Anda di halaman 1dari 5

Negara Indonesia memang tercatat sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber

daya alam, termasuk kekayaan hewan, tumbuhan, dan sumber daya alam lain dalam berbagai
bidang seperti misalnya dalam bidang kehutanan, kelautan, perkebunan, serta pertambangan,
sehingga negara Indonesia ini dikenal sebagai negara dengan kepemilikan megabiodiversitas
tertinggi kedua di dunia setelah negara Brazil. Keanekaragaman hayati di Indonesia meliputi
sekitra 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12%
dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang dan 25%
dari hewan laut (Radiopoetro, 1986).

Tetapi sayangnya di balik sederet urutan kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia,
tersimpan suatu realita yang menyakitkan, karena negara ini dikenal pula sebagai salah satu
negara penyumbang kepunahan fauna di dunia. Sejak dahulu, isu mengenai kepunahan telah
merebak dan menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Kepunahan sendiri di dalam biologi
dapat diartikan sebagai kehilangan keberadaan dari suatu spesies atau sekelompok takson. Suatu
spesies dapat dikatakan punah apabila anggota terakhir dari suatu spesies itu mati. Para ilmuwan
pun berargumentasi apabila kondisi ini terus berulang, maka generasi penerus kita di masa depan
dalam beberapa puluh tahun kemudian diperkirakan terancam nasibnya akan ketidakmampuan
dalam menyaksikan hewan-hewan yang pernah hidup di masa kini.

Terdapat beberapa macam faktor yang mengakibatkan semakin menurunnya jumlah


spesies hewan yang ada di Indonesia ini seperti misalnya kejadian bencana alam, terbakarnya
hutan, didesak oleh populasi lainnya yang ternyata jauh lebih kuat, atau keberadaan aktivitas
manusia (pembalakan hutan, perdagangan satwa liar, perburuan satwa secara tidak terkendali,
hingga aktivitas dari pembangunan pemukiman dengan membabat areal hutan untuk disulap
menjadi tempat bernaung masyarakat). Menurunnya jumlah keanekaragaman hewan tentunya
sangat menorehkan segaris luka yang begitu dalam terhadap negeri kita, Indonesia, dengan
sedemikian banyak rentetan kerugian yang harus ditanggung dan diselesaikan. Terganggunya
keseimbangan alam adalah salah satu hal yang menjadi kerugian utama. Punahnya salah satu
spesies tentunya mengakibatkan terganggunya keseimbangan alam, yang berdampak terhadap
putusnya rantai makanan apabila salah satu dari anggota rantai makanan musnah.

Kelas Mamalia sendiri adalah kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
hidup dengan memiliki karakteristik penentu berupa rambut seperti halnya bulu burung yang
sama-sama terbentuk dari keratin namun masih menjadi bahan perdebatan oleh para ahli zoologi
yang hingga kini masih belum dapat mengetahui asal-usulnya. Walau secara umumnya mamalia
bereproduksi dengan metode vivipar (melahirkan), namun ada pula mamalia yang bertelur,
seperti halnya dari Ordo Monotremata (platipus) (Smith, 1963). Contoh mamalia vivipar yang
termasuk dalam mamalia carnivore yaitu family Ursidae.

I. Famili Ursidae
Beruang adalah kelompok kecil mamalia kebanyakan besar, dengan 8 spesies dalam
genus 5 (Ursus, Tremarctos, Melursus, Helarctos, dan Ailuropoda). Meskipun Ursidae tidak
beragam, spesies dalam keluarga ini tersebar luas dan budaya yang signifikan terhadap populasi
manusia di seluruh jangkauan mereka. Beruang ditemukan di semua benua kecuali Antartika dan
Australia, tetapi terutama ditemukan di seluruh belahan bumi utara.
Beruang termasuk beberapa carnivora terbesar. Beruang kutub dapat mencapai 3 meter
dan berat badannya 650 kg . sebelum hibernasi selama musim dingin, mereka berbaring dan
jumlah lemak dapat mencapai berat 800 kg atau lebih. Beruang madu tingginya mencapai 1.10m
dan berat badannya 27 kg. Beruang terdapat pada hampir semua habitat darat di seluruh
jangkauan mereka, dari tundra Arktik dan gumpalan es kutub untuk hutan tropis dan subtropis,
pegunungan, padang rumput, dan padang pasir
Individu terbesar beratnya bisa mencapai 800 kg (Ursus maritimus). jantan lebih besar
daripada betina, kadang-kadang lebih dari dua kali ukuran mereka. Beruang memiliki telinga
bulat, mata kecil, dan ekor yang sangat pendek. beruang memiliki mantel halus. Kebanyakan
beruang coklat, hitam, atau putih; beberapa memiliki tanda putih mencolok pada dada atau
wajah. Semua spesies beruang memiliki cakar yang tidak bisa ditarik yang mereka gunakan
untuk menggali dan merobek. Kaki beruang plantigrade. Ada lima digit pada masing-masing
kaki. Tengkorak beruang memanjang. Rumus gigi 3/3, 1/1, 3-4 / 4, 2/3 = 40-42.
Beruang melahirkan 1 sampai 4 dengan interval 1 sampai 4 tahun. Panjang kehamilan 95
sampai 266 hari, dengan implantasi tertunda 45-120 hari. Panjang kehamilan yang sebenarnya
mungkin lebih dekat dengan 60 sampai 70 hari. Kelahiran terjadi selama musim dingin ketika
perempuan ini tidak aktif. Betina melahirkan anak mereka di kawasan lindung. Beruang sangat
kecil ketika lahir, dari 90 (Ailuropoda melanoleuca) ke 680 (Ursus arctos) gram saat lahir.
Mereka lahir dengan mata dan telinga tertutup dan telanjang atau dengan hanya lapisan halus
bulu. Menyapih terjadi dari 3,5 (Ursus thibetanus) sampai 9 (Ailuropoda melanoleuca) bulan.
Pada saat muda tinggal dengan ibu mereka sampai 3 tahun, tapi kebanyakan spesies bubar
setelah 18 sampai 24 bulan. Wanita sangat protektif terhadap anak-anak mereka dan ada
kemungkinan bahwa anaknya belajar tentang mendapatkan makanan dan tempat tinggal selama
waktu remaja bersama dengan ibu mereka. Beruang berumur panjang jika mereka mampu
bertahan hidup beberapa tahun pertama dalam kehidupan mereka. Kebanyakan kematian terjadi
pada anaknya muda atau menyebar remaja sebagai akibat dari stres makanan. Perkiraan umur
panjang di alam liar yaitu 25 tahun.
Beruang umumnya soliter kecuali ibu dengan anak-anaknya. Beruang ada yang aktif di
malam hari dan juga ada yang di siang hari. Beruang umumnya mengambil keuntungan dari
tempat penampungan, seperti gua, log berongga, dan rongga-rongga di akar pohon, sebagai
sarang. Helarctos malayanus menghabiskan banyak waktu mereka di pohon-pohon dan
membangun platform untuk beristirahat. Beruang cenderung bergerak relatif lambat, dengan
menyeret, kiprah plantigrade, tapi mampu berjalan dengan cepat bila diperlukan, berdiri dan
berjalan di belakang dua kaki, dan memanjat. Beruang kutub (Ursus maritimus) adalah perenang
yang sangat baik dan beruang madu (Helarctos malayanus) cukup arboreal. Kebanyakan beruang
bergerak di seluruh berbagai macam untuk memenuhi kebutuhan metabolisme mereka. Beruang
kutub betina bermigrasi dari es di akhir musim gugur untuk melahirkan anak-anak mereka di
sarang (Roiena, 2011).
Beberapa spesies beruang beriklim menjalani perpanjangan masa mati suri selama musim
dingin, mundur ke liang bawah tanah atau gua untuk melarikan diri dari fluktuasi suhu. Mereka
menjadi lesu dan memetabolisme cadangan lemak terakumulasi selama musim panas dan musim
gugur. Beberapa ahli fisiologi tidak menganggap ini keadaan sebenarnya dari hibernasi, karena
suhu tubuh tidak turun secara substansial dan beruang dapat segera terbangun dari wilayah tsb.
peneliti telah mengusulkan bahwa ini adalah hibernasi karena denyut jantung turun menjadi
hampir setengah tingkat normal. Beruang yang mengalami bentuk hibernasi sering melahirkan
saat tidur musim dingin mereka. Beruang adalah omnivora dan oportunistik. Jenis makanan
tertentu dapat bervariasi tergantung habitat atau musim (Roiena, 2011).

Beruang Kutub (Ursus maritimus)


Kingdom :Animalia.
Phyllum :Chordata.
Classis :Mammalia
Ordo :Carnivora.
Famili :Ursidae.
Genus :Ursus
Spesies : Ursus maritimus. Gambar 1: Beruang Kutub

Karakteristik utama beruang adalah badan besar,warna bulu tubuh putih dan lapisan
lemak setebal 10 cm sehingga dapat hidup dibawah suhu 10 derajat C ,betis pendek dan
gemuk,kaki pendek,telinga relatif kecil dan melingkar,moncong panjang,dengan ekor yang
pendek, telapak kaki plantigrad dengan lima cakar yang tidak dapat ditarik dan ekor
pendek. Beruang kutub bersifat dimorfik seksual dalam ukurannya, dimana jantan lebih besar.
Spesies yang lebih besar cenderung menunjukkan dimorfisme seksual lebih tinggi dibandingkan
spesies kecil dan individunya juga cenderung berbeda-beda. Beruang kutub merupakan anggota
darat dan air es paling pasif dari ordo Karnivora,Beruang kutub adalah karnivora terbesar di
bumi .Beruang kutub jantan bisa seberat 350-770 kg dengan panjang tubuh sekitar 2,4-3
meter,sedang beruang betina setengah besarnya dari beruang jantan kira-kira berat badan
beruang betina 150-25 kg dengan panjang tubuh 1,8-2,4 meter (Schliebe, 2008)

Saat hamil dapat mencapai berat 500 kg. Beruang terkecil adalah beruang matahari dari
Asia yang beratnya rata-rata 65 kg untuk jantan dan 45 kg untuk betina .Penciuman beruang
kutub sangat baik,dapat mencium bau hingga 1,6 km jauhnya dan benda terkubur sedalam 0,9
meter.Pendengaran beruang ini cukup tajam serta pengelihatan yang tajam dan jeli untuk melihat
benda yang jauh. Beruang ini juga mampu berenang di lautan di kutub sampai 320 km dari darat
dengan kecepatan 40 km/jam .Berbeda dengan karnivora lainya, beruang kutub adalah
plantigrad. Mereka mendistribusikan berat mereka ke kaki belakang yang membuat mereka
terlihat kesusahan ketika berjalan. Beruang kutub masih cukup cepat berlari dimana beruang ini
bisa mencapai 48 km per jam,Beruang kutub dapat berdiri di atas kaki belakangnya dan duduk
tegak dengan keseimbangan yang mantap. Beruang kutub memiliki cakar yang dipakai untuk
menggali, memanjat, menyobek dan menangkap mangsa,telapak kaki beruang kutub lazimnya 30
cm. Pada kakinya terdapat buntalan kaki dilapisi papillae kecil dan lembut yang menimbulkan
tenaga tarik saat menyentuh esagar tidak terpeleset saat mereka berjalan, berlari,dan bergerak
bebas.

Perbedaan lain dengan anggota Karnivora lainnya adalah gigi karnasial yang relatif
berkembang dan gigi mereka teradaptasi untuk makan daging dan memiliki 42 gigi. Gigi
taringnya besar dan tajam,gigi depannya kecil-kecil dan gerahamnya datar mampu
menghancurkan makanannya. Beruang kutub telah mengevolusikan kembali karnasial yang
berfungsi penuh karena pola makan mereka kembali ke karnivora.Semua beruang secara fisik
kuat dan mampu menyerang manusia secara fatal, namun mereka umumnya bersifat
pemalu,beruang akan menyerang ketika induk beruang merasa anaknya dalam bahaya, ia akan
berperilaku ganas.

Daftar Pustaka

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Smith, E.F. 1963. General Zooogy. London: WB Saunders Company.


Schliebe et al. 2008. Ursus maritimus. IUCN Red List of Threatened Species. Retrieved on 5
January 2010.
www.acamedia.edu/9764852/carnivore.

Anda mungkin juga menyukai