode minimum kode minimum
minimum minimum (Tidak kurang (Tidak kurang
dari 1 jam) dari 2 jam)
Security Office
Kebutuhan terhadap kantor Tidak ada Tidak ada Ada Ada
keamanan kebutuhan kebutuhan
Pembatas ruangan dari data Tidak ada Tidak ada Ada Ada
center kebutuhan kebutuhan
180 derajat bagian Tidak ada Ada Ada Ada
pemantauan dari ruangan kebutuhan
perangkat keamanan dan
monitoring
Keberadaan ruangan Tidak ada Tidak ada Direkomendasi- Direkomendasi-
keamanan untuk perangkat kebutuhan kebutuhan kan kan
keamanan dan monitoring
Operations Center
Kebutuhan terhadap ruang Tidak ada Tidak ada Ada Ada
operasi kebutuhan kebutuhan
Pembatasan ruangan dengan Tidak ada Tidak ada Ada Ada
ruangan komputer kebutuhan kebutuhan
II-23
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Kedekatan dengan ruangan Tidak ada Tidak ada Secara tidak Langsung dapat
komputer kebutuhan kebutuhan langung dapat diakses
diakses
Restrooms and breaks room
areas
Kedetakatan dengan ruangan Tidak ada Tidak ada Jika berbatasan Tidak berbatasan
komputer dan ruangan kebutuhan kebutuhan langsung, langsung dan
pendukung ruangan ruangan
menyediakan menyediakan
penghalang penghalang
kebocoran kebocoran
Pembatasan sumber api dari Kode Kode Kode minimum Kode minimum
ruangan komputer dan minimum minimum dibutuhkan dibutuhkan (tidak
raungan pendukung dibutuhan dibutuhkan (Lebih dari 1 kurang dari 2 jam)
jam)
UPS and Battery Rooms
Lebar lorong untuk Tidak ada Tidak ada Minimal Minimal
melakukan perawatan, kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan (Tidak
perbaikan, atau pergantian (Tidak kurang kurang dari 1.2 M
alat dari 1 M (3 Ft) (4 Ft)
Kedekatan dengan ruangan Tidak ada Tidak ada Berbatasan Berbatasan
komputer kebutuhan kebutuhan langsung langsung
Shipping and receiving area
Pembatasan fisik dari ruangan Tidak ada Ada Ada Ada
lainya pada data center kebutuhan`
Pembatas sumber api dari Tidak ada Tidak ada Kode minimum Kode minimum
ruangan lainya pada data kebutuhan kebutuhan yang dibutuhkan yang dibutuhkan
center 1 jam adalah 2jam
Perlindungan fisik dari Tidak ada Tidak ada Ada Ada
dinding terluar untuk melihat kebutuhan kebutuhan
trafik barang-barang yang
dibawa
Area muatan barang dari area Tidak ada Tidak ada Ada Ada
parkir kebutuhan Kebutuhan
Security
System CPU untuk kapasitas Na Building Building Building+Battery
UPS
Kapasitas Data Na Building + Building + Building +
Mengumpulkan Panel UPS Battery Battery Battery
Bidang kapasitas perangkat Na Building + Building + Building +
UPS Battery Battery Battery
Security Access Control
Operasinal pusat keamanan Na Na Card access Card access
Operasional jaringan pusat Na Na Card access Card access
Ruangan perlengkapan Na Na Card access Card access
keamanan
Pintu menuju ruangan Industrial Mendeteksi Card access Card access
komputer Grade Lock setiap
aktivitas
II-24
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Tingakat keamanan pintu Bebas Mendeteksi Card access Card access
akses pemantauan setiap
aktivitas
Pintu dari loby ke ruangan Industrial Card access Keamanan Keamanan
lainnya Grade Lock perseorangan, perseorangan,
Card Portal By Portal By Pass,
Pass Preferably With
Biometrics.
CCTV Monitoring
Bangunan utama dan area Tidak ada Tidak ada Ada Ada
parkir kebutuhan kebutuhan
Generator na Na Ada Ada
Pintuk akses masuk Tidak ada Tidak ada Ada Ada
kebutuhan kebutuhan
Ruangan komputer Tidak ada Tidak ada Ada Ada
kebutuhan kebutuhan
ELECTRICAL
General
Jumlah dari jalur penghantar 1 1 1 Active and 1 2 Active
Pasive
Bagian kabel masuk Single Feed Single Feed Dual Feed (600 Dual Feed (600
Volt atau lebih atau lebih tinggi)
tinggi) dari bagian
subtansi lainya
Sistem diizinkan untuk Tidak ada Tidak ada Ada Ada
dilakukannya maintenance
Komputer & bagian Single Cord Dual Cord Dual Cord Feed Dual Cord Feed
komunikasi memiliki kabel Feed dengan Feed dengan dengan 100% 100% dengan
cord 100% 100% capacity pada kapasitas yang
capacity capacity dari kabel kord lebih lebih baik dari
kabel Cord dari sebelumnya kabel kord
sebelumnya sebelumnya
Keseluruhan perangkat listrik Ada Ada Ada Ada
telah dilakukan pelabelan
yang telah diuji
Ukuran kebutuhan kapasitas Ada Ada Ada Ada
generator mencukupi
kebutuhan kelistrikal dari
perangkat UPS
UPS
UPS Redundancy N N+1 N+1 2N
UPS Power distribution – Panelboard Panelboard Panelboard Panelboard
Panel Board menggabung menggabung menggabung- menggabung-kan
-kan standar -kan standar kan standar standar termal
termal termal termal pemutus pemutus
pemutus pemutus perjalanan perjalanan
perjalanan perjalanan magnetik magnetik
magnetik magnetik
II-25
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
PDU memberi suply pada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada
semua computer, perangkat
telekomunikasi dan peralatan
lainya
UPS pada panel Distribusi Tidak Ada Ada Ada Ada
terpisah dari komputer &
peralatan komunikasi
Grounding
Sistem keamanan petir Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada
Infrastruktur Grounding pada Tidak ada Tidak ada Ada Ada
ruangan komputer kebutuhan Kebutuhan
Computer Room Emergency
Power Off (EPO) System
Aktivasi oleh EPO pada Ada Ada Ada Ada
perangkat yang tersedia
dengan komputer dan sistem
mematikan perangkat dengan
peralatan telekomunikasi
Otomatis pemadam api Ada Ada Ada Ada
berjalan setelah sistem
komputer dan komunikasi
berhenti/dimatikanand
MECHANICAL
General
Lantai saluran di ruang Ada Ada Ada Ada
komputer untuk air
condensate drain, humidifier
air flush, dan sprinkler debit
air
II-26
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
System pencegah kebocoran Tidak Ada Tidak Ada Clean Agents Clean Agent
gas Listed in NFPA Listed in NFPA
2001 2001
Peringatan dini terhadap asap Tidak Ada Ada Ada Ada
kebakaran
Sistem pendeteksi kebocoran Tidak Ada Ada Ada Ada
saluran air
Dengan adanya tabel tiering data center ini, penelitian dengan mudah menentukan
kondisi data center dan memberikan rekomendasi perbaikan dari data center sebuah
organisasi.
II-27
Redudansi Keterangan Gambar
circuit yang terhubung
dengan perangkat yang
membutuhkan energi
listrik pada circuit
breaker pada kabinet,
dapat dilihat pada
gambar 2.5. power
circuit distribution Pada
topologi jaringan
komputer yang
menghubungkan pusat
data dengan system
yang ada dalam lingkup Gambar 2.5 Power Circuit Distribution Tier 1
II-28
Redudansi Keterangan Gambar
hanya memiliki 1
cadangan pendingin
yang memiki satu
perangkat pembagi
sistem pendinginan dan
satu jalur udara keluar.
B. Redundant
Pada tiering 2 data
Components
center memiliki sebuah
redudansi sumberdaya
yang mendukung
jalannya sebuah data
center. Sebuah data
center memiliki power
resource standby yang
akan membackup
pendistribusian dari arus
listrik. pada sistem unit
power suplay juga
memberikan backup
kebutuhan listrik
terutama pada bagian
Gambar 2.8 Power Generator Tier 2
bagian yang penting,
untuk menjalankan data
center, dapat dilihat
pada gambar 2.8 power
II-29
Redudansi Keterangan Gambar
generator tier 2. pada
panel power distribution
unit dilakukan redudansi
panel, dengan tujuan
jika terjadi
permasalahan yang
membutuhkan
pemutusan arus listrik,
panel listrik dapat
tercadangkan dengan
power distribution unit
yang ada, dapat dilihat
pada gambar 2.9 Power
Gambar 2.9 Power Circuit Distribution Tier 2
Distribution Unit Tier
2. pada koneksi
distribusi data center
menambah koneksi
jaringan yang
menghubungkan data
center dengan jaringan
luar. Dengan
membangun redudansi
jaringan, memungkinkan
mengurasi permasalahan
koneksi jaringan. Dapat
dilihat pada gambar
2.10 Network
distribution tier 2. Pada
system pendingin udara
data center, terdapat
redudansi terhadap
Gambar 2.10 Network Distribution Tier 2
jumlah pendingin data
center, pengaturan suhu
II-30
Redudansi Keterangan Gambar
dingin dan suhu panas
keluar masuk kedalam
data center.
C. Concurrent
Tiering 3 data center
Maintainabili
meliki jalur redudansi
ty
yang membangi
resource data ceter
kedalam dua jalur
pendistribusian yang
dapat mendukung
kinerja dari perangkat
keras data center, pada
gambar 2.12 power
generator tier 3 data
center, mampu berjalan Gambar 2.12 Power Generator Tier 3
II-31
Redudansi Keterangan Gambar
dilakukannya perbaikan
pada data center. Data
center mampu bertahan
terhadap gangguan yang
direncanakan maupun
tidak direncanakan.
II-32
Redudansi Keterangan Gambar
II-33
Redudansi Keterangan Gambar
II-34
Redudansi Keterangan Gambar
D. Fault
Pada Tiering 4 ini
Tolerant
memiliki toleransi yang
sangat tinggi terhadap
gangguan dan kerusakan
pada data center, data
center dirancang untuk
tidak dapat shutdown
apabila terjadi
gangguan. Hal ini
didukung dengan adanya
redudansi komponen
Gambar 2.16 Power Generator Tier 4
dan redudansi jalur
pendistribusian pada
semua bagian data
center.
II-35
Redudansi Keterangan Gambar
II-36
Redudansi Keterangan Gambar
II-37
1) Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem
pembangkit energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah
beradaptasi dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi.
2) Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga
meminimalkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri
guna mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada data center
3) Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik
kegagalan yang dapat meningkatkan availabilitas
4) Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan
pengontrolan energi pada berbagai level.
Sistem listrik untuk sebuah data center merupakan sumber energi utama sampai saat
ini (baik untuk operasional utama dan back-up). Oleh karenanya perancangan sistem
listrik harus se-robust mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik data center dan
ketika sewaktu-waktu dapat terjadi gangguan listrik yang telah atau tidak diprediksi
sebelumnya.
A. Perencanaan sistem listrik secara umum
Perencanaan komponen sistem listrik secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Pendefenisian
kebutuhan
listrik dan
pendistribusian
nya
Pendefinisian
perangkat
Maintenance
listrik yang
dibutuhkan
Implementasi
perangkat
listrik pada data
center
II-38
Kebutuhan energi listrik dihitung untuk setiap ruangan yang berbeda – beda
(biasanya dikategorikan berdasarkan fungsionalitas ruangan). Misalkan pada
ruangan server, dihitung jumlah lokasi kabinet server diruangan tersebut
kemudian menghitung sumber energi maksimum yang dibutuhkan agar
keseluruhan server tersebut dapat beroperasi (apabila server tersebut hidup
semua dalam keadaan normal). Formula dasarnya adalah:
(jumlah tegangan dalam volts*satuan arus listrik(amps))/1000
=kilovolt amps (kva)
Formula untuk menghitung besaran daya sebuah perangkat elektronik:
Watt = Volt x Ampere
Formula dasar menghitung volase ampere (VA) dengan mengalikan daya
dengan faktor daya dengan rumus:
S(VA) = P(W) / PF
Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem
tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi listrik yang digunakan untuk
melakukan usaha. Pada sistem tenaga listrik, daya listrik dapat dikategorikan
dalam 3 jenis, yakni, daya Nyata/Daya Aktif (Apparent Power) yang
disimbolkan dengan P dengan satuan Watt, daya Reaktif (reactive Power) yang
disimbolkan dengan Q dengan satuan Volt Amper Reaktif (VAR), dan daya
Semu yang disimbolkan dengan S dengan satuan Volt Amper (VA). Jika faktor
daya rendah (pf<0.9) maka tentunya akan meningkatkan rugi daya, rugi
tegangan, biaya dan menurunkan efisiensi sistem serta daya yang tersedia tidak
dapat digunakan secara optimal (Suryanto, 2011). Untuk mendapatkan satuan
daya yang sempurna yang mendekati nilai 1 dimana penggunaan daya aktif
juga daya semu akan optimal. Untuk lebih akurat maka dapat dilakukan
perhitungan untuk penambahan kebutuhan listrik untuk mengatasi keadaan
kritikal atau saat terjadi penambahan server. Selain server, maka kebutuhan
energi lain yang akan dilihat adalah perangkat jaringan, air handler, overhead
light, access door, pabx, public address dan perangkat yang membutuhkan
II-39
energi listrik untuk beroperasi. Setelah jelas berapa energi listrik keseluruhan
yang diperlukan, maka langkah selanjutnya adalah merancang pendistribusian
energi listrik ke seluruh perangkat. Berikut adalah pendistribusian dari
perangkat yang membutuhkan energi listrik dari generator
a) Distribusi secara langsung dari PDU ke setiap lokasi kabinet,
dipandang lebih fleksibel melalui saluran kabel yang tersedia karena
tidak melalui perantara apapun. Namun untuk data center yang
berkapasitas besar hal ini tidak mungkin dilakukan karena akan tidak
efisien dari segi pengkabelan
b) Distribusi melalui panel circuit, dari PDU akan menuju ke panel circuit
kemudian dari tempat tersebut akan didistribusikan ke masing-masing
lokasi kabinet. Jauh lebih efisien dari segi pengkabelan karena untuk
jarak yang jauh antara lokasi kabinet server dengan PDU, hanya
membutuhkan satu kabel yang panjang, baru kemudian dari panel sirkuit
disalurkan ke masing- masing kabinet server dengan kabel yang berjarak
pendek.
II-40
ruangan, misalnya setiap kabinet server akan memiliki dua power strip dan
akan ada receptable yang berbeda juga disetiap server. Pendefinisian
kebutuhan listrik juga memasukkan perkiraan tambahan kebutuhan di masa
mendatang. Pada bagian perancangan diberikan checklist kebutuhan listrik
yang dapat dikustomisasi.
3) Pendefinisian Perangkat Listrik yang Dibutuhkan
Setelah melakukan pendefinisian kebutuhan listrik maka langkah selanjutnya
adalah menentukan perangkat listrik apa saja yang akan dipakai dengan
memanfaatkan hasil kebutuhan listrik total. Perencanaan perangkat listrik yang
dibutuhkan melihat ke-4 pertimbangan umum yang dijelaskan sebelumnya.
Sertakan pendefinisian perangkat keamanan untuk sistem listrik dari mulai
pengamanan fisik sampai non-fisik, contoh sistem pengamanan untuk sistem
listrik antara lain adalah sistem EPO (Emergency Power Off).
4) Implementasi Perangkat Listrik pada data center
Implementasi sebaiknya dilakukan secara paralel, karena sistem listrik telah
dirancang secara moduler, sehingga akan lebih cepat dan mudah. Implementasi
akan meliputi seluruh perangkat listrik dan pengkabelan yang digunakan
termasuk juga implementasi perangkat keamanan listrik, pelabelan dan
dokumentasi, serta redundansi dari sistem listrik. Redundansi sistem listrik
mengandung konsep n+1, dimana n adalah jumlah sistem atau item yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasional spesifik, yang berarti
bahwa kegagalan terhadap sistem tunggal dapat ditolerir
5) Maintenance
Tahap implementasi bukan akhir dari pembangunan sistem listrik pada data
center, siklus selanjutnya adalah maintenance terhadap sistem listrik yang
sudah dibuat. Siklus akan berputar terus ketika ada perubahan atau
penambahan baru. Ketentuan – ketentuan perencanaan sistem listrik data
center diberikan dalam bentuk tabel checklist pada bagian perancangan.
II-41
B. Instalasi dan Grounding
1. Instalasi
Tata cara pemasangan jaringan kelistrikan dengan memenuhi standar baku
PLN (dalam hal ini diameter kabel, jenis kabel, jenis grounding). Instalasi
kabel ke tiap catuan daya terdiri dari 3 kabel:
a) Phasa (tegangan AC)
b) Netral (ground dari PLN)
c) Ground (kabel yang ada dilokasi meteran PLN)
2. Grounding
Grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir, arus
listrik yang tidak diinginkan yang dapat membahayakan perangkat server,
jaringan dan perangkat lainnya. (Panduit, 2007). Tujuan utama dari adanya
grounding adalah menciptakan jalur yang low-impedance terhadap permukaan
bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage, dimana gelombang listrik
dan transient voltage tersebut akan dialirkan ke tanah untuk meredamnya.
Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah
penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem
grounding yang efektif akan meminimalkan efek tersebut. Karakteristik sistem
grounding yang efektif dapat diturunkan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Karakteristik Sistem grounding yang efektif
Karakteristik Keterangan
Intentional Semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan
sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
Visually verifiable Sistem grounding yang dibuat haruslah dapat diverifikasi
secara langsung.
Sesuai dengan ukuran TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen
pada data center.
Mengalihkan semua Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem
gangguan listrik yang grounding, dengan tujuan untuk meminimalkan arus
II-42
Karakteristik Keterangan
diakibatkan oleh arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada
listrik berbahaya dari potensial listrik yang sama.
Isu yang paling penting terkait dengan kelangsungan listrik antara lain adalah
susunan rak dan kabinet, perlindungan electrostatic discharge (ESD), dan
susunan grounding, server, dan power strip, dimana akan diterangkan lebih
detail pada poin-poin yang ada pada tabel bagian perancangan system
grounding. Signal Reference Grid merupakan system grounding kedua pada
data center. Gridnya juga dibuat dari tembaga, yang secara khusus dapat
meredam frekuensi yang tinggi. Jika ingin mengimplementasikannya maka
hubungkan signal reference grid dari tempat pejalan kaki pada datacenter dan
pada setiap PDU serta air handler.
II-43
center dalam bentuk server, penyimpanan, dan jaringan komponen- komponen
untuk mendukung TI lebih lanjut dan layanan terkait untuk kebutuhan bisnis.
Masalah lain untuk data center adalah pendinginan dan raised floor di mana hal
tersebut dapat mendukung kinerja lebih dan kapasitas penyimpanan tanpa
mengorbankan ketersediaan maupun security data (IBM Online).
Kebutuhan energi pada data center akan meningkat setidaknya sepuluh kali lipat
dalam sepuluh tahun ke depan. Mendorong konsumsi energi, baik untuk operasi
dan pendinginan ke tingkat lebih tinggi, terutama hal ini berlaku untuk data center
yang telah beroperasi selama jangka waktu yang lama dan menggunakan
teknologi usang (Reichle and De-Massari AG, 2011). Perhatikan Gambar 2.23
dalam beberapa hal tersebut, sebanyak ±25% dari konsumsi energi yang
dibutuhkan hanya untuk pendinginan.
II-44
cocok untuk data center (Yulianti, 2008) Keadaan temperatur dan kelembapan yang harus
dijaga di dalam data center:
a) Temperatur kering: 200C - 250C (680F-770F), dengan rata-rata keadaan
temperatur normal diset menjadi 220C±10C.
b) Kelembapan relatif: 40%-50%, dengan titik normal berada pada 45%±5%.
c) Titik embun maksimum: 210C (69.80F)
d) Perubahan maksimum yang boleh terjadi dari batas suhu sekarang adalah
sebesar 50C (90F) per jam.
Ada 3 jenis aliran distribusi udara yang terjadi, yaitu: flooded, locally ducted, dan
fully ducted. (APC, 2007) memberikan gambaran mengenai ke-9 metode aliran udara
disertai trade-off untuk masing-masing aliran. Menurut e-book yang berjudul Go Green
Data Centre diberikan beberapa metode pendinginan data centre (Setyawan D, 2004)
Tabel 2.4 Metode Pendinginan Data Center
Masih konvensional dan kurang efektif karena udara panas dan udara dingin
bercampur serta flow udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, yaitu
beberapa area bisa sangat dingin, beberapa area lainnya temperaturnya tinggi.
II-45
a) Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin
berdampak pada meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditynya jadi
lebih lembab.
b) Lebih rumit jika ada keperluan penambahan kapasitas di posisi tertentu, analisa
redudansinya juga lebih kompleks, jika salah perhitungan, apabila salah satu
CRAC/PAC mati perangkat IT diruang datacenter bisa overheat.
c) Secara anggaran, sering oversizing karena performansi sistem sulit diprediksi
dan tidak efektifnya penggunaan udara dingin yang keluar dari CRAC/PAC ke
perangkat IT.
a) Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa
dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin dulu.
b) Dengan cara ini lebih efisien karena udara yang dihisap server untuk
mendinginkan suhu processor di dalam ruang server adalah udara dingin yang
tidak tercampur udara panas.
II-46
c) Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris ini bisa dibilang modular karena bisa
menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk
mendinginkan 2 baris rack server saja.
II-47
A. Desain Topologi Sistem Pengkabelan Data Center
Elemen dasar dari struktur sistem pengkabelan pada data center adalah
sebagai berikut:
1) Sistem pengkabelan horizontal (horizontal cabling).
2) Sistem pengkabelan backbone (backbone cabling).
3) Cross-connect pada pintu masuk (entrance room) atau (main distribution
area).
4) Main cross-connect (MC) pada area distribusi utama (main distribution
area).
5) Horizontal cross-connect (MC) pada ruang telekomunikasi, HDA atau
MDA.
6) Zone outlet atau konsolidasi titik pada zone distribution area 7.
7) Outlet pada area distribusi perangkat (equipment distribution area).
Gambar dibawah ini merepresentasikan berbagai elemen fungsional yang
terhubung dengan sistem pengkabelan pada data center.
Sistem pengkabelan dalam data center menjadi salah satu hal yang paling
rumit untuk merancangnya. Sistem pengkabelan mengambil peran dalam
II-48
komunikasi antar item di dalam data center atau ke dunia luar. Kriteria sistem
pengkabelan yang baik antara lain adalah
a) “Overwhelming” (“berlimpah”) dan well-structured dalam artian yang
mampu menyediakan konektivitas yang luas (wide channel-capacity)
dan terstruktur dengan baik (sesuai dengan ketentuan).
b) Sederhana, yang berarti struktur pengkabelan yang dibuat tidak rumit
sehingga memudahkan relokasi atau maintenance.
c) Scalable dan fleksibel, dapat mengakomodasi kebutuhan mendatang
dan perubahan yang terjadi, serta keragaman dari aplikasi user (servis
yang dimiliki data center).
Namun adanya batasan seperti ruangan yang cukup terbatas dan kehadiran
server-server yang akan terus online membuat rancangan sistem pengkabelan
untuk data center harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil
yang optimal agar nanti ketika ada perubahan tidak akan mengganggu
operasional data center online. Sistem pengkabelan juga berpengaruh
terhadap usability dari data center dari segi pemilihan media kabel, berapa
koneksi yang disediakan, dan bagaimana terminasi kabel yang diatur. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan sistem pengkabelan
pada data center, yaitu:
1) Bangun seluruh sistem pengkabelan yang terstruktur di awal konstruksi
data center
2) Sebisa mungkin gunakan kabel yang pendek, terkait dengan layout
perangkat pada data center
3) Pilih media kabel yang tepat untuk koneksi tertentu
4) Populasi penghuni (ukuran wilayah atau jumlah fasilitas yang ada
wilayah tersebut)
II-49
B. Tipe Sistem Pengkabelan Data Center
Ada dua jenis pendekatan sistem pengkabelan yang umum ada pada data
center. Sistem pengkabelan pada jaringan dimulai dari pembangunan suatu
barisan untuk menempatkan perangkat jaringan utama pada lingkungan
server atau dikenal dengan nama barisan jaringan (network
row/roomdistributor/special distribution framework/home row/ main street/
network hub). Kemudian dari barisan jaringan ini akan dibangun suatu sistem
pengkabelan terstruktur untuk menjalankan barisan server. Perbandingan
kedua pendekatan dalam sistem pengkabelan diberikan pada tabel berikut:
Tabel 2.5 Perbandingan Direct-Connect Cabling dan Distibuted Cabling
Direct-Connect Cabling Distributed Cabling
Mengarahkan langsung kabel Melalui network substation yang terletak pada lokasi
terstruktur ke setiap server yang ada di strategis di data center (misalnya di akhir setiap
lokasi kabinet baris)
Cocok
Cocok untuk ruang server berukuran Kabel terstruktur dari network row menuju ke lokasi
kecil, < 25 lokasi kabinet server kabinet server akan melalui network substation
terlebih dahulu
Karena memungkinkannya terjadi Koneksi harus melewati patching field tambahan
koneksi langsung maka performansi pada setiap network substation, sehingga akan
cukup baik ketika keadaan normal menyebabkan sedikit penurunan sinyal, sebisa
Menjaga. mungkin jangan dibuat terlalu banyak titik terminasi
pada perjalanan kabel untuk performansi yang lebih
baik.
Menjaga tempat yang seyogyanya Mengambil tempat yang seyogyanya dapat dipakai
untuk lokasi kabinet server namun untuk lokasi kabinet server; di sisi lain mengurangi
karena banyaknya kabel yang terlibat kabel yang menuju network row secara signifikan
dan tidak terorganisasi dengan baik dan meningkatkan aliran udara dibawah raised-
maka dapat mengurangi aliran udara floor.
dibawah raised-floor.
Tidak ada biaya tambahan untuk Membutuhkan lebih banyak perangkat jaringan
perangkat tambahan (highly available), memperbesar biaya
Membatasi scope downtime single server row (ketika
ada kejadian bahwa perangkat jaringan rusak
misalnya atau infrastruktur pada satu lokasi kabinet
mengalami masalah), dapat segera melakukan
relokasi server ke barisan lain yang didukung oleh
perangkat jaringan dan infrastruktur yang sama.
Selain itu, juga memungkinkan koneksi server yang
teraggregasi.
II-50
C. Management Kabel
Dalam skripsi yang berjudul “Analisa dan Perancangan Green Computing
Study kasus Data Center Universitas Mercu Buana” Manajemen kabel
bertujuan untuk menjaga kerapian dan keteraturan data center. Manajemen
kabel dikustomisasi sesuai dengan lingkungan server biasanya. Manajemen
kabel akan terkait dengan bentuk rak yang digunakan, begitu pula jalur masuk
kabel (Rion Abu Novel, 2011).
II-51
D. Jalur Sistem Pengkabelan Data Center
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan jalur kabel antara
lain adalah pertimbangan arsitektural (arsitektur ruangan yang digunakan:
raised-floor atau overhead), kapasitas (pemenuhan kebutuhan dan perkiraan
pertumbuhan), jarak pemisahan antara kabel power dan kabel data,
aksesibilitas dan keamanan termasuk perlindungan khusus terhadap kabel
fiber dan perlindungan kabel dari adanya api.
2.11.4 Pemilihan Lokasi dan Desain Layout Ruangan pada Data Center
Lokasi adalah salah satu aspek pertimbangan perkembangan data center. Data
center yang mempunyai kedekatan dengan pusat bisnis dan keramaian bisa saja
berdapak pada kongfigurasi data center. Berikut ini adalah ketentuan pemilihan lokasi
dan desain data center:
A. Pemilihan Lokasi
Lokasi merupakan faktor terpenting dalam perancangan data center. Sebuah
lokasi data center yang ideal adalah lokasi yang menawarkan berbagai
kualitas seperti berikut:
a) Perlindungan dari bahaya.
b) Akses yang mudah
c) Fitur-fitur yang mengakomodasi pertumbuhan dan perubahan dimasa
depan.
d) Opsi untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery Option).
e) Mendukung key desain strategies (robust, modular, fleksibel, dan
standar).
f) Memperhatikan masalah latency network.
g) Aspek untuk redundancy.
Langkah pertama ketika mengevaluasi lahan kosong yang cocok untuk data
center adalah penentuan bagaimana lahan tersebut dipetakan (zoning).
Zoning mengontrol apakah data center diijinkan untuk dibangun disana. Hal
II-52
ini berkaitan dengan peraturan pemerintah untuk penggunaan lahan dan juga
aspek keamanan data center itu sendiri. Harus diperhatikan juga lokasi yang
berada disekitar area data center, apakah berupa perumahan, kawasan
industri, perkantoran, atau lahan pertanian. Sehingga bisa mengantisipasi dari
awal kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.
Zoning masih harus tetap dilakukan, walaupun membangun data center pada
bangunan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, juga harus memperhatikan
kode-kode bangunan, kontrol standar bangunan, dan peraturan pemerintah
yang lain menyangkut properti dalam bangunan.
Selain itu, lokasi data center yang dipilih hendaknya terhindar dari resiko-
resiko seperti berikut ini:
1) Bencana alam
Bencana alam yang sering terjadi adalah seperti: gempa bumi, banjir,
kebakaran, tanah longsor. Walaupun itu diluar kekuasaan kita, tetap saja
diperlukan upaya-upaya untuk meminimalisir kemungkinan tersebut.
2) Polusi
Polusi yang berlebihan berupa partikel asap dari kebakaran, pabrik,
pestisida, dan lain-lain, dapat merusak server dan peralatan-peralatan
Data Center lainnya.
3) Interferensi perangkat elektromanegtik
Interfensi elektromagnetik dapat ditimbulkan dari sinyal telekomunikasi,
bandara, dan kereta api listrik. Interfensi yang berlebihan dapat
mengganggu server dan peralatan jaringan.
4) Getaran
Getaran yang cukup besar dapat terjadi didekat rel kereta api, bandara,
kawasan industri, dan konstruksi jalan.
5) Suasana politik
Suasana politik harus benar-benar diperhitungkan, karena kejadiannya
sangat tidak bisa untuk ditebak dan disebabkan oleh faktor manusia.
II-53
B. Ruang Pendukung
II-54
Digunakan sebagai penyimpanan peralatan untuk jangka waktu yang lebih
lama. Sehingga tidak mengambil ruangan di dalam ruang data center.
6) Operation Command Center (Control Room) (area 1)
Tempat dimana karyawan memonitor server data center.
7) Backup Room (area 2)
Ruang kerja bagi personil pendukung seperti vendor yang melakukan
backup dan memonitor server di data center.
8) Media Strorage (area 2)
Untuk penyimpan magnetic, optical, atau media lain yang digunakan
untuk melakukan backup dari server dalam data center.
9) Vendor Service Area
Ruangan khusus bagi vendor dalam melakukan sejumlah pekerjaan yang
signifikan dalam data center, sebaiknya disediakan ruangan khusus untuk
mereka, sehingga mereka tidak terlalu lama berada dalam ruang data
center.
II-55
Pertama, lebih dekat unit ditempatkan pada lokasi server, lebih pendek
kabel listrik yang dibutuhkan. Sehingga lebih gampang untuk merutekan
kabel listrik dan lebih murah. Kedua, PDU menghasilkan interfensi
elektromagnetik sehingga jangan sampai terlalu dekat juga
menempatkannya dekat lingkungan server. Tujuan yang ingin dicapai
adalah mendapatkan perutean kabel listrik yang pendek dengan interfensi
yang tidak membahayakan perangkat server.
b) Air Handler
Ditempatkan sepanjang dinding dan tegak lurus terhadap baris server
sehingga menghasilkan pendinginan yang maksimal. Jika ditempatkan
sejajar dengan baris server, struktur kabel data dan kabel listrik
berkemungkinan menghalangi sirkulasi udara. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat dari gambar berikut:
II-56
c) Fire Suppresion Tanks
Jika memilih untuk menggunakan ini, sediakan ruang untuk silinder
berisi fire suppressant yang akan tersebar kedalam data center pada saat
kebakaran. Ukuran dan area yang dibutuhkan untuk menempatkan
silinder ini berbeda tergantung berapa banyak dan tipe suppresant yang
dikandungnya.
2) Buffer Zones
Ketika mendesain data center jangan lupa untuk menyediakan clearance
area. PDU, air handlers, dan storage closets membutuhkan jarak yang cukup
untuk pintu dan panel akses supaya bisa terbuka. Jadi, clearance harus
disiapkan dalam ruangan. Khusus untuk PDU, sediakan clearance area
minimal 1,2 meter disekitarnya, untuk terhindar dari interfensi
elektromagnetik. Sedangkan untuk air handlers membutuhkan clearance
area sekitar 2,4-3 meter untuk memungkinkan penggantian periodik dari
shaft utamanya.
3) Aisles (Gang-Gang)
Aisles adalah kunci utama dari data center. Ketika didesain secara maksimal,
aisles memungkinkan orang dan peralatan untuk berpindah atau dipindahkan
dengan mudah dan membuat sirkulasi udara yang baik. Jika memungkinkan,
buat aisles 1,2 meter antara barisan server dan 1,5 meter atau lebih untuk jalan
utama. Berikut merupakan gambaran umum layout mechanical equipment,
buffer areas, dan aisles.
II-57
Gambar 2.30 Layout umum Ruangan pada Data Center (Yulianti, 2008)
II-58
berkomunikasi satu sama lain. Ketika masih memungkinkan untuk
menyalurkan networking devices melalui data center, lebih baik untuk
mengelompokkan peralatan-peralatan utama pada baris tersendiri dan
kemudian dihubungkan dengan server, diilustrasikan seperti pada gambar
layout umum peletakkan komponen pada ruangan data center. Orientasi arah
perangkat jaringan dilakukan secara selang seling (front-back), terkait dengan
penciptaan hot and cold aisles.
II-59
2.11.6 Sistem Fire Suppression Solusi
Solusi perlindungan data center dari api mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:
1) Indentifikasi adanya api.
2) Pembritahuan adanya api keseluruhan penghuni dan orang-orang yang
berkempentingan
3) Memadamkan api
Pemasangan fire suppresion yang komprehensif di data center untuk mencegah
terjadinya api atau menanggulangi api yang sudah terlanjur muncul. Khusus untuk data
center menggunakan gaseous suppresant yang tidak akan melukai server. Material
suppression yang umum dalah Inergen dan Argonite, dua jenis gas mulia; FM-200 dan
HFC-227 (dibuat dari heptafluoropropane); dan FE13 atau HFC-23 (yang menyerap
panas dari api). Namun harus disesuaikan untuk izin penggunaan bahan-bahan tersebut
dengan regulasi pemerintah yang ada di suatu negara. Lengkapi dengan instalasi sistem
penyemprot air (sprinkler). Suplai air akan dikirimkan kedalam ruangan melalui rute pipa
yang telah dibuat. Peletakkan fire suppression tank yang tepat adalah pada area yang
jarang orang berlalu lalang namun mudah untuk ditemukan. Secara umum, sistem fire
suppression terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut:
1) Deteksi panas yang linier (kabel sensor panas), ditempatkan sepanjang tray
wire dan jalur elektrik baik di atas maupun di bawah raised-floor. Alarm pada
sensor dibunyikan pada sistem.
2) Kontrol bukan untuk memicu bekerjanya sistem fire suppression
3) Deteksi tipe spot secara intelligent
4) Deteksi asap
5) Portabel fire extinguisher
6) Agen pembersih sistem fire suppressi
Dari lima kelas handheld extinguisher, yang paling tepat untuk dipasang pada
data center adalah handheld extinguisher tipe C (untuk kebakaran yang diakibatkan oleh
sistem listrik). Material CO2 dan halogenated adalah material suppression yang dipilih
karena meninggalkan sedikit sisa ketika sudah tidak digunakan lagi. Komponen minimum
II-60
fire suppression yang harus digunakan pada data center sederhana sekalipun adalah
sebuah sistem sprinkler biasa (yang bertindak sebagai pre-action sprinkler) dengan clean-
agent fire extinguishers yang cocok. Kemudian meningkat kepada level yang lebih tinggi,
maka sistem fire suppression yang lebih canggih akan meliputi air sampling smoke
detection systems, pre-action sprinkler systems, dan clean agent suppression systems.
Sistem peringatan proteksi dini sangat penting untuk menghindari kerusakan dan
kehilangan yang dapat terjadi selama status kebakaran belum benar-benar terjadi (atau
awal terjadinya kebakaran), karena kerusakan peralatan yang signifikan dapat semata-
mata terjadi karena asap atau pembakaran produk - produk lain menyerang peralatan
elektronik. Contoh sebuah sistem peringatan proteksi dini adalah air sampling smoke
detection systems yang menyediakan proteksi level lain untuk ruang computer dan
fasilitas-fasilitas pintu masuk terkait, ruang mekanik, dan ruang listrik. Sistem itu juga
disediakan sebagai pengganti smoke detector biasa, karena kesensitifannya dan
kapabilitas deteksinya jauh melampaui detektor konvensional.
II-61
Peneliti Topik Hasil Metode Metode
No dan perencanaan Penelitian
Tahun Strategi
SI/TI
perusahaan dalam
menerapkan standar
tersebut secara
bersamaan.
II-62
Peneliti Topik Hasil Metode Metode
No dan perencanaan Penelitian
Tahun Strategi
SI/TI
architecture
(arsitektur bisnis,
sistem informasi dan
teknologi) dan
memberikan saran
atau rekomendasi
dasar-dasar teknis
yang diperlukan
didalam
mengimplementasik
an suatu model
arsitektur yang telah
dipilih
5. (Dube & Comprehensive Menghasilkan EA, TOGAF, Observasi,
Dixit, Measurement kerangka kerja yang MDA
2011) Framework For terdiri dari
Enterprise kombinasi unik dari
Architectures tujuan yang lebih
tinggi, dukungan
persyaratan non-
fungsional dan
input-hasil pasangan
evaluasi. Upaya
sebelumnya dalam
hal ini prihatin
tentang hanya
timbangan khusus
yang menunjukkan
ketersediaan
parameter dalam
kisaran.
II-63
Peneliti Topik Hasil Metode Metode
No dan perencanaan Penelitian
Tahun Strategi
SI/TI
7 (Mario Perencanaan Menghasilkan TOGAF Observasi
Glendi Strategis Teknologi Blueprint Analisis ADM
Kasenda, Informasi pada SI, dan Rencana
Eko Sektor Publik Implementasi
Nugroho, Menggunakan
2014) Kerangka The
Open Group
Architecture
Framework
(TOGAF)
8 (Afrinata Perancangan Menghasilkan TOGAF 9.1 Observasi
Pangestu, Arsitektur Sistem rekomendasi dan Studi
2017) Informasi potofolio aplikasi Literatur
Menggunakan dan perbaikan
TOGAF 9.1 (Studi arsitektur bisnis
Kasus RSUD
Arifin Achmad)
II-64
2.13.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi sesuai dengan PERDA dapat dilihat dalam lampiran A.
Susunan Organisasi RSUD Arifin Achmad terdiri dari:
1. Direktur
2. Direktorat Medik dan Keperawatan, terdiri dari:
A. Bidang Pelayanan Medik, terdiri dari:
a) Seksi Perencanaan Pelayanan Medik.
b) Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik.
B. Bidang Keperawatan, terdiri dari:
a) Seksi Perencanaan Pelayanan Keperawatan.
b) Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawata.
C. Bidang Fasilitas Pelayanan Medik, terdiri dari:
a) Seksi Perencanaan Fasilitas Pelayanan Medik.
b) Seksi Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Pelayanan Medik.
3. Direktorat Umum, Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, terdiri dari:
A. Bagian Sumber Daya Manusia, terdiri dari:
a) Sub Bagian Administrasi Pegawai.
b) Sub Bagian Pengembangan dan Mutasi Pegawai.
B. Bagian Pendidikan dan Penelitian, terdiri dari:
a) Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan.
b) Sub Bagian Penelitian/Pengembangan Perpustakaan.
C. Bagian Umum, terdiri dari:
a) Sub Bagian Tata Usaha.
b) Sub Bagian Rumah Tangga.
c) Sub Bagian Hukum, Humas dan Kemitraan.
4. Direktorat Keuangan, terdiri dari:
A. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana, terdiri dari:
a) Sub Bagian Perbendaharaan.
b) Sub Bagian Mobilisasi Dana.
B. Bagian Akuntansi, terdiri dari:
II-65
a) Sub Bagian Akuntansi Keuangan.
b) Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi.
C. Bagian Perencanaan Anggaran, terdiri dari:
a) Sub Bagian Penyusunan Anggaran.
b) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
II-66
pelayanan kesehatan perorangan, pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit
Kabupaten/Kota se Provinsi Riau serta merupakan tempat pendidikan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya. Sesuai
dengan Peraturan Daerah Provinsi Riau No. 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja, dinyatakan bahwa kedudukan RSUD Arifin Achmad adalah
perangkat daerah yang diserahi wewenang, tugas dan tanggung jawab untuk
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna, dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi
terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur.
II-67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian terdahulu phase yang telah dikerjakan sampai pada arsitektur
sistem informasi, pada tahap penelitian ini dilanjukan pada phase arsitektur teknologi
yang menggunakan tools berupa portofolio aplikasi yang akan memberikan rekomendasi
platform aplikasi yang akan digunakan dalam mendukung sistem informasi. Setelah
rekomendasi platform terberntuk selanjutnya memasuki tahapan dekomposisi dari
patform yang direkomendasikan dengan portofolio aplikasi yang direkomendasikan dan
dilanjutkan dengan diagram komunikasi perangkat pendukung jalanya sistem informasi.
Pada bagian anlisa dan rekomendasi untuk data center, penelitian ini menggunakan
Standar data center TIA 942 yang di keluarkan oleh ANSI.
Menyusun Pertanyaan
Wawancara
3 2
Dokumen/referensi
yang berkaitan
Wawancara Observasi dengan Infrastruktur
TI RSUD Arifin
Achmad
4
Penelitian
Principles Catalog Preliminary Phase Perancangan
Arsitektur Sistem
Informasi
Value Chain Arsitektur Visi Menggunakan
TOGAF 9.1
(Studi Kasus
Process Flow
Diagram
Business Architekture RSUD Arifin
Achmad) oleh
Afrinata P.
Relation Diagram Data Architecture
Arsitektur SI
Data Flow
Application
Diagram
Architecture
Application
Portfolio
Catalog(Mc Farlan
Grid)
Arsitektur TI
5 Phase Lanjutan
Penelitian oleh Peneliti
----------------------------
Tools : Portofolio
Arsitektur TI Aplication Catalog,
Selesai RSUD Arifin Platform Decomposisition
Achmad Diagram, Technology
Portofolio Catalog,
Comunication Enginering
Diagram, TIA 942
III-2
Berdasarkan kerangka pikir dari penelitian perancangan arsitektur teknologi ini,
dapat dijelaskan berikut ini:
1. Studi Literatur
Pengumpulan informasi-informasi pada jurnal, penelitian sebelumnya dan buku-buku
yang berkaitan tentang perencanaan data center dan jaringan komputer untuk
mendukung jalannya sebuah sistem informasi yang akan menjadi sebuah panduan
untuk menyusun tugas akhir ini. Informasi-informasi yang membahas kerangka kerja
dari perancangan sebuah arsitektur enterprise dengan penggunaan panduan framework
togaf 9.1.
2. Observasi
Observasi yang dilakukan langung terhadap keseluruhan infrastruktur TI pendunkung
SIMRS pada lingkungan bisnis rumah sakit. Observasi dilakukan pada perangkat keras
data center, jaringan komputer serta perangkat keras pendukung lainya yang saat ini
telah berjalan. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat sesuai
dengan kondisi studi kasus.
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini berfokus kepada instalasi elektronik
data processing (EDP) RSUD Arifin Achmad. Wawancara yang dilakukan diharapkan
dapat menganalisa kondisi infrasruktur teknologi penunjang SIMRS.
4. Phase Arsitektur Sistem Informasi
Tahapan penelitian terkait dengan perancangan arsitektur sistem informasi pada
RSUD Arifin Achmad menggunakan Togaf 9.1 oleh Afrinata Pangestu (2017).
Menghasilkan keluaran berupa rekomendasi aplikasi yang baru untuk mencapai aspek
kebutuhan sistem SIMRS pada RSUD Arifin Achmad. Tahapan preliminary peneliti
menggunakan principal catalog sebagai tools untuk mendapatkan informasi mengenai
persiapan awal dalam melakukan penelitian. Tahapan selanjutnya yakni arsitektur visi
bertujuan untuk mendapatkan ruang lingkup dari tujuan dan langkah-langkah bisnis
pada RSUD Arifin Achmad. Penggunaan tools pada tahapan arsitektur visi adalah
value chain, pada tahapan ini akan mengindentifikasi kebutuhan pada secara umum
untuk menunjang jalanya organisasi sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
III-3
Tahapan pase setelah arsitektur visi adalah arsitektur bisnis. Bisnis yang ada pada
RSUD Arifin Achmad berupa pelayanan medis, aktivitas pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat. Bisnis yang ada akan dianalisa menggunakan tools proces
flow diagram akan menghasilkan rekomendasi penunjang pelayanan medis pada
rumah sakit. Tahapan dari perancangan arstiektur sistem informasi setelah
dilakukannya beberapa tahapan yang menghasilkan sebuah rekomendasi sistem
informasi. Sistem informasi ini dikembangkan melalui dua tahap analisa terhadap
arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur data dikembangkan menggunakan
diagram relasi dan data flow diagram dan untuk arsitektur aplikasi menggunakan
Mcfarlan Grid yang menghasilkan sebuah portofolio aplikasi.
5. Phase Arsitektur Teknologi Informasi
Phase ini akan dikerjakan oleh peneliti dengan menggunakan rekomendasi portofolio
aplikasi yang telah dihasilkan pada tahapan sebelumnya. Mengunakan portofolio
aplikasi dengan tujuan mendapatkan dukungan perangkat keras penunjang jalanya
SIMRS pada RSDU Arifin Achmad. Perangkat keras yang akan digunakan
disesuaikan dengan rekomendasi platform pada sistem informasi yang
direkomendasikan. Perangkat keras penunjang SIMRS terdiri dari perangkat keras
server, jaringan komputer, personal komputer, perangkat keras pendukung seperti:
printer, barcode scanner, dan monitor informasi. Pengembangan terhadap data center
peneliti menggunakan TIA-942 sebagai standart untuk merancang dan
merekomendasikan data center.
III-4
BAB IV
ANALISA ARSITEKTUR TEKNOLOGI
Pada bab ini akan dibahas tahapan analisa arsitektur teknologi pada RSUD Arifin
Achmad menggunakan togaf ADM. Pada tahapan awal perencanaan yang akan dilakukan
adalah Preliminary phase, Arsitektur visi, arsitektur bisnis dan arsitektur sistem informasi
yang telah dikaji oleh Afrinata P. Dengan judul penelitian “Perancangan Arsitektur
Sistem Informasi Menggunakan Togaf ADM 9.1 Studi Kasus RSUD Arifin Achmad”.
Penelitian ini akan dilanjutkan sampai pada tahap perancangan arsitektur TI dengan
pembahasan yakni perancangan data center dan jaringan komputer yang mendukung
SIMRS RSUD Arifin Achmad.
IV-2
No. Aktivitas Permasalahan Uraian Masalah
4 Standart A. Standart a) Tidak ada SOP yang tetap pada
Operasional Operasional aktivitas kinerja pegawai di RSUD
Prosedur (SOP) Prosedur (SOP) Arifin Achmad, hal ini menyulitkan
B. Sikap dan proses pengembangan aplikasi
Kinerja penunjang medis di RSUD Arifin
Pegawai Achmad (lampiran B-7)
C. Jumlah SDM b) Pegawai RSUD Arifin Achmad
EDP banyak menjadikan komputer SIMRS
D. Penambahan untuk kegiatan non prosedural yang
Aplikasi Selain ada. Banyak pegawai yang
SIMRS menjadikan komputer rumah sakit
E. Kebijakan menjadi komputer pribadi, banyak
Kepala aplikasi tambahan yang ditambah
Ruangan dalam personal computer yang
F. Permasalahan diberikan
Non Teknis c) Perlu penambahan tenaga kerja untuk
G. Pencatatan bagian tata kelola jaringan dan analisi
Permasalahan database untuk membantu
H. Sosialisasi perancangan dan pengembangan
Penggunaan modul aplikasi yang baru.
SIMRS d) Pengadaan Aplikasi Diluar SIMRS
seperti: Sistem absensi dan CCTV
tidak melibatkan pihak EDP, padahal
EDP sebagai pusat data seharusnya
juga ikut mengelola aplikasi aplikasi
yang bertujuan untuk menunjang
kinerja Rumah Sakit
e) Kepala ruangan dapat memiliki
kebijakan tersendiri dalam tatakelola
ruangannya, sehingga sering sekali
terjadi perubahan perubahan pada
tataletak komputer penunjang SIMRS
pada unit instansi. Unit instansi yang
sering berubah tata letak yakni
dibagian unit instansi non medis
(ADM, Akuntasi, Perancangan) dan
unit instansi medis (instafarmasi,
ceismix, dan pendaftaran).
f) Permasalahan yang terjadi pada unit
instansi juga sering kali kendala non
IV-3
No. Aktivitas Permasalahan Uraian Masalah
teknis dari SIMRS, melaikan kendala
seperti tinta habis, dan printer macet.
g) Tidak ada pencatatan terhadap
kendala kendala yang terjadi pada
keseluruhan jalanya SIMRS.
(lampiran B-9)
IV-4
Achmad, rumah sakit ini telah menyediakan 600 lebih kamar perawatan
yang bisa digunakan untuk merawat pasien dari seluruh kab/kota yang ada
di Provisi Riau. Berikut ini adalah gambar yang di ambil melalui google
maps dengan objek RSUD Arifin Achmad:
IV-5
Ruangan EDP saat ini, menurut peneliti telah memenuhi beberapa kategori
dari pemilihan lokasi data center yakni:
1) Data center terletak jauh dari pusat kegiatan bisnis (Gedung Utama,
Ruangan Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan).
2) Data center terlindungi dari bahaya akan ancam pohon dan
infrastruktur bangunan sekitar.
3) Memiliki keamanan fisik berupa pagar setinggi 2 M.
4) Bangunan EDP dari awal pembangunanya sudah di rancang untuk
menjadi ruangan data center.
Jarak antar gedung pada EDP perlu juga di perhatikan, karena data center
rentan terhadap goncangan, berdasarkan hasil citra gambar yang diambil
dari Google Maps dan di hitung secara manual maka jarak antara gedung
EDP dengan Gedung Utama RSUD Arifin Achmad berjarak sekitar ±18
meter.
Jarak ini terhitung dekat dengan gedung utama rumah sakit, jarak ini masih
memungkinkan untuk EDP tertimpa reruntuhan dari gedung utama, apabila
terjadi bencana yang tidak disengaja. Lingkup data center pada sisi lainya
tidak bersinggungan dengan ruangan atau gedung yang memiliki tingkatan
lantai.
IV-6
Gambar 4.2 Jarak EDP dengan gedung utama RSUD Arifin Achmad
Jarak antara data center dengan jalan raya cukup dibilang sangat dekat,
yakni berjarak 41 m, hanya di pisahkan oleh area parkir depan instalasi EDP.
Jarak jalan ini dapat mempengaruhi dan memberikan efek getaran yang
dapat membuat rak-rak dan komponen lainnya bergetar. Getaran yang
berlebihan dapat membuat renggang komponen yang terpasang.
IV-7
Berdasarkan analisa dan pemantauan, jalan diponegoro yang memiliki 3
jalur (jalur satu arah dengan jalur hijau sebagai pembatas) tidak dapat dilalui
oleh truk yang berkapasitas berat (heavy vehicle). Kendaraan bermotor
dengan jarak as melebihi 3.50 m atau jenis kedaraan pembawa beban berat
yang biasaya memiliki roda lebih dari 4.
Struktur bangunan pada RSUD Arifin Achmad pada saat ini dalam kondisi
baik, tidak ada kerusakan pada bagian fisik bangunan. Bangunan EDP yang
ada saat ini telah mencukupi keseluruhan aktifitas pada EDP.
IV-8
Perancangan gedung EDP RSUD Arifin Achmad dirancang dan dibangun oleh pihak vendor PT. Pradipta dengan
kerjasama dengan Simpul Reka Sarana pada tahun 2010. Kondisi terkahir dari EDP RSUD Arifin Achmad dapat dilihat
melalui gambar berikut ini:
Ruangan
Sholat
Monitoring
Sebelumnya ADM Vendor C
Toilet
Ruangan
Card Reader &
Vendor Door Security
-ADM EDP
-Penyimpanan
Kompter
SIMRS
C
Pantry
Tempat Wudhu
Card Reader &
Ruangan Door Security
Gudang Manager
C
Stok
Ruang tunggu Komputer/
Card Reader &
Door Security
dan Front Printer
Office Server
SERVER
Ruangan
Pengunjung
Locker
Gambar 4.4 Kondisi Gedung EDP RSUD Arifin Achmad Saat Ini
IV-9
Gambar diatas adalah kondisi gedung pada instalasi EDP. Banyak ruangan
yang tidak berfungsi sesuai dengan tujuan awal perancangannya. Ruangan
manager pada saat ini telah bercampur sebagai tempat stok inventory seperti,
CPU, Printer dan UPS. Stok ini difungsikan untuk menanggulangi
perangkat komputer SIMRS yang mengalami kendala yang berat dan tidak
dapat diatasi.
Ruangan lainya yang terdapat pada EDP ini telah banyak menjadi ruangan
gudang dan tempat barang barang TI penunjang SIMRS yang rusak. Seperti
ruangan sholat juga telah menjadi ruangan gudang penyimpanan barang
barang yang tidak dapat terpakai lagi, hal ini disebabkan karena ruangan
gudang penyimpanan telah penuh dengan CPU, Printer, UPS, Monitor yang
rusak.
Gambar 4.5 Kondisi Ruangan Data Center Arifin Achmad Saat Ini
Berdasarkan gambar 4.5 kondisi ruangan data center Arifin Achmad saat
ini, kondisi ruangan data center saat ini berada pada kondisi tiering 1 yang
sangat rentan terhadap gangguan dan kendala yang bisa saja terjadi akibat
kesalahan tata letak dan kelola. Kondisi tiering data center berdasarkan
IV-10
analisa terhadap arsitektural, electrical, mechanical dan security. Contoh
kondisi tiering yang ada saat ini, Power panel yang bersumber listrik dari
gedung utama menjadi sumber daya listrik utama server dengan dibantu
beberapa unit UPS terletak sangat dekat dengan ruangan server hal ini akan
menyebabkan intervensi perangkat elektronik. Kondisi tata letak juga
menjadi permasalahan pada ruangan data center, perangkat keras cpu, power
cord, kabel jaringan dan monitor tidak tertata dengan baik.
IV-11
penyimpanan peralatan untuk asset vendor yang telah rusak
jangka waktu yang lebih lama. disimpan didalam gudang.
Sehingga tidak mengambil
ruang didalam ruang data
center.
6 Control Tempat dimana karyawan Ruangan ada.
Room memonitor server data center.
7 Backup Ruang kerja bagi personil Ruangan rapat yang saat ini
Room pendukung seperti vendor yang digunakan adalah ruangan yang
melakukan backup dan multifungsi dahulunya, ruangan ini
memonitor server di data juga bisa digunakan oleh pihak
center vendor.
8 Media Ruangan yang berfungsi Tidak ada ruangan khusus untuk
Storage sebagai tempat penyimpan media storage, hanya ada lemari dan
Area magnetic disc, optical, atau rak.
media lain yang digunakan
untuk melakukan backup dari
server dalam data center
Vendor
9 Vendor Jika vendor melakukan Tidak ada ruangan khusus vendor.
Service sejumlah pekerjaan yang
Areas signifikan dalam data center,
sebaiknya disediakan ruangan
khusus untuk mereka, sehingga
mereka tidak terlalu lama
berada dalam ruang data
center
IV-12
Tabel 4.4 Aktivitas Perancangan Sistem Listrik
Kondisi Real
Aktivitas Perencanaan
Pendefenisian kebutuhan energi listrik dan pendistribusiannya
Dilakukan per ruangan (untuk ruangan Beberapa server yang ada pada saat ini berada
jaringan, server dan lainnya), kemudian per dalam satu rak kabin. (lampiran G)
ruangan akan dipisahkan per kelompok
(misalkan kelompok server A, B dan C)
Hitung perkiraan pertumbuhan kebutuhan Kebutuhan energi akan bertambah dengan
energi untuk jangka waktu tertentu tingkat pertumbuhan rumah sakit (Jumlah
(didefinisikan sekian % dari kebutuhan pelayanan, kamar dan fasilitas penunjang
energi maksimum) lainya) sehingga memungkinkan untuk
menambah perangkat server lainya.
Penentuan jenis distribusi energi yang akan Beberapa bagian yang perlu dibagi
digunakan (langsung (khusus untuk data pendistribusian listriknya pada EDP RSUD
center ukuran kecil) atau melalui panel Arifin Achmad yakni memisahkan panel
circuit (untuk data center dengan kapasitas listrik kebutuhan data center serta ruangan
yang cukup besar) server, membangun panel khusus untuk
perangkat non server, server dan perangkat
pendukung kinerja pada data center
Jumlah jalur pendistribusian energi minimal Kondisi saat ini belum ada jalur khusus
ada 2 dimana 1 aktif dan 1 pasif pendistribusian energi pada EDP
Utilitas gerbang masuk minimal merupakan Sumber daya listrik yang masuk tidak
dual feed (600 volts atau lebih) dapat dibuat diketahui berapa voltasenya.
berasal dari substation yang berbeda
Sistem memungkinkan maintenance yang Tidak ada sistem maintenance konkuren
konkuren (tanpa mematikan operasional
utama)
Power cord untuk perangkat komputer dan Pengkabelan perangkat elektronik keseluruhan
telekomunikasi, minimal dual cord feed telah menggunakan kabel cord standart
dengan kapasitas 100% bawaan perangkat elektronik.
IV-13
Pelabelan perangkat sistem listrik dilakukan Tidak ada pelabelan pada perangkat listrik
sudah sesuai dengan sertifikasi dari pihak (lampiran M)
yang kompeten
Data center ideal diharapkan tidak memiliki Tidak ideal untuk kondisi saat ini, tidak
satu titik kegagalan pun untuk sistem listrik adanya Ruangan PDU pada data center.
Wallmount komponen listrik sangat dekat
dengan dengan perangkat keras server
Automatic Transfer Switch (ATS) dengan Tidak ada generator listrik milik EDP, masih
fitur bypass maintenance untuk melayani menggunakan generator listrik rumah sakit.
pertukaran energi secara otomatis dari
perangkat utama ke
generator ketika terjadi pemutusan aliran
listrik secara dadakan
Pemisahan kebutuhan listrik
Panel board akan menerima sumber listrik Tidak ada panel board yang memisahkan UPS
dari 2 arah, satu dari UPS dan satu lagi dari dan generator dengan sumber listrik utama.
generator. Kedua panel dipasang secara
terpisah pada wilayah masing-masing.
Desain sumber energi listrik yang terpisah
Pisahkan sumber energi utama untuk Tidak ada pemisahan sumber energi pada
operasional utama dengan operasional operasional di data center EDP RSUD Arifin
sekunder (yang tidak begitu essensial) Achmad
Terapkan prinsip pemisahan untuk semua Tidak ada penerapan pemisahan komponen
komponen sistem listrik yang ditujukan sistem listrik
untuk suatu bagian tertentu
Terapkan tindakan preventif terhadap kegagalan yang mungkin terjadi pada sistem listrik
Implementasi sistem power standby Aktif dengan UPS
Implementasi redundansi untuk semua Tidak ada penerapan redudansi pada ruang
fungsi yang kritikal data center
Circuit breaker tidak boleh dibagi untuk Cicuit breaker terletak satu tempat pada
setiap sistem yang berbeda wallmount
IV-14
Implementasi sistem Emergency Power Off Power off di backup oleh UPS pada tiap
(EPO) komponen yang ada. UPS ini hanya bersifat
sementara sampai regulator listrik hidup untuk
pengganti listrik utama bersumber dari listrik
PLN.
Kebutuhan listrik untuk penerangan ruangan
Pembagian kebutuhan penerangan dilakukan Tidak ada pembagian listrik yang diketahui
dengan membagi menjadi 2 wilayah yaitu
ruangan yang spesifik dan area lain yang
umum. Sumber listrik yang didapatkan
untuk penerangan berasal dari unit panel
distribusi yang berbeda.
Penerangan untuk bidang horizontal Tidak diketahui skala nilai penerangan pada
minimal sebesar 500 lux (±50 nyala lilin) data center
dan untuk bidang vertikal minimal sebesar
200 lux (±20 nyala lilin). Dengan
pengaturan jarak antara penerangan kurang
lebih 1 m ditengah jalur kabinet
Maintenance
Terapkan maintenance untuk sistem yang Tidak ada maintenance untuk kelistrikan
terpisah secara bergantian dan reguler secara khusus
(pemisahan tergantung dari kebijakan
perusahaan, misalnya maintenance untuk
sistem listrik perangkat server pada data
center)
Untuk maintenance sistem listrik, gunakan Tidak ada cadangan listrik yang bekerja ketika
cadangan sistem listrik yang mengambil power utama di matikan kecuali UPS
sumber energi dari sistem listrik redundansi
yang telah dibuat tanpa mengganggu sumber
listrik untuk perangkat yang non essensial
(manfaat dari desain sistem listrik yang
terpisah)
IV-15
Staff maintenance untuk sistem listrik Tidak ada staff khusus untuk maintenance
minimal harus ada 24 jam hari kerja dan on- listrik pada EDP RSUD Arifin Achmad.
call saat weekend, untuk tier yang lebih
tinggi maka harus ada 24 jam dalam 7 hari
Adanya program maintenance preventif Tidak ada
Adanya program pelatihan secara Tidak ada
komprehensif dan bila perlu adanya
prosedur operasi manual untuk melakukan
pengontrolan sistem secara bypass
Manajemen energi infrastruktur secara remote
Adanya sistem informasi manajemen energi Tidak ada sistem yang berjalan pada
untuk setiap kelompok infrastruktur melalui management energi
suatu protokol manajemen SNMP, misalnya
untuk Air
Handler, PDU, server, perangkat jaringan
Adanya sistem informasi manajemen energi Tidak ada sistem informasi management
terpusat untuk semua infrastruktur (juga energi yang berjalan pada data center.
melalui SNMP)
IV-16
cukup panjang ke dalam tanah (kedalaman 0.6 - 3 terhubung pada rak kabinet.
m). Semakin dalam maka akan mencapai tanah (Lampiran O-1)
yang semakin basah, yang berarti bersifat
konduktif.
Chassis (rangka) perangkat
Mengikuti rekomendasi grounding dari manufaktur Pada perangkat server (rak)
ketika menginstall perangkat ditemukan adanya kabel
grounding yang terpasang
dengan benar.
Rack/cabinet continuity
Rack harus dirakit dengan paint-piercing grounding Sistem grounding pada rak
washers, di bawah pangkal dari rangkaian dan cabinet terpasang dengan
diantara pasangan baut dan rak untuk mendapatkan benar. (lampiran O-1)
kontinuitas dari listrik
System grounding yang ada saat ini diarasakan belum mencukupi untuk
menghindari kerusakan data center yang disebabkan oleh sembaran petir. Hal
ini dikarekanan adanya permasalahan yang disebabkan sebaran petir yang
mampu mematikan aktifitas server (lampiran B-3). System grounding yang
ada saat ini perlu dilakukannya perbaikan, grounding tidak hanya terdapat
pada ruangan server namu keseluruhan bangunan data center.
IV-17
Tabel 4.6 Daftar alat-alat konsumsi daya listrik pada data center
Nama Jenis Jumlah Perkiraan Perkiraan Satuan daya
No Ruangan Perangkat Perangkat Satuan Penggunaan dalam VA
Daya (W) Daya
1 Ruangan TV LG LED 49 1 160W 160 Watt 144 VA
Rapat Inc”
CPU 1 500W 500 Watt 450 VA
Proyektor 1 80W 80 Watt 72 VA
Monitor LED 1 35W 35 Watt 31,5 VA
12Inc
Lampu 1 40W 40 Watt 36 VA
Penerangan
AC Sharp 1.5 PK 1 1300W 1300 Watt 1170 VA
Switch 1 10W 10Watt 9 VA
2 Monitoring CPU 3 500W 1500 Watt 1350 VA
Monitor LED 3 60W 180 Watt 162 VA
Switch 1 10W 10 Watt 9 VA
Printer Scaning 1 45W 45 Watt 40,5 VA
AC 1.5PK 1 1300W 1300 Watt 1170 VA
Lampu 4 40W 160 Watt 144 VA
LED TV 29 Inc 1 110W 110 Watt 99 VA
3 Manager PC AIO 1 320W 320 Watt 288 VA
Lampu 1 60W 60 Watt 54 VA
Ac 1 1300W 1300 Watt 1170 VA
4 ADM CPU 5 500W 2500 Watt 2250 VA
Monitor LED 5 200W 1000 Watt 900 VA
Printer 2 30W 60 Watt 54 VA
Lampu 4 40W 160 Watt 144 VA
IV-18
Dalam hitungan total daya listrik yang digunakan dalam satuan VA (Volt
Ampere) maka daya yang yang dibutuhkan EDP saat ini berkisar 22.055 X
0.9= 19.813,5 VA (0.9 berasal dari faktor daya terbesar perangkat elektronik
(Suryanto, 2011). hasil total voltase ampere yang dibutuhkan oleh sebuah
data center = 19.813,5 VA, rekomendasi generator listrik yang harus
disediakan minimum 50.000VA. (perhitungan tiering III 2N+1 dari
kebutuhan daya)
Pendinginan data center sangatlah penting demi menjaga suhu stabil pada
perangkat keras yang berjalan. Perangkat keras yang berjalan biasanya meiliki hawa
panas yang dapat mempengaruhi kinerja dari perangkat keras server maupun jaringan.
Kondisi pendinginan ruangan server pada saat ini di dukung oleh dua buah AC
berkapasitas 1.5PK. Hal ini telah memenuhi standart TIA-942 yang berbentuk N+1 dalam
proses pendinginan server. Suhu rata rata ruangan Berkisar 16º C. (Suhu terendah pada
AC)
IV-19
Metode pendinginan data center pada EDP RSUD Arifin Achmad bersifat Room
Oriented Cooling System. Metode ini berjalan dengan mengatur suhu data center secara
meyeluruh ke sisi-sisi ruangan yang ada. Metode ini masih bersifa konvesional dan
kurang efektif karena udara panas dan udara dingin bercampur serta udara dingin tidak
tepat mengarah kepada perangkat yang membutuhkan udara dingin.
IV-20
A. Management Kabel
2 Kabel LAN Ada hanya pada data Kabel LAN terhubung dari FO
center (lampiran Converter ke Swithub. Dari
G,H,I,J,K,L,M,N) server juga terhubung beberapa
kabel lan yang menuju ruang
kontrol pada ruangan ADM
SIMRS EDP RSUD Arifin
Achmad.
3 Kabel Power Tidak ada labeling Tidak ada pelabelan pada kabel
power yang terhubung pada
perangkat keras data center.
Perangkat keras data center
yang terhubung sebaiknya di
label dan disusun supaya tidak
terjadi konsleting pada
perangkas keras. (lampiran M)
IV-21
No Jenis Kabel labeling Kondisi
4 Kabel VGA Monitor, Tidak ada labeling Kondisi kabel pada CPU tidak
Kabel Keyoard dan tersusun, hal ini disebabkan
perangkat keras CPU CPU dan monitor tidak terletak
pada tempatnya tidak dalam rak
maupun table. (lampiran M)
IV-22
4.2.5 Analisis Keamanan Data Center
Berikut ini adalah kondisi kemanan pada data center saat ini. Terdiri dari
keamanan fisik dan kemanan non-fisik sebagai berikut:
Sistem Perangkat
No Pengamanan Kondisi
Keamanan
1 Sistem Kartu akses a. Terdapat dua kontrol akses pada EDP
Pengamanan atau biometrik RSUD Arifin Achmad, pertama pada
Fisik sidik jari pintu masuk ADM Control SIMRS dan
kedua pada Ruangan Server. Ruangan
Server hanya beberapa user yang bisa
mengakses. Tidak keseluruhan pegawai
EDP RSUD Arifin Achmad.
b. Akses kontrol pada ruang tunggu tidak
terlalu aman, dikarenakan ketika kabel
power di cabut, kunci pintu untuk akses
kontrol terbuka dan mudah untuk
dimasuki.
IV-23
Sistem Perangkat
No Kondisi
Pengamanan Keamanan
2 Sistem Firewall 1. Firewall hanya ada pada sistem yang
Keamanan behubungan dengan sistem luar seperti
Non-Fisik BPJS
Layout kondisi ruangan server pada instalasi EDP RSUD Arifin Achmad pada
saat ini tergolong kotor infrastukturnya belum tertata dengan baik. Dalam ruangan ini
terdapat satu buah box wallmount yang merupakan power distribution unit (PDU) untuk
seluruh perangkat keras server, terdapat satu buah rak cabinet untuk meletakan swicth,
hub, dan FO conventer dan CPU Server. Tabel berikut ini adalah jumlah perangkat pada
ruangan data center berdasarkan hasil pengamatan, survei lapangan dan divalidasi
dengan buku IT Master RSUD Arifin Achmad 2017:
IV-24
Berdasarkan tabel 4.10 Jumlah perangkat pada ruangan data center, berikut ini
adalah gambaran kondisi perangkat data center yang ada pada EDP RSUD Arifin
Achmad:
Nama
No Gambar Kondisi
Perangkat
1 Power Tidak tertutup, kabel yang
Distribution masuk dan keluar kedalam
Unit (PDU) dan keluar server tidak
berlabel, sehingga
menyulitkan ketika
dilakukannya maintance.
Wallmount yang tidak
tertutup rentan terhadap
ganggun binatang serperti
Tikus yang dapat merusak
kabel, hal ini dapat
memicu konsleting listrik
yang dapat menyebabkan
kebakaran.
2 CPU Server Kondisi CPU, Monitor,
Data Center dan UPS perangkat keras
server tidak tertata dengan
baik. Terlihat dari letaknya
yang tidak beraturan dan
terkesan asal letak. Ada
beberapa unit komputer
yang di tumpuk bertingkat
sehingga rentan jatuh
apabila tersenggol.
Monitor juga terkesan
terletak tidak pada
tempatnya, monitor untuk
konfigurasi perangkat
keras terletak di atas
power stabilizer untuk
IV-25
Nama
No Gambar Kondisi
Perangkat
konsumsi listrik. Kabel
kabel dari CPU ke monitor
dan ke server tidak
tersusun dengan sangat
baik.
IV-26
Nama
No Gambar Kondisi
Perangkat
unit listrik pada data
center.
Floor and Kondisi lantai yang telah
Cabling menggunakan konsep
raise floor, dengan tujuan
untuk menjadi alur panas
yang di keluar sebagai dan
sebagai area
pendistribusian kabel
dalam kondisi yang cukup
baik. Ukuran ubin yangg
berukuran 60x60 ini cukup
kokoh terpasang. Tinggi
lantai yang terpasang telah
memenuhi standart TIER-
III. Namun disayangkan
kondisi bawah lantai yang
seharusnya bersih dan
hanya menjadi jalur kabel
dan hawa panas, ternyata
masih terdapat sampah
sampah dan bahan-bahan
sisa bangunan seperti
beberapa rangka besi dan
sisa kabel jaringan.
IV-27
Nama
No Gambar Kondisi
Perangkat
Berdasarkan analisa kondisi ruangan server saat ini, keseluruhan perangkat keras
server telah berjalan sesuai dengan fungsinya dalam mendukung SIMRS, Akan tetapi
terdapat kendala-kendala yang dapat mengganggu aktifitas server untuk kedepannya.
Kondisi tataletak dan system pelabelan data center adalah hal yang paling utama
dilakukanya perbaikan.
IV-28
Tabel 4.12 Tiering Data Center
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
TELECOMUNICATIONS
General
Kabel, Rak, Kabinet, & jalur
khusus yang terhubung √
sesuai dengan TIA.
Bermacam-macam jalur √
akses masuk dan bagian
perawatan dengan jarak
pemisahan 20 meter
Redudansi akses penyedia √
layanan- multi akses
provider, kantor pusat, akses
provider yang baik
Jalur masuk ruangan √
sekunder
Area distribusi sekunder √
Redudansi jalur backbone √
Redudansi kabling hirizontal √
Router dan Swicth memiliki √
redudansi penyaluran
tenanga dan processor
Multi router dan switch √
untuk redudansi
Pada panel, jalur keluar, dan √
kabel dilakukan pelabelan.
Kabinet dan rak dilakukan
pelabelan dari sisi depan
maupun belakang
Bagian kabel cord dan √
jumper dilakukan pelabelan
pada keduan ujung dengan
nama sambungan yang
terhubung pada ujung dan
awal jaringan
Bagin panel dan jalur kabel √
dilakukan dokumentasi.
ARCHITECTURAL
Site Selection
Jarak banjir yang terpetakan √
oleh pemerintahan yang telah
dijamin berdasarkan
pemetaan
Dekat dengan pesisir yang √
atau perairan dalam
IV-29
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
IV-30
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Type
Daya tahan terhadap angin
Kemiringan Atap
Pintu dan Jendela
Ketahanan terhadap √
kebakaran
Ukuran pintu √
Tidak memiliki tambahan √
bagian pada jendela pada
ruangan komputer
Kontruksi yang tahan
terhadap radiasi elektronik
Entry Loby
Pembatas ruangan dari area √
data center
Pembatas sumber kebakaran √
dari data center
Security Counter √
Kantor Administrasi
Pembatas ruangan dari data √
center
Pembatas sumber kebakaran
dari data center
Security Office
Kebutuhan terhadap kantor
keamanan
Pembatas ruangan dari data
center
180 derajat bagian
pemantauan dari ruangan
perangkat keamanan dan
monitoring
Keberadaan ruangan
keamanan untuk perangkat
keamanan dan monitoring
Operations Center
Kebutuhan terhadap ruang √
operasi
Pembatasan ruangan dengan √
ruangan komputer
Kedekatan dengan ruangan √
komputer
Restrooms and breaks room
areas
IV-31
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
IV-32
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
CCTV Monitoring
Bangunan utama dan area √
parkir
Generator √
Pintuk akses masuk √
Ruangan komputer √
ELECTRICAL
General
Jumlah dari jalur penghantar √
Bagian kabel masuk √
Sistem diizinkan untuk √
dilakukannya maintenance
Komputer & bagian √
komunikasi memiliki kabel
cord
Keseluruhan perangkat listrik √
telah dilakukan pelabelan
yang telah diuji
Ukuran kebutuhan kapasitas
generator mencukupi
kebutuhan kelistrikan dari
perangkat UPS
UPS
UPS Redundancy √
UPS Power distribution – √
Panel Board
IV-33
Tier 1 Tier 2 Tier 3 Tier 4
Berdasarkan keseluruhan analisa terhadap tiering data center pada EDP RSUD
Arifin Achmad, tier yang tepat untuk data center saat ini adalah bernilai Tier >1. Hal ini
berdasarkan nilai terendah pada tiering data center. Pembangunan data center belum
memenuhi standart yang dikeluarkan oleh TIA (Telecommunication Indrustry
Association). Hal ini belum sesuai dengan standart tiering pada data center yang
ditetapkan pada jurnal Tiered Networks for Hospital and Physician Health Care Services
IV-34
(Paul Fronstin, 2003) dengan menetapkan tiering untuk rumah sakit berada pada tiering
III.
IV-35
Modul
No Fungsi Bidang
Aplikasi
14 Asuhan Aplikasi manajemen asuhan Manajemen keperawatan
keperawatan keperawatan
15 Rehab Medis Aplikasi Pencatatan pelayanan Instalasi rehab medis
rehab medis
16 IBS Aplikasi pencatatan pelayanan Instalasi Bedah Sentral
bedah sentral
17 SMS Getway Aplikasi pendaftaran dan pelayanan Layanan pendaftara rawat
medik lainya inap, gawat darurat, dan rawat
jalan
Berdasarkan tabel 4.12 Aplication Portofolio Catalog dan tabel 4.13 Platform
Service maka dapat digambarkan sebuah Platform Decomposition Diagram serperti di
bawah ini:
IV-36
Tabel 4.15 Platform Decomposition Diagram
Client Interface Domain
No Nama Modul Presentation Network Platform Database
1 Rekam Medik GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
2 Poli Klinik GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Rawat Jalan Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
3 Farmasi GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
4 Patologi GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
5 Radiologi GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
6 Bank Darah GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
7 Gizi GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
8 Kasir GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
9 Logistik Web View LAN PHP MYSQL
10 Rawat Inap GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
11 Rawat Darurat GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
12 Keuangan GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
13 SDM GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
14 Asuhan GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Keperawatan Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
IV-37
15 Rehab Medis GUI Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
16 IBS Gui Desktop LAN Delphi MS.SQL
Windows Enterprise Server
Edition Versi 6
17 SMS Getway Web View LAN PHP MYSQL
Pada tabel diatas dapat diambil kesimpulan keseluruhan platform yang berjalan
saat ini ditampilkan melalui GUI Windows yang memiliki tampilan dari GUI windows
ini bersifat baku tidak responsif. Jaringan yang mendukung platform pada keseluruhan
aplikasi saat ini menggunakan jaringan kabel fiber optic yang menuju panel fo converter.
Kabel FO yang sudah terkonversi akan menuju komputer client dengan menggunakan
kabel jaringan LAN.
Jaringan LAN pada platform yang berjalan tidaklah memiliki keamanan yang
baik. Tidak berjalannya sistem firewall dan tidak adanya jaringan internet yang terhubung
membuat komputer rentan terkena serangan virus yang tersebar melalui workgrups dan
file sharing documents.
Dari penjabaran tabel dan keterangan diatas, dapat disimpulkan perlu adanya
perbaikan pada standart platform yang akan digunakan pada perancangan arsitektur
teknologi.
IV-38
4.4.3 Technology Portfolio Catalog
Berdasarkan tabel 4.15 platform decomposition diagram dengan lampiran daftar distribusi asset KSO SIMRS RSUD Arifin Achmad
2016 (lampiran C) dan pendataan peneliti pada lampiran E, jumlah pc pada tabel ini merupakan total keseluruhan unit pc pada setiap instalasi
yang menjalankan SIMRS, dari data pada kedua lampiran tersebut maka dapat dianalisa Technology portofolio catalog sebagai berikut:
Tabel 4.16 Technology Portofolio Catalog
Domain
Presentation Aplication DB CPU Hardware
Jumlah PC LAN Security
Aplication Platform Server Specification Support
Modul
Rekam RM Cesmix 7PC, RM UGD GUI Delphi MS.SQL Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer,
Medik 4PC, RM Rawat jalan 2PC, Windows Eterprise Server Firewall 2GB RAM, Laser Printer,
Instalasi RM 12PC. Edition 500Gb HDD Thermal
Printer, Barcode
Scanner
Poli Klinik Poli Paru 1PC, Poli THT 1PC, GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer
Rawat Jalan Poli Obgin 1PC, Poli Anesti Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
1PC, Poli Gizi 1PC, Poli KB Edition Server 500Gb HDD
1PC, Poli Jantung 1PC, Poli
Penyakit Dalam 1PC, Poli
IV-39
Domain
Presentation Aplication DB CPU Hardware
Jumlah PC LAN Security
Aplication Platform Server Specification Support
Modul
IV-40
Domain
Presentation Aplication DB CPU Hardware
Jumlah PC LAN Security
Aplication Platform Server Specification Support
Modul
Bank Darah Administrasi Bank Darah 3PC. GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer
Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
Edition Server 500Gb HDD
Gizi Kep Instalasi gizi 1PC, Adm GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer
Gizi 2PC. Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
Edition Server 500Gb HDD
Kasir 11PC GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer,
Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM, Laser Printer,
Edition Server 500Gb HDD Barcode
Scanner
Logistik Instalasi Logistik 5PC. Web View PHP Ethernet No Intel Dual Core, DOT Printer
MYSQL Firewall 2GB RAM,
500Gb HDD
Rawat Inap R. Cempaka 1 3PC, R. GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, -
Cempaka 2 3PC, R. Bogenvil 1 Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
3PC, R. Bogenvil 2 3PC, R. Edition Server 500Gb HDD
Anyelir 3PC, R. Dahlia 3PC,
R. Flamboyan 3PC, R.
Kenanga 3PC, R. Cendrawasih
IV-41
Domain
Presentation Aplication DB CPU Hardware
Jumlah PC LAN Security
Aplication Platform Server Specification Support
Modul
IV-42
Domain
Presentation Aplication DB CPU Hardware
Jumlah PC LAN Security
Aplication Platform Server Specification Support
Modul
Asuhan Keperawatan Gedung Utama GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, Laser Printer
Keperawatan 3PC, R. Komite Kep 2PC, R. Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
Sarana Kep 2PC. Edition Server 500Gb HDD
Rehab Medis Instalasi Rehab Medik 3PC, GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, Laser Printer
Kep Instalasi 1PC Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
Edition Server 500Gb HDD
IBS Instalasi Bedah Sentral 3PC, GUI Delphi Ethernet No Intel Dual Core, -
Kep. Instalasi Bedah 1PC Windows Eterprise MS.SQL Firewall 2GB RAM,
Edition Server 500Gb HDD
SMS Getway 1PC Web View PHP Ethernet Firewall Intel Dual Core, Modem
MYSQL 2GB RAM, GSM/WDCMA
500Gb HDD
IV-43
4.4.4 Communication Engineering Diagram
IV-44
NETWORKING INFRASTRUCTURE TECHNOLOGY
IGD
C
LT. 3
B A
LT. 2 VPN REPLIKA SERVER
LT. 1
STORAGE SERVER
SERVER FARM
RAWAT JALAN
CORE
RADIOTERAPI SWITCH INACBG SERVER BRIGING SERVER
RADIOLOGI
FO
GEDUNG UTAMA
LT. 1
FO
LT.5
FO
FARMASI
LT.4
LT.3 LT. 1
SDM
Ground
REHAB MEDIK LT. 2 Floor
LT. 1
LT.3
LT. 2
TB
GIZI
LT. 1
REKAM MEDIK
FLU BURUNG
IV-45
Berikut ini adalah penjelasan dari gambar 4.8 tetang spesifikasi dari perangkat
keras server yang mendukung jalannya SIMRS pada RSUD Arifin Achmad (bersumber
dari buku IT Masterplan RSUD Arifin Achmad 2017):
A. Gedung EDP
Perangkat keras yang terhubung pada Gedung EDP RSUD Arifin Achmad terdiri
dari server database SIMRS, server storage, briging server, server aplikasi
SIMRS, dan server replika. Berikut adalah spesifikasi dari perangkat server pada
gedung EDP RSUD Arifin Achmad:
Tabel 4.17 Spesifikasi Existing Server
Hardisk 500GB
Memory 64GB
Hardisk 500GB
Memory 32GB
Server ini menampung dari keseluruhan perangkat keras komputer client yang
terhubung dengan pusat data center EDP RSUD Arifin Achmad, terdapat 312
komputer client yang terhubung dan menjalankan SIMRS tersebar pada setiap unit
instansi yang ada pada RSUD.
B. Sistem Luar yang terhubung
Jaringan dari aplikasi pihak luar yang ada pada lingkungan bisnis rumah sakit
yang terhubung dengan SIMRS adalah jaringan dari sistem jaminan kesehatan
BPJS. Jaringan ini terhubung melalui sambungan internet.
IV-46
C. Jaringan Seluruh Instalasi Ruangan RSUD Arifin Achmad
Keseluruhan ruangan instalasi yang terhubung dengan SIMRS ada 18 ruangan,
beberapa ruangan-ruangan tersebut terhubung melalui jaringan kabel fiber optic
dan ada yang terhubung melalui kabel LAN dari jumper cabling antar instalasi.
Berikut adalah tabel analisis jaringan pada setiap ruangan/gedung instalasi pada
RSUD Arifin Achmad
IV-47
No Instalasi Kondisi saat ini
11 Ruang Neonatus a. Koneksi jaringan berasal dari switch instalasi irna
medikal
b. Lokal area gedung dan ruangan menggunakan kabel
UTP
12 Instalasi Gizi a. Jaringan pada ruangan instalasi gizi terhubung dengan
switch pada gedung irna medikal.
b. LAN pada setiap ruangan menggunakan kebel UTP.
13 Loundry a. Jaringan pada ruangan loundry terhubung dengan switch
pada instalasi gizi.
b. LAN pada setiap ruangan menggunakan kebel UTP.
14 Ruangan Khusus a. Jaringan pada ruangan khusus TB terhubung dengan
TB switch pada instalasi gizi.
b. LAN pada setiap ruangan menggunakan kebel UTP.
15 Ruangan Khusus a. Jaringan pada ruangan flu burung terhubung dengan
Flu Burung switch pada instalasi gizi.
b. LAN pada setiap ruangan menggunakan kebel UTP.
16 Rumah Tangga a. Jaringan pada rumah tangga terhubung dengan switch
pada ruangan logistik.
b. LAN pada setiap ruangan menggunakan kebel UTP.
17 Ruangan Logistik a. Jaringan pada ruangan logistik terhubung dengan switch
pada ruangan gizi.
b. LAN disetiap ruangan menggunakan kebel UTP.
18 Kamar mayat a. Jaringan pada kamar mayat terhubung dengan switch
pada ruangan logistik. LAN pada setiap ruangan
menggunakan kebel UTP.
IV-48
BAB V
FASE REKOMENDASI ARSITEKTUR TEKNOLOGI
5.1 Hasil Analisa Phase Arsitektur Visi, Bisnis, Data dan Aplikasi
Pada tahap perkembangan arsitektur teknologi dibutuhkan sebuah input yang
merupakan hasil dari phase Arsitektur Visi, Bisnis, Data dan Aplikasi. Input yang akan
digunakan oleh peneliti pada arsitektur teknologi ini berdasarkan hasil dari penelitian
sebelumnya oleh saudara Afrinata Pangestu dengan judul perancangan arsitektur sistem
informasi menggunakan togaf 9.1 studi kasus RSUD Arifin Achmad.
5.1.1 Arsitektur Visi
Pada arsitektur visi yang telah dibahas oleh peneliti sebelumnya, menghasilkan
beberapa output berupa indetifikasi stakeholder dan concern, visi dan misi RSUD Arifin
Achmad, ruang lingkup dan sasaran arsitektur.
A. Stakeholder
Stakeholder adalah orang yang memiliki kendali terhadap suatu permasalahan
dan dapat mengambil suatu tindakan untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan. Berdasarkan penelitian pada tahap arsitektur sistem informasi
sebelumnya terdapat hubungan antara stakeholder dengan mekanisme yang
berjalan pada sistem informasi.Dengan mekanisme hubungan stakeholder
dengan arsitektur sistem informasinya sebagai berikut:
Tabel 5.1 Mekanisme hubungan stakeholder dan Sistem Informasi
No Stakeholder Mekanisme Hubungan
B. Concern
Keseluruhan kegiatan yang terjadi pada RSUD Arifin Achmad hampir
seluruhnya berjalan dengan menggunakan SIMRS, namun sering sekali terjadi
permasalahan yang saering mengganggu aktivitas pelayanan pada RSUD
Arifin Achmad.
Adapun permasalahan yang terjadi pada Sistem Informasi sebagai berikut:
Tabel 5.2 Permasalahan Sistem Informasi
No Posisi Permasalahan
Permasalahan
1 Manajemen Tidak adanya SOP yang mengatur penanganan permasalahan
SIMRS sehingga sering terjadi permasalahan yang sama terus
menerus.
Tidak adanya pelatihan lanjutan pada staf dan karyawan
RSUD tentang penggunaan dan permasalahan pada SIMRS.
V-2
1. Menyelenggarakan Fungsi Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Standar
Internasional dan Menjadi Pusat Rujukan bagi Rumah Sakit Lainnya di
Provinsi Riau.
2. Melaksanakan Fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran dan
Pendidikan Kesehatan Lainnya.
3. Melaksanakan Fungsi Administrasi secara Profesional.
D. Ruang Lingkup
Pada saat ini RSUD Arifin Achmad telah bertipe B (berdasarkan akreditasi
tahun 2007) Pentahapan III (16 Pelayanan), dengan kapasitas kamar perawatan
terbanyak (607 Kamar) dari rumah sakit milik pemerintah daerah atau swasta
di Provinsi Riau. Rumah sakit ini menjadi pusat rujukan dan pembina Rumah
Sakit Kabupaten/Kota se Propinsi Riau serta merupakan tempat pendidikan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan Institusi Pendidikan
Kesehatan lainnya.
Untuk membuat arsitektur enterprise yang sesuai dengan kebutuhan RSUD
Arifin Achmad, terlebih dahulu pada tahapan ini akan dilakukan pemetaan
aktivitas bisnis rumah sakit menggunakan value chain. Adapun value chain
untuk aktivitas (proses bisnis) RSUD Arifin Achmad sebagai berikut:
Pelayanan
umum keuangan
Medis
V-3
1. Aktivitas utama
Aktivitas utama dari RSUD Arifin Achmad sesuai dengan core bisnisnya
yaitu pelayanan medis. Pelayanan medis dibagi atas dua jenis pelayanan
yaitu pelayanan utama dan pelayanan penunjang. Adapun aktivitas-
aktivitas yang dilakukan pada pelayanan utama dan penunjang sebagai
berikut:
a) Pelayanan Utama
Pelayanan medis utama adalah 3 pelayanan medis dasar yang
melayani perobatan dan perawatan pasien RSUD Arifin Achmad.
Pelayanan medis ini juga menjadi pintu masuk pasien ke RSUD
Arifin Achmad. Pelayanan-pelayanan medis tersebut adalah:
I. Gawat Darurat (IRD) Instalasi Pelayanan medis untuk pasien
dengan status darurat yang membutuhkan pelayanan secara
cepat.
II. Rawat inap (IRNA) Instalasi yang berfungsi melayani
perawatan pasien secara intens dengan prosedur opname
(pasien harus menginap dirumah sakit).
III. Rawat jalan (IRJ) Instalasi Rawat jalan berfungsi melayani
perawatan pasien non inap yang memerlukan perawatan
berkelanjutan tanpa perlu melakukan opname.
b) Pelayanan Penunjang
Pelayanan medis penunjang adalah pelayanan medis yang
menunjang dan mendukung perawatan dan perobatan pasien RSUD
Arifin Achmad. Pelayanan penunjang dibagi atas dua jenis yaitu
penunjang klinik dan penunjang non klinik.
1) Penunjang klinik adalah pelayanan penunjang yang mendukung
pelayanan utama dan bersifat klinikal. Pelayanan penunjang
klinik diantaranya:
I. Farmasi
II. Bedah Sentral (IBS)
V-4
III. Diagnosis Terpadu (Radiologi)
IV. Patologi
V. Rehab Medis
VI. Rekam Medis
2) Penunjang non Klinik
Pelayanan penunjang klinik yang dibahas adalah instalasi
pengelola TI RSUD Arifin Achmad yaitu instalasi EDP
(electronical data processing).
2. Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung adalah aktivitas-aktivitas yang mendukung
keberadaan aktivitas utama rumah sakit yaitu pelayanan medis. Aktivitas
pendukung ini berupa aktivitas manajemen yang diantaranya sebagai
berikut:
a) Umum
I. Managemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Aktivitas manajemen yang berkaitan dengan sumber daya
manusia rumah sakit seperti kepegawaian (administrasi dan
mutasi), tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan,
kesehatan lain dan non kesehatan.
II. Pendidikan dan Penelitian
Kegiatan ini berfungsi mendukung bisnis rumah sakit yang
berstatus RSU Pendidikan yang berafiliasi dengan dunia
pendidikan.
III. Tata Usaha
Kegiatan manajemen rumah tangga rumah sakit.
b) Management Keuangan
I. Akuntansi
Aktivitas manajemen yang berkaitan dengan penghitungan
keuangan yang berada di lingkup RSUD Arifin Achmad.
II. Mobilisasi Keuangan
V-5
Aktivitas utama dalam mengelola jalanya sebuah kebijakan
dengan anggaran keuangan yang telah direncanakan.
III. Bendahara
Aktivitas managemen kas pada RSUD Arifin Achmad.
E. Sasaran Arsitektur
Sasaran Arsitektur bisnis, data dan aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan
prinsip arsitektur yang akan digunakan nantinya. Sasaran arsitektur tersebut
mencakup beberapa prinsip meliputi:
1. Proses bisnis yang berjalan lebih sistematis dengan adanya SOP.
2. Data dibuat sekali, tidak redundan, dan harus konsisten.
3. Hubungan relasi fungsi bisnis dengan entitas data saling terintegrasi.
4. Aplikasi yang akan dibangun mudah untuk dikembangkan.
V-6
No Area Masalah Rekomendasi
pendaftaran maupun Menambahkan media
poli (lampiran B). informasi yang bisa diakses
Seringnya pasien pasien dibagian informasi.
menanyakan informasi Mensosialisasikan penggunaan
berulang kali tentang e-file rekam medis.
alur pelayanan. Evaluasi kinerja admin simrs
Pasien menjemput serta pelatihan berkelanjutan,
sendiri berkas rekam terstruktur serta terintegrasi
medisnya. semua unit terhadap
Tidak ada pelatihan permasalahan seputar simrs.
lanjutan terkait simrs
Redudansi data karena Melakukan evaluasi serta
3 Instalasi
pendaftaran pada saat meningkatkan koordinasi antar
rawat inap
konsul pasien oleh instalasi.
instalasi penunjang. Membatasi pendaftaran untuk
pasien konsul oleh instalasi
penunjang.
Mengadakan modul notifikasi
sistem untuk pasien konsul.
V-7
No Area Masalah Rekomendasi
Tidak adanya SOP Meningkatkan status dan fungsi
6 Manajemen
manajemen EDP mejadi level manajemen.
TI(lampiran B) Merumuskan SOP terkait
Tidak adanya evaluasi perencanaan dan pemanfaatan
penggunaan simrs TI
Tidak ada pelatihan
seputar permasalahan
simrs
Kurangnya jumlah
personil TI.
V-8
2) Pengelolaan
Masalah mendasar dari pengelolaan TI di RSUD Arifin Achmad adalah
tidak adanya standar prosedur pengelolaan. Sehingga, pengelolaan
produk TI yang ada menjadi tidak terarah. Bagian pengelolaan SI/TI juga
harus menghasilkan SOP terkait pengelolaan TI RSUD, guna
menghasilkan iklim pengelolaan TI yang tertata.
3) Evaluasi
Evaluasi terhadap pemanfaatan TI dan sdmnya baik pengguna maupun
pendukung keberadaan TI wajib dilakukan. Hasil evaluasi ini bukan
hanya bisa mendorong perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan serta
permasalahan yang terjadi juga bisa menjadi landasan pengembangan TI
RSUD Arifin Achmad dimasa mendatang.
Berikut gambaran struktur organisasi yang baru:
V-9
Direktur
Bagian
Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan Bidang Fasilitas Bagian Sumber Bagian Pendidikan Bagian Pengelolaan
Bagian Umum Perbendaharaan Bagian Akuntansi Bagian Perencanaan
Medik Keperawatan Pelayanan Medik Daya Manusia dan Penelitian SI/TI
dan Mobilisasi Dana
Sub Bagian
Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan Sub Bagian Sub Bagian Sub Bagian
Seksi Perencanaan Sub Bagian Tata Sub Bagian Sub Bagian Penyusunan
Pelayanan Fasilitas Pelayanan Administrasi Pendidikan dan Perencanaan
Pelayanan Medik Usaha Perbendaharaan Akuntansi Keuangan Program dan
Keperawatan Medik Pegawai Pelatihan Kebutuhan SI/TI
Anggaran
V-10
B. Perbaikan dan Penambahan Jalur Pendaftaran
Pendaftaran pasien adalah pintu masuknya pasien pada setiap layanan
yang tersedia di RSUD Arifin Achmad. Memaksimalkan pendaftaran
sudah barang tentu akan membawa dampak positif bagi peningkatan
kualitas pelayanan. Adapun inovasi dan pengembangan yang
direkomendasikan pada pendaftaran pasien RSUD Arifin Achmad
sebagai berikut:
1) Pendaftaran Pasien via telepon dan online
Selama ini untuk melakukan pendaftaran, pasien harus datang dan
mendaftar langsung ke RSUD Arifin Achmad. Hal ini
menyebabkan antrean pendaftaran pasien khususnya BPJS menjadi
sangat panjang. Pada arsitektur bisnis yang baru, pendaftaran
pasien khususnya pada IRJ bisa dilakukan melalui telepon dan
melalui pendaftaran online. Jika mendaftar melalui telepon pasien
akan dikirimkan No. antrean beserta No. registrasi pada instalasi
yang dituju. Kemudian pasien hanya perlu melakukan konfirmasi
dengan membawa persyaratan pendaftaran pada bagian
pendaftaran instalasi tersebut dan bisa langsung menuju poli. Bila
pasien mendaftar secara online pasien bisa langsung mengunggah
persyaratan pendaftaran. Kemudian pasien akan mendapatkan No.
RM bagi yang belum pernah mendaftar, bagi yang sudah akan
langsung diberi No. registrasinya berupa QRcode kemudian bisa
langsung mengkonfirmasi kehadirannya pada scanner yang
tersedia pada meja pendaftaran.
2) Pendaftaran Menggunakan E-KTP
Jika selama ini proses pendaftaran pasien baru admin pendaftaran
harus mengisi data pasien berdasarkan form yang diisi pasien maka
pada arsitektur bisnis yang baru pendaftaran pasien diharapkan
jauh lebih singkat dan mudah dengan membaca langsung data E-
KTP dengan E-KTP reader atau integrasi data kependudukan.
V-11
3) Pendaftaran Pasien Terintegrasi BPJS
Saat ini proses pendaftaran pasien pada instalasi pelayanan
terutama rawat jalan memakan waktu yang cukup lama khususnya
bagi pasien yang menggunakan BPJS dan JAMKESDA. Hal ini
terjadi karena SIMRS belum terintegrasi dengan sistem BPJS
sehingga pasien harus mengantre lebih lama untuk mendapat No.
SEP maupun No.SJP. Maka dengan Arsitektur bisnis yang baru
diusulkan integrasi antara SIMRS dengan BPJS sehingga
memangkas waktu antrean pada pendaftaran pasien bukan hanya
pada IRJ namun juga pada instalasi-instalasi lain.
C. Dokter Terlibat Langsung dalam Penggunaan SIMRS
Jika selama ini dokter RSUD Arifin Achmad tidak terlibat dalam
penggunaan SIMRS, maka pada arsitektur bisnis yang baru dokter akan
dimaksimalkan perannya untuk ikut terlibat dalam penggunaan SIMRS.
Dokter akan didorong untuk menginput diagnosa dan tindakan-
tindakan yang diterima pasien serta resep obat pasien langsung pada
sistem. Dokter jugalah yang nantinya akan melakukan konsul
keinstalasi-instalasi lain yang dibutuhkan pasien. Sehingga, diharapkan
dapat mengefisiensikan pelayanan.
D. Pemanfaatan E-file Rekam Medis
Pemanfaatan e-file rekam medis diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan medis RSUD Arifin Achmad.
Selama ini banyak waktu yang terbuang karena penginputan kembali
yang harus dilakukan oleh admin SIMRS dari diagnosa dokter yang
dicatatkan pada berkas status pasien. Dengan pemanfaatan e-file rekam
medis seutuhnya, pelayanan pasien misalnya pada poli rawat jalan juga
bisa lebih efisien karena pasien tidak lagi harus menunggu lama berkas
rekam medisnya diambil oleh petugas poli. Pemanfaatan e-file rekam
medis juga dapat mencegah hilangnya data rekam medis pasien karena
berkas manual rusak atau hilang.
V-12
E. Penggunaan Resep Online
Resep online adalah tindak lanjut dari pemanfaatan e-file rekam medis.
Pemanfaatan resep online diharapkan dapat mendorong peningkatan
kualitas layanan RSUD karena pasien tidak perlu lagi membawa kertas
resep kemana-mana untuk menebus obat yang mungkin saja hilang
ditangan pasien.
F. Mengintegrasikan SIMRS dengan Peralatan Pemeriksaan Medis
Jika sebelumnya hasil pemeriksaan pasien seperti pada instalasi
radiologi diinputkan kembali kedalam SIMRS maka pada arsitektur
bisnis yang baru SIMRS di rekomendasikan untuk terintegrasi dengan
peralatan-peralatan medis pemeriksaan agar hasilnya langsung
tersimpan dalam SIMRS dan mempermudah proses diagnosa pasien
oleh dokter. Hal ini diharapkan dapat mempersingkat waktu pelayanan
pasien.
G. Penggunaan Aplikasi CRM Notifikasi untuk Pasien
Aplikasi notifikasi pasien ditujukan sebagai pengingat bagi pasien
terhadap pelayanan medisnya seperti bila pasien membutuhkan
pengobatan lanjutan kapan tepatnya pasien harus datang berkunjung,
jika pasein melakukan pemeriksaan pada instalasi penunjang seperti
patologi dan radiologi dan harus menunggu hasilnya kapan tepatnya
hasilnya dapat diambil dan hal-hal lain yang sifatnya mengingatkan
pasien mengenai pengobatannya di RSUD Arifin Achmad.
Pengembangan aplikasi crm ini diharapkan meningkatkan kualitas
hubungan RSUD dengan pasiennya serta meningkatkan kredibilitas
RSUD Arifin Achmad.
H. Pendistribusian Farmasi yang Terkomputerisasi
SIMRS yang berjalan pada instalasi farmasi saat ini masih sebatas
pendukung proses bisnis pada instalasi farmasi RSUD Arifin Achmad.
Pada arsitektur bisnis yang baru distribusi farmasi didorong untuk
sepenuhnya menggunakan SIMRS yaitu mulai dari pengorderan obat
dan alat-alat farmasi habis pakai, penerimaan dan pencatatan stok
V-13
sampai kepada permintaan dan distribusi dari dan kepada poli maupun
depo farmasi.
V-14
No Modul Fungsi Fitur
a) Sistem yang digunakan 1. Pendaftaran pasien
2 Rawat Jalan
untuk mencatat seluruh online
proses bisnis Instalasi 2. Integrasi data
rawat jalan pasien dengan data
asuransi seperti
BPJS, jamkesda
dan jasaraharja.
3. Akses dokter
4. resep dokter online
5. Konfirmasi
pemeriksaan
dengan QR-Code
6. Konfirmasi konsul
pada instalasi
penunjang dengan
QR-Code
V-15
No Modul Fungsi Fitur
6. Konfirmasi konsul
pada instalasi
penunjang dengan
QR-Code
V-16
No Modul Fungsi Fitur
dengan aplikasi
mobile health care
companion.
V-17
No Modul Fungsi Fitur
jamkesda dan
jasaraharja.
3. Akse terapis dan
psikolog
V-18
No Modul Fungsi Fitur
patologi maupun
radiologi
4. Notif kontrol
perobatan pasien
5. Modul resep online
pasien.
V-19
No Modul Fungsi Fitur
pendidikan dan 3. Notif penelitian
penelitian melalui sms
V-20
No Modul Fungsi Fitur
a) Aplikasi yang mencatat 1. Informasi aset
17 Logistik
dan memfasilitasi RSUD
proses bisnis bagian 2. Informasi
logistik pengadaan logistik
3. Permintaan
pengadaan logistik
V-21
2) Rekomendasi Arsitektur Aplikasi
Rekomendasikan rancangan arsitektur system informasi pada peelitian sebelumnya, dihasilkan rekomendasi seperti pada diagram berikut:
Gambar 5.3 Diagram Rancangan Arsitektur Sistem informasi RSUD Arifin Achmad
V-22
pada diagram diatas terlihat rekomendasi interaksi aplikasi antara
pasien sebagai client dengan SIMRS sebagai sistem utama pelayanan RSUD
Arifin Achmad. Pada rekomendasi arsitektur yang baru, direkomendasikan
penambahan jalur pendaftaran pasien yaitu melalui portal internet dan
aplikasi mobile yang akan memudahkan pendaftaran pasien. Akses akan
diberikan pada dokter, analis lab, terapis, serta psikolog dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan medis. Diusulkan juga
adanya inegrasi dengan pihak ketiga yaitu vendor farmasi, penyedia jasa
asuransi seperti BPJS serta jasaraharja serta dengan rumah sakit yang menjadi
asal maupun tujuan rujukan pasien. Proses pelayanan medis akan didukung
dengan pemanfaatan aplikasi mobile yang diharapkan dapat mempermudah
akses bukan hanya bagi pelaku medis namun juga bagi pasien RSUD Arifin
Achmad.
V-23
No. Permasalahan Solusi Aktivitas
(Merujuk pada tabel 4.1
bab IV)
komputer akibat perbaikan maupun
renovasi sebuah bangunan di RSUD
Arifin Achmad
V-24
No. Permasalahan Solusi Aktivitas
(Merujuk pada tabel 4.1
bab IV)
4 a) Standart Operasional 1) Membangun SOP yang baku untuk
Prosedur (SOP) keseluruhan aktivitas bisnis pada
b) Sikap dan Kinerja
RSUD Arifin Achmad
Pegawai
c) Kualitas SDM 2) Melakukan sosialisasi dan pelatihan
Penguna SIMRS kepada user dalam perkembangan
d) Jumlah SDM EDP
sistem aplikasi yang baru.
e) Penambahan Aplikasi
Selain SIMRS 3) Menambah SDM pada unit instansi
f) Kebijakan Kepala EDP RSUD Arifin Achmad
Ruangan
khususnya untuk system analis dan
g) Sosialisasi
Penggunaan SIMRS jaringan.
h) Permasalahan Non 4) EDP RSUD Arifin Achmad
Teknis Sebaiknya menjadi keseluruhan pusat
Pencatatan
Permasalahan data yang ada di rumah sakit.
Penambahan aplikasi selain SIRMS
baik itu sistem keamanan rumah sakit,
sistem parkir dan lain lain, melibatkan
pihak EDP selaku pusat data.
5) Kepala ruangan yang memiliki
wewenang untuk menata ruangan
sebaiknya melakukan prosedur untuk
memohon pengajuan perbaikan,
pemindahan atau penambahan
perangkat keras.
6) Perlu adanya pelatihan terhadap
penggunaan aplikasi SIMR.
7) Mengajarkan pada staff unit instansi
untuk melakukan self maintenance
terhadap kendala-kendala ringan yang
terjadi pada personal komputer yang
mereka operasionalkan.
8) Melakukan pencatatan permasalahan-
permasalahan yang terjadi, dengan
tujuan permasalahan yang pernah
V-25
No. Permasalahan Solusi Aktivitas
(Merujuk pada tabel 4.1
bab IV)
terjadi dapat menjadi pembelajaran
terhadap kendala yang akan datang.
Kondisi terkait permasalah yang ada pada data center telah dibahas
pada Bab IV Analisis Arsitektur Teknologi.
V-26
b) Rancangan Gedung Instalasi EDP RSUD Arifin Achmad
Berikut ini adalah gambar rancangan untuk Gedung baru EDP RSUD Arifin Achmad:
20.25 m
12 Ruangan
Sholat Ruangan Fire
2m
Fire
KEP. EDP
Alarm
Alarm
Toilet Rapat
GUDANG
Control
Control
7.5 m
Generator
7
9.6 m
17 6
6
C Fire
1
Alarm Fire
Control Alarm
Fire
Alarm Card Reader & Control
11 m
Control Door Security
C
C
Pantry
1.20 m
1.75 m
Alarm Door Security
Door Security
10
Fire
Minyak Tempat Control
Jaringa
11
Alarm
Fire
Alarm Wudhu 8 Control
Control C
C n 4
3.5 m
Monitoring
Fire
18 Alarm
12.6 m
Control
Door Security Card Reader &
Door Security
5
1.75 m
TEMPAT Server
MAKAN 9
SERVER PDU
Security Pos Tempat Barang Ruangan
Masuk Pengunjung 3 KW
3m
2
15
19 Locker
1.6 m
1.25 m
6.25 m 5m
11.25 m
3.25 m 3.25 m 2m 1.25 m 2.5 m
3.75 m
9m
V-27
Berdasarkan analisa kebutuhan yang akan datang untuk mendukung aktivitas pada
data center RSUD Arifin Achmad maka diberikan rekomendasi perbaikan dan
penambahan ruangan dengan penjelasan sebagai berikut yakni:
Tabel 5.6 Rekomedasi Rancangan Gedung EDP RSUD Arifin Achmad
Ukuran
Nama Gedung Perangkat
No Keterangan
Ruangan Pendukung
(P X L)
V-28
Ukuran
Nama Gedung Perangkat
No Keterangan
Ruangan Pendukung
(P X L)
ditambah dengan ruangan kepala instalasi
EDP.
10 Gudang 2.5m x Gudang yang saat ini ada perlu pembenahan CCTV, APAR,
1.20m pada segi pemanfaatan kapasitas yang ada, Fire Alarm
perangkat keras yang tidak terpakai bisa dan Control
dilakukan perbaikan atau pun pemindahan Acces
permanen pada gudang penyimpanan rumah
sakit.
11 Tempat 10.6m x Pantri yang saat ini ada perlu pembenahan APAR, Fire
Makan/Pantri 2m tataletak barang, meletakan jenjang dan sisa Alarm
kabel jaringan pada gudang penyimpanan
baru
14 Ruang Rapat 4.5m x Ruangan rapat perlu pembenahan pada Fire Alarm
7.5m perangkat keras yang tidak terpakai. Pelu
pemindahan ke ruangan gudang yang baru
V-29
Ukuran
Nama Gedung Perangkat
No Keterangan
Ruangan Pendukung
(P X L)
Perancangan ruangan baru ini nantinya akan dapat menambah dukungan terhadap
proses bisnis rumah sakit untuk jangka waktu yang lama.
No Rekomendasi Tujuan
Membangun PDU (Power Menghindari interferensi electromagnetic terhadap
1 Distribution Unit) perangkat keras server. PDU juga bertujuan untuk
menjadi ruangan khusus mengatur sistem
kelistrikan pada data center
Menambah panel listrik Pada PDU yang akan dibangun, perlu pemisahan
2 yang dapat membagi arus jalur listrik masuk, dengan tujuan listrik dapat di
listrik terhadap perangkat putus berdasarkan jalurnya masing masing saat
listrik yang penunjang terjadi perbaikan infrastruktur listrik. Sehingga
server atau non server tidak perlu mematikan perangkat server ketika ada
perbaikan pada perangkat listrik non server
V-30
No Rekomendasi Tujuan
Melakukan pelabelan Ketika PDU dibangun, pelabelan listrik sesuai
3 pada kabel istrik kebutuhan perangkat keras sebaiknya dilakan
supaya mengurangi resiko kesalah mematikan arus
listrik pada data center
Membangun Panel Board Pada rak kabinet perlu dibangun panel board yang
4 khusus untuk perangkat terintergrasi dengan sistem grounding. Panel board
server sendiri bertujuan untuk membagi arus listrik sesuai
dengan kebutuhan perangkat listrik server
V-31
Untuk memudahkan pemahaman terhadap rekomendasi perbaikan kelistrikan data center, dapat dilihat gambar kelistrikan berikut ini:
JALUR KELISTRIKAN
PLN
12 Ruangan
Sholat Ruangan Fire
KEP. EDP
Alarm
14
Alarm
ADM EDP
Control
JALUR KELISTRIKAN 13
JALUR KELISTRIKAN JALUR KELISTRIKAN
Ruangan GUDANG BARU 7
Generato
17 r 6
C Fire
1
Alarm Fire
Control Alarm
Fire
Alarm Card Reader & Control
Control Door Security
C
C
4
Pantry
Gudang
Gudang
Card Reader & Alarm
Fire
Card Reader & 5 R.
Door Security
Minyak 10 Door Security Control Fire
Tempat
Fire
Alarm
11 Wudhu 8
Alarm
Control Jaring
Control C
C an
Monitoring
Fire
18 Alarm
Control Card Reader &
Card Reader &
Door Security
TEMPAT
Door Security
Server Server
3
MAKAN
PDU
Security Pos Tempat Barang Ruangan SERVER
Masuk Pengunjung 9 KW
2
15
19 Locker
V-32
5.3.3 Rekomendasi Pendinginan Data Center
Berdasarkan kondisi saat ini pada system pendinginan pada data center (4.2.3
sistem pendinginan data center), maka direkomendasikan system pendinginan yang baru
sebagai berikut:
Lamp
Hot Air
Bagian Depan
Bagian Belakang Bagian Depan Server Bagian Belakang
Server
Rack Server Server
Rack Server
Server
Raise
Cold Air
Floor
V-33
Dengan menerapkan sisem pendinginan yang baru ini (N+1), server nantinya
dapat menunjang banyak rak kabinet dan server dalam satu ruangan tampa takut
mengalami kendala suhu. Dengan pemanfaatan pembagian alur udara panas dan dingin
diharapkan untuk ruangan server terhindar dari kondensasi embun yang diakibatkan
udara panas dan dingin bertemu. Pemanfaatan raise floor juga sangat membantu proses
peyaluran udara dingin dari bawah rak kabinet.
No Aktivitas Rekomendasi
Pelabelan Jaringan Pelabelan jaringan penunjang SIMRS pada
1 rumah sakit RSUD Arifin Achmad tidak
sepenuhnya diberikan label. Hanya beberapa unit
instansi saja yang berlabel. Hal ini sepenuhnya
bukan salah pihak instalasi EDP, melainkan
pihak vendor sebelumnya tidak melakukan
labeling pada perangkat jaringan penunjang
SIMRS. Untuk kedepannya agar memudahkan
kinerja dalam permasalahan jaringan, alangkah
sebaiknya melakukan tracking jaringan pada unit
unit komputer yang terhubung dengan SIMRS.
Pemberian label pada jaringan juga merubah jenis
V-34
No Aktivitas Rekomendasi
koneksi kabel yang semula Direct Connecting
Cabling menjadi Distributed Cabling. Tujuan
dari pembagian koneksi yang tertata dengan rapi
setelah dilakukan pelabelan, akan memudahkan
troubleshooting pada kendala jaringan di
linkungan rumah sakit.
V-35
Tabel 5.9 Rekomendasi Sistem Keamanan Data Center
V-36
5.4.1 Aplication Portofolio Catalog
Berikut ini adalah portofolio aplikasi baru yang telah direkomendasikan, setiap
modul yang telah dikembangkan nantinya akan direkomendasikan perngakat teknologi
pendukung jalannya SIMRS
Tabel 5.10 Portofolio aplikasi yang baru
No
Modul Fungsi
1 Rawat Darurat Sistem yang digunakan untuk mencatat seluruh proses
bisnis IRD
V-37
No
Modul Fungsi
14 Asuhan keperawatan Aplikasi yang memonitoring dan merekomendasikasikan
perbaikan layanan perawatan pasien
V-38
No Kategori Jenis
c) Android For Mobile App
Berdasarkan tabel 5.10 Portofolio rekomendasi aplikasi baru dan tabel 5.11
Platform Service maka dapat digambarkan sebuah Platform Decomposition Diagram
serperti di bawah ini:
V-39
Client Interface Domain
Aplication
No Nama Modul Presentation Network Platform Database
19 Knowledge Web Browser, LAN PHP MYSQL
Management Mobile Apps
20 Eksekutif information Web Browser, WLAN PHP MYSQL
system Mobile Apps
Pada tabel diatas dapat diambil kesimpulan keseluruhan platform yang akan
berjalan melalui web browser yang memiliki tampilan responsif dari beberapa framework
PHP yang bisa digunakan. Dari framework yang ada, dapat dikonversikan dalam berbagai
bentuk aplikasi mobile yang bersifat web view, hal ini diharapkan dapat memudahkan
pengguna, aplikasi ini berjalan pada handphone berbasis android dan ios.
V-40
5.4.3 Technology Portofolio Catalog
Berdasarkan pembahasan dari portofolio aplikasi pada tabel 5.10 Portofolio aplikasi yang baru maka akan dibuat sebuah catalog
teknologi terbaru sebagai berikut :
Tabel 5.13 Technology Portofolio Catalog
Modul
Rekam Medik
UGD 4 PC,
Informasi UGD 1 DOT Printer,
PC, Administrator Web PHP & Internet Intel Core I5, Laser Printer,
Rawat Firewall
2 PC, Depo Browser, Mobile MYSQL Ethernet Portal 2GB RAM, Scanner,
Darurat , IDs
Farmasi UGD 2 Mobile Apps App Publik 500Gb HDD Barcode
PC, ICU 1 PC, Scanner
OKA 1 PC, VICU
1 PC, Labor 1 PC
Poli Paru 1PC, Poli Web PHP & Ethernet Internet Intel Core I5, DOT Printer,
Firewall
Rawat Jalan THT 1PC, Poli Browser, Mobile MYSQL & Portal 2GB RAM, Laser Printer,
, IDs
Obgin 1PC, Poli Mobile Apps App WLAN Publik 500Gb HDD Scanner,
V-41
Anesti 1PC, Poli Barcode
Gizi 1PC, Poli KB Scanner
1PC, Poli Jantung
1PC, Poli Penyakit
Dalam 1PC, Poli
Syaraf 1PC, Poli
Bedah Plastik 1PC,
Poli Urologi 1PC,
Poli Ortopedi 1PC,
Poli Bedah Umum
1PC, Poli THT
1PC, Poli Mata
1PC, Poli Gizi 1PC,
Poli Bedah Mulut
1PC, Poli Onkologi
Anak 1PC.
R. Cempaka 1 3PC,
R. Cempaka 2 3PC,
R. Bogenvil 1 3PC, DOT Printer,
R. Bogenvil 2 3PC, Web PHP & Internet Intel Core I5, Laser Printer,
Firewall
Rawat Inap R. Anyelir 3PC, R. Browser, Mobile MYSQL Ethernet Portal 2GB RAM, Scanner,
, IDs
Dahlia 3PC, R. Mobile Apps App Publik 500Gb HDD Barcode
Flamboyan 3PC, R. Scanner
Kenanga 3PC, R.
Cendrawasih 3PC,
V-42
R. Camar 3PC, R.
Mawar 3PC, R.
Merak 3PC, R.
Melati 3PC, R.
Kep. Instalasi 1PC,
R. Angrek 3PC.
Depo Rawat Jalan 4
PC, Farmasi UGD
2PC, Farmasi
Umum 4 PC, Depo DOT Printer,
Farmasi Gedung Ethernet Internet Intel Core I5, Laser Printer,
Web Firewall
Farmasi Utama 8 PC, PHP MYSQL & Portal 2GB RAM, Scanner,
Browser , IDs
Instalasi Farmasi WLAN Publik 500Gb HDD Barcode
3PC, Ruangan Scanner
Rawat Inap 6 PC
PC, Depo IBS 2
PC.
DOT Printer,
Intel Core I5,
Instalsi Radiologi 8 Web Firewall Barcode
Radiologi PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
PC. Browser , IDs Scanner, Laser
500Gb HDD
Printer
Adm Patologi 2 DOT Printer,
Intel Core I5,
PC, Ruangan Web Firewall Barcode
Patologi PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
Instalasi 3 PC, Kep Browser , IDs Scanner, Laser
500Gb HDD
Instalasi 1 PC. Printer
V-43
DOT Printer,
Instalasi Rehab Intel Core I5,
Web Firewall Barcode
Rehab Medis Medik 3 PC, Kep PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
Browser , IDs Scanner, Laser
Instalasi 1 PC 500Gb HDD
Printer
Instalasi Bedah DOT Printer,
Intel Core I5,
Bedah Sentral 3 PC, Kep. Web Firewall Barcode
PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
Sentral Instalasi Bedah 1 Browser , IDs Scanner, Laser
500Gb HDD
PC Printer
DOT Printer,
Personal Adm PHC VIP 2 Web PHP & Internet Intel Core I5, Barcode
Firewall
Healthcare PC, Adm PHC Browser, Mobile MYSQL Ethernet Portal 2GB RAM, Scanner, Laser
, IDs
Companion Umum 2 PC Mobile Apps App Publik 500Gb HDD Printer, Modem
SMS Getway
GSM/WC
Web PHP & Intel Core I5, Modem SMS
SMS DMA Firewall
1 PC Browser, Mobile MYSQL Ethernet 2GB RAM, Gateway, DOT
Gateway Operator , IDs
Mobile Apps App 500Gb HDD Printer
Celuler
Akuntasi 14 PC,
Bag. Mobilisasi
Dana 4 PC,
Intel Core I5,
Pembendaharaan 2 Web Firewall DOT Printer,
Keuangan PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
PC, Perancangan Browser , IDs Laser Printer
500Gb HDD
Anggaran 6 PC,
Kasir GU 5 PC,
Kasir Casemix 1
V-44
PC, Kasir UGD 1
PC, Kasir Rawat
Jalan 2 PC.
DOT Printer,
Pendidikan Kep Diklit 1 PC, Intel Core I5, Barcode
Web Firewall
dan Administrator 4 PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM, Scanner, Laser
Browser , IDs
penelitian PC. 500Gb HDD Printer, Modem
SMS Getway
RM Cesmix 7 PC,
DOT Printer,
RM UGD 4 PC, Intel Core I5,
Web Firewall Barcode
Rekam medis RM Rawat jalan 2 PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM,
Browser , IDs Scanner, Laser
PC, Instalasi RM 500Gb HDD
Printer, Scanner
12 PC.
Keperawatan
Gedung Utama Intel Core I5,
Asuhan Web Firewall
3PC, R. Komite PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM, Laser Printer
keperawatan Browser , IDs
Kep 2 PC, R. 500Gb HDD
Sarana Kep 2 PC.
Kep Instalasi gizi 1 Intel Core I5,
Web Firewall
Gizi PC, Adm Gizi 2 PHP MYSQL Ethernet Intranet 2GB RAM, Laser Printer
Browser , IDs
PC. 500Gb HDD
Internet Intel Core I5,
Administrasi Bank Web Firewall
Bank darah PHP MYSQL Ethernet Portal 2GB RAM, Laser Printer
Darah 3 PC. Browser , IDs
Publik 500Gb HDD
V-45
DOT Printer,
Internet Intel Core I5,
Instalasi Logistik Web Firewall Barcode
Logistik PHP MYSQL Ethernet Portal 2GB RAM,
5PC. Browser , IDs Scanner, Laser
Publik 500Gb HDD
Printer
Intel Core I5,
Web
Kepegawaian 13 PC PHP MYSQL Ethernet Intranet Firewall 2GB RAM, Laser Printer
Browser
500Gb HDD
Intel
Broadwell
Eksekutif Web PHP & Internet Celeron
Firewall
Information 10 PC Browser, Mobile MYSQL Ethernet Portal N3050 -
, IDs
System Mobile Apss App Publik 500GB
HDD, 4Gb
DDR3
V-46
5.4.4 Communication Engineering Diagram
Berdasarkan pembahasan pada bab 4.4.4. diberikan rekomendasi
perangkat arsitektur jaringan yang mendukung jalannya SIMRS dengan
membangun sistem keamanan jaringan berupa firewall dan Ids. Dengan
tujuan mencapai tiering 3 pada keseluruhan aktivitas pada RSUD Arifin
Achmad, maka direkomendasikan untuk membangun infrastruktur jaringan
sebagai berikut:
IGD
LT. 3
ISP
VPN Pihak REPLIKA SERVER
LT. 2
ketiga
IDS DATABASE SIMRS
LT. 1 SERVER
CORE
SWITCH 2
SERVER FARM
Pasif
RAWAT JALAN
WEB APLIKASI SIMRS
Firewall SERVER
BPJS,
Jasaraharja, VPN Pihak
LT. 2 Jamkesda, ketiga STORAGE SERVER
Asuransi lainya
FO
NFS
FO
FO
LT. 1 FO
FO
FO
CORE
RADIOTERAPI
SWITCH 1 BRIGING SERVER INACBG SERVER
Aktif
RADIOLOGI
FO
LT.4
LT. 1
LT.3 SDM
Ground
REHAB MEDIK LT. 2 FO Floor
LT. 1
LT.3
LT. 2
TB
GIZI
LT. 1
V-47
Berdasarkan desain topologi pada Gambar 5.6 Communication
Enginering Diagram, maka peneliti meyarankan penambahan kabel fiber
optic yang terhubung ke EDP ke ruangan instalasi logistik. Dengan
penambahan kabel tersebut, maka akan mengurangi beban pada wallmount
instalasi gizi.
Instalasi Logistik dan Rumah Tangga memiliki peran penting dalam
mendukung kearsipan barang invetaris rumah sakit. Jadi sangat memiliki
akses data yang banyak setiap waktu. Inilah alasan peneliti untuk
menambahkan satu jaringan FO pada instansi logistik.
Peneliti juga menambahkan rekomendasi dengan menambahkan
accses point pada ruangan casemix gedung utama, instalasi farmasi dan
ruangan rawat jalan. Access point ini diharapkan dapat menjadi solusi dari
kebijakan kepala ruangan yang dapat memodifikasi ruangan sesuai dengan
kebutuhan instalasi tersebut. Dengan adanya sistem WLAN ini nantinya akan
menghemat penggunaan kabel dan lebih flexibel dalam operasionalnya.
Diharapkan ketika RSUD Arifin Achmad telah memiliki internet
service provider (ISP), Seluruh ruangan penunjang medis memiliki akses
Internet dengan skema jaringan WLAN. Hal ini bertujuang untuk
memudahkan komunikasi baik kedalam maupun keluar rumah sakit.
Berikut ini adalah rekomendasi dari perangkat keras server yang
mendukung jalannya SIMRS pada RSUD Arifin Achmad:
A. Gedung EDP
Berikut adalah rekomendasi spesifikasi dari perangkat server pada
gedung EDP RSUD Arifin Achmad:
Tabel 5.14 Rekomendasi Spesifikasi Server
No Spesifikasi Deskripsi
V -48
Membangun Network File System (NFS) dan Netwok
Aplication Layer Information System (NIS)
V -49
5.5 Analisis Kesenjangan
Berikut ini adalah tabel analisis kesenjangan dari arsitektur teknologi
jaringan pendukung jalannya SIMRS pada Instalasi RSUD Arifin Achmad:
Tabel 5.15 Analisis Kesenjangan
V -50
No Instalasi Kondisi saat ini Rekomendasi
7) Menambahkan layar informasi
V -51
No Instalasi Kondisi saat ini Rekomendasi
4) Melakukan pemetaan jaringan
setiap ruangan
5) Menambahkan jalur akses
point untuk mengurangi
permasalahan dan kendala
dalam koneksi jaringan yang
ada pada ruangan farmasi.
6) Menambah komputer
7) Mengganti komputer yang
sudah ada saat ini dengan yang
baru
V -52
No Instalasi Kondisi saat ini Rekomendasi
11 Ruang A. Koneksi jaringan 1) Perawatan perangkat jaringan
Neonatus berasal dari switch area gedung
instalasi irna medikal 2) Peremajaan perangkat
B. Lokal area gedung dan
pendukung jaringan
ruangan menggunakan
kabel UTP 3) Melakukan labeling
4) Melakukan pemetaan jaringan
setiap ruangan
V -53
No Instalasi Kondisi saat ini Rekomendasi
17 Ruangan A. Jaringan pada ruangan 1) Perawatan perangkat jaringan
Logistik logistik terhubung area gedung
dengan switch pada 2) Peremajaan perangkat
ruangan gizi.
pendukung jaringan
B. LAN disetiap ruangan
menggunakan kebel 3) Melakukan labeling
UTP. 4) Melakukan pemetaan jaringan
setiap ruangan
5) Menambah komputer yang ada
6) Menambah jalur kabel fiber
optic dari instalasi EDP
V -54
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
VI -2
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Penusa & Aditya Rachmadi, (2012). Analisa Proses Bisnis Dan Perancangan
Sistem Informasi Distribusi Produk Makanan Ringan Menggunakan Framework
TOGAF ADM 9 (Studi Kasus : UD. Sido Jaya Kediri), 9, 1–7.
Ali, S. M., Soomro, T. R., & Brohi, M. N. (2013). Mapping Information Technology
Infrastructure Library With Other Information Technology Standards and Best
Practices. Journal of Computer Science, 9(9), 1190–1196.
http://doi.org/10.3844/jcssp.2013.1190.1196
Gandhi, A., Kurniati, (2012). Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis TOGAF
ADM, 2012(Snati), 15–16.
Febrian, Jack. (2007). Kamus Komputer dan Teknologi Informasi. Penerbit Informatika.
Bandung
xxii
Herucakra, A. G., Fajar, A., & Hanafi, R. (2012). Analisis dan Perancangan Enterprise
Architecture untuk Mendukung Fungsi Terkait System Online Payment Point
Menggunakan Framework TOGAF ADM pada PT Pos Indonesia.
Paul Fronstin, E. (2003). Tiered Networks for Hospital and Physician Health Care
Services, (260).
Supriatna, A. (2010). Analisa Penerapan Togaf dan Cobit dalam Tata Kelola Teknologi
Informasi Sebagai Usulan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Seminar Nasional Informatika (semnasIF 2010), (semnasIF), 1–8.
Suryanto, A. (2011). Implementasi Model Analisis Perbaikan Faktor Daya Listrik Rumah
Tangga dengan Simulasi Perangkat Lunak, 3(1), 47–56.
Zenon Chaczko, Christopher chiu, A. vtar S. K., & Faculty. (2010). Smart Hospital
Management system: An Integration of Enterprise Level Solutions utilising open
group architecture framework (TOGAF).
xxiii
David, F. R. (2006). Manajemen Strategis. Edisi sepuluh. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Indrajit, R. E. (2001). E-commerce Kiat dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Jakarta: Elex
Media Kompetindo Kelompok Gramedia.
N, Rion Abu (2011). Analisa Dan Perancangan Green Computing Studi Kasus Data
Center Universitas Mercubuana. Library Universitas Mercubuana
xxiv
Agus, Irianto. 2010. Statistika Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Ahmad K, Subekti I, dan Wijayanti A.(2010). The real and accruals earnings
management: satu perspektif dari teori prospek. Kumpulan makalah
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XIII, Purrwokerto.
Subardi, A. (2001). Manajemen Pengantar Edisi Revis. Yogakarta: Unit Penerbitan dan
Percetakan Akademi Manajemen; Hal.3-4.
Turban, E. e. (2005). Introduction to Information Tecnology. New york: The Free Press.
TIM IT Master Plan RSUD (2017), “IT Master Plan RSUD Arifin Achmad 2017-2020,”
Pekanbaru,riau
Paul Fronstin, E. (2003). Tiered Networks for Hospital and Physician Health Care
Services, (260).
Suryanto, A. (2011). Implementasi Model Analisis Perbaikan Faktor Daya Listrik Rumah
Tangga dengan Simulasi Perangkat Lunak, 3(1), 47–56.
Reichle & De-Massari AG, “R&M Data Center,” Handbook V2.0 2011
The Green Grid, “The Green Grid Data Center Power Efficiency Metrics: PUE
and DCiE,” http:// www.thegreengrid.org/ akses:20 mei 2016
Diah E. Yulianti dan Hafda B. Nanda. (2008). Best Practice Perancangan Data Center.
xxv
Setiawan D, (2004). Go Green Data Center. Jakarta
Ward, J. P. (2002). Strategic Planning for information sysstem. London: John Wiley &
Sons Ltd.
xxvi
LAMPIRAN
Berikut adalah struktur organisasi yang saat ini ada pada RSUD Arifin Achmad.
A-1
LAMPIRAN B: Wawancara
B-1
B-2
B-3
B-4
B-5
B-6
B-7
B-8
B-9
LAMPIRAN C: Daftar Distribusi Assets KSO SIMRS RSUD Arifin Achmad 2016
C -1
C -2
C -3
C -4
LAMPIRAN D: Daftar Komputer RSUD Arifin Achmad (Rumah Tangga)
D -1
D -2
D -3
LAMPIRAN E: Daftar Infrastutur Komputer Hasil Pendataan
E -1
E -2
E -3
E -4
E -5
LAMPIRAN F: Denah Persebaran Wallmount Jaringan
GEDUNG
RADIOTERAPHY GEDUNG RAWAT
INAP KELAS III GEDUNG IGD
GEDUNG
FARMASI
GEDUNG IRNA
MEDIKAL
GEDUNG
INSTALASI GIZI
GEDUNG REKAM
GEDUNG MEDIK
REHABILITASI
MEDIK
GEDUNG
POLIKLINIK
RAWAT JALAN
EDP RSUD
GEDUNG UTAMA
RSUD ARIFIN
ACHMAD
F-1
LAMPIRAN G: Kondisi Foto Perangkat Dan Data Center IGD Lt 2
G-1
LAMPIRAN H: Kondisi Wallmount Jaringan di IGD
H-1
LAMPIRAN I: Kondisi Jaringan di Ruangan Ceismix
I-1
LAMPIRAN J: Kondisi Jaringan di Ruangan Farmasi
J-1
LAMPIRAN K: Kondisi Jaringan di Ruangan ADM Gedung Utama
K-1
LAMPIRAN L: Kondisi Rak Kabinet Server
L-1
LAMPIRAN M: Kondisi Ruangan Server
M-1
LAMPIRAN N: Kondisi Lantai Ruangan Server
N-1
LAMPIRAN O: Grounding
O-1
LAMPIRAN P: Denah RSUD Arifin Achmad
P-1
LAMPIRAN Q: Website SIMRS-PT Simpul Reka Sarana
Q-1
Q-2
Q-3
LAMPIRAN R: Forum Group Discussion
R-1
R-2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
\
xxvii
R-xxviii