Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI
2011). Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan utama pada balita di Indonesia dan
juga merupakan masalah kesehatan paling banyak terjadi pada balita (Sukut, 2015). Feses
dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual,
muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi
(Simadibrata, 2012).

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang


seperti di Indonesia. Insiden dan period prevalence diare untuk seluruh kelompok umur di
Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima provinsi dengan insiden maupun period
prevalen diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan
Sulawesi Tengah. Insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen.
Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi
Selatan, dan Banten. (RISKESDAS, 2013)

Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa.
Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun
2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLB terbanyak setelah DBD, Chikungunya,
Keracunan makanan, Difteri dan Campak (Buletin Diare, 2011).

Hasil survei morbiditas diare nasional, angka kesakitan diare pada semua kelompok umur
tahun 2013 sebesar 214 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan (Insidens Rate) diare untuk
semua kelompok umur di Provinsi Lampung dari tahun 2005 – 2014 cenderung meningkat,

1
yaitu dari 9,8 per 1000 penduduk menjadi 21,4 per 1000 penduduk tahun 2013 (Dinas
Kesehatan Provinsi Lampung, 2015).

Selain itu diare juga berdampak pada status ekonomi di negara berkembang. Hal ini
disebabkan oleh penderita diare dirawat di rumah sakit diberikan cairan intravena yang
mahal dan obat-obatan yang tidak efektif. Diare pada orang dewasa juga mempengaruhi
ekonomi negara karena terjadi penurunan derajat kesehatan tenaga kerja (Departemen
Kesehatan RI, 2011).

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
(disebabkan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang sering ditemukan di lapangan
ataupun secara klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan
(Buku Saku Lintas Diare, 2011).

Puskesmas sebagai unit fungsional terkecil dan merupakan lini terdepan pelayanan
memegang peranan penting dalam penanganan diare di masyarakat. Program
Pemberantasan Diare (P2 Diare) yang termasuk ke dalam salah satu dari Program
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) telah menjadi prioritas bagi Departemen
Kesehatan RI (Departemen Kesehatan RI, 2011). Dukungan pemerintah terhadap
pemberantasan diare ini juga terdapat pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten atau kota (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Puskesmas Tanjung Sari merupakan salah satu puskesmas yang rutin melaksanakan
kegiatan P2 Diare, namun program ini belum mencapai target 100%. Menurut data dari
puskesmas Tanjung Sari, angka kejadian diare yang terjadi di wilayah kerja puskesmas
Tanjung Sari ini pada tahun 2017 adalah .............. kasus dari target 6138 kasus.

Dengan terlaksananya program ini diharapkan puskesmas dapat melakukan berbagai upaya
pencegahan melalui penemuan dan penanganan kasus diare secara baik sehingga pada
akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat diare.

2
1.2. Perumusan Masalah

1. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun masalah yang
ditemukan pada sub program penemuan dan penanganan penyakit diare adalah:
- Masih banyak ditemukannya angka kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Sari
- Belum tercapainya target penemuan kasus dan penanganan diare pada program
pemberantasan diare yaitu 100%.

2. Permasalahan yang akan dievaluasi adalah bagaimana pelaksanaan program terkait


penemuan dan penanganan diare di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sari tahun 2017?

1.3. Tujuan
a. Tujuan umum
Melakukan evaluasi sub program penemuan dan penanganan diare di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Sari periode Januari-Desember 2017 yang bertujuan untuk
meningkatkan keberhasilan program tersebut pada tahun-tahun berikutnya.

b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya pencapaian-pencapaian dari sub program upaya P2M dari program
Penemuan dan penanganan penyakit diare di Puskesmas Tanjung Sari.
2) Diketahuinya kemungkinan penyebab masalah dalam pelaksanaan program
Penemuan dan penanganan penyakit diare di Puskesmas Tanjung Sari.
3) Dirumuskannya alternatif pemecahan masalah bagi pelaksanaan program Penemuan
dan penanganan penyakit diare di Puskesmas Tanjung Sari.

1.4. Manfaat
a. Bagi penulis (evaluator)
1) Memperdalam ilmu kedokteran komunitas mengenai evaluasi pelaksanaan program
Penemuan dan penanganan penyakit diare.
2) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.

3
3) Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya
program kesehatan.
4) Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah
yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

b. Bagi puskesmas yang dievaluasi


1) Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Penemuan dan penanganan
penyakit diare di wilayah kerjanya.
2) Sebagai masukan dalam pelaksanaan program Penemuan dan penanganan penyakit
diare di puskesmas Tanjung Sari agar keberhasilan program di masa mendatang
dapat tercapai secara optimal.

c. Bagi masyarakat
Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi yang beresiko terjangkit
penyakit diare dalam meningkatkan angka penemuan dan penanganan diare di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Sari.

Anda mungkin juga menyukai

  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen14 halaman
    JURNAL
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 1
    Jurnal 1
    Dokumen22 halaman
    Jurnal 1
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Nutrisi dan Kesehatan
    Nutrisi dan Kesehatan
    Dokumen4 halaman
    Nutrisi dan Kesehatan
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 1
    Jurnal 1
    Dokumen22 halaman
    Jurnal 1
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Asuransi
    Asuransi
    Dokumen22 halaman
    Asuransi
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Investigasi Wabah
    Investigasi Wabah
    Dokumen18 halaman
    Investigasi Wabah
    Tito Tri Saputra
    Belum ada peringkat
  • CR Diare
    CR Diare
    Dokumen33 halaman
    CR Diare
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Lokal
    Anestesi Lokal
    Dokumen6 halaman
    Anestesi Lokal
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Investigasi Wabah
    Investigasi Wabah
    Dokumen18 halaman
    Investigasi Wabah
    Tito Tri Saputra
    Belum ada peringkat
  • Hipokalemia
    Hipokalemia
    Dokumen4 halaman
    Hipokalemia
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Albumin
    Albumin
    Dokumen8 halaman
    Albumin
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat
  • Hiperkalsemia
    Hiperkalsemia
    Dokumen7 halaman
    Hiperkalsemia
    Dani Kartika
    100% (1)
  • Referat Uveitis Anterior
    Referat Uveitis Anterior
    Dokumen18 halaman
    Referat Uveitis Anterior
    Dani Kartika
    Belum ada peringkat