Anda di halaman 1dari 37

Apomiksis

 Apomiksis : reproduksi aseksual tanpa melalui proses


fertilisasi (fusi inti sperma dan inti telur)
 Amphimiksis : reproduksi seksual yang diawali dengan
meiosis (sporogenesis), kemudian fertilisasi
Fenomena apomisksis
di alam
 Tidak ditemukan pada
bryophyta
 10% pada paku-pakuan
 Hampir tidak ada pada
gymnosperm
 Angiosperms: <1% dari semua
spesies, dan hanya muncul
pada suku tertentu
Apomiksis pada
Tumbuhan Paku
Apomiksis pada Cyrtogonellum caducum
A. Prothallium dg awal perkembangan
sporofit
B. Pembentukan inisial sporofit tanpa
pembentukan arkegonium;
C. Sporofit berkembang dr sel somatik;
D. Antheridium dg spermatozoids;
E. Sporofit dg daun pertama;
F. Prothallium dg daun dan akar dekat
apical notch;
G. Sporofit dg akar
Perbedaan apomiksis dan
reproduksi seksual
Kategori apomiksis
1. Agamospermi: Biji terbentuk, akan tetapi
embrio terbentuk tanpa meiosis dan
fertilisasi;
a.Adventif embrioni /embrio adventitif
b. Diplospori
c. apospori

2. Reproduksi vegetatif: Tidak dihasilkan


embrio atau biji, tetapi berupa tunas, rizom,
bulbus, dll
Agamospermi:
a. Adventif embrioni

 terbentuknya lebih dari 1 embrio


dalam 1 biji, Embrio muncul dari sel
sporofit yg diploid (nuselus dan
integumen), contoh Citrus sp.,
anggota Orchidaceae, Myrtaceae
Embryo adventif
 terbentuknya lebih dari 1 embrio dalam 1 biji, Embrio muncul dari
sel sporofit yg diploid (nuselus dan integumen), contoh Citrus sp.,
anggota Orchidaceae, Myrtaceae
Polyembryoni

 Dari satu biji dapat muncul lebih dari


satu embryo.
 Sering dijumpai pada tumbuhan tropis.
 Mendukug kesusksesan dalam
menghasilkan keturunan
 Sering muncul dari nusellus dan
integumen.
Polyembryoni pada Alpukat
Polyembryoni pada Mangga & Jeruk
Varietas magga
di pasar
internasional
b. Diplospori

 Sel induk megaspora berkembang menjadi


kantung embrio (tidak ada meiosis)

 Embrio dibentuk dari :


a.sel telur tidak dibuahi disebut Partenokarpik
diploid
b.sel lain dalam kantung disebut Apogamet
Diplospori
 Diplospori umumnya bersifat obligatif
C. Apospori
 Sel somatik di nuselus langsung membentuk kantung embrio (tanpa meiosis)
sel telur yang diploid berkembang secara partenokarpik
 Induk megaspore mengalami pembelahan meiosis secara normal, akan tetapi
tidak berkembang menjadi kantung embryo karena mengalami aborsi.
 Apospori biasanya bersifat fakultatif
c. Apospori
 Embrio (zigotik)
membelah tetrad, terus
berdegenerasi (nuselus
lebih aktif membentuk
kantung embrio)
Beberapa contoh apospory
Perbedaan apomiksis dan
reproduksi seksual
Apomiksis

Terjadinya apomiksis ada yang secara


autonom, yaitu perkembangan embrio
yang tidak tergantung polinasi
Atau
pseudogamy, yaitu perkembangan
embrio tergantung polinasi
Skematik
Perbandingan
Amphimiksis
dan Apomiksis
(Apospori,
Diplospori,
dan embryo
adventif)
Partenogenesis

 Partenogenesis: Perkembangan
embrio dari telur tanpa melalui
fertilisasi
 Embrio bisa berasal dari telur diploid
atau haploid.
 Buah yang dihasilkan tidak berbiji /biji
lunak (buah partenokarpi)
Partenogenesis

 Alami ( genetik) dan buatan (induksi)

Meningkatkan kualitas /
produktivitas buah
Partenogenesis

 Buatan :
- Diberi auksin atau giberillin
- Polinasi dengan polen incompatibilitas
- Polinasi dengan polen yang diradiasi
- Rekayasa genetika
- Memotong benang sari bunga yang
mekar (kastrasi)
Partenokarpi

Buah yang terbentuk tanpa melalui


polinasi dan fertilisasi ini disebut buah
partenokarpi. Dan biasanya buah
partenokarpi ini tanpa biji (seedless)
karena tanpa melalui fertilisasi.
 These effects make
gibberellin useful in
agriculture.
 For example, it is used
on seedless grapes to
make the fruit grow
larger.
1. Partenokarpi Alami
Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) pada
beberapa jenis tanaman saja (terbatas), misalnya
pada pisang (triploid), tomat, dan manggis
Partenokarpi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
obligator dan fakultatif.
Partenokarpi disebut obligator apabila terjadi secara
alami (genetik) tanpa ada-nya pengaruh dari luar.
Hal ini dapat terjadi karena tanaman tersebut secara
genetik memiliki gen penyebab partenokarpi, misalnya
pada tanaman pisang yang kebanyakan triploid.
Tanaman triploid ini memiliki mekanisme
penghambatan perkembangan biji atau embrio sejak
awal, sehingga buah yang terbentuk tanpa biji.
Partenokarpi alami (lanj.)

Partenokarpi fakultatif apabila terjadinya


karena ada faktor/pengaruh dari luar,
misalnya pada tanaman tomat dapat
terjadi pembentukan buah parteno-
karpi pada suhu dingin atau suhu
panas.
2. Partenokarpi Buatan

 Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh


Auksin dapat menggantikan polinasi dan
fertilisasi pada proses pembentukan
dan perkembangan buah pada
beberapa spesies tanaman
Zat pengatur tumbuh (ZPT) lain, seperti
giberelin dan sitokinin juga terbukti
dapat menggantikan peran biji dalam
perkembangan buah
Gibberellins and Fruit Size
On the left are ordinary
green grapes with seeds.
On the right is a cluster of
Thompson seedless
grapes.
Fruit Formation -
"Thompson Seedless"
grapes grown in
California are treated
with GA to increase size
and decrease packing.
Partenokarpi buatan (lanj.)

Kadar auksin selama perkembangan bakal buah


berbeda-beda untuk setiap tanaman, tetapi
umumnya meningkat pada saat 20 hari setelah
pembungaan (anthesis) baik pada bunga yang
diserbuki atau yang disemprot auksin
Peningkatan kadar IAA pada bakal buah akan
merangsang pertumbuhan dan perkembangan
buah pada fase awal pembungaan
 Metode DNA Rekombinan (Rekayasa
Genetik)
Pembentukan buah partenokarpi melalui
teknik DNA rekombinan dapat ditempuh
melalui dua pendekatan, yaitu:
(1) menghambat perkembangan
embrio/biji tanpa mempengaruhi
pertumbuhan buah
(2) ekspresi fitohormon pada bagian
ovary/ ovule untuk memacu
perkembangan buah partenokarpi.
Memotong benang sari bunga yang mekar
 Buah partenokarpi dapat dibuat dengan
memotong benang sari pada bunga yang
siap mekar (kastrasi), sehingga dalam
bunga itu hanya terdapat putik saja.
Kemudian bunga tersebut ditutup dengan
kapas lalu ditetesi dengan zat tumbuh
seperti IAA atau GA. Penetesan IAA atau
GA dilakukan setiap hari sampai tampak
adanya perubahan secara morfologi

Anda mungkin juga menyukai