BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3) Faktor lingkungan
Kerusakan sel-sel beta juga disebabkan oleh pankreatitis,
alkoholisme dan infeksi virus.
b. Diabetes melitus tipe II ( NIDDM)
Jenis diabetes melitus ini adalah tidak tergantung dengan insulin.
Diabetes tipe II ini sebenarnya belum begitu jelas. Faktor-faktor resiko
tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes melitus
tipe II adalah :
1) faktor genetik
2) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada
usia diatas 65 tahun)
3) Obesitas
4) Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat
5) Penyakit hati dan kelebihan hormon seperti
kortikosteroid
6) Kelompok etnis tertentu
4. Patofisiologi
Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh
proses autoimun. Hiperglikemia-puasa terjadi akibat produksi glukosa
yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial. (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar; akibatnya,glukosa
tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan
diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan
dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik.
Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan, pasien akan
mengalami peningkatan dalam kemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami
7
5. Manifestasi klinis
a. Diabetes melitus tipe I
1) Glukosuria
2) Diuresis osmotik
3) Poliuria
4) Polidipsia
5) Polifagia
6) Ketoasidosis
b. Diabetes melitus tipe II
1) Sering asimtomatik atau tanpa gejala
2) Sering pada usia diatas 30 tahun
3) Obesitas
4) Kadang poliuria, polidipsi dan polifagia
5) Kelelahan, iritabilitas, luka yang lama sembuh
6) Infeksi vagina
7) Pandangan kabur
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Tes toleransi glukosa (TTG) oral; merupakan pemeriksaan
yang lebih sensitif dari pada tes toleransi glukosa intravena yang hanya
digunakan dalam dituasi tertentu
b. Gula darah puasa normal / diatas normal 140 mg/dl
c. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton
d. Essel hemoglobin glikosilat diatas rentang normal, tes ini
dilakukan untuk mengukur presentasi glukosa yang melekat pada
hemoglobin sel darah merah, rentang normalnya adalah 5 – 6 %.
7. Penatalaksanaan
a. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita
diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1) Memeberikan semua unsur makanan essensial
misalnya vitamin dan mineral
11
Pisang 1 buah
15.00 Nanas 2 potong
Sore Nasi ½ cangkir
Daging 1 potong
Sayur ½ cangkir
Telur rebus 1 biji
Tahu 1 potong
Pisang 1 buah
21.00 Roti 2 potong
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang atau nyeri
Tanda : wajah meringis dengan palpitasi
h. Pernapasan
Gejala : merasa kurang oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum
purulen
Tanda : batuk dengan atau tanpa purulen (infeksi)
i. Keamanan
Gejala : kulit kering dan ulkus pada kulit
Tanda : demam, diaporesis, kulit rusak atau lesi / ulserasi, menurunya
kekuatan umum
j. Seksualitas
Gejala : rabas vagina (infeksi), masalah impoten dan kesulitan orgasme
pada wanita
2. Diagnosa keperawatan
16