Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.A

Oleh:
Siti Anifah

PROGRAM PASCA SARJANA


MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS PESANTERN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
1. RANGKUMAN
BAB I

A. PARADIGMA ETIKA PROFESI


Profesi adalah bidang pekerjaan yang memiliki keahlian khusus, ketrampilan dan
juga kemahiran yang bisa menunjukkan dan mengungkapkan suatu kepercayaan bahkan
suatu keyakinan yang mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya,
Sedangkan profesionalisme adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap orang yang
mempuyai profesi serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk
melakukan tugas – tugas tertentu.

Dalam UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 7 ayat 1, prinsip
professional guru mencakup karakteristik sebagai berikut.

1. Memiliki bakat, minat, panggilan dan idealisme

2 Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas
2. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
3. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi
4. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
5. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
6. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan
7. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan keprofesionalan
8. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang
berkaitan dengan keprofesian (Sekretaris Negara, 2005: 15)

Menurut Sanusi dkk (1991: 19) Berbicara masalah profesi ada beberapa istilah yang
berkaitan, yaitu

1. Profesi adalah suatu jabatan yang menuntut keahlian dari pada anggotanya.yang
diperoleh dari profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang
menjalani profesi atau sesudahnya
2. Profesional menunjuk pada dua hal , pertama orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya,“ Dia seorang professional “. Yang kedua penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaanya yang sesuai dengan profesinya.
3. Profesionalime menunjuk pada komitmen/teori/faham para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan suatu faham profesionalnya dan terus menerus mengembangkan
strategi-stratei yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
profesinya.
4. Profesionalitas, mengacu pada sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta
derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan
pekerjaannya.
5. Profesionalisasi. Menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan
para anggota profesi dalam mencapai kreteria yang standart dalam penampilanya
sebagai anggota suatu profesi
Dalam sekian jenis pekerjaan yang terdapat dalam dunia kekaryaan yang oleh
masyarakat sudah sering disebut-sebut atau dipersepsikan sebagai suatu profesi yang
ternyata masih ada pengkategoriannya lagi yaitu
1. Profesi yang telah mapan ( Older Professions )
2. Profesi baru ( Newer Professions )
3. profesi yang sedang tumbuh kembang ( Emergent Professions )
4. Semi profesi ( Semi Professions )
5. Tugas jabatan atau pekerjaan yang belum jelas arah tuntutan status
keprofesiannya ( occupations that lay unrecognized cleaam to professional
status )

Dalam kehidupan manusia profesionalisme sangat urgen, karena merupakan


motivasi intrinsik yang ada pada diri seseorang sebagai pendorong untuk
mengembangkan dirinya menjadi tenaga profesional yang akan berdampak pada
munculnya etos kerja yang unggul ( Exellence ) yang ditunjuk dalam lima bentuk kerja
sebagai berikut.

a. Keinginan untuk selalu menampilkan prilaku yang mendekati standart


ideal.
b. Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
c. Memanfaatkan setiap kesempatan pengembangan profesional.
d. Mengejar kualitas dan cita – cita dalam profesi.
e. Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

BAB II

A. PARADIGMA ETIKA PROFESI

Pengertian etika menurut William C Frederikck, 1998: S2 adalah seperangkat


aturan/undang-undang yang menentukan pada prilaku benar dan salah. Jika prilaku kita
menguntungkan banyak pihak, maka hal itu dinilai sebagai prilaku etis, karena
mendatangkan manfaat positif dan keuntungan bagi semua pihak. Sebaliknya manakala
prilaku kita merugikan banyak pihak, maka pasti akan ditolak karena merugikan
masyarakat. Etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan norma, moral
yang mengatur interaksi prilaku manusia baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok.
Wahyu sebagai sistem pengaturan kehidupan manusia merupakan sumber pertama
yang melandasi filosofi dalam menentukan kreteria nilai baik dan nilai buruk, Adanya
misi Nabi Muhammad dengan landasan Wahyu Al Qur’an dan Hadist dimana beliau
diutus ke muka bumi sebagai Rosul guna mengemban dan memperbaiki akhlak manusia.
Ini jelas menunjukkan bahwa masalah etika dalam kehidupan umat islam adalah yang
dicita-citakan dan dibutuhkan oleh umat manusia dalam pergaulan hidupnya dan dalam
sikap dan prilakunya terhadap hidup dan kehidupan bersama dalam mengemban fungsi
kehidupan.
Etika dalam Islam menyangkut norma dan tuntunan atau ajaran yang nengatur
sistem kehidupan individu atau lembaga ( Corporate ). Di dalam sistem pendidikan Islam
ada sistem penilaian atas perbuatan yang bernilai baik dan bernilai buruk..
Dengan demikian teori etika merupakan suatu penilaian baik atau buruk, benar
atau salah ditentukan oleh manusia sendiri baik sebagai individu atau kelompok sosial
atau suatu institusi negara atas suatu aktivitas yang menjadi objek yang dinilai.
Jadi pelaku penentu etika dapat dikelompokkan menjadi 3 macam
1. Pelaku aktivitas itu sendiri yang secara subjektif dan objektif
2. Negara melalui pemerintah dengan peraturan dan undang-undang yang
dikeluarkan
3.Masyarakat umum diluar pelaku aktivitas dengan powernya

B. Macam-macam prilaku
1. Perilaku bernilai baik
Perilaku baik menyangkut semua perilaku atau aktivitas yang didorong oleh
kehendak akal fikir dan hati nurani dalam berkewajiban menjalankan perintah Allah
dan termotivasi untuk menjalankan anjuran Allah.
2. Perilaku bernilai buruk
Perilaku buruk menyangkut semua aktivitas yang dilarang oleh Allah, dimana
manusia dalam melakukan perilaku buruk atau jahat terdorong oleh hawa nafsu,
godaan syaitan yang akan mendatangkan dosa .
Dalam konteks filsafat Islam, perbuatan baik itu dikenal dengan istilah
perbuatan ma’ruf dimana semua manusia secara kodrati manusia sehat, normal dan
mengerti serta menerima sebagai kebaikan, sedangkan perbuatan buruk dikenal
dengan istilah mungkar, dimana semua manusia secara kodrati dengan akal budi dan
nuraninya dapat mengetahui dan menyadari bahwa perbuatan ini ditolak dan tak
diterima oleh akal sehat.

C. Identifikasi dan klasifikasi Etika


Etika dapat dirinci dengan jenis dan pengelompokan sebagai berikut .
1. Etika umum yaitu etika landasan perilaku yang dijadikan sebagai pedoman umum
yang diberlakukan kepada semua unsur didalam masyarakat.misalnya menipu,
mengambil hak orang lain dan lain – lain.
2. Etika khusus adala etika yang khusus, yaitu etika yang diberlakukan pada
a. Induvidu saja (etika individu), misalnya diri sendiri jangan dirusak dengan
mengkonsumsi obat terlarang yang merusak badan dan jiwa
b. Sosial atau masyarakat, yaitu etika yang menyangkut kepentingan antar sesama
manusia.(etika social) yang diklasifikasikan menjadi
a) Etika terhadap sesama
b) Etika keluarga
c) Etika politik
d) Etika lingkungan hidup
e) Etika profesi

Perbedaan antara moralitas, norma, perundangan dan etika cukup


mendasar dan mendalam. Menurut K. banten (1994-8), moral adalah nilai – nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya.
Makna etika profesi keguruan adalah aplikasi etika umum yang mengatur
prilaku keguruan. Norma moralitas merupakan landasan yang menjadi acuan
profesi dalam prilakunya. Dasar prilakunya tidak hanya hukum-hukum
pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang mendorong prilaku guru itu,
tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus dijadikan
landasan kebijakannya.

D. Komentar
Materi yang disampaikan dalam buku pendidik professional sangat relevan dengan
pemikiran Al Farabi yang mana menurut Al Farabi seorang guru harus menjunjung tinggi
moralitas dan menerapkannya dalam kehidupan nyata, serta seorang guru harus senantiasa
terus belajar, guru harus senantiasa mempunyai karakter yang baik, mencari ilmu dan
kebenaran.
pendidikan merupakan media untuk mendapatkan serangkaian nilai, pengetahuan,
dan keterampilan praktis bagi individu dalam periode dan budaya tertentu guna
membimbing individu menuju kesempurnaan.karena manusia yang sempurna, menurut Al-
Farabi sebagaimana dipaparkan Prof. Ammar Al-Talbi dalam tulisannya yang berjudul
"Al-Farabi's Doctrine of Education: Between Philosophy and Sociological Theory", adalah
mereka yang telah mengetahui kebajikan secara teoritis dan menjalankannya dalam praktik
keseharian.
Pendidikan, menurut Al-Farabi, harus menggabungkan antara kemampuan teoritis
dari belajar yang diaplikasikan dan tindakan praktis.Kesempurnaan manusia, terletak pada
tindakannya yang sesuai dengan teori yang dipahaminya. Ilmu tidak akan mempunyai arti
kecuali jika ilmu itu dapat diterapkan dalam kenyataan di masyarakat. Karena, jika tidak
diterapkan, ilmu itu tidak berguna.
Penekanan pendidikan dalam pandangan Al-Farabi adalah akal budi. Ia
menyarankan bahwa anak yang bertabiat jelek dapat diluruskan dengan cara penanaman
pendidikan akhlak. Untuk anak yang tingkat inteligensinya rendah dapat dicerdaskan
melalui metode keteladanan.

A. Pemikiran para tokoh pendidikan pada masing-masing madzhab.

1. Aliran Religius Konserfatif (Al Muhafid)


Tokoh dalam aliran ini adalah Imam Al Ghozali, Ibnu hajar Al Haitami, Ibnu
Sahnun dan Nasrudin At Thusi, Aliran ini cenderung murni keagamaan dan aliran ini
memaknai ilmu dengan makna yang sempit.
Menurut At Thusi, Ilmu adalah yang berguna dihari ini, dan akan membawa
manfaat diakhirat kelak. Bila kita ngin mengamalkan apa yang kita dapatkan dan
terapkan, maka inilah makna ilmu yang sebenarnya.
a. Pemikiran Imam Al Ghozali

Al-Ghazali sangat percaya pendidikan sangat bermanfaat bagi pelakunya


dengan rumusan, pendidikan harus mengedepankan pembersihan jiwa dari noda-noda
akhlak dan sifat tercela, sebab “ilmu itu merupakan ibadah hati shalatnya nurani dan
pendekatan jiwa menuju Allah”
Dari penjabaran diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa gaya pemikiran Al-
Ghazali cenderung ke sufistik dan lebih banyak bersifat rohaniah, karena berdasarkan
analisisnya ciri khas pendidikan islam lebih fokus pada penanaman nilai moralitas
yang dibangun dari cabang-cabang akhlak islam
a) Kelebihan dari aliran Religius Rasional (Al Muhafid)
lebih mengutamakan pendidikan agama, terutama bidang moral atau akhlak
aliran ini sebenarnya bagus bisa menciptakan manusia yang bermoral atau
berakhlaqul karimah yang lebih mendekatkan diri pada Allah karena kita
semua tahu bagaimana moral penerus-penerus bangsa sekarang ini, mereka
semua sebenarnya sangat butuh pendidikan keagamaan terutama pendidikan
akhlak atau moral.
b) Kekurangan Aliran Religius Rasional ( Al Muhafid).
Aliran ini sebenarnya bagus, tapi kalau diterapkan pada kehidupan sekarang ini
masih ada yang kurang , karena pendidikan tidak hanya cukup pendidikan agama
saja, tapi juga pendidikan ilmu-ilmu yang lain. Harus ada keseimbangan antara
pendidikan agama dan pendidikan umum

2. Aliran Al Aqlany
Tokoh – tokoh aliran ini adalah Ikhwan Al SShafa, Al Farabi, Ibnu Sina
dan Ibnu Maskawaih, aliran ini dijuluki “ pemburu”.intisari dari aliran ini adalah
tidak mengedepankan agama, tetapi ilmu yang lainnya juga dianggap penting
karena kita hidup didunia dan diakhirat.
a. Kelebihan Aliran Al Aqlany .
Aliran ini sangat relevan dengan pendidikan zaman sekarang ini, karena
tidak hanya pendidikan agama saja yang dibutukan dalam menciptakan
keberhasilan didunia pendidikan, tapi juga dibutuhkan ilmu – ilmu yang lain,
keseimbangan pendidikan agama dan ilmu-ilmu yang lain sangat menentukan
dalam kesuksesan pembangunan bangsa.

b. Kekurangan Aliran Al aqlany


Semua aliran pasti ada kekurangan termasuk aliran al aqlany yang
menganggap semua ilmu itu penting baik ilmu agama atau ilmu-ilmu yang lain
dalam dunia pendidikan. Kelemahan aliran ini adalah ketika peserta didik harus
mempelajari semua bidang ilmu, karena ada anggapan semua ilmu itu penting ,
maka yang terjadi adalah hasil yang didapat kurang maksimal.
3. Aliran Pragmatis Instrumental (Al Zaro’iyi)
Tokoh Aliran ini adalah Ibnu Khaldun, Menurut ibnu khaldun ilmu
pengetahuan dan ilmu pembelajaran adalah pembawaan manusia, karena adanya
kesanggupan berfikir, ibnu khaldun mengatakan bahwa pengetahuan dan
pendidikan merupakan tuntutan alam dari peradaban manusia
a. Kelebihan Aliran Pragmatis Instrumental (Al Zaroiyi)
Jika dikaitkan dengan pendidikan zaman sekarang aliran ini bisa
meningkatkan rasa percaya diri dalam dunia pendidikan dan juga memberikan
semangat yang luar biasa pada dunia pendidikan, karena yakin bahwa orang
yang mau berfikir dan belajar pasti akan berhasil.
b. Kekurangan Aliran Pragmatis Instrumental (Al Zaroiyi)
Aliran ini menjadikan pendidikan kurang bisa berkembang karena
adanya anggapan bahwa ilmu pengerahuan dan ilmu pembelajaran adalah
pembawaan manusia.

B. Faktor-faktor penyebab puncak kejayaan ilmu pengetahuan pada abad


pertengahan.
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa arab dengan bangsa lain, sehingga
menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan cukup terbantu , salah satunya
adalah asimilasi dengan Persia yang pengaruhnya sangat kuat dibidang
pemerintahan, juga berjasa pada perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
2. Adanya Pengaruh India dalam bidang kedokteran, matematika dan astronom,
3. Adanya pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan – terjemahan dalam
banyak bidang ilmu dan Filsafat.
C. Faktor-faktor penyebab kemunduran ilmu pengetahuan sejak abad 13 M
1. Faktor Eksternal
a. Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara
Islam berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga
penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu.
Kondisi ekologis ini memaksa mereka untuk bergantung kepada
sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan Tigris
b. Banyaknya pemberontakan,
c. banyaknya daerah yang tidak dikuasai oleh kholifah Ali.akibat
kebijakan yang lebih menekankan pada pembinaan peradapan dan
kebudayaan Islam
2. Faktor Internal
a. Kemewahan hidup dikalangan penguasa

Pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup


mewah, bahkan cenderung mencolok, setiap kholifah cenderung ingin
lebih mewah daripada pendahulunya.Kondisi seperti ini member
peluang pada tentara professional turki untuk mengambil alih kendali
pemerintahan

b. Perebutan kekuasaan antar keluarga Bani Abbasiyah dan kholifah Ali


yang menyebabkan lahir tiga kelompok umat. Yaitu pengikut
Muawiyah, Syi’ah dan khawarij.
E. Cara pendidikan Islam mengejar ketertinggalannya

Pendidikan Islam harus lebih merespon akan perkembangan yang terjadi.


Disamping ilmu Agama, Islam juga harus mengorientasikan diri pada semua bidang ilmu
termasuk ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu eksakta seperti fisika, kimia, biologi, dan
matematika modern.
Pendidikan Islam harus lebih berorientasi kepada masa depan.
pendidikan Islam harus lebih dikelola secara profesional baik dalam persiapan tenaga
pengajar, kurikulum maupun pelaksanaan pendidikannya
Tidak mungkin umat Islam akan maju jika tidak melakukan pembenahan pendidikan
secara mendasar dan menyeluruh. Jika selama ini, umat Islam tertinggal di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi maka sebagai sebabnya adalah terletak pada pendidikan yang
kurang tepat dan juga kurang berkualitas. Jika selama ini umat Islam tertinggal di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka hal itu disebabkan oleh karena pendidikan yang
dibangun belum berhasil melahirkan keunggulan itu.
Untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, umat Islam harus berani mereformulasi
pendidikkannya hingga hasilnya melahirkan orang-orang yang mampu bersaing dengan
umat lainnya.

Dari kekurangan. Mungkin saja yang perlu diubah adalah cara pandang atau cara
memaknai Islam sebagai ajaran yang komprehensif, dan utuh. Belajar Islam tidak saja
mengaji kitab yang telah ditulis oleh ulama terdahulu, melainkan seharusnya juga
berusaha memahami alam raya dan memanfaatkannya. Generasi muda Islam di pesantren
seharusnya diajak untuk menunaikan ajaran al Qur'an, yaitu agar selalu (1) menjadi orang
yang cerdas, (2) menjadi orang yang memiliki telinga dan mata yang tajam, (3) memiliki
hati yang lembut, dan (4) mau berjuang di tengah kehidupan dengan sebenar-benarnya
perjuangan.

Manakala ajaran al Qur'an tersebut dijadikan inspirasi untuk melakukan perubahan


dan perbaikan keadaan, melalui pendidikkannya, maka ke depan umat Islam tidak
mengalami nasib seperti sekarang ini, yaitu tertinggal dan selalu kaya masalah. Di
beberapa tempat kesadaran itu sebenarnya sudah muncul. Dalam batas-batas tertentu,
semangat perubahan itu sudah ditindak-lanjuti dan diimplementasikan. Hanya
persoalannya, gerakan itu kurang cepat dan kurang bersifat massal. Semangat bangkit dan
bergerak sebagaimana diajarkan oleh al Qur'an ternyata belum terjadi secara serentak dan
merata. Padahal seharusnya tidak demikian itu yang terjadi. Maka, pendidikan Islam harus
menjadi kekuatan pengubah untuk keluar dari ketertinggalan.

Anda mungkin juga menyukai