Anda di halaman 1dari 14

SOP PENANGANAN ISPA (PNEUMONIA)

No. Kode :
Terbitan : 01 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 00 Kepala Puskesmas Tawangrejo
Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015
SOP Halaman :1-9

drg. Totok Dwi Sanjaya


Puskesmas Tawangrejo NIP. 19760401 200604 1 008
Kota Madiun
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang datang ke Puskesmas sehingga
diketahui penyakitnya

TUJUAN Untuk menentukan diagnosa dan pemberian terapi pada balita sakit

KEBIJAKSANAAN Sebagai acuan penerapan langkah – langkah melakukan penanganan atau perawatan
sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai harapan

REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008


STANDAR TENAGA Dokter, Bidan dan Perawat

STANDAR 1. SARANA NON MEDIS


SARANA DAN a. Meja 1-2 buah
PRASARANA b. Kursi 2-4 buah
c. Tempat tidur 1 buah
d. Blanko resep
e. Blanko rujukan
f. Wastafel dengan kran mengalir dan sabun cuci tangan
g. Tissue (lap tangan)
h. Kartu status anak
i. Computer
j. MTBS

2. SARANA MEDIS
a. Stetoskop
b. Thermometer
c. Soundtimer
d. Timbangan
e. Alcohol 70%
f. Kassa steril
g. Tempat sampah medis dan nom medis
PROSEDUR TETAP 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan
3. Penegakkan diagnose
4. Pengobatan dan rujukan
5. Penyuluhan kepada orang tua
CARA 1. ANAMNESA
MELAKSANAKAN a. Identitas pasien
TIAP KEGIATAN b. Tanya apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas, lama batuk
c. Tanya apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bias minum atau menetek; apakah bayi
<2 bulan kurang bisa minum atau menetek
d. Tanya apakah anak demam, berapa lama
e. Tanya apakah anak kejang

2. PEMERIKSAAN
Anak harus tenang dan dipangku ibu atau ditidurkan ditempat pemeriksaan
a. Frekwensi pernafasan yaitu dengan menghitung tarikan nafas pada gerakan dinding
dada dan melihatnya dengan hitungan waktu permenit berapa kali
b. Apakah ada tarikan dinding dada/tarikan dinding dada kedalam dengan cara melihat
dinding dada bagian bawah pada celah intercosta dan diamati apakah terjadi pada saat
inspirasi
c. Apakah ada pernafasan cuping hidung : lihat pada cuping hidung yaitu gerakan
cuping hidung pada ekspirasi dan inspirasi
d. Mengukur suhu badan : dengan memakai thermometer, dimana sebelumnya
thermometer harus dibersihkan dengan kapas alcohol pada ujungnya setelah itu
digerak-gerakkan sampai air raksa pada titik 0, baru diletakkan menempel pada
ketiak dan dipertahankan selama 5 menit setelah itu dilepas dan dilihat dengan sejajar
dengan mata dan suhu dicatat kemudian ujung thermometer dibersihkan dengan
alcohol dan diletakkan pada tempatnya
e. Apakah ada wheezing/stridor : dengan meletakkan stetoskop pada dinding dada dan
akan terdengar bunyi ngik pada waktu inspirasi itulah suara wheezing. Begitu juga
dengan stridor juga meletakkan stetoskop pada dinding dada dan akan terdengar suara
nafas berbunyi ksosok – krosok
f. Ukuran berat badan yaitu dengan timbangan bayi, untuk anak>2 tahun yaitu dengan
timbangan injak

3. PENEGAKAN DIAGNOSA
a. Umur < 2 bulan
Bila :
 nafas cepat>60x / menit
 Tarikan dinding dada kuat
Maka itu adalah pneumonia berat
Bila :
 nafas <60x / menit
 Tarikan dinding dada negative
Maka bukan pneumonia
b. Umur 2 bulan <5 tahun
Bila ada tarikan dinding dada kedalam (bila ada wheezing berulang-ulang)
Maka itu adalah Pneumonia Berat
Bila :
 2 bulan < 12 bulan : ≥ 50 x /menit
 12 bulan < 5 tahun : ≥ 40 x/menit
Maka itu adalah Pneumonia
Bila tarikan dinding dada kedalam negative
 Nafas cepat negative
 12 bulan < 5 tahun < 40x/menit
 1 -<5 tahun < 40x/menit
Maka itu Bukan Pneumonia

4. PENGOBATAN DAN RUJUKAN


A. < 2 bulan
1. Pneumonia berat
 Rujuk ke Rumah Sakit
 Antibiotic yaitu kotrimoksasol 1/8 tab
 Wheezing ada : obati dengan salbutamol <10 kg →½ tablet W-19 kg →1
tab
2. Bukan Pneumonia
 Nasihat dan perawatan di rumah
 Jaga agar tidak kedinginan dengan cara diberi selimut
 ASI teruskan dan lebih sering
 Bersihkan sumbatan hidung dan kapas lidi dimasukkan pada lubang hidung
untuk membersihkan lendirnya
 Anjuran kontol bila
 Nafas cepat
 Sulit bernafas
 Sulit minum
 Kejang – kejang
B. 2 bulan < 5 tahun
1. Pneumonia berat
 Rujuk ke RS
 Antibiotic dengan kotrimoksasol
 2-6 bln ¼ tablet
 6 bulan – 3 tahun ½ tablet
 3 – 5 tahun 1 tablet
Wheezing ada →obati dengan salbukanol
 < 10 kg : ½ tablet
 10-19 kg → 1 tablet
2. Pneumonia
 Nasihat dan perawatan di rumah
 Antibiotic selama 5 hari yaitu dengan kotrimoksasol
 2 bln – 6 bln ¼ tab
 6 bln – 3 th ½ tab
 3 th – 5 th 1 tab
 Anjuran control 2 hari/lebih cepat bila keadaan memburuk
 Demam →obati dengan paracetamol
 2 bln – 6 bln ¼ tab
 6 bln – 3 th ½ tab
 3 th – 5 th 1 tab
 Kompres dengan air biasa yang ditaruh pada baskom dengan memakai
saputangan handuk yang dikompreskan pada dahi anak sebelumnya diperas
lebih dulu
3. Bukan Pneumonia
 Batuk >30 hari →rujuk
 Bila ada penyakit lain →obati sesuai dengan penyakitnya
 Nasehat untuk perawatan dirumah kemudian ibu diberi penjelasan yang cukup
jelas dan dimengerti oleh ibu. Dan ucapkan terima kasih karena ibu sudah
merawat anaknya dan ucapan semoga lekas sembuh dan control kembali

5. PENYULUHAN KEPADA IBU BALITA


Menjelaskan pada ibu/pengantar (nafas sesak cepat, sulit minum, sakit parah, kejang)
a. Anjuran control 2 hari kemudian pada anak dengan pneumonia
b. Kembali bila keadaan memburuk
c. Cara pemberian obat
d. Cara pengobatan / perawatan dirumah (makan cukup, bersihkan hidung, minum
lebih banyak dan obat – obatan )
e. Menjaga makanan yang semakin memperparah penyakit missal gorengan dan es
f. Hindari merokok dalam ruangan
Unit Terkait Loket,Klinik Umum,
Tim Mutu Puskesmas
Koordinator Pelayanan Puskesmas
Distribusi Loket,Klinik Umum,
Tim Mutu Puskesmas
Koordinator Pelayanan Puskesmas
Rekaman Historis

N Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan


O tgl.

Uraian Prosedur Pelaksana Mutu Baku Ket


N Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan
O tgl.

pet
uga per
dok apot Kelengkapan Waktu Output
px s aw
ter ek
loke at
t

1. Pasien ambil
nomor antrian

2. Petugas loket
memanggil
sesuai nomor
antrian dan
memasukkan
ke dalam
computer
sambil
menyerahkan
status pasien

3 Pasien masuk
ke BP/KIA dan
dianamnesa
(tensi, suhu,
RR, nadi)
sesuai keluhan
oleh perawat

4 Setelah
dilakukan
anamnesa
sesuai keluhan
kemudian
dikonsulkan
oleh dokter
dan dilakukan
pemeriksaan
fisik kemudian
dokter
memberikan
resep obat
untuk
diserahkan ke
apotek. Jika
perlu rujuk ke
RS.

5 Apotek
menerima
resep dari
dokter sesuai
indikasi pasien
dan
menyerahkan
obat ke pasien
N Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan
O tgl.

tersebut.

6 Setelah
menerima obat
dari apotek
pasien pulang.

PENCATATAN & PELAPORAN P2 ISPA


No. Kode :
Terbitan : 01 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 00 Kepala Puskesmas Tawangrejo
Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015
SOP Halaman :1-9

drg. Totok Dwi Sanjaya


Puskesmas Tawangrejo NIP. 19760401 200604 1 008
Kota Madiun
PENGERTIAN Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program
pengendalian penyakit ISPA

TUJUAN 1. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 ISPA


2. Menidentifikasi masalah
3. Mengetahui keberhasilan program
KEBIJAKSANAAN Sebagai pedoman petugas dalam pencatatan dan pelaporan P2 ISPA

REFERENSI 1. Buku pedoman tatalaksana pneumonia balita Depkes RI Tahun 2007


2. Buku pedoman pengendalian penyakit infeksi salpuran pencernaan akut Depkes RI
Tahun 2009
STANDAR Perawat dan Bidan
TENAGA

STANDAR 1. Ballpoint
SARANA DAN 2. Register harian P2 ISPA
PRASARANA

Prosedur Tetap Mencatat dan melaporkan setiap penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia yang datang
ke puskesmas
Cara Melaksanakan 1. Setiap balita yang batuk dan atau kesukaran bernapas yang datang berobat ke puskesmas
Tiap Kegiatan dimasukkan ke register harian program P2 ISPA yang merupakan rekapitulasi ISPA
Balita
2. Laporan bulanan program P2 ISPA diambil dari register harian program P2 ISPA
3. Px yang terdiagnosa Pneumonia kemudian dikunjungi (Care Seeking) oleh petugas
kesehatan untuk diketahui keadaan/kondisi pasien selanjutnya
4. Petugas menulis hasil keadaan umum pasien yang sekarang. Apabila belum ada
perubahan, memotivasi pasien dan keluarga untuk berobat kembali ke Puskesmas
5. Petugas mendokumentasikan kegiatan tersebut
Unit Terkait
Distribusi

Rekaman Historis

NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl.

Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur Ket


Keleng Waktu Output
kapan

1. Petugas kesehatan
mencari data pasien
yang terdiagnosa
pneumonia dalam buku
register

2. Petugas mengunjungi
(Care Seeking) ke
rumah pasien yang
terdiagnosa pneumonia
tersebut

3 Petugas melakukan
pemeriksaan dan melihat
keadaan umum pasien,
jika belum ada
perubahan memotivasi
pasien dan keluarga
untuk segera berobat ke
puskesmas

4 Petugas mencatat hasil


kunjungan dan
mendokumentasikan
hasil kegiatan tersebut

SOP PENANGANAN DIARE


No. Kode :
Terbitan : 01 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 00 Kepala Puskesmas Tawangrejo
Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015
Halaman :1-9
SOP
drg. Totok Dwi Sanjaya
Puskesmas Tawangrejo NIP. 19760401 200604 1 008
Kota Madiun
PENGERTIAN Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari biasanya, pada umumnya 3 x atau lebih /
hari, dgn konsistensi cair berlangsung < 7 hari.

TUJUAN Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare
menjadi berat.

KEBIJAKSANAAN Nomor SK ………………………

REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008

Standar Tenaga Dokter, perawat dan bidan

Standar Sarana dan 1. Stetoscop


Prasarana 2. Tensimeter
3. Termometer
4. Stop Wotch
5. Lampu Senter
6. Timbangan Berat Badan
7. Kapas beralkohol
8. Blangko resep
Prosedur Tetap Persiapan petugas

Cara Melaksanakan 1. ANAMESA


Tiap Kegiatan Menanyakan :
a. Nama Pasien
b. Nama Ortu
c. Pekerjaan Ortu
d. Umur
e. Alamat
f. Riwayat Penyakit dahulu
g. Riwayat Penyakit Sekarang

2. PEMERIKSAAN
Sebelumnya beritahu pasien, orang tua/pengantar tiap jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan
a. Bagaimana keadaan umum penderita :
- Baik & Sadar
- Gelisah atau rewel
- Mengantuk, lesu, Lunglai. Atau tidak sadar.
- Apakah terlihat haus, dgn cara diberi minum biila haus minum dgn lahap
b. Konsistensi tinja : tinja
c. Sehari berapa kali BAB
d. Sudah berapa lama diare
e. Adakah dahak / lender pada tinja.
f. Adakah penyakit lain yg menyertai diare..
g. Tanyaka Makmin apa sebelumnya ( ± 5 jam terakhir )
h. Adanya air mata. ( Tanyakan bila menangis keluar air mata / tidak, sejak diare )
i. Tanyakan pada pengantar, apa anak selalu minta minum ( rasa haus )
j. Bagaimana kencingnya ( sedikit / banyak )
k. Periksa nadi dgn menggunakan stop wotch selama satu menit.
l. Hitung respirasi selama satu menit.
m. Periksa suhu tubuh dgn termometer.
n. Periksa tensi pada penderita dewasa.
o. Timbang berat badan.
p. Lihat status gizi dgn melihat KMS & BB anak.
q. Periksa apakah matanya cekung
r. Periksa ubun-2 besar pada bayi.
s. Periksa mukosa mulut & lidah banyak air ludah apa tidak
t. Periksa turgor kulit.
Beritahu hasil pemeriksaan pada padien, pengantar / ibu.

3. TENTUKAN DIAGNOSA
Diagnosa penderita diare didasarkan atas derajad dehidrasi :

TABEL PENILAIAN DERAJAD DEHIDRASI

TANPA DEHIDRASI
PENILAIA
DEHIDRA RINGAN / DEHIDRASI BERAT
N
SI SEDANG
Lihat K.U Baik , Sadar Gelisah, Rewel Lesu, Lunglai atau Tidak Sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering

Airmata Ada Ada Tidak ada


Mulut & Basah Kering Sangat Kering
Lidah Minum Haus,ingin Tdk bisa minum
Rasa Haus biasa minum
( tdk.haus ) banyak. Kembali sangat lambat
Turgor Kembali Kembali lambat
cepat

4. LAKUKAN TINDAKAN PENGOBATAN


a. Diare Tanpa Dehidrasi.
Pengobatan Rencana A : Pengganti Cairan ( dgn Oralit, air sayuran, air ta-
jin,) ASI tetap dilanjutkan, makan tetap.

RENCANA THERAPY A
UNTUK MENGOBATI DI RUMAH

Gunakan rencana ini untuk mengajari Ibu


- Teruskan mengobati anak diare, dirumah.
- Berikan pengobatan awal, bila terkena diare lagi

MENERANGKAN 3 CARA PENGOBATAN DIARE, DIRUMAH


1. Beri anak cairan lebih banyak dari biasanya, untuk mencegahdehidrasi.
a. Gunakan cairan dirumah tangga yg di anjurkan : air tajin, air sayur, air ke
lapa, & larutan oralit bila ada. Atau beri air masak ( bila bayi dibawah 6
bulan & belum dapat makanan padat, lebih baik berikan oralit atau air )
b. Berikan larutan ini sebanyak anak mau.
c. Teruskan memberikan cairan -2 tsb, hingga diare berhenti.
2. Anjurkan makanan. Untuk mencegah kurang gizi.
a. Teruskan ASI
b. Bila anak tdk mendapatkan ASI, berikan susu yg biasa diberikan.
Untuk anak < 6 bln, dan belum mendapat makanan padat, dapat
diberikan susu yg dicairkan dengan air yg sebanding, selama 2 hari
c. Bila anak sudah mendapat makanan padat, berikan bubur atau campuran
tepung lainnya bila mungkin dengan kacang-2an, sayur, daging atau ikan
Tambahkan satu atau dua senduk teh, minyak sayur setiap memberi
makanan.
d. Beri buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.
e. Beri makan yg baru masak & haluskan.
f. Bujuk anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 x sehari.
g. Berikan makanan seperti biasa,setelah diare berhenti & berikan makanan
exstra setiap hari selama 2 minggu.
h. Anjurkan membawa penderita kepada Petugas Kesehatan, bila tidak mem
baik dalam 3 hari, atau mengalami keadaan sbb.
- Berak ber kali- kali - Demam
- Muntah ber- ulang2. - Makan minum sedikit
- Rasa haus yg sangat - Tinja berdarah

Jumlah oralit yang harus diberikan menurut pedoman sbb:

JML ORALIT YG
UMUR JML ORALIT YG
DIBERIKAN
( THN ) DISEDIAKAN DI RUMAH
TIAP BAB
< 1 thn 50 – 100 ml 400 ml/ hr ( 2 bks )
1 – 4 100 – 200 ml 600-800 ml/hr ( 3-4 bks
thn 200-300 ml 800-1000 ml/hr ( 4-5 bks )
4-5 thn 300 – 400 ml 1200-2800 ml /hr ( 6-14 bks )
Dewasa

 Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun
 Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih besar
 Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih perlahan
(misalnya sesendok tiap 2 – 3 menit)
 Bila diare berlanjut setelah paket oralit habis beritahu ibu untuk memberikan
cairan lain seperti dijelaskan dalam cara yang pertama atau kembali pada petugas
kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit

RENCANA THERAPY B
UNTUK TATALAKSANA PENDERITA DIARE DGN DEHIDRASI RINGAN /
SEDANG

 Oralit yg diberikan 3 jam pertama,


 Oralit yg diberikan dgn mengalikan Berat badan penderita ( kg ) dgn 75 ml.
 Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan,
berikan oralit paling sedikit sesuai tabel dibawah ini :

Umur <1 thn 1-4 thn > 5 thn Dewasa


Jml Oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml

- Amati anak dgn seksama dan bantu ibu memberikan oralit


- Setelah 3- 4 jam, nilai kembali menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih
rencana therapy A,B,C, untuk melanjutkan therapy.

RENCANA THERAPY C
UNTUK TATA LAKSANA PENDERITA DIARE DGN DEHIDRASI BERAT
Ikuti arah anak panah, bila jawaban dari pertanyaan : Ya. Teruskan kekanan.
Bila tidak, Mulai diberi cairan intervena segera, bila penderita bisa
teruskan Ya. minum, berikan oralit sewaktu cairan iv dimulai. Beri
kebawahDapatkah 100 mg / kg BB cairan RL ( NACL fisiologis normal )
Saudara dibagi
memberikan cairan sbb:
intra vena
Pemberia
Tidak n I
Umur Kemudian 70ml/Kg BB
30ml/Kg
BB
Bayi < 1 thn 1 jam 5 jam
½ – 1
Lebih Tua 2 ½ – 3 jam
jam
 Ulangi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
 Nilai kembali penderita tiap 1 – 2 jam. Bila rehidrasi
tidak tercapai ,percepat tetesan iv
 Juga berikan oralit ( 5 ml / kg / jam ) ,bila penderita
bisa minum, biasanya setelah 3 – 4 jam ( bayi ) atau 1
–2
 jam ( yg lebih tua )
 Setelah 6 jam ( bayi ) & 3 jam ( anak ) , nilai lagi
penderita menggunakan tabel penilaian, kemudian
pilihlah rencana therapy yg sesuai ( A,B,& C ) untuk
melanjutkan pengobatan

Adakah Therapy - Kirim penderita untuk pengobatan iv


terdekat Ya. - Bila penderita bisa minum, bekali inu oralit dan
tunjukkan cara memberikan selama diperjalanan
Tidak

Apakah Saudara  Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut. Berikan


dapat sedikit demi sedikit (20ml/kg BB/jam selama 6 jam
menggunakan pipa Ya. (total 120 ml / kg )
nasogastrik/orogast  Nilai penderita 1- 2 jam
rik untuk rehidrasi  Bila muntah atau kembung ,berikan cairan pelan- pelan.
 Bila Rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk
penderita untuk therapy iv.
 Setelah 6 jam nilai kembali, & pilih rencana pengobatan
yg sesuai.
Tidak

Segera rujuk anak  Mulai rehidrasi dengan oralit melalui mulut berikan
untuk rehidrasi sedikit demi sedikit 20 ml / kg / jam selama 6 jam ( total
melalui Ya. 120 ml / kg )
nasogastrik atau iv  Nilai penderita tiap 1-2 jam
 Bila muntah atau kembung ,berikan cairan pelan-
pelan
 Bila Rehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam rujuk
\ penderita untuk therapy iv.

Catatan :
 Bila mungkin amati penderita 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan bahwa
ibu dapat menjaga, untuk mengembalikan cairan yg hilang dgn pemberian oralit.

 Bila anak umur diatas 2 thn dan kolera baru saja berjangkit di daerah anda
 pikirkan kolera dan beri anti biotika yg tepat dgn cara oral, begitu anak sadar.
5. MENJELASKAN KEPADA IBU/PENGANTAR TENTANG
 Cara pengobatan dan perawatan dirumah dengan oralit/cairan rumah tangga
 Pemberian cairan lebih banyak termasuk ASI
 Pemberian makanan seperti biasa pada anak
 Menjelaskan tanda bahaya kapan anak harus dibawa ke Puskesmas
 Cara mencampur, jumlah yang harus diminum dan cara minum oralit (cara
mencampur jumlah dan cara minum sesuai lampiran)
 Cara – cara pencegahan penyakit diare
 Bayi diberikan ASI eksklusif
 Berikan MPASI setelah bayi berumur 6 bulan
 Penggunaan air bersih
 Cuci tangan pakai sabun
 BAB di jamban
 Membuang tinja bayi di tempat yang benar
 Bayi di imunisasi campak

Unit Terkait Loket,Klinik Umum,


Tim Mutu Puskesmas
Koordinator Pelayanan Puskesmas
Distribusi Loket,Klinik Umum,
Tim Mutu Puskesmas
Koordinator Pelayanan Puskesmas
Rekaman Historis

NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl.

Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur petug Ket


peraw dokt apote
px as Keleng Waktu Output
at er k
loket kapan

1. Pasien ambil nomor antrian


Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur petug Ket


peraw dokt apote
px as Keleng Waktu Output
at er k
loket kapan

2. Petugas loket memanggil


sesuai nomor antrian dan
memasukkan ke dalam
computer sambil
menyerahkan status pasien

3 Pasien masuk ke BP/KIA


dan dianamnesa (tensi, suhu,
RR, nadi) sesuai keluhan
oleh perawat/bidan. Jika
pasien mengalami dehidrasi
ringan/sedang, pasien
dianjurkan ke pojok oralit
untuk dilakukan re-hidrasi
(pemulihan cairan yang
hilang).

4 Setelah dilakukan anamnesa


sesuai keluhan kemudian
dikonsulkan oleh dokter dan
dilakukan pemeriksaan fisik
kemudian dokter
memberikan resep obat
untuk diserahkan ke apotek.
Jika pasien mengalami
dehidrasi berat segera rujuk
ke UGD Puskesmas atau
UGD RS.

5 Apotek menerima resep dari


dokter sesuai indikasi pasien
dan menyerahkan obat ke
pasien tersebut.

6 Setelah menerima obat dari


apotek pasien pulang.

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE


No. Kode :
Terbitan : 01 Ditetapkan Oleh
No. Revisi : 00 Kepala Puskesmas Tawangrejo
Tgl. Mulai Berlaku : 14 April 2015
Halaman :
SOP
drg. Totok Dwi Sanjaya
NIP. 19760401 200604 1 008
Puskesmas Tawangrejo
Kota Madiun
PENGERTIAN Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program
pengendalian penyakit diare
TUJUAN 1. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan program P2 diare
2. Menidentifikasi masalah
3. Mengetahui keberhasilan program
KEBIJAKSANAAN Nomor SK ………………………

REFERENSI Sistem Manajemen Mutu ISO 90001-2008

Standar Tenaga Petugas adalah 1 orang paramedis yang berkompeten

Standar Sarana dan 1. Ballpoint


Prasarana 2. Register harian P2 diare

Prosedur Tetap Persiapan petugas

Cara Melaksanakan 1. Setiap orang yang mengalami diare datang berobat ke puskesmas dimasukkan ke register
Tiap Kegiatan harian program P2 diare
2. Laporan bulanan program P2 diare diambil dari register harian program P2 diare
3. Petugas kesehatan memberikan penyuluhan kepada kader posyandu baik balita maupun
posyandu lansia tentang penanganan kasus diare
4. Selain memberikan penyuluhan, petugas kesehatan juga memberikan oralit di posyandu
balita maupun posyandu lansia jika sewaktu-waktu ada penderita diare disekitarnya
5. Petugas kesehatan mengevaluasi hasil laporan dari kader tentang kasus diare di
posyandunya masing-masing
6. Petugas kesehatan mencatat hasil laporan dan mendokumentasikan hasil kegiatan
tersebut
Unit Terkait

Distribusi

Rekaman Historis

NO Halaman Yang dirumah Perubahan Diperlakukan tgl.


Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur Ket


Keleng Waktu Output
kapan

1. Petugas kesehatan
memberikan penyuluhan
kepada kader posyandu
balita dan posyandu lansia
tentang penanganan kasus
diare

2. Petugas memberikan oralit


di setiap posyandu balita dan
lansia jika sewaktu-waktu
ada penderita diare

3 Petugas mengevaluasi hasil


laporan diare dari kader
balita dan lansia

4 Petugas mencatat hasil dan


mendokumentasikan
kegiatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai