Anda di halaman 1dari 2

Selain poliembrioni pada tumbuhan biji tertutup juga dapat

terbentuk embrio tanpa dibuahi yang disebut apomiksis. Yang


tergolong apomiksis adalah reproduksi dari bagian tanaman
selain biji atau berasal dari biji dengan embrio tanpa dibuahi
(aseksual), menurut Bhojwani dn Bhatnagar (1999) ada dua
kategori apomiksis: reproduksi vegetatif dan agamospermi.
Reproduksi vegetatif adalah perbanyakan tumbuhann dari
bagian tumbuhan selain biji, hal ini disebabkan organ
seksualnya tidak berfungsi/steril misalnya tunas yang muncul
dari akar, batang atau umbi. Juga perbanyak tumbuhan berasal
dari daer4ah bunga atau cabang bunga misalnya tunas/kecambah
(sporofit muda) pada bunga yang sudah layu contohnya pada
tumbuhan mangrove (Rhizopora sp.) yang disebut vegetatif
vivipar. Agamospermi : perbanyakan tumbuhan dari biji atau
embrio yang berasal sel-sel somatik bakal biji bukan dari zigot
yang merupakan hasil persatuan gamet jantan dengan betina.
Yang tergolong agamospermi adalah:
1. Embrioni Adventif: bila embrio/sporofit muda dalam biji
berasal dari sel-sel somatic bakal biji/ovulum, biasanya
berasal dari nuselus disebut embrio nuselus atau berasal
dari integumen misalnya embrio mangga (iMangifera
indica L.).
2. Diplospori: bila sel arkhesporium mengalami diferensiasi
tetapi sel induk megaspora/megasporositnya tidak tereduksi
langsung berkembang menjadi kandung lembaga. Jadi
embrio dibentuk oleh sel-sel yang tidak dibuahi
(partenogenesis) atau berasal dari sel-sel lain dari kandung
lembaga (apogami).
3. Apospori: bila embrio berasal dari sel somatic nuselus
langsung membentuk kandung lembaga yang tidak
tereduksi, sel telur diploid secara partenogenesis
membentuk embrio. Kandung lembaga apomiksis mungkin
berkembang, selain kandung lembaga haploid yang
merupakan derivat sel induk megaspora. Kandung lembaga
haploid mengalami degenerasi pada stadium awal atau
membentuk embrio secara seksual pembuahan.

Anda mungkin juga menyukai