Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bagas Wahyu Dewantoro

NIM : 2008531038
Prodi : Biologi
1. tidak mempengaruhi terbentuknya buah, hal ini disebut partenokarpi. Pertenokarpi di bagi
menjadi dua jenis yaitu
Partenokarpi alami
Partenokarpi dapat terjadi secara alami (genetik) pada beberapa jenis tanaman saja (terbatas).
Partenokarpi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu obligator dan fakultatif. Partenokarpi
disebut obligator apabila terjadi secara alami (genetik) tanpa adanya pengaruh dari luar. Hal
ini dapat terjadi karena tanaman tersebut secara genetik memiliki gen penyebab partenokarpi,
misalnya pada tanaman pisang yang kebanyakan triploid. Tanaman triploid ini memiliki
mekanisme penghambatan perkembangan biji atau embrio sejak awal, sehingga buah yang
terbentuk tanpa biji. Sedangkan partenokarpi fakultatif terjadinya karena ada faktor/pengaruh
dari luar, misalnya pada tanaman tomat dapat terjadi pembentukan buah partenokarpi pada
suhu dingin atau suhu panas (Sutini, 2008).

.Partenokarpi buatan
Partenokarpi buatan bisa diperoleh melalui aplikasi zat pengatur tumbuh pada kuncup bunga,
penyerbukan dengan polen inkompatibel atau penyerbukan dengan polen yang telah diradiasi
sinar X. Cara ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan tenaga kerja yang banyak
(Purnamaningsih, 2008).
Factor yang mempengaruhinya adalah selain dari genetic dapat terjadi karena lingkungan
atau cuaca yang ekstrim
3. Apomiksis Yaitu Pembentukan Biji Melalui Reproduksi Aseksual Atau Biji Berkembang
Dalam Ovari Dari Embrio Tanpa  Melalui Penyatuan Inti Sperma Dengan Sel Telur.
Apomiksis Mrpk Suatu Bentuk Pelarian Tanaman Dari Sterilitas Untuk Mempertahankan
Populasi  Sehingga Tdk Punah. Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio dalam
satu biji. Poliembrioni dapat terjadi apabila Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi
bersamaan.
Apomiksis yaitu proses terbentuknya biji/ benih tidak melalui peleburan sperma-ovum
Apomiksis merupakan suatu bentuk reproduksi non-seksual pada tumbuahn melalui biji.
Amfimiksis adalah proses terbentuknya biji/ benih melalui peleburan sperma-ovum,
amfimiksis merupakan reproduksi secara seksual atau generatif.
apabila kedua proses tersebut berlangsung secara bersamaan maka akan terbentuk lebih dari
satu embrio yang sering disebit poliembrio. Peristiwa ini sering terjadi pada nangka, jeruk
dan mangga.

4. Penyerbukan pada angiospermae (tanaman berbiji tertutup) dilakukan jatuhnya serbuk sari
dari bunga yang sama (pada penyerbukan sendiri) atau dari bunga lain (pada penyerbukan
silang atau tetangga) ke putik bunga. Serbuk sari akan mengalami pembuahan ganda, dimana
serbuk sari mengeluarkan dua sel sperma, yang satu membuahi sel telur. Dalam putih bunga
mementuk zigot, dan satu lagi membuahi kandung lembaga sekunder yang membentuk
endosperma. Zigot akan tumbuh sebagai bakal biji, sementara endosperma berfungsi sebagai 
cadangan makanan bagi biji.

6. Dikotil

Telur yang sudah difertilisasi disebut zigot. Zigot membelah asimetris membentuk sel
terminal (apikal) yang kecil dan sel basal lebih besar. Sel terminal selanjutnya berkembang
menjadi embrio, sedangkan sel basal selanjutnya membelah melintang membentuk suspensor.
Sel terminal membelah memanjang membentuk proembrio tetrad. Suspensor membelah
melintang beberapa kali. Sel apikal membelah vertikal dengan bidang pembelahan tegak
lurus bidang pertama, pada tahap ini proembrio berada pada tahap kuadran. Setiap sel
kuadran membelah melintang menghasilkan stadium oktan. Setiap oktan membelah periklinal
menghasilkan protoderm di sebelah luar yang akan berdiferensiasi menjadi epidermis. Sel
sebelah dalam akan membentuk meristem dasar, sistem prokambium, hipokotil . Pada tahap
ini proembrio berada pada tahap globular. Embrio tahap globular kemudian mengalami
pendataran dibagian apeks, pada tahap ini embrio pada tahap jantung Pada ke dua sisi embrio
tahap jantung akan membelah lebih cepat dibandingkan bagian tengah sehingga membentuk
embrio tahap Pemanjangan ini terus terjadi membentuk embrio tahap kotiledon Suspensor
membantu embrio masuk kedalam endosperm untuk mendapatkan makanan. Embrio tahap
kotiledon yang terus tumbuh akan melengkung didalam ovulum. Disini dapat dilihat
suspensor sudah mengecil.

Monokotil

Perkembangan embrio pada monokotil yang lengkap dapat dilihat pada Najas. Zigot
membelahan melintang yang asimetris membentuk sel apikal yang kecil dan sel basal yang
besar. Sel basal membesar tanpa membelah membentuk haustorium sel tunggal. Seluruh
embrio berasal dari sel apikal. Sel aoikal membelah melintang menjadi 2 sel .kemudian Sel d
membelah melintang (m dan ci) membentuk embrio tahap 4 sel (tetrad) yang linier. Pada sel c
dan m terjadi dua kali pembelahan vertikal membentuk 2 deret sel masing-masing 4 buah sel.
Bagian q terdiri dari 4 sel yang disebut quadran. Quadran q membelah perklinal membentuk
4 sel luar bakal dermatogen mengelilingi 4 sel aksial. Sel pada deret m membelah vertikal
dan memanjang, kemudian membentuk proembrio tahap globular. Proemb rio menjadi
berbentuk oval, bagian tengah mebentuk pemula plerom. Pada bagian q terjadi pembelahan
yang lebih cepat dari sel disebelahnya, yang mengubah kesimetrisan pada proembrio.
Pertumbuahn yang cepat pada deret q membentuk kotiledon tunggal. Sisi yang lain
pertumbuhannya lambat, dan tumbuh menjadi pemula epikotil/ initial apeks

8. Agamospermy adalah proses pembentukan embrio melalui metode reproduksi aseksual.


Karena itu, tidak ada pembentukan gamet dalam proses ini. Selain itu, tindakan pembuahan
juga tidak ada pada tanaman yang mengalami agamospermi. Agamospermy terutama terjadi
di gymnospermae untuk menghasilkan biji klon.

Anda mungkin juga menyukai