Anda di halaman 1dari 11

HIV/AIDS

ANALISIS JURNAL PICO

DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS

Ns. Herman, M.Kep

DISUSUN OLEH :

SUCI RAMADHANTY I1032141005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2017
BAB I
ANALISIS JURNAL PICO

1. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Mekanisme Koping Pasien Hiv/Aids Di

Poli Serunai Rs Achmad Mochtar Bukittinggi 2013

- Population (P)

Jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 40 orang. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua pasien HIV/AIDS yang menjalani rawat jalan di

Poli Serunai RS Achmad Mochtar Bukittinggi. Tekhnik pegambilan sampel

dilakukan dengan metode Accidental sampling, yaitu pada ksus dan pada

waktu bulan penelitian.

- Intervention (I)

Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan mekanisme koping, dilakukan

dengan menyebarkan kuosioner pada orang yang mempunyai karakteristik

hampir sama dengan responden. Pertanyaan yang terdapat dalam kuisoner

telah memenuhi uji validitas.

- Comparison (C)

Jurnal ini membandingkan pasien yang mendapatkan dukungan keluarga dan

dengan pasien yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

- Outcome (O)

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa 21 orang mendapatkan

dukungan keluarga yang optimal sedangkan 19 orang responden mendapatkan

dukungan keluarga yang minimal, sehingga dapat disimpulkan bahwa

dukungan keluarga memegang peranan yang penting.

2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Depresi Pasien HIV/AIDS

- Population (P)
Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 34 orang, penelitian ini

menggunakan desain korelasional, pengambilan data di lakukan pada bulan

Februari – april. Pasien dalam penelitian ini sudah terdiagnisa HIV.

- Intervention (I)

Penelitian ini mengidentifikasi bagaimana peran keluarga dapat

mempengaruhi tingkat depresi pada pasien HIV. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner dukungan keluarga.

- Comparison

- Outcome

Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil (p=0,000) hal ini menunjukkan

bahwa korelasi dukungan keluarga dengan tingkat depresi pasien HIV/AIDS

bermakna. Pada penelitian ini diketahui distribusi responden yang

mempersepsikan dukungan keluarganya supportif dengan tidak memiliki

gejala depresi normal sebanyak 32 responden, responden yang

mempersepsikan dukungan keluarganya non – suportif dengan tidak memiliki

tingkat depresi normal sebanyak 1 responden, dan responden yang memiliki

dukungan keluarga non – suportif dengan tingkat depresi ringan sebanyak 1

responden.

3. DUKUNGAN KELUARGA DAN KUALITAS HIDUP ORANG DENGAN

HIV/AIDS

- Population (P)

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 106 orang, dengan pendekatan cross

sectional study, dengan kriteria inklusi ODHA yang mepunyai keluarga dan

tinggal denga keluarganya. Sedangkan ODHA yang mengalami gangguan

kejiwaan tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


- Intervention (I)

Penelitian ini mengidentifikasi bahaimana pengaruh keluarga dengan kualitas

hidup pasien HIV/AIDS. Instrumen yang di gunakan berupa kuesioner, yaitu

kuesioer karakteristik responden, kuesioner kualitas hidup, dak kuesioner

dukungan keluarga pada ODHA, setelah itu di analisis menggunakan Chi –

Square.

- Comparison (C)

- Outcome (O)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai dukungan keluarga

dengan kualitas hidup ODHA di Lantera Minangkabau Support Padang Tahun

2014, dengan sampel sebanyak 106 orang, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa 57,5% mempunyai dukungan keluarga yang baik, serta 59,4% ODHA

mempunyai kualitas hidup yang baik. Ada hubungan yang bermakna antara

dukungan keluarga kuluarga dengan kualitas hidup di Lantera Minangkabau

Support Padang Tahun 2014, dimana (p= 0,000).

4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Antiretroviral

Pada Orang Dengan Hiv/Aids (Odha)

- Population (P)

Peneliti mengangkat masalah tentang hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan minum obat ARV pada orang dengan HIV/AIDS. Jumlah

responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang dipilih dengan

tekhnik purposive sampling.

- Intervention (I)
Penelitian ini mengidentifikasi bagaimana hubungan dukungan keluarha

dengan kepatuhan minum obat ARV, instrumen dalam penelitian ini

mengggunakan kuisoner, daftar pertanyaan sudah diuji validitas dan

reliabilitasnya.

- Comparison (C)

- Outcome (O)

Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan responden yang mendapatkan

dukungan dengan kepatuhan minum obat ARV adalah 48 %. Berdasarkan

hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square Hubungan Dukungan

Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat ARV pada Orang dengan

HIV/AIDS (ODHA) didapatkan nilai probability 0,004 < 0,05 maka

kesimpulannya ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum

Obat ARV pada Orang dengan HIV/AIDS.

5. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Orang Dengan

Hiv/Aids (Odha) Di Rumah Singgah Caritas Pse Medan.

- Population

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang, semua populasi akan di

jadikan data. Karena menurut peneliti karena semakin banyak jumlah populasi

maka hasil penelitian akan representatif untuk mewakili penelitian yang

menghasilkan penelitian yang semakin membaik.

- Intervention (I)

Peneliti megambil data menggunakan tekhnik pengumpulan data yang di

lakukan menggunakan studi kepustakaan dan dari penelitian lapagan yang

diperoleh berdasarkan observasi wawancara dan pembagian kuesioner.


- Comparison (C)

- Outcome (O)

Berdasarkan hasil perhitungan, ternyata nilai koefisien korelasi r`= 0,67, hal

ini menunjukkan bahwa pengaruh dukungan keluarga memiliki hubungan

positif yang mantap terhadap keberfungsian sosial orang dengan HIV/AIDS

(Odha). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) yang mengatakan

“Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap keberfungsian sosial orang

dengan HIV/AIDS di Rumah Singgah Caritas PSE Medan”, Dapat diterima.

Sedangkan hipotesa nol (Ho) yang mengatakan “Tidak ada pengaruh

dukungan keluarga terhadap keberfungsian sosial orang dengan HIV/AIDS


BAB II

PEMBAHASAN

Dukungan dari keluarga tentunya akan sangat membantu untuk mengurangi

gangguan psikologis yang berkaitan dengan HIV/AIDS. Tersedianya dukungan positif

yang diberikan oleh keluarga tentunya akan membuat seseorang yang teridentifikasi

HIV dan AIDS menatap hidupnya ke depan dengan lebih positif, sehinggga

dukungan positif yang diberikan oleh keluarga juga akan membuat dampak positif

terhadap mekanisme koping pada penderita HIV/AIDS. Motivasi sangat besar

pengaruhnya dalam kehidupan seseorang baik berupa motivasi ekstrinsik (dukungan

orang tua, teman dan sebagainya) maupun motivasi intrinsic (dari individu sendiri).

Dukungan social mempengaruhi kesehatan dan melindungi seseorang terhadap efek

negative stress berat (Nursalam, 2007). Dukungan keluarga dapat mepengaruhi

mekanisme koping. Strategi koping sendiri tidak akan didapatkan hanya melalui

penderita ODHA saja, tetapi juga ari keluarga terdekat ODHA tersebut , koping yang

baik dapat timbul karena dukungan optimal yang diberikan oleh keluarga, serta sistem

kepercayaan yang tinggi. Selain itu dukungan sosial juga berperan penting dalam

memelihara keadaan psikologis individunyang megalami gangguan psikologis,

dukungan sosial juga dapat di jadikan sebagai pelindung untuk melawan peristiwa

perubahan kehidupan yang berpotensi penuh dengan stress. Pasien yang memiliki

dukungan keluarga memiliki kesempatan 11,9 kali lebih besar untuk memiliki

mekanisme koping yang adaptif dibanding dengan pasien HIV/AIDS yang tidak

mendapatkan dukungan yang optimal (Wisnatul, 2014). dukungan keluarga berperan

besar dalam hal kepatuhan minum obat ARV pada ODHA dalam menjalani

pengobatan. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik akan mempengaruhi positif

pada kepatuhan minum obat ARV pada maka responden akan merasa keluarga selalu
mendukung responden untuk menjalankan pengobatannya sehingga dapat mengurangi

viral load pada ODHA tersebut berupa dukungan kasih sayang, informasi, material,

nasehat dan motivasi dalam minum ARV secara teratur. Selain dukungan keluarga hal

yang terpenting adalah sikap penderita sendiri untuk patuh dalam menjalani

pengobatan ARV yang merupakan upaya dari peningkatan kualitas hidup ODHA.

(Wisnatul, 2014)

Dukungan keluarga juga mempengaruhi tingkat depresi pasien HIV/AIDS

dukungan keluarga berperan besar dalam hal kepatuhan minum obat ARV pada

ODHA dalam menjalani pengobatan. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik

akan mempengaruhi positif pada kepatuhan minum obat ARV pada maka responden

akan merasa keluarga selalu mendukung responden untuk menjalankan

pengobatannya sehingga dapat mengurangi viral load pada ODHA tersebut berupa

dukungan kasih sayang, informasi, material, nasehat dan motivasi dalam minum ARV

secara teratur. Selain dukungan keluarga hal yang terpenting adalah sikap penderita

sendiri untuk patuh dalam menjalani pengobatan ARV yang merupakan upaya dari

peningkatan kualitas hidup ODHA. dukungan keluarga berperan besar dalam hal

kepatuhan minum obat ARV pada ODHA dalam menjalani pengobatan. Dengan

adanya dukungan keluarga yang baik akan mempengaruhi positif pada kepatuhan

minum obat ARV pada maka responden akan merasa keluarga selalu mendukung

responden untuk menjalankan pengobatannya sehingga dapat mengurangi viral load

pada ODHA tersebut berupa dukungan kasih sayang, informasi, material, nasehat dan

motivasi dalam minum ARV secara teratur. Selain dukungan keluarga hal yang

terpenting adalah sikap penderita sendiri untuk patuh dalam menjalani pengobatan

ARV yang merupakan upaya dari peningkatan kualitas hidup ODHA. dukungan

keluarga berperan besar dalam hal kepatuhan minum obat ARV pada ODHA dalam
menjalani pengobatan. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik akan

mempengaruhi positif pada kepatuhan minum obat ARV pada maka responden akan

merasa keluarga selalu mendukung responden untuk menjalankan pengobatannya

sehingga dapat mengurangi viral load pada ODHA tersebut berupa dukungan kasih

sayang, informasi, material, nasehat dan motivasi dalam minum ARV secara teratur.

Selain dukungan keluarga hal yang terpenting adalah sikap penderita sendiri untuk

patuh dalam menjalani pengobatan ARV yang merupakan upaya dari peningkatan

kualitas hidup ODHA (Wiwin,2015).

Kualitas hidup ini merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan untuk

kesehatan mental maupun fisik ODHA yang dapat memberikan kontribusi

terhadap kepuasan dan kebahagiaan dari individu itu sendiri serta memberikan

manfaat kepada keluarga dan masyarakat (Mardhiati, 2011). Peningkatan kualitas

hidup ODHA sangat penting untuk ditingkatkan. Terdapat lima pilar yang perlu

dimiliki oleh ODHA dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Lima pilar tersebut

adalah memiliki kepercayaan diri, memiliki pengetahuan tentang HIV/AIDS,

memiliki akses ketersediaan layanan dukungan (keluarga maupun teman sebaya),

pengobatan dan perawatan, tidak menularkan virus ke orang lain dan melakukan

kegiatan positif (Mardhiati, 2011). Adanya responden yang mendapatkan dukungan

keluarga yang kurang baik dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman atau pengetahuan

keluarga tentang penyakit HIV/AIDS. Selain itu hal ini juga dipengaruhi oleh stigma

di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Karena ketakutan terhadap reaksi

masyarakat yang cenderung negatif, seperti terjadinya stigma dan diskriminasi

yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitarnya, ODHA memilih untuk tidak mau

membuka status HIV kepada keluarga, pasangan ataupun lingkungan. Hal ini

diperkuat dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa rendahnya ODHA yang
membuka status HIV kepada orang terdekatnya termasuk kepada keluarga. Oleh

sebab itu perlu adanya penjelasan informasi HIV/AIDS kepada keluarga sehingga

tidak ada lagi ODHA dikucilkan. Perbandingan mutu hidup ODHA dengan system

dukungan keluarga berdasarkan wilayah di Indonesia. Dukungan keluarga yang

diterima ODHA juga merupakan bentuk dukungan dari keluarga yang dapat

mengurangi stress akibat berbagai masalah fisik, psikologis maupun sosial yang

sering dihadapi ODHA. Hal ini sesuai dengan Friedman (2010), dukungan keluarga

dapat berfungsi sebagai strategi pencegahan untuk mengurangi stress, dengan cara

keluarga memberikan semangat dan motivasi serta menghibur ODHA (Novrianda,

2015).
DAFTAR PUSTAKA

Bachrun, Edy. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat

Antiretroviral Pada Orang Dengan Hiv/Aids (Odha).

http://2trik.jurnalelektronik.com. (Diakses tanggal 12 Desember 2017)

Friedman. 2010. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Mardhiati, S. (2009). Perbandingan mutu hidup ODHA dengan system dukungan

keluarga berdasarkan wilayah di Indonesia. Skripsi. Fakultas Ilmu kesehatan

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Martiningsih, wiwin., Fransnedo Diky Kurnia., Sri Winarni. (2015). Hubungan

Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pasien HIV/AIDS. Jurnal

Kebidanan dan Keperawatan. (Diakses tanggal 12 Desesmber 2017)

Novrianda,dwi.,Yonrizal Nordin.,Gusnita Ananda.(2015). Dukungan Keluarga Dan

Kualitas Hidup Orang Dengan Hiv/Aids. Jurnal Kesehatan Al Irsyad.

jka.stikesalirsyadclp.ac.id. (Diakses tanggal 12 Desember 2017)

Siboro, Henny Kristian. (2014). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap

Keberfungsian Sosial Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Di Rumah Singgah

Caritas Pse Medan. https://jurnal.usu.ac.id (Diakses tanggal 12 Desember

2017).

Izzati, Wisnatul., Nurfitria Wahana E. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Mekanisme Koping Pasien Hiv/Aids Di Poli Serunai Rs Achmad Mochtar

Bukittinggi 2013. ejournal.stikesyarsi.ac.id. (Diakses tangal 12 Desember

2017)

Anda mungkin juga menyukai