Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putu Ayu Anggya Agustina

NIM : 1781611016
No. Absen : 16
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Moral knowledge (p.175)

1. Telah di klaim bahwa Winston Churchill mengetahui bahwa Luftwaffe akan


membom Coventry pada Perang Dunia ke-II. Fakta ini tidak diungkapkan
karena, jika diungkapkan, Pihak Jerman akan mengetahui bahwa kita telah
memecahkan Kode Enigma dan ini akan menambah keuntungan stategis bagi
pihak Jerman terhadap Front Barat dan dengan kemungkinan pihak Jerman
akan menang. Diskusikan apakah keputusan Churchill secara etis dapat
dibenarkan.
Jawab:
Menurut saya terkait dengan fakta ini tidak diungkapkan, yaitu klaim bahwa
Winston Churchill mengetahui bahwa Luftwaffe akan membom Coventry
pada Perang Dunia ke-II bahwa sikap yang dilakukan Churchill adalah benar.
Sebab, dalam utilitarianisme suati tindakan yang kita lakukan, baik itu benar
atau salah semuanya tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan dari
tindakan tersebut. Jika dilihat dari sikap Winston Churchill yang tidak
menyebarkan rencana pengeboman tersebut, maka Jerman tidak mendapatkan
peluang keuntungan untuk menang terkait aksinya yang akan menyebabakan
warga sipil yang tidak berdosa menjadi korban. Cara yang dilakukan oleh
Winston Churchill sudah tepat, yaitu mencegah terjadinya bencana yang lebih
besar terjadi yaitu kemenangan Jerman atas Front Barat yang akan
mengakibatkan lebih banyak lagi warga sipil yang menjadi korban akibat
kekejaman pihak Jerman. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tindakan
yang dilakukan Churchill dalam hal ini adalah dapat dibenarkan dalam
pengetahuan moral, yaitu dengan menggunakan intuisi etika kita sendiri.

2. Buatlah sebuah skenario film yang dapat mengilustrasikan teori moral yang
menurut anda paling memuaskan.
Jawab:
Saya akan membuat skenario film tentang seorang anak perempuan yang tidak
berhenti untuk percaya dan berharap dalam hidupnya, walaupun ia terkena
leukimia. Ia percaya bahwa teman masa kecilnya yang ia kenal nakal dan
angkuh hingga remaja akan berubah menjadi pria sejati. Ia meyakini juga
bahwa disisa hidupnya ia dapat melakukan yang terbaik karena menurutnya
Tuhan selalu menginginkan ia untuk bahagia. Pria yang nakal itu terkenal di
sekolahnya karena ketampanan yang membuatnya populer, namun ia dapat
mengatasi kenakalan pria itu karena ia percaya bahwa pria tersebut memiliki
sisi baik. Kisah mereka dimulai dari ketika pria mendapatkan hukuman karena
telah membuat salah satu teman sekolah cidera. Pria itupun mendapatkan
hukuman memberi les privat pada adik kelas oleh sekolah karena mengingat
kemampuan adik kelasnya masih kurang serta hukuman menjadi pemain
dalam drama sekolah di akhir musim panas. Ketika menjalani hukuman, pria
ini mulai kesulitan dalam mengajari adik kelas dan mengafal teks drama. Anak
perempuan memperhatikannya hingga ia memberitahukan bahwa dirinya perlu
membuat hal beda agar adik kelas yang diberikan les privat merasa nyaman.
Seiring berjalannya waktu, pria memerlukan bantuan anak perempuan ini dan
anak perempuan mau membantunya. Konflik ejekan mulai mendramai
kehidupan mereka. Sebab, anak perempuan terlihat seperti gadis yang tidak
gaul (cupu). Pria mulai malu, jika berbicara di depan umum bersama anak
perempuan itu sampai seketika anak perempuan tersinggung karena ia
mengetahui bahwa dirinya tidak dianggap teman tetapi hanya dimanfaatkan.
Seiring berjalannya waktu, drama musim panas membuat mereka dekat karena
pria mulai menyadari bahwa kemarahan anak perempuan yang membuatnya
tidak bisa membantunya tetapi ia berusaha menjadi baik dan membuat anak
wanita merasa nyaman didekatnya serta ia akan berjanji menjadi anak yang
baik. Ia pun diminta membuktikan oleh anak perempuan tersebut dan pria itu
membuktikannya. Ia mulai menghindar dari teman-temannya yang membuat
nakal sampai akhirnya anak perempuan berhasil melihat keajaiban dari
keyakinan dan harapan yang catat dalam daftar hal-hal yang akan ia lakukan
disisa hidupnya. Hal yang dilakukan anak perempuan tersebut merupakan hal
yang bermoral karena ia berhasil menyelamatkan pria teman kecilnya dari
suatu kebodohan (kenakalan) yang sangat sering dilakukan dan disisa hidup
anak perempuan ini, pria tersebut selalu membantu merealisasikan keinginan
yang ada didaftar yang ingin dilakukan oleh anak perempuan tersebut.

3. Apakah sumber dari pengetahuan moral?


Jawab:
Menurut saya, sumber pengetahuan moral tersebut terdiri dari atas etika
Kantianisme dan etika Utilitarianisme. Moral berdasarkan etika Kantianisme
yaitu menggunakan pengetahuan apriori utnuk mengetahui apakah yang kita
lakukan benar atau tidak. Sebab moral ini dapat membuat anda bisa tergoda
untuk bertindak melakukan sesuatu dan bagaimana hal itu dapat diklaim
bahwa hal yang dilakukan benar. Sedangkan dalam etika Utilitarianisme
menggunakan pengetahuan aposteriori unutk menentukan apakah perbuatan
kita dapat dibenarkan atau tidak.

4. Formulasikan argument menurut Kantian dan utilitarian terhadap aborsi.


Apakah hasil akhir yang anda dapatkan dari masalah aborsi dan dari
pengetahuan moral? (ulang pertanyaan ini tetapi dengan referensi atas dilema
moral yang saat ini sedang ramai diberitakan)
Jawab:
Sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah aborsi, jumlah Angka
Kematian Ibu (AKI) juga semakin meningkat. Hasil penelitian Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) mendapatkan hasil bahwa AKI di
Indonesia mencapai 390 per 100.000 kelahiran tahun 2000. Berdasarkan hasil
ini, maka AKI di Indonesia menduduki urutan teratas di Asia Tenggara.
Menurut saya, pengetahuan moral utilitarian menjelaskan aborsi dapat
memberikan suatu rasa tidak adanya suatu penyesalan karena seseorang yang
melakukan merasa benar padahal itu salah. Sesorang yang melakukan aborsi
harus memiliki suatu pertimbangan yang rasional dan empiris mengapa aborsi
harus dilakukan. Walaupun aborsi dilarang tetapi karena sesuatu hal, maka
praktik aborsi masih tetap berjalan. Misalnya kehamilan sejak dini oleh anak
sekolah dan hal ini membuat aborsi dilegalkan oleh PP Nomor 61 tahun 2014
karena anak sekolah tersebut diperkosa dan bukan karena kehendak diri
sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa aborsi bisa dilakukan selama terdapat
alasan yang kuat yang melandasi tindakan tersebut.
Sedangkan menurut pendekatan Kant, aborsi tidak pantas secara moral untuk
dilakukan. Hal ini mengingat aborsi merupakan suatu tindakan yang tidak
sesuai dengan akal budi yang sehat. Tidak hanya itu saja, hal ini juga
bertentangan dengan Kode Etik Kedokteran yang bahwasanya“Setiap dokter
harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk
insani” sesuai pasal 7d. Hal ini berarti seorang dokter harus mempertahankan
dan memelihara kehidupan manusia. Apabila kebanyakan orang menganggap
ini pantas untuk dilakukan, maka orang lain yang berpikir ini tidak pantas
akan mulai tersisihkan, sehingga akan menyebabkan perkembangan moral di
masyarakat menjadi tidak baik.
Referensi atas dilema moral yang saat ini sedang ramai diberitakan ,
seperti kenyataan yang terjadi di masyarakat, yaitu banyaknya ditemukan kasus
aborsi yang dilakukan para remaja yang belum menikah. Ironisnya para remaja
tersebut pada umumnya merupakan pelajar dan mahasiswi yang datang ke
Yogyakarta dengan tujuan sekolah.Jadi mereka telah menyalahgunakan kesempatan
belajar mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang melanggar susila sehingga
mengakibatkan kehamilan. Selain kenyataan yang langsung dijumpai di dalam
masyarakat, banyak pula berita-berita aborsi di surat kabar yang mengungkap kasus-
kasus aborsi di Yogyakarta. Berita-berita tersebut memuat kasus aborsi baik yang
tertangkap pelakunya maupun yang hanya mendapatkan bekas aborsinya saja, antara
lain janin yang ditinggal begitu saja setelah selesai diaborsi. Ada juga janin yang
sengaja ditinggal di depan rumah penduduk atau di depan Yayasan pengurus bayi
terlantar seperti yang terjadi baru-baru ini. Seorang bayi ditemukan di depan Yayasan
Sayap Ibu yang merupakan tempat penampungan bayi-bayi yang berasal dari ibu
yang hamil di luar nikah, bayi anak jalanan, dan bayi-bayi lain yang tidak diurus
orang tuanya.

5. Bagaimana hal ini dapat diperdebatkan jika kita tidak memiliki pengetahuan
moral? Apakah argumen-argumen tersebut bersifat persuasif?
Jawab:
Menurut saya, jika saya adalah orang yang tidak memiliki pengetahuan moral
artinya penting bagi saya akan untuk mencari pengetahuan terkait
pengetahuan moral dengan memahami etika moral Kantian dan etika moral
utilitarianisme. Pentingnya saya mengetahui agar saya dapat membedakan
tindakan yang bermoral dan yang tidak bermoral selama saya hidup di
lingkungan saya maupun di luar lingkungan saya. Adapun beberapa keadaan
yang dapat menyebabkan kedua etika moral tersebut tidak dapat diterapkan
secara penuh. Menurut saya Etika moral Kantian sama-sama bersifat
persuasif.dan sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
masing. Ini tergantung kepada setiap individu apakah ingin mengikuti etika
moral

God (p.188)
1. Pikirkan dengan jujur tentang diri Anda: apakah Anda menipu diri Anda dengan cara
apa saja tentang keadaan mental Anda sendiri? (Atau apakah orang lain melakukan
hal ini seperti yang Anda ketahui?) Bagaimana jawaban Anda berhubungan dengan
persoalan ini apakah kita memiliki wewenang orang pertama sehubungan dengan
pikiran kita sendiri?
Jawab:
Menurut saya, terkadang saya pernah menipu diri saya dengan cara apa saja tentang
keadaan mental saya sendiri dan hal ini berkaitan denga pernyataan yang
disampaikan oleh Michael Dummett. Pernyataan beliau menjelaskan jika kita
mengejar sebuah ide atau ilmu baru untuk pengetahuan, pasti akan mengesampingkan
keberadaan Tuhan karena semua berdasarkan ilmu pasti dimana tidak akan ada
namanya suatu keajaiban. Adanya religius belief semua orang akan sadar bahwa
mereka pernah melakukan kesalahan entah dimana dan mungkin percaya akan
adanya hukum karma seseorang bisa dikatakan tidak atheism. Jadi walaupun
seseorang yang mencari sebuah ilmu pengetahuan pasti yang
mengeyampingkan keajaiban atau mukjizat tetapi orang tersebut mempunyai
religius belief maka orang tersebut bukan atheism, sehingga pernyataan terkait
saat menipu diri saya dengan cara apa saja tentang keadaan mental saya sendiri
dibantah oleh Michael Dummett. Sebab dapat diyakini bahwa keajaiban akan
mendatangi kita dalam mengejar sebuah ide (pengetahuan).

2. Apakah Hume berpikir bahwa mukjizat tidak mungkin terjadi atau mustahil?
Jawab:
Menurut saya, pemikiran oleh Hume yang menyatakan bahwa mukjizat tidak
mungkin terjadi atau mustahil masih memiliki sikap skeptisme. Mujizat adalah
peristiwa yang bertentangan dengan hukum alam. Selanjutnya, Hume
menunjukkan bahwa ada berbagai alasan mengapa kesaksian empiris tentang
mukjizat akan cenderung palsu. Orang sering berhayal atau berimajinasi dan
tampaknya tak dapat dijelaskan karena mereka hanya terlalu terbuka untuk
keyakinan bahwa harus ada justifikasi pada penjelasan supernatural untuk
fenomena tertentu. Benar atau tidaknya kemungkinan terjadi atau mustahil
mukjizat yang diberikan Tuhan kepada umatnya yang percaya kepadanya
perlu dijustifikasi Hal ini membuat diri kita untuk percaya dan meyakini
keberadaan dan kuasa Tuhan

3. Mengapa kita meragukan kesaksian seseorang mengenai mukjizat?


Jawab:
Menurut saya, kita meragukan kesaksian seseorang mengenai mukjizat
diakrenakan kita belum sepenuhnya yakin atas keberadaan Tuhan. Hume menjelaskan
bahwa ada berbagai alasan mengapa kesaksian empiris tentang mukjizat akan
cenderung palsu. Berdasarkan pernyataan Hume dapat ditunjukkan bahwa masih
terdapat sikap skeptisme karena hal ini menentang hukum alam, dan perlu dipastikan
dengan cara menguji benar terjadi atau tidak agar semua orang tidak hanya
mendengar dari satu kata saja melainkan mecari sumber yang membuat keraguan.
Contoh: dimana orang mati memang harus tetap mati dan air mendidih pada suhu 100
derajat celcius. Disisi lain, tidak ada justifikasi yang bisa membuat itu believe dan
true. Itu yang menjadi alasan kesaksian seseorang mengenai mukjizat masih skeptis.
4. Guru teologi anda adalah seorang ateis, namun ia mengajarkan anda ontologis
dan argumen desain terkait keberadaan Tuhan. Jika keyakinan guru anda
sendiri tidak benar / palsu, dan Tuhan benar-benar ada, bisahkah melalui
kesaksiannya menyebabkan anda memiliki pengetahuan tentang Tuhan?
(Lihat bab 4, pertanyaan 5)
Jawab:
Menurut saya, saya tidak dapat begitu saja percaya dengan melihat guru
teologi saya yang mempunyai keyakinan tidak benar atau palsu mengenai
adanya Tuhan karena sangat diperlukan pengetahuan yang terjustifikasi terkait
keberadaan Tuhan. Hal ini menyebabkan suatu persepsi dan terstimoni dari
seseorang tidak dapat menjadi pengetahuan, namun hanya dapat menjadi dasar
dari pengetahuan yang butuh justifikasi akan adanya Tuhan benar-benar ada.
Keyakinan atas keberadaan agama tertentu harus dilihat sebagai dasar dalam
pikiran foundasionalisme. Oleh karena itu, untuk mengetahui kenyataan
sebenarnya perlu mengurutkan pengalaman-pengalaman untuk menjadi hal-
hal yang bisa kita kenali dan identifikasi disaat yang lain agar konsep tersebut
relevan. Foundasionalisme tradisional mengklaim bahwa dasar keyakinan kita
adalah mutlak atau tidak bisa salah, sehingga keyakinan itu berkaitan langsung
dengan pengalaman tetapi keyakinan adanya Tuhan bisa didefinisikan sebagai
dasar dalam pengertian ini karena keyakinan adanya Tuhan benar-benar ada
merupakan keyakinan yang mutlat atau tidak bisa salah.

5. Dalam Misa Katolik, teman saya mendengar suara bernada tinggi yang indah
mengiringi pujian/nyanyian, tetapi pada saat melihat disekeliling tidak ada
orang di sana yang memiliki suara itu. Beberapa saat kemudian, dia
diberitahu oleh pendeta bahwa orang lain juga telah mendengar suara tersebut
(meskipun dia tidak merasakan sendiri). Haruskah pengalaman seperti ini
dianggap sebagai pembenaran untuk keyakinan religius teman saya?
Jawab:
Menurut saya, tidak harus langsung percaya karena diri kita sendiri perlu
skeptis terhadap kejadian tersebut. Sebab ketika teman saya yang mendengar
suara bernada tinggi yang indah mengiringi pujian/nyanyian, saya tidak
mendengar hal tersebut. Hal ini perlu dicari kebenarannya sebab kejadian
tersebut belum terjustifikasikan. Jika diantara kita memiliki keyakinan yang
religius hanya dengan keyakinan religius dan disertai pengalaman yang kita
lihat dengan sendiri yakni rutin ke gereja tidak hanya saat Misa Katolik,
kejadian tersebut dapat dibenarkan karena adanya pengalaman religious atau
mistik karena tiba-tiba mendengar suara bernada tinggi yang indah mengiringi
pujian/nyanyian. Kejadia tersebut melihat pengalaman yang menjadi dasar
pikiran untuk berargumen. Tuhan hadir, walaupun diri kita sendiri tidak dapat
melihat dan tidak bisa disentuh. Namun, saya sadar akan kehadiran dari
keterjadian tersebut dapat dirasakan.

6. Bisakah anda hidupi/ikuti atheisme? Bisakah hidup benar-benar indah jika


tidak ada Tuhan?
Jawab:
Menurut saya, saya tidak bisa mengikuti atheisme karena dari saya kecil sudah
diajarkan untuk sembahyang agar ingat dengan Tuhan. Jika dibayangkan tidak
ada yang percaya ada Tuhan, maka tidak akan ada moralitas serta tidak ada
menunjukkan kegelisahan dimana seharusnya kita diam. Adanya Tuhan yang
dipercayakan, maka tidak akan sulit menjalani hidup kita karena ada yang
membantu kita mengatasi semua kesulitasn yang kita alami karena
kepercayaan kita ada Tuhan. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa tanpa
Tuhan, hidup di dunia akan terasa hampa karena hidup tidak akan bermakna.
Sebab, sebuah hidup akan dijalani hanya untuk menunggu waktu.

Anda mungkin juga menyukai