Tak
Tak
PERTEMUAN KE- 2
RISET DAN TEORI AKUNTANSI
OLEH:
Kehadiran suatu teori memberikan manfaat dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan
teori dapat menjelaskan hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori ini terbentuk dari
sekumpulan dasar pikiran yang biasa disebut asumsi atau dalil. Pembentukkan dasar pikiran
asumsi ini harus jelas ketika dibangun, sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik yang
biasa disebut hipotesis. Hasil dari pembentukkan dasar pikiran dalam sebuah teori akan
melahirkan sekelompok konklusi atau kesimpulan yang berasal dari premis. Kemudian
kesimpulan ini dapat dibagi menjadi dua jenis penalaran logis, yaitu deduksi maupun induksi.
Berdasarkan penjelasan dari penyajian tabel tersebut, penalaran deduktif dan induktif
dapat dicontohkan sebagai berikut:
1) Contoh penalaran deduktif
Pernyataan 1 : Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh
lembaga-lembaga publik sebagai salah satu pertanggungjawaban
kepada publik.
Pernyataan 2 : Sekarang terdapat perhatian yang semakin besar terhadap praktek
akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik akuntansi
sektor pemerintahan maupun lembaga publik non-pemerintah.
Kesimpuan 1 : Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola
secara akuntabel, transparan, dan bertanggungjawab.
1
2) Contoh penalaran induktif (Rahmanurrasjid, 2008)
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor Nomor 53 Tahun 2004
tersebut memberikan kejelasan terhadap bentuk partisipasi masyarakat dalam proses
kebijakan publik, yakni melalui orang pribadi, organisasi sosial, LSM, Media massa, maupun
lembaga publik. Sedangkan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan publik
dilakukan konsultasi dengan stakeholder dan melakukan mediasai antar pihak yang
bermasalah, maka atas inisiatif masyarakat dan prakarsa masyarakat dapat dibentuk Komisi
Patisipasi masyarakat. Sebagai konsekuensi atas perda, apabila lembaga publik tidak
melaksanakan ketentuan Perda Nomor 53 Tahun 2004 tersebut maka dapat dikenakan sanksi
adminsitratif sesuai ketentuan yang berlaku. Perda ini mempunyai jangka waktu peninjauan
kembali terhadap kebijakan publik yaitu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender.
2
deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling eksklusif meskipun tidak
mungkin menjaga riset induktif agar menjadi bebas nilai (value-free).
3
manusia daripada fenomena yang diukur dari ilmu alam. Konsekuensinya, diharapkan
akuntansi sebagai ekonomi dan ilmu sosial lainnya, dapat memberikan sedikit ketepatan
dalam pengukuran dan memprediksi daripada ilmu alam. Argumen ini sesuai dengan
pandangan yang dikenal luas saat ini bahwa akuntansi adalah suatu ilmu sosial yang lengkap.
Argumentasi ini dijabarkan dengan sangat tepat oleh Mautz sebagai berikut (Belkaoui, 2006):
“Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang tentunya merupakan kelompok sosial;
akuntansi berkepentingan dalam transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya
yang memiliki konsekuensi dan mempunyai dampak atas hubungan sosial; akuntansi
menghasilkan pengetahuan yang berguna dan berarti bagi orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas-aktivitas yang memiliki implikasi sosial; akuntansi pada hakikatnya bersifat mental.
Menurut dasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial.”
Pandangan terhadap akuntansi sebagai suatu ilmu sosial telah meresap ke dalam
lingkungan akademik dan riset mengenai akuntansi, menimbulkan terjadinya perpecahan
dalam bidang profesi ini. Terdapat cukup banyak bukti yang menunjukkan telah terjadi
perpecahan. Hal ini dibuktikan oleh respons yang diberikan terhadap survey AICPA atas para
anggota institusi di bidang pendidikan berikut ini:
1. Masalah terpenting yang dihadapi oleh CPA dalam bidang pendidikan adalah adanya
kenyataan bahwa bidang akademi telah terpisah terlalu jauh dari profesi akuntansi.
2. Riset akuntansi yang saat ini kebanyakan dijalankan tidak relevan sama sekali dengan
akuntansi di dunia nyata.
3. Para pengajar seringkali kurang berinteraksi dengan para praktisi.
4
Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu diingat adalah
bagaimana menggunakan informasi jika riset tidak familiar dengan informasi tersebut.
1 ∆𝑀 +𝐷
r = 𝑛( )
𝑀
dimana:
n = lama periode penyimpanan dalam tahun
D = deviden yang diterima selama periode peyimpanan
M = nilai pasar dari saham pada saat awal periode penyimpanan
∆M = perubahan nilai pasar saham selama periode penyimpanan.
5
sebenarnya dari pengguna. Sementara penelitian perilaku merupakan pendekatan deskriptif
dan positif, sangat mudah beralih pada kesimpulan normatif bahwa penggunaan data
akuntansi untuk tujuan pengambilan keputusan dapat diperbaiki.
6
informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi
yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori informasi adalah menentukan
bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian
resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja
manajemen relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen).
7
DAFTAR PUSTAKA