Anda di halaman 1dari 12

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN

ALAT REPRODUKSI PADA


TUMBUHAN BERBUNGA

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Andi Tanra Tellu., M.S

KELOMPOK 13

MUH. YAZID ILMANY (A22120029)

AHMAD FARHAN (A22120068)


Struktur Alat Reproduksi pada Tumbuhan Berbunga

1. Kelopak Bunga 6. Bakal Biji


2. Mahkota Bunga 7. Bakal Buah
3. Kepala Putik 8. Dasar Bunga
4. Tangkai Putik 9. Daun Pelindung
5. Benang Sari 10. Tangkai Bunga
Mikrosporangium Dan Megasporangium

Mikrosporangium
Megasporangium
Mikrosporangium adalah struktur tanaman
yang memproduksi mikrospora atau gamet Megasporagium adalah struktur yang menghasilkan megaspora
jantan dengan menjalani meiosis. pada tanaman. Ini mengalami meiosis untuk menghasilkan

 Struktur Mikrosporangium spora haploid melalui proses yang dikenal sebagai

- Epidermis - Lapisan Tengah megasporogenesis.

- Endotelium - Tapetum Megasporangium dewasa dapat


diklasifikasikan dalam 5 jenis.
a. Orthotropous atau atropous d. Amphitropous

b. Anatropus e. Hemianatropous
c. Camphylotropous f. Jenis ovula
Here you could
describe the
topic of the
Mikrosporogenesis dan Makrosporogenesis

1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah pembentukan sel gamet jantan
berlangsung di dalam kepala sari atau antena.

2. Megasporogenesis
Megasporogenesis adalah pembentukan gamet betina yang
berlangsung di dalam ovarium.
Sel telur atau ovum berasal dari sel induk telur atau megasporosit
aktif yang diploid.
Sel ini terdapat di dalam ovarium atau bakal buah.
Polinasi dan Fertilisasi

Polinasi Jenis Polinasi atau Penyerbukan

Polinasi atau penyerbukan adalah a. Polinasi Abiotik


proses jatuhnya serbuk sari ke
Polinasi abiotik mengacu pada situasi dimana
permukaan kepala putik pada bunga
penyerbukan dimediasi tanpa keterlibatan
yang sama atau bunga yang lainnya.
organisme lain. Umumnya, hanya 10 persen dari
Peristiwa penyerbukan ini merupakan
tanaman berbunga diserbuki tanpa adanya
bagian penting dari proses reproduksi
bantuan dari hewan.Bentuk yang paling umum
tumbuhan berbiji.
dari penyerbukan abiotik ini secara anemofili
atau penyerbukan oleh angin.
Polinasi dan Fertilisasi

b. Polinasi Biotik 2. Fertilisasi


Polinasi biotik ini merupakan proses Bunga dibentuk untuk memulai proses
penyerbukan membutuhkan bantuan reproduksi. Bagian betina akan membuat
organisme yang membawa atau bakal biji atau telur yang tidak dibuahi.
memindahkan serbuk sari dari anther ke Telur atau orak akan tetap berada di
bagian reseptif dari putik. Di alam liar ada ovarium dan menunggu untuk dibuahi.
sekitar 200 ribu jenis hewan penyerbuk, Bagian jantan, khususnya anter, akan
yang sebagian besar merupakan serangga. menghasilkan serbuk sari, yang berisi
sperma yang dibutuhkan untuk
membuahi sel telur.
.
Embryogenesis pada Angiospermae

Telur yang sudah mengalami fertilisasi disebut zigot. Zigot ini akan berkembang menjadi embrio yang
berpotensi untuk membentuk tumbuhan lengkap. Pembentukan zigot melalui suatu perioda dormansi
yang bervariasi antara beberapa spesies. Umumnya perioda ini lebih pendek jika endospermnya seluler
daripada yang nuklear. Selama perioda dormansi ini terjadi perubahan yang jelas. Segera setelah
singami , vakuola yang besar pada zigot mulai mengecil, hal ini menyebabkan ukuran sel juga tereduksi.
Ukuran zigot berkurang menjadi setengah dari asalnya selama hampir 24 jam setelah polinasi.
Penurunan ukuran sel menyebabkan akumulasi sitoplasma pada ujung kalaza dimana pembelahan
pertama zigot terjadi. Respon yang lain pada singami adalah meningkatnmya jumlah diktiosom yang
berhubungan dengan sintesis dinding sekeliling zigot. Agregat ribosom akan membentuk polisom,
menunjukkan awal aktivitas metabolisme.
Strobili pada Gymnospermae

Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji
terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan
dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada
strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan
berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut
bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.
CONTOH DAN MANFAAT GYMNOSPERMAE

• Cemara, biasanya digunakan sebagai bahan bangunan untuk membuat rumah atau bangunan.
• Pinus merupakan tumbuhan yang menghasilkan getah untuk dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pohon pinus diantaranya adalah
getahnya dapat diolah sebagai bahan utama dalam pembuatan sabun dan cat, selain itu juga
dapat dimanfaatkan dalam industri parfum. Hiasan dan souvenir juga dibuat dari pohon
Strobilus Pinus.
• Pakis haji untuk obat infeksi dan mencegah osteoporosis.
• Zamia Furfuracea dijadikan sebagai tanaman hias
• Meubel dari pohon Damar, Kayunya dapat dimanfaatkan dalam pembangunan, Getahnya
dimanfaatkan dalam industri plastic, industri tekstil, industri cat. Damar juga dapat dijadikan
sebagai obat HIV, penyakit sakit gigi, luka bakar dan gangguan pada telinga dan mata Grameds.
Perkembangan Alat Reproduksi Gymnospermae

Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) tidak memiliki bunga seperti tumbuhan Angiospermae.
Akan tetapi, tumbuhan Gymnospermae memiliki alat reproduksi seksual yang disebut strobilus atau
runjung. Strobilus merupakan kumpulan sporofil, yaitu bagian daun yang berfungsi menghasilkan
spora serta sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada tumbuhan pinus dan melinjo, terdapat
dua jenis strobilus dalam satu pohon, yaitu stobilus jantan dan strobilus betina. Sedangkan pada
pakis haji strobilus jantan dan strobilus betina terpisah atau tidak berada dalam satu pohon. Di dalam
strobilus jantan, terdapat ruang-ruang spora atau mikrosporangia. Pada mikrosporangia, sel-sel akan
membelah secara meiosis dan menghasilkan spora jantan (mikrospora). Mikrospora selanjutnya
berkembang membentuk serbuk sari. Pada strobilus betina, tersusun atas banyak megasporofil
(daun penghasil megaspora). Masing-masing megasporofil mengandung dua bakal biji dan tiap
bakal biji mengandung kotak spora (megasporangium).
Embryogenesis pada Gymnospermae

• Embryogenesisi pada Gymnospermae (Pinus)


Setelah fertilisasi, zigot segera berkecambah untuk melakukan pembelahan untuk membentuk
pro embrio. Sebelum mulai pembelahan, inti zigot yang berada ditengah akan membelah dua kali
membentuk empat inti. Ke-empat inti ini bermigrasi ke ujung kalaza dari archegonium, kemudian
membelah 1 kali membentuk 8 inti. Ke-delapan inti ini, membentuk dinding sehingga terbentuk 8 sel
tersusun dalam 2 deret, masing-masing 4 sel. Sel pada deret yang paling bawah membelah lagi
membentuk 3 deret yang masing-masing 4 sel. Deret sel ke-4 paling atas dibentuk dengan 4 inti
bebas yang terpisah dengan didnding tidak sempurna. Enam belas sel (16) yang simetris disebut
proembrio Sel paling bawah, yang terjauh dari ujung mikropil disebut deret embrio. Masing-masing
sel akan berkembang menjadi satu embrio. Se-sel diatas sel embrional disebut deret suspensor.
Deret ketiga dari bawah disebut deret rosset.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai