Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

MODUL III

A. Judul :
Pemisahan dan Pemurnian

B. Tujuan : a. Memisahkan zat-zat padat dari zat cair dengan cara penyaringan.
b. Memurnikan melalui proses destilasi.

C. Dasar Teori :
Dalam praktikum kimia sering kali berbagai campuran zat harus dipisahkan
menjadi zat murni. Cara pemisahan tersebut dapat digolongkan dalam :
1) Pemisahan zat padat dari zat cair
2) Memurnikan zat cair melalui proses destilasi
Memisahkan zat padat dari zat cair dapat dilakukan dengan cara :
a) Untuk zat padat yang tidak larut dari zat cair
1. Dekantasi
Dekantasi merupakan proses pemisahan padatan dari cairan. Padatan dibiarkan
turun dari dasar labu, kemudian cairannya dituangkan dengan hati-hati agar
padatan tidak terganggu (endapan tidak ikut dalam larutan). Sentrat adalah
hasil dari mendekantasi.
2. Filtrasi ( penyaringan )
Filtrasi merupakan metode pemisahan campuran yang paling sederhana yaitu
proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori
yang hanya dapat dilalui oleh caiaran. Kertas saring dan saringan digunakan
untuk menyingkirkan padatan dari cairan atau larutan. Dengan mengatur
ukuran mesh, ukuran partikel yang disingkirkan dapat dipilih. Penyaringan
dilakukan dengan menuang campuran ke atas kertas saring dari sebuah corong
gelas. Kertas saring akan menahan padatan yang lebih besar dari pada ukuran
lubang saring. Padatan yang tertinggal pada kertas saring ini disebut residu.
Sementara zat dengan ukuran partikel lebih kecil dari ukuran lubang saring
akan lolos melalui kertas saring. Zat yang dapat melewati kertas saring ini
disebut filtrate (Lutfi, 2007: 51).
b) Untuk zat padat yang larut dalam air
1. Penguapan

2. Kristalisasi

3. Destilasi
Pemisahan zat pada?t dari zat cair dapt dilakukan dengan cara
a. Melarutkan dan menyaring, sebagai contoh pemisahan garam dapur ( larut dalam
air ) dan pasir ( tidak larut dalam air)
b. Kristalisasi bertingkat
c. Sublimasi
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair yang di lakukan dengan cara
memanaskan cairan tersebut lalu mengembunkannya.Dasar percobaan ini adalah
perbedaan titik didih zat yang terdapat dalam cujampuran tersebut. Zat dengan titik
didih rendah akan menguap terlebih dahulu. Dan bila didinginkan akan langsung
mengembun. Bila pemancarannya berupa zat air dengan titik didih tinggi maka zat
pencemar akan tertinggal dalam labu dan cara ini di sebut destilasi sendiri.
Bunyi Hukum Raoult
‘//“Tekanan uap jenuh satu komponen larutan yang dapat menguap sama dengan
tekanan uap jenuh komponen murni dikalikan dengan fraksi molnya pada suhu itu”.
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya
lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi
impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi
tinggi akan mengendap
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua faktor
penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju
pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, tetapi tak satupun dari
ini akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi terbentuk endapan yang terdiri dari
partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh
dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk
membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti. Laju pertumbuhan
kristal merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk
selama pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal yang besar akan
terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh.
Ada berbagai cara pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya
secara fisik antara lain adalah dekantasi, sublimasi, filtrasi, ekstraksi,
koagulasi, adsorbsi dan destilasi.Dekantasi merupakan proses pemisahan
padatan dari cairan. Padatan dibiarkan turu ke dasar labu, kemudian cairannya
dituangkan dengan hati-hati agar padatan tidak terganggu.Sublimasi adalah
proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran, sehingga
dihasilkan sublimat (kumpulan materi pada tempat tertentu yang terbentuk
pada pemanasan zat yang dapat berubah langsung dari fasa padat ke fasa gas
dan kembali lagi ke fasa padat). Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari
cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh
cairan. Ekstraksi adalah proses pengambilan salah satu komponen campuran
dengan menggunakan pelarut. Koagulasi merupakan proses pengendapan
koloid. Adsorpsi adalah kemampuan zat untuk menyerap gas, cairan, atau zat
terlarut pada permukaanya. Destilasi adalah pemurnian cairan dengan jalan
mendidihkannya, mendinginkan uap yang terbentuk dan mengumpulkan cairan
yang diperoleh dari pendingin uap.
D. Alat dan Bahan

 Alat
1. Gelas Kimia

Fungsinya: digunakan sebagai wadah dari suatu


larutan

2. Kaca arloji
Fungsinya : sebagai wadah dalam proses mengukur
berat larutan.

3. Cawan penguapan

Fungsi : sebagai wadah untuk menguapkan larutan

4. Gelas ukur
Fungsi: sebagai tempat mengukur volume larutan
5. Labu destilasi

Fungsi: sebagai wadah larutan pada proses destilasi

6. Statif dan klem

Fungsi: sebagai penjepit pada proses destilasi

7. Termometer

Fungsi : untuk mengukur suhu larutan

8. Pendingin liebing
Fungsinya: sebagai pendingin
(kondensor).

9. Corong

Fungsinya: digunakan sebagai wadah untuk


penyaringan dari suatu larutan

10. Kertas saring

Fungsi: untuk menyaring larutan.

11. Heater mantel/tabung gas

Fungsi: untuk memanasi larutan.


 Bahan :
1. CuSO4. 5 H2O
Sifat fisik : berwarna biru dan berbentuk kristal
Sifat kimia : larut dalam air dan gatal jika terkena tangan
2. NaCl
Sifat fisik : mudah hancur, larut dalam air dan tidak bisa melewati
selaput semipermeabel
Sifat kimia : pH-nya netral dan merupakan elektron kuat karena
terionisasi pada air
3. Kapur tulis
Sifat fisik : tidak mudah hancur
Sifat kimia : tidak larut dalam air
4. Pasir
Sifat fisik : berbentuk butiran-butiran kasar
Sifat kimia : tidak dapat larut dalam air

5. Teh
Sifat fisik : berbentuk daun-daun kecil
Sifat kimia : tidak dapat terlarut dalam air

6. Aquades

Sifat fisik : cairan tak berwarna, titik didik


100℃, 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ 0℃.

Sifat kimia : pelarut banyak jenis zat kimia,


tidak mudah terbakar.
E. Prosedur Kerja
 Percobaan dilakukan dengan cara dekantasi

± 1 sendok -pasir
- Memasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air
- Mengaduk
- Membiarkan mengendap
- Membiarkan larutan di bagian atas

Residu Residu
(pasir) (pasir)

 Percobaan dilakukan dengan cara filtrasi

Bubuk kapur
tulis
- Memasukkan bubuk kapur tulis kedalam gelas
kimia yang berisi air
- Mengaduk
- Menyiapkan corong dan kertas saring
- Menyaring

Residu (bubuk Air Jernih


kapur tulis) (filtrat)

 Percobaan dilakukan dengan cara penguapan

Garam Dapur

- Melarutkan garam dapur kedalam gelas kimia yang


berisi air
- Menyaring dengan kertas saring
- Menguapkan dalam cawan penguapan

Kristal Garam

 Percobaan dilakukan dengan cara kristalisasi

5 gr CuSO4. 5H2O 25 ml
air

Larutan 5 gram CuSOs4. 5H2O


dalam 25 ml air
- Menguapkannya sehingga volumenya
- menjadi 10 ml
- Mendinginkannya
- Memperhatikan bentuk kristal yang terjadi

Kristas CuSO4

 Percobaan dilakukan dengan cara destilasi

100 ml air suling

- Menuangkannya kedalam labu destlilasi 250 ml


- Menambahkan 3 buah batu didih
- Merangkai alat destilasi dan mengusahakan agar air pendingin
mengalir dengan lambat dan teratur dari bawah ke atas

Labu destilasi 25 ml
air

- Merangkai alat
- Mengusahakan agar air dalam pendingin mengalir dengan
lambat dan merata dari bawah keatas
- Memanaskannya
- Mencatat temperaturnya
- Menghentikan destilasi sehingga volume mencapai 10 ml
Aquades

F. Hasi Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. - Memasukkan ± 1 - Pasir yang dimasukkan ke dalam gelas
sendok pasir dalam kimia yang berisi 10 ml air sebagian
gelas kimia. terapung dan sebagian tenggelam, dan
air dalam gelas kimia tetap bening.

- Mengaduk pasir dalam - Setelah diaduk terjadi perubahan warna


gelas kimia. dari bening menjadi keruh, dan sebagian
pasir yang mulanya terapung setelah
diaduk tenggelam.

- Membiarkan pasir - Setelah mengamati pasir mengendap,


mengendap. pasir tetap sepertinya sebelumnya.

- Menuangkan larutan - Dihasilkan residu pasir dan filtrat air


bagian atas. yang berwarna keruh, serta terdapat
serbuk pasir.
2. - Memasukkan kapur ± 1 - Bubuk kapur tulis yang dimasukkan ke
sendok ke dalam gelas dalam air langsung mengendap ke dasar
kimia yang berisi 10 ml gelas kimia.
air.

- Mengaduk kapur dalam - Setelah diaduk air tidak mengalami


gelas kimia. perubahan warna karena kapur tulis tidak
dapat terlarut dalam air.

- Melakukan penyaringan. - Setelah dilakukan penyaringan


dihasilkan filtrat air dan residu kapur.
Selain itu, terdapat sisa residu kapur
pada kertas saring.
3. - Melarutkan garam dapur - Terjadi perubahan warna pada air dari
dalam gelas kimia yang bening menjadi keruh.
berisi air 10 ml.

- Menyaring dengan - Setelah disaring dengan kertas saring,


menggunakan kertas terjadi perubahan warna dari keruh
saring. menjadi bening.

- Menguapkan larutan - Saat penguapan larutan garam,


dalam cawan menghasilkan air bening menjadi kristal
penguapan. garam serta terjadi perubahan wujud zat
cair menjadi zat padat.
4. - Melarutkan 5 gr CuSO4 - Air yang bening menjadi berwarna biru.
+ 5H2O ke dalam 25 ml
air.

- Menguapkan larutan - Terjadi pengurangan volume air yang


hingga volume menjadi diterapkan oleh penguapan.
10 ml.

- Mendinginkan larutan. - Setelah didinginkan terdapat kristal-


kristal kecil pada dasar larutan.
- Memperhatikan bentuk - Terbentuk kristal CuSO4.
kristal yang terjadi.
5. - Menuangkan 100 ml teh - Setelah dituangkan 100 ml teh ke dalam
ke dalam labu destilasi labu destilasi, tidak terjadi perubahan
250 ml. apapun pada teh.

- Menambahkan 3 buah - Tidak terjadi perubahan.


batu didih.

- Merangkai alat destilasi. - Tidak terjadi perubahan.

- Memanaskan heater. - Terjadi perubahan suhu yaitu 960C


mantle memperhatikan dimana larutan teh meneteskan uap yang
suhu pada termometer. pertama.

- Mencatat temperatur dan - Terjadi perubahan suhu 980C, namun


menghentikan destilasi tidak terjadi perubahan warna teh.
hingga 5 tetesan.

G. Pembahasan

1. Dekantasi

Dekantasi adalah cara pemisahan suatu campuran dengan cara mengendapkan.


Campuran ini merupakan campuran heterogen yang mengandung dua atau lebih fasa.
Campuran dapat didefenisikan yaitu dua zat murni atau lebih yang bergabung dengan
perbandingan sembarangan. Pada percobaan pertama yaitu proses dekantasi. Pertama
yang dilakukan dalam memulai percobaan adalah memasukkan ± 1 sendok pasir ke
dalam gelas kimia yang berisi ± 10 ml air. Kemudian diaduk, setelah itu pasir
diendapkan yaitu membiarkan beberapa saat. Dari hasil percobaan dapat dilihat
bahwa pasir tidak tercampur dengan air, pasir akan mengendap terpisah dengan air,
sedangkan warna air menjadi keruh. Larutan ini disebut larutan heterogen karena ke
dua zat yaitu pasir dan air tidak dapat bercampur.

2. Filtrasi

Filtrasi, yakni proses penyingkiran padatan dari cairan, adalah metode


pemurnian cairan dan larutan yang paling mendasar. Filtrasi tidak hanya digunakan
dalam skala kecil di laboratorium tetapi juga di skala besar di unit pemurnian air.
Kertas saring dan saringan pada percobaan ini digunakan untuk menyingkirkan
padatan dari cairan atau larutan. Filtrasi adalah pemisahan campuran dengan cara
penyaringan. Campuran kapur tulis dan air pada percobaan ini merupakan campuran
heterogen, karena kedua zat terlarut dan pelarut tidak tercampur secara sempurna.
Pada perlakuan ini, ditambahkan bubuk kapur tulis dalam air lalu diaduk. Setelah
diamati, ternyata kapur tulis tidak larut dalam air tetapi mengendap ke dasar gelas
kimia. Kemudian, campuran ini disaring dengan menggunakan kertas saring.
Penyaringan dengan menggunakan kertas saring bertujuan untuk mendapatkan residu.
Setelah diamati, air yang keruh karena pengaruh bubuk kapur tulis ketika disaring
menjadi bening kembali dan menghasilkan dua produk pemisahan yaitu filtrat berupa
air dan residu berupa bubuk kapur tulis. Kedua zat yang bercampur yaitu air dan
kapur tulis menunjukkan campuran bersifat heterogen.

3. Penguapan

Pada proses pemisahan dengan penguapan ini bahan-bahan yang digunakan


adalah garam dan air. Pemisahan dengan cara penguapan kali ini bertujuan untuk
memisahkan antara air dan garam pada larutan garam. Pertama-tama memasukkan
satu sendok garam ke dalam gelas kimia yang berisi air, pada saat ini belum ada
perubahan warna larutan. Setelah di masukkan satu sendok garam ke dalam gelas
kimia yang berisi air lalu selanjutnya mengaduknya yang bertujuan agar garam
terlarut dalam air. Perubahan yang terjadi pada saat pengadukan ini garam terlarut
semua dalam air dan warna larutan ini tidak ada perubahan. Setelah diaduk, langkah
selanjutnya adalah menyaringnya dengan kertas saring yang diletakkan di corong lalu
dituangkan ke dalam cawan penguapan. Pada penyaringan ini tidak ada perubahan
warna pada larutannya. Lalu langkah selanjutnya memanaskan larutan tersebut
sampai airnya habis. Pada pemanasan ini warna larutan tidak ada perubahan namun
larutan tersbut menjadi mendidih dan adanya uap serta adanya kristal-kristal garam.
Setelah itu lalu didinginkan di dalam eksikator agar mempercepat pendinginan,
setelah didinginkan maka didapatkan kristal-kristal garam yang mengiring.

4. Kristalisasi

Kristalisasi adalah cara pemisahan campuran dengan cara mengkristalkan.


Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah melarutkan 5 gram
CuSO4 ke dalam gelas kimia yang berisi 25 ml air. Kemudian larutan tersebut
diuapkan hingga volume menjadi 10 ml. Pemisahan larutan ini dapat dilakukan
dengan cara memanaskannya. Dari pemanasan larutan tersebut diperoleh
pengamatan bahwa pada waktu pemanasan larutan selama 10 menit, volume larutan
tampak mulai berkuarang. Setelah beberapa saat, larutan mendidih, serta warna
larutan menjadi lebih tua yakni biru tua, volumenya terus berkurang dan mulai
timbul kristal-kristal CuSO4. Setelah beberapa menit larutan mengalami
pemanasan telihat dengan jelas dalam cawan penguapan teredapat kristal-kristal
CuSO4 terutama pada dinding cawan dan volumenya tersisa.
5. Destilasi

Destilasi merupakan proses pemisahan dan pemurnian suatu zat berdasarkan


titik didih zat yang terdapat pada campuran tersebut. Destilasi merupakan teknik
pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi
terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin. Pada percobaan
ini, pertama yang dilakukan adalah menuangkan 100 ml air teh ke dalam labu
destilasi 250 ml. Setelah itu ditambahkan 3 buah batu didih. Hal ini dilakukan agar
proses pemanasan berlangsung dengan cepat. Kemudian larutan yang terdapat pada
labu destilasi tersebut dipanaskan. Pada saat pemanasan diperhatikan suhu yang
ditunjukkan termometer sampai suhunya konstan. Hasil dari proses ini adalah air teh
mengalami perubahan titik didih teh dari 92 0C menjadi 98 0C. Proses destilasi ini
dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen
tersebut.

H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemisahan zat padat dan zat cair dapat dilakukan dengan banyak cara tergantung
pada bahannya. Untuk bahan yang tidak dapat larut dalam air dapat dipisahkan
dengan cara dekantasi dan filtrasi (dengan menggunakan bahan berpori).
Sedangkan pada bahan yang dapat larut dalam pelarut pemisahannya dapat
dilakukan dengan cara penguapan dan kristalisasi.
2. Proses pemurnian melalui proses destilasi yaitu dengan cara pemisahan zat cair
yang dilakukan dengan cara memanaskan cairan tersebut lalu mengembunkannya.
Dasar percobaan pada proses destilasi yaitu perbedaan titik didih yang terdapat
pada campuran tersebut. Zat yang titik didihnya rendah akan terlebih dahulu
menguap.

I. Kemngkinan Kesalahan

 Kurang terampilnya praktikan dalam menggunakan alat


 Kurang telitinya praktikan dalam meneliti perubahan yang terjadi pada setiap
proses

J. Jawaban Tugas

1. Mengapa pada destilasi letak termometer harus berada pada persimpangan pipa
labu destilasi ?
 Jawab : Karena termometer ini digunakan untuk mengukur temperatur uap
suatu zat. Termometer berada pada persimpangan pipa labu destilasi untuk
mencapai ketelitian yang tepat. Termometer dalam destilasi digunakan untuk
mengukur suhu uap suatu zat yang keluar dari labu destilasi setelah
dipanaskan. Zat tersebut dapat diketahui dengan melihat temperatur atau titik
didihnya. Zat yang mempunyai titik didih yang paling rendah akan lebih cepat
menguap sehingga uapnya tersebut dapat dibaca oleh termometer.
2. Apa sebabnya aliran air harus ada dalam kondensor dibuat berlawanan arah
destilasi ?
 Jawab : Penyebab aliran air harus ada dalam kondensor dibuat berlawanan
arah destilasi yaitu agar proses pengembunan uap air berlangsung cepat dan
agar pendingin uap air lebih merata daripada yang searah.
Daftar Pustaka

Achmad, hiskia. 1999. kimia dasar 1. Jakarta : depdiknas

Ochakimia. 2009. Pemisahan dan pemurnian zat. Dapat diakses di


http://ochakimia.blogspot.com/2009/08/pemisahan-dan-pemurnian-zat.html
(diakses pada tanggal 3 Desember 2011)

Scribd. 2011. Pemisahan dan Pemurnian. Dapat diakses di


http://www.scribd.com/doc/40737239/pemisahan-dan-pemurnian (diakses
pada tanggal 3 Desember 2011)

Syukri. 1999. kimia dasar 1. Bandung: ITB

Team teaching kimia dasar 1. 2011. Modul praktikum. Gorontalo : Universitas Negeri
Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai