Anda di halaman 1dari 8

2.

Proses yang terjadi pada daur biogeokimia

Dalam sebuah ekosistem pasti akan ada komponen-komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi, sehingga ada hubungan timbal-balik di dalamnya. Daur perpindahan materi dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik ini disebut sebagai daur biogeokimia.
Berdasarkan materi atau mineral anorganiknya, daur biogeokimia dibagi menjadi daur air, daur
karbon dan oksigen, daur nitrogen, daur fosfor, dan daur sulfur.

A) Daur Air

Daur air merupakan perputaran air di atmosfer dengan perubahan berbagai bentuk dan kembali
pada bentuk awal. Hal ini menunjukkan bahwa volume air di permukaan bumi sifatnya tetap.
Daur air atau siklus hidrologi melewati beberapa proses secara umum, yakni evaporasi,
transpirasi, kondensasi dan presipitasi.

Evaporasi (penguapan)
Pelepasan ikatan molekul air sehingga mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di
atmosfir.

Transpirasi
Proses keluarnya uap air dari daun-daun tumbuhan.

Kondensasi (pengembunan)
Perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.

Presipitasi
Pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail), yang bergantung pada suhu di sekitarnya.
*pada gambar ditunjukan dengan rain dan snow
Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi :

A. Siklus Pendek / Siklus Kecil

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari


2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
3. Turun hujan di permukaan laut

B. Siklus Sedang

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari


2. Terjadi kondensasi
3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
4. Pembentukan awan
5. hujan di permukaan daratan
6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali
C. Siklus Panjang / Siklus Besar

1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari


2. Uap air mengalami sublimasi
3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
5. Pembentukan awan
6. Turun salju
7. Pembentukan gletser
8. Gletser mencair membentuk aliran sungai
9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

B) Daur Karbon dan Oksigen

Proses hubungan timbal balik atau daur ulang respirasi seluler dan fotosintesis bertanggung
jawab atas terjadinya perubahan serta pergerakan utama karbon. Turun dan naiknya CO2 dan O2
Atmosir secara musiman dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas Fotosintetik. Pada skala global
kembalinya O2 dan CO2 ke Atmosfer sebagai struktur lapisan bumi melalui respirasi hampir
menyeimbangkan pengeluarannya melalui Fotosintesis.

Namun, terjadinya pembakaran bahan bakar fosil dan kayu mengakibatkan bertambah
banyaknya gas CO2 yang masuk ke Atmosfir. Sebagai dampaknya terjadi kenaikan gas CO2
dalam Atmosfir bumi. O2 serta CO2 atmosfer juga akan berpindah masuk ke luar dan kedalam
sistem akuatik, dimana O2 dan CO2 akan terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis
dengan bentuk bahan organik yang lainnya.
C) Daur Nitrogen

https://www.youtube.com/watch?v=LbBgPekjiyc

Sebagian besar nitrogen atmosfer terdapat dalam bentuk nitrogen bebas (N2) dan 78% dari
atmosfer adalah gas nitrogen. Daur nitrogen sendiri dibagi ke dalam beberapa proses, yaitu:

A. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses penambatan atau pengambilan nitrogen bebas dari udara menjadi
senyawa nitrogen yang dapat di manfaatkan tanaman. Fiksasi nitrogen dapat terjadi melalui 2
cara, yaitu:

Secara biologis

Fiksasi nitrogen biologis terjadi melalui bantuan mikroorganisme. Mikroorganisme yang dapat
memfiksasi nitrogen disebut mikroorganisme diazotrof. Contohnya adalah Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillium rubrum. Ada juga yang
bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan contohnya Rhizobium leguminosorum, dan
kelompok algae biru yaitu Gleocapsa sp. Anabaena ferilisima, Anabaena cycadae, Anabaena
azzolla, dan Nostoc commune. Dari fiksasi nitrogen ini di hasilkan amonium (NH4).

Secara non –biologis

Fiksasi nitrogen non biologis dapat terjadi melalui beberapa cara, diantaranya adalah melalui
sambaran petir yang akan memicu terbentuknya senyawa NO2 dan NH2, pembakaran bahan
bakar fosil yang akan melepaskan senyawa nitrogen oksida (NOx).

B. Amonifikasi

Amonifikasi adalah proses pembentukan amonium oleh bakteri yang hidup di dalam tanah.
Selain dari hasil fiksasi nitrogen, amonium juga dapat terbentuk dari dekomposisi (penguraian)
organisme yang sudah mati baik tumbuhan ataupun hewan oleh bakteri. Selain dekomposisi
ssampah organik, amonifikasi juga dapat terjadi akibat aktivitas bakteri yang merubah senyawa
nitrat menjadi amonium.

C. Nitrifikasi

Nitrifikasi adalah proses pengubahan amonium menjadi nitrat oleh aktivitas enzim nitrogenase
yang di miliki oleh bakteri nitrifikasi. Proses nitrifikasi berlangsung melalui dua tahap, yaitu
nitritasi dan nitratasi. Nitritasi adalah proses pengubahan amonium menjadi nitrit (NO2) oleh
bakteri nitrit seperti Nitrosomonas sp. dan Nitrosococcus sp. yang dilanjutkan dengan nitratasi,
yaitu proses pengubahan nitrit menjadi nitrat (NO3) oleh bakteri nitrat seperti Nitrobacter dan
Bactoderma sp. Dalam wujud nitrat inilah baru nitrogen dapat diserap oleh tumbuhan.
D. Asimilasi dan Denitrifikasi

Nitrat yang terbentuk dari proses nitrifikasi akan mengalami proses asimilasi oleh tumbuhan dan
denitrifikasi oleh bakteri. Asimilasi dan denitrifikasi adalah dua proses berbeda yang dapat
terjadi dalam waktu bersamaan di dua tempat yaitu pada tumbuhan dan didalam tanah.

Asimilasi adalah proses pemanfaatan nitrat dalam proses fotosintesis. Asimilasi terjadi melalui
penyerapan nitrogen dalam bentuk ion nitrat dan amonium dari dalam tanah oleh tanaman.
Senyawa ion nitrogen tersebut kemudian direaksikan hingga terbentuk berbagai unsur organik
seperti asam amino, asam nukleat dan bahkan ada senyawa ion nitrogen yang di sisipkan ke
dalam klorofil. Pada tanaman yang memiliki bintil/nodul akar yang berisi organisme diazotrof,
nitrogen dapat langsung difiksasi hingga terbentuk ion amonium. Nitrogen dapat berpindah ke
hewan dan manusia ketika memakan tumbuhan.

Denitrifikasi adalah proses pelepasan nitrogen kembali keudara. Proses ini terjadi di dalam tanah
dengan bantuan bakteri denitrifikasi seperti Clostridium denitrificans, Thiobacillus denitrificans,
Azotobacter denitrificans, dan Pseudomonas denitrificans. Selain melalui proses denitrifikasi,
proses pelepasan nitrogen kembali keudara juga dapat berlangsung melalui proses Oksidasi
Amonia Anaerobik. Dalam proses ini amonium dan nitrit bereaksi secara oksidasi menghasilkan
Nitrogen bebas dan air (H2O).

Setelah nitrogen bebas terbentuk kembali, daur nitrogen mulai dari awal lagi di mulai dengan
fiksasi nitrogen, amonifikasi, nitrifikasi, asimilasi dan denitrifikasi. Begitu seterusnya, sehingga
menjadi sebuah siklus yang terus menerus berputar.
D) Daur Fosfor

Fosfor digunakan sebagai pembentuk asam nukleat, fosfolipid, ATP, serta pembentuk tulang dan
gigi. Berbeda dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui
komponen atmosfer. Di alam, fosfor dapat ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu senyawa fosfor
organik pada makhluk hidup dan senyawa fosfat anorganik pada air dan tanah. Fosfat anorganik
yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena
itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk
terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus
fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas, dll. Bakteri-bakteri
tersebut dapat melarutkan fosfat menjadi tersedia bagi tumbuhan. Tumbuhan lalu menggunakan
dan membentuknya sebagai senyawa organik bagi konsumen. Manusia dan hewan memperoleh
fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Jika kandungan fosfat dalam tubuh makhluk hidup
berlebihan maka fosfat akan dikeluarkan kembali ke alam dalam bentuk urin atau feses
yang kemudian diuraikan oleh bakteri pengurai kembali menjadi fosfat anorganik. Selain dari
sisa-sisa metabolisme tubuh, fosfat juga di peroleh dari dekomposisi makhluk hidup yang telah
mati oleh bakteri pengurai (Effendi, 2003).

Anda mungkin juga menyukai