Anda di halaman 1dari 21

BAB III

STUDI KASUS

A. BIODATA
Nama Klien : Ny. S
Umur Klien : 39 tahun
Alamat : Jl. Alalak tengah RT 7 RW 2
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Diagnose Medik : Post Op SC atas indikasi letak sungsang
Tgl, MRS : 8 Desember 2017 jam : 04. 30 WITA
No,RM : 374281
Tanggal Pengkajian : 9 januari 2018 jam :11.00 WITA

Keluhan Utama saat ini:


Pasien mengatakan “Nyeri pada perut bagian bawah, dan apabila bergerak keluar
darah sedikit-sedikit, P : Pasien mengatakan nyeri bertambah jika bergerak dan
berkurang jika istirahat, Q : Nyeri seperti di iris-iris, R : Nyeri di area luka operasinya
tidak menyebar kebagian lain, S : Skala nyeri 7 (nyeri berat), T : Nyeri muncul ± 5
menit sekali”

Riwayat Kehamilan dahulu:


Pasien mengatakan “Bayi ini anak saya yang ke-3, dari 3 kali hamil. Anak saya yang
pertama lahir secara normal dan yang kedua pun sama. Tetapi saat melahirkan anak
yang ketiga ini saya harus SC karena kata perawat posisi bayi saya didalam perut
tidak dalam posisi baik.

Riwayat persalinan dan kelahiran saat ini: P2A0


HPHT : (pasien mengatakan lupa tanggal haid terkahir)
HPL : 11 januari 2018

26
Post Natal Care : Mengajarkan mobilisasi dini, perawatan luka
Lamanya Persalinan :
- Kala 1
- Kala 2 : 30 menit
- Kala3 : 5 menit, jumlah perdarahan 150 mL, peregangan tali
pusat terkendali, massase fundus uteri dilakukan
- Kala 4
Posisi Fetus : Presentasi bokong
Tipe kelahiran : Sectio Caesarea
Penggunaan anastesi dan analgesic : Spinal Anestesi
Masalah selama persalinan : Bayi lahir sungsang
Data bayi saat ini:
Berat Badan 2900 gram, panjang 54 cm, jenis kelamin laki-laki, APGAR score : A 2,
P2, G1, A2, R2. Total Score 9. Kesimpulan: Kondisi bayi baik
Nilai 0 1 2
Appearance Biru, Badan merah, ekstremitas Semuanya merah muda
pucat biru
Pulse Tidak < 100 >100
teraba
Grimace Tidak Lambat Menangis kuat
ada
Activity Lemas / Gerakan sedikit / Fleksi Aktif fleksi tungkai baik /
lumpuh tungkai reaksi melawan
Respiratory Tidak Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
ada

Keadaan psikologis ibu:


Pasien mengatakan “Sangat senang sekali diberikan anak lagi, meskipun harus
sungsang dan operasi itu semua tidak masalah asal anak saya selamat saja”.

Riwayat penyakit keluarga:


Pasien mengatakan “Dalam keluarga saya tidak ada memiliki sakit yang parah, paling
Cuma batuk dan pilek biasa saja”
Riwayat Ginekologi :
1. Masalah ginekologi :
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 7-8 hari
d. Volume : ± 60 cc
27
e. Konsistensi : Cair
f. Warna : Merah kecoklatan pada hari pertama da merah segar
pada hari ke dua
g. Disminore : Kadang-kadang
2. Riwayat KB : Menggunakan KB pil

Riwayat Obstetric
No Jenis Cara Tempat BB Komplikasi Keadaan Umur
Kelamin Lahir Persalinan Lahir selama saat ini
dan penolong proses
persalinan
1 P Normal Rumah, bidan 2700 gr Tidak ada Hidup 19
2 L Normal Rumah, bidan 2900 gr Tidak ada Hidup tahun
12
tahun

Pemeriksaan Fisik (head to toe) post partum


Penampilan umum : Kesadaran compos mentis, GCS E4, V5, M6
BB : 62 kg sebelum melahirkan, 59 kg setelah melahirkan
TB : 157 cm
TTV : TD: 120/80, P: 89 x/menit, R:20 x/menit, T: 37,2 ºC
Komponen Pemerikssan fisik
Kulit, rambut I: Bentuk simetris, penyebaran rambut merata dan tidak
berketombe, kulit kepala tampak bersih, tidak ada uban, tidak
ada luka atau benjolan, kulit bersih dan terawat, tidak sianosis
P: Benjolan (-), nyeri tekan (-), turgor kulit kenyal dan tidak
kering
Kepala dan leher I:Hematoma(-/-), bekas operasi (-/-), battle sign (-/),
P:Distensi vena jugularis (-), kaku kuduk (-), nyeri tekan (+),
pembengkakan (+), nadi karotis teraba cepat dalam dan kuat.
Telinga I: Bentuk simetris, tidak ada serumen
P: nyeri tekan (-), benjolan (-), fraktur (-/-)
Mulut, tenggorokan, I:Bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (-), mukosa bibir pucat,
hidung perdarahan (-), kebersihan gigi cukup bersih, tonsillitis (-),
candidiasis oral (-), gigi rapi, perdarahan (-/-), polip (-/-),
cuping hidung (-), luka (-/-), bekas operasi (-/-), mukosa
membran hidung lembab sedikit pucat
P: Nyeri tekan (-), bengkak (-), fraktur nasal (-/-)
Thoraks dan paru- I: Anterior: bentuk simetris, luka (-/-), bekas operasi (-), RR: 20
28
paru x/menit, peningkatan suprakostal (-/-), hematoma
(-/-)
Lateral: bentuk simetris, luka (-), bekas operasi (-)
Posterior:bentuk simetris, luka (-) hematoma (-)
P: Anterior: nyeri tekan (-), edema (-/-), taktil premitus teraba di
dada kiri kanan di semua lobus, krepitasi (-/-)
Lateral: nyeri tekan (-), taktil premitus teraba di dada kiri
kanandi semua lobus, krepitasi (-/-), edema (-/-)
Posterior: nyeri tekan (-), bengkak (-), benjolan (-), taktil
premitus teraba di punggung sebelah kiri kanan.
P: Anterior: perkusi dada dekstra sinistra sonor di semua lobus
Posterior: perkusi dada di punggung kiri kanan sonor di
semua lobus
A: Anterior: suara napas di di dada kanan kiri terdengar
vesikuler
Payudara I:Baik, padat, bersih, hiperpigmentasi areola, puting susu
menonjol dan besar, sudah ada pengeluaran ASI
Jantung I: ictus cordis (-)
P: Denyut nadi teraba
P: Perkusi batas jantung normal
A: bunyi jantung terdengar “ Lub dup”, tekanan darah 120/80
mmHg, dengan MAP: 93 mmHg(70-99 mmHg)
Abdomen Fundus uterus, Tinggi: 3 jari dibawah pusat, Kontraksi: baik
(keras), keadaan luka baik dan tidak ada infeksi, luka post op SC
tertutup kassa ±8 cm, irisan luka vertical.
Genetalia Vagina : terpasang DC ukuran 18 fr dengan urin tertampung
±200cc/12 jam, ada perdarahan pervagina ± 30cc, Intergitas kulit
baik, Edema: tidak ada, Memar: tidak ada, Ruptur: tidak ada,
Hematom: tidak ada, Perineum: utuh, Tanda REEDA: (Rednees:
tidak ada kemerahan, Echomosis: tidak ada kebiruan, Edema:
tidak ada pembengkakan, Dischargment: tidak ada cairan sekresi
yang keluar, Approksimity: ada jahitan luka post SC),
Kebersihan: bersih.
Anus dan rectum Hemorhoid : tidak ada
Derajat :-
Lokasi :-
Berapa lama : -
Nyeri :Tidak
Musculoskeletal Ekstremitas atas :
Edema : tidak ada edema
Ekstremitas bawah:
29
Edema : -(tidak ada)
Varises : -(tidak ada)

Riwayat kesehatan
Komponen Hasil
Pola kesehatan-pemeliharaan Pasien mengatakan selama masa kehamilan
kesehatan sering memeriksakan ke poli kandungan dan
USG
Pola nutrisi-metabolisme Pasien mengatakan selera makan baik saja
seperti sebelumnya, makan 3X sehari. Suka
mengkonsumsi ikan gabus dan sayur katuk.
Serta suka makan buah-buahan.
Pola eliminasi Pasien mengatakan BAK sering saja seperti
pada saat sebelum hamil, kadang 5x sehari.
Dan dari kemarin sampai hari ini baru ada
BAK 1x.
Pola aktivitas-latihan Pasien mengatakan sekarang sudah bisa saja
jalan ke kamar mandi. Hanya saja tidak biasa
bergerak bebas seperti biasanya karena
terpasang infus dan kateter serta nyeri karena
luka post op.
Pola istirahat-tidur Pasien mengatakan tidak ada masalah pada
pola istirahat. Tidur siang biasanya jam 13.00
dan tidur malam jam 21.00, namun saat
setelah melahirkan ini otomatis harus
begadang demi anak.
Pola persepsi-kognitif Pasien mengatakan saat ini sedikit cemas
karena anak saya masih dirawat di kamar
bayi dan belum melihat wajah bayi saya.
Pola persepsi terhadap diri Pasien mengatakan saya adalah seorang ibu
rumah tangga biasa saja, yang saat ini
disibukkan dengan mengurus bayi. .
Pola hubungan peran Pasien mengatakan saya adalah ibu dari 2
orang anak.
Pola seksualitas-reproduksi Pasien mengatakan tidak ada masalah
Pola stress-koping Pasien mengatakan biasanya kalau bosan dan
sudah memasuki hari weekend biasanya suka

30
jalan-jalan saja bawa anak-anak.
Pola kepercayaan-nilai-nilai Pasien mengatakan saya adalah seorang
muslim dan suka beribadah 5 waktu dan
berdzikir.

Profil Keluarga
Pendukung keluarga : Suami
Jumlah anak : 2 orang
Tipe rumah dan komunitas : Permanen, tidak ada komunitas
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tingkat pendidikan : SMA
Tingkat sosial ekonomi : Menengah
Riwayat dan rencana keluarga berencana : Menggunakan KB Pil saja

Pemeriksaan Laboratorium atau Hasil Pemeriksaan Diagnostic Lainnya


Tanggal dan jenis Hasil pemeriksaan dan Nilai Interpretasi
pemeriksaan Normal
08-01-2018
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13,8 (12-18) Hb atau hemoglobin
merupakan salah satu bentuk
protein yang terdapat dalam
sel-sel darah merah yang
kaya akan zat besi. Fungsi
dari hemoglobin sendiri
adalah sebagai pengikat
oksigen yang terhirup oleh
saluran pernafasan yang
nantinya akan disebarkan
keseluruh bagian tubuh.
Salah satu molekul yang
terkandung dalam
hemoglobin adalah
oksihemoglobin yang
berfungsi untuk
menyebarkan oksigen ke
seluruh organ tubuh yang
memiliki kadar oksigen yang
rendah untuk menggantikan
karbondioksida. Jika
31
seseorang memiliki jumlah
hemoglobin yang lebih
rendah dari ukuran normal,
hal tersebut dapat
menandakan bahwa kadar
oksigen dalam darahnya juga
cukup rendah, yang pada
akhirnya dapat berdampak
pada gangguan kesehatan
seperti anemia dan juga sesak
nafas. Dampak lain dari
rendahnya tingkat hb
seseorang adalah semakin
memburuknya masalah
jantung yang dialami
seseorang yang mana
gangguan ini ditandai dengan
timbulnya rasa nyeri pada
dada serta jantung berdebar-
debar. Hal ini dikarenakan
organ jantung bekerja ekstra
keras untuk mengatasi
kekurangan oksigen dalam
darah.

Eritrosit 4,34 (4.2-6.1) Sel darah merah, yang


dikenal juga sebagai eritrosit
atau juga sel darah merah
bertugas untuk membawa
oksigen ke semua jaringan
tubuh. Sel darah ini berjalan
dalam aliran darah lewat
sistem peredaran darah. Sel
darah merah memiliki
kandungan hemoglobin
(HB), pembawa oksigen,
yang juga sebagai pigmen
yang memberi warna merah
untuk beberapa sel darah.
Disaat jumlah sel darah
merah berkurang dari batas
kisaran normal, akan
mengakibatkan kerugian

32
besar pada tubuh dengan
melemahnya kekebalan
tubuh dan juga menaikkan
kerentanan pada infeksi
tubuh.

Leukosit 11.9 (4.8-10.8) Dalam dunia medis, leukosit


tinggi dikenal dengan istilah
leukositosis, yaitu suatu
kondisi ketika darah putih
(leukosit) jumlahnya
meningkat lebih dari 11.000
leukosit per mm kubik darah
manusia dewasa. Perlu
diketahui bahwa nilai normal
leukosit adalah pada kisaran
4.000-10.500 sel/mm³ pada
dewasa dan 5.000-15.500
sel/mm³ pada anak-anak.
Sedangkan apabila kadarnya
rendah disebut dengan
leukopenia. Hitung jumlah
leukosit (leukositosis) sering
meningkat akibat dari
infeksi. Baik infeksi umum
yang terjadi pada tubuh yang
biasanya ditandai dengan
demam, atau infeksi dan
peradangan yang terjadi pada
sumsum tulang yang
memproduksi leukosit.
Infeksi bakteri dan virus
tertentu dapat memicu
terjadinya leukositosis.

Hematokrit 39,8 (37-52) Hematokrit rendah, atau yang


dikenal juga dengan
istilah anemia, merupakan
pertanda dari berbagai jenis
gangguan pada area tubuh
yang berbeda pula. Beberapa
kondisi yang ditandai dengan
rendahnya level hematokrit

33
rendah, Anemia defisiensi
besi, anemia defisiensi B12
dan folat, penyakit
peradangan kronis,
pendarahan internal atau
organ di dalam tubuh, anemia
hemolitik, gagal ginjal,
penyakit tulang sumsum,
limfoma, anemia sel sabit,
leukemia, thalassemia. Selain
berbagai kondisi di atas,
kadar hematokrit juga bisa
dipengaruhi oleh kehamilan,
transfusi darah, kehilangan
banyak darah dalam jumlah
banyak.

Normal
Trombosit 242 (140-450) Normal
MCV 91,7 (79-99) Normal
MCH 31,8 (27-31) Normal
MCHC 34,7 (33-37) Normal
RDW 13,3 (11.5-14.5) Normal
PDW 10.3 (9-17)

Terapi Medis yang Diberikan


Tanggal Jenis Rute Dosis Indikasi terapi
Terapi terapi
08Januari Ceftriaxone Intravena 3x1 gram Kegunaan Ceftriaxone adalah
2018 (Skin test (1 vial) untuk mengobati berbagai
negatif) penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri.
Ceftriaxone dan antibiotik
generasi ketiga lainnya
digunakan untuk mengobati
penyakit infeksi yang
disebabkan oleh organisme
yang cenderung resisten
Ketorolac Intravena 3x30 mg terhadap banyak antibiotik
(1 ampul) lainnya.

Ranitidin Intravena 3x25 mg Untuk penatalaksanaan nyeri


(1 ampul) akut yang berat jangka pendek
34
(< 5 hari).

Ranitidin adalah obat yang


diindikasikan untuk sakit maag.
Pada penderita sakit maag,
terjadi peningkatan asam
lambung dan luka pada
Oxytocsine Drip RL 1x40 mg lambung. Hal tersebut yang
20 tpm (1 ampul) sering kali menyebabkan rasa
nyeri ulu hati, rasa terbakan di
dada, perut terasa penuh, mual,
banyak bersendawa ataupun
buang gas
Obat oksitosin memiliki fungsi
serupa dengan hormon
oksitosin alami yang diproduksi
tubuh. Obat ini berfungsi
memicu atau memperkuat
kontraksi pada otot rahim.
Karena itu, oksitosin dapat
digunakan untuk merangsang
kelahiran dan menghentikan
pendarahan setelah persalinan.

35
Analisa Data
Data Etiologi Problem
Data Subjektif: Letak Sungsang Nyeri Akut
Pasien mengatakan
“Nyeri pada perut Sectio Caesarea
bagian bawah, dan
apabila bergerak Perubahan fisiologis
keluar darah sedikit-
sedikit”. Sistem Integumen
P : Pasien mengatakan
nyeri bertambah Jaringan terputus
jika bergerak dan
berkurang jika Merangsang area sensoris
istirahat
Q : Nyeri seperti di Agen cidera fisik (prosedur
iris-iris bedah)
R : Nyeri di area luka
operasinya tidak
menyebar kebagian
lain
S : Skala nyeri 7
(nyeri berat)
T : Nyeri muncul ± 5
menit sekali

Data Objektif:
Tampak meringis
kesakitan, sikap tubuh
melindungi area yang
36
sakit, tampak
menahan nyeri,
tampak tidak rileks
TD : 120/80 mmHg
P : 89 x/menit

Data Etiologi Problem


Faktor resiko: Resiko Infeksi
1. Prosedur invasif
(Sectio
Caesarea)luka post
op SC tertutup
kassa ±8 cm,
irisan luka
vertical.
2. Terpasang Infus
RL pada
ekstremitas atas
sinistra 20 tpm.
3. Terpasang DC
sejak ±2 jam
sebelum operasi
SC
4. Leukosit 10,7
(4.8-10.8)

Diagnosa Keperawatan

37
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (prosedur bedah) ditandai
dengan pasien mengatakan “Nyeri pada perut bagian bawah, dan apabila bergerak
keluar darah sedikit-sedikit”, P : Pasien mengatakan nyeri bertambah jika bergerak
dan berkurang jika istirahat, Q : Nyeri seperti di iris-iris, R : Nyeri di area luka
operasinya tidak menyebar kebagian lain, S : Skala nyeri 7 (nyeri berat), T : Nyeri
muncul ± 5 menit sekali, tampak meringis kesakitan, sikap tubuh melindungi area
yang sakit, tampak menahan nyeri, tampak tidak rileks, TD : 120/80 mmHg, P : 89
x/menit(Domain 12:Kenyamanan, Kelas 1: Kenyamanan fisik, No: 00132)
2. Resiko Infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif Prosedur invasif (Sectio
Caesarea)luka post op SC tertutup kassa ±8 cm, irisan luka vertical, terpasang
Infus RL pada ekstremitas atas sinistra 20 tpm, terpasang DC sejak ±2 jam
sebelum operasi SC, Leukosit 11,9 (4.8-10.8)
(Domain 11: Keamanan/Perlindungan, Kelas 1: infeksi, No: 00004)

38
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (prosedur bedah) ditandai dengan pasien
mengatakan “Nyeri pada perut bagian bawah, dan apabila bergerak keluar darah sedikit-sedikit”, P : Pasien mengatakan
nyeri bertambah jika bergerak dan berkurang jika istirahat, Q : Nyeri seperti di iris-iris, R : Nyeri di area luka operasinya
tidak menyebar kebagian lain, S : Skala nyeri 7 (nyeri berat), T : Nyeri muncul ± 5 menit sekali, tampak meringis
kesakitan, sikap tubuh melindungi area yang sakit, tampak menahan nyeri, tampak tidak rileks, TD : 120/80 mmHg, P : 89
x/menit(Domain 12:Kenyamanan, Kelas 1: Kenyamanan fisik, No: 00132)

Tanggal/jam Diagnosa Kep. Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi


9 Januari Nyeri Akut Setelah di 1. Monitor 1. Melihat 12.10 1. Memonitor S: Pasien
2018. berhubungan lakukan keadaan perkembangan keadaan umum mengatakan
12.00 WITA dengan Agen tindakan umum pasien setelah pasien setiap 1 nyeri agak
cidera fisik keperawatan pasien operasi jam berkurang
2. Kaji 2. Membedakan 2. Mengkaji
(prosedur bedah) selama 1x24 12.10 dengan skala
tingkat, karakteristik tingkat,
ditandai dengan jam diharapkan 2, sudah
intensitas, khusus nyeri, intensitas, skala
pasien mengatakan nyeri teratasi melakukan
skala nyeri membantu nyeri setiap 1
“Nyeri pada perut dengan KH : nafas dalam
membedakan jam
bagian bawah, dan 1. Skala nyeri 3 ketika nyeri
nyeri pasca
apabila bergerak 2. Ekspresi timbul
operasi 3. Menjelaskan
keluar darah wajah rileks O: Tampak
3. Membantu
3. Jelaskan penyebab nyeri
sedikit-sedikit”, P : 3. Tidak terlihat 12.10 rileks, skala
mengurangi
penyebab bahwa hal itu
Pasien menahan nyeri 6(0-10)
nyeri
nyeri normal terjadi
mengatakan nyeri nyeri nyeri berat, T:
39
bertambah jika 4. TTV dalam pada pasien 36.6ºC, P:
bergerak dan batas normal: dengan operasi 87x/menit, R:
berkurang jika TD: 120/80 SC 20 x/menit,
4. Mengajarkan
istirahat, Q : Nyeri mmHg 4. Berkenaan BP: 120/80
tekhnik
seperti di iris-iris, P: 89x/menit 4. Ajarkan dengan 12.15 mmHg
relaksasi yaitu
R : Nyeri di area R: 22x/menit tekhnik ansietas dan A: Masalah
(nafas dalam)
luka operasinya T: 36.8ºC relaksasi memberikan teratasi
tidak menyebar rasakenyaman sebagian
5. Memberikan
kebagian lain, S : an, P: Lanjutkan
5. Merelaksasi posisi senyaman
Skala nyeri 7 intervensI
otot dan mungkin sampai
(nyeri berat), T : 5. Berikan 12.15 1. Memberik
sensasi nyeri pasien merasa
Nyeri muncul ± 5 posisi an posisi
rileks
menit sekali, senyaman senyaman
6. Berkolaborasi
tampak meringis mungkin mungkin
dengan dokter
6. Meningkatkan 2. Kolaborasi
kesakitan, sikap
dalam
kenyamanan, dengan
tubuh melindungi 6. Kolaborasi 12.18
pemberian
yang dokter
area yang sakit, dengan
analgetik
memperbaiki dalam
tampak menahan dokter
(ketorolac 30
status pemberian
nyeri, tampak dalam
mg/1 ampul,
psikologis dan analgetik
tidak rileks, TD : pemberian
diberikan
meningkatkan
120/80 mmHg, P : analgetik
melalui IV)
mobilitas
89 x/menit

40
2. Diagnosa keperawatan : Resiko Infeksi dengan faktor resiko prosedur invasif Prosedur invasif (Sectio Caesarea)luka post
op SC tertutup kassa ±8 cm, irisan luka vertical, terpasang Infus RL pada ekstremitas atas sinistra 20 tpm, terpasang DC
41
sejak ±2 jam sebelum operasi SC, Leukosit 11,9 (4.8-10.8) (Domain 11: Keamanan/Perlindungan, Kelas 1: infeksi, No:
00004)
Rencana, Implementasi, Evaluasi
Tanggal/jam Diagnosa Kep. Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
9 Januari Resiko Infeksi Setelah di 1. Kaji suhu, 1. Demam pasca 12.20 1. Mengkaji suhu, S: Pasien
2018. dengan faktor lakukan tindakan nadi dan operasi hari nadi setiap jam mengatakan
12.00 WITA resiko prosedur keperawatan jumlah sel ketiga, serta melihat tidal muncul
invasif Prosedur selama 3x24 jam darah putih. leucositosis jumlah sel adanya
invasif (Sectio diharapkan dan darah putih dari tanda-tanda
Caesarea) luka resiko infeksi tachicardia hasil infeksi
post op SC tidak terjadi menunjukkan pemeriksaan seperti
tertutup kassa ±8 dengan KH : infeksi. lab benjolan,
cm, irisan luka 1.WBC/leukosit Peningkatan panas
O: Luka kering
vertical, terpasang tetap di suhu sampai
dan bersih,
Infus RL pada pertahankan 38,3ºC dalam
tidak muncul
ekstremitas atas dalam batas 24 jam
adanya
sinistra 20 tpm, normal pertama
2.TTV normal tanda-tanda
terpasang DC sangat
TD: 120/80 infeksi
sejak ±2 jam mengindentifi
mmHg seperti dolor,
sebelum operasi kasikan
P: 89x/menit kalor, rubor
SC, Leukosit 11,9 infeksi.
A: Masalah
R: 22x/menit 2. Menginspeksi
(4.8-10.8) 2. Inspeksi 2. Tanda-tanda 12.25
teratasi
T: 36.8ºC insisi terhadap
insisi ini P : Memberi
42
3.Luka tetap terhadap menandakan proses motivasi
kering proses infeksi luka penyembuhan, kepada
4.Tidak muncul
penyembuh biasanya perhatikan pasien untuk
tanda-tanda
an, disebabkan kemerahan selalu
infeksi seperti
perhatikan oleh edema, nyeri, mengkonsum
(color,dolor,ru
kemerahan steptococus. eksudat si makanan
bor,tumor)
edema, yang
nyeri, mengandung
3. Mengkaji lokasi
eksudat gizi yang
dan
3. Kaji lokasi 3. Setelah 12.25 baik
kelahiran kontraktilitas
dan
secara SC uteru ;
kontraktilit
fundus tetap memperhatikan
as uterus;
pada perubahan
perhatikan
ketinggian involusi atau
perubahan
umbilikus adanya nyeri
involusi
selama sampai tekan uterus
atau adanya
5 hari, bila yang ekstrem.
nyeri tekan
uterus yang involusi mulai
ekstrem. disertai
dengan
peningkatan

43
aliran lokhea,
perlambatan
involusi
meningkatkan
resiko
endometritis.
Perkembanga
n nyeri tekan
ekstrem
menandakan
kemungkinan
jaringan
plasenta
tertahan atau 4. Mendorong
infeksi. pasien untuk
4. Dorong 4. Mandi shower 12.30 mandi shower
pasien biasanya dengan
untuk diizinkan menggunakan
mandi setelah hari air hangat
shower kedua setelah setiap hari
dengan kelahiran
menggunak sesarea,

44
an air meningkatkan
hangat hiegenisdan
setiap hari. dapat
merangsang
sirkulasi atau
penyembuhan
luka.

45
46

Anda mungkin juga menyukai