Oleh :
CHUSNUL CHOTIMAH
P27834015033
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas untuk mata kuliah
Pendidikan Budaya Anti Korupsi, yang dibantu oleh Bapak/Ibu dosen pengajar yang
membimbing kami hingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Tugas yang kami susun ini berjudul “Makalah Pendidikan Budaya Anti Korupsi Terhadap
Lingkungan Sekitar”, kami susun berdasarkan data-data dan beberapa buku atau sumber-sumber yang
dapat dipercaya. Namun kami menyadari bahwa hasil penyusunan tugas ini masih jauh dari sempurna,
maka kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Walaupun masih
banyak kekurangan, semoga tugas yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sering kita mendengar kata yang satu ini, yaitu “KORUPSI”, korupsi ada
disekeliling kita, mungkin terkadang kita tidak menyadari itu. Korupsi biasa terjadi
dirumah, sekolah, masyarakat, maupun diinstansi tertinggi dan dalam pemerintahan.
Mereka yang melakukan korupsi terkadang mengangap remeh hal yang dilakukan itu.
Hal ini sangat mengkhawatirkan, sebab bagaimana pun, apabila suatu organisasi
dibangun dari korupsi, maka korupsi akan dapat merusaknya. Berdasarkan kenyataan
yang telah ada, contohnya di masyarakat. Di dalam suatu masyarakat yang tentram pasti
ada banyak permasalahan yang ada terutama korupsi, baik itu korupsi yang samar
ataupun terlihat. Berdasarkan kejadian yang terjadi dapat ditarik beberapa sebab
terjadinya korupsi di lingkungan sekitar kita, contohnya :
Kurangnya pengetahuan yang tentang korupsi, sering menganggap remeh bahkan
malas untuk mempelajari hal tentang korupsi, Lingkungan tertutup yang mementingkan
diri sendiri dan jaringan “teman lama”, Lemahnya ketertiban hukum, kurangnya motivasi
pada diri sendiri, sehingga sering sekali berasumsi “untuk apa mempelajari “ padahal itu
sangat penting untuk diketahui agar tahu hak dan kewajiban diri sendiri dan untuk
kondisi keluarga dan sekitar.
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISA KASUS
Ketika itu saat membeli perlengkapan bangunan pastinya orang tukang bangunan
itu lebih tau barang apa yang dibutuhkan dan berapa harga bahan yang dibutuhkan, saat
itu bapak saya hanya mempercayakan pada orangnya saja, maka dari itu bapak saya
mudah sekali untuk dipengaruhi. Pada saat awal pembangunan sudah sekitar beberapa
minggu, persediaan yang seharusnya untuk sebulan malah habis duluan, kemudian orang
tukang bangunan itupun meminta untuk membelikan bahan bangunan lagi, akhirnya
bapak pun membelikan lagi untuk persediaan kedepannya. Dan setelah pembangunan
hampi selesai para tukang bangunan itu mendapat bayaran, yang setiap sebulan sekali
para tukang tersebut mendapat bayarannya masing-masing, meskipun mahal dan
mengeluarkan banyak uang. Berdasarkan ucapannya tukang bangunan itu, meyakinkan
bahwa pasti pekerjaannya itu baik tanpa korupsi bangunan terutama pada saat
pemasangan semen, ternyata setelah bangunan jadi tidak seperti yang dikatakannya,
memang dari luarnya terlihat bagus, namun setelah 1 tahun lewat, bagian tepi keramik
yang untuk menyambung keramik kecil dan keramik yang ukuran besar malah terlihat
rapuh. Dan bagian keramik kecil banyak yang terpotong dan lepas dari semen, dan
setelah dilihat, ternyata bagian tepi keramik kecil kurang diberi semen maka tidak heran
mengapa banyak yang yang mudah copot, setelah kejadian seperti itu bapak saya pun
memasangnya sendiri dengan menambahkan semen.
5
Itulah yang terjadi dilingkungan sekitar saya terutama didalam pembangunan
rumah. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa orang tersebut memang sengaja
melakukan korupsi uang bangunan yang sudah dipercayakan, malah menjadi unsur
negatif. Dengan menggunakan uang bahan bangunan yang seharusnya diperlukan untuk
sebulan malah cepat habis dari perkiraan, kemungkinan orang tersebut membeli bahan
yang lebih sedikit dari ketentuan yang diperkirakan. Kemudian padaa saat pembayaran
uang gaji para tukang tersebut dibayar dengan sesuai namun hasilnya tidak sesuai yang
diperkirakan. Dan selesainya pun lebih lama dari waktu yang diperkirakan karna yang
sesuai perjanjian para tukang seharusnya bekerja mulai jam 7 pagi malah dimulai jam
07.30, tentu saja termasuk dalam korupsi uang bangunan dan korupsi waktu.
1. Dorongan kebutuhan. Yang mana faktor ini menjadi utama dan paling utama sebab
munculnya tindak korupsi di kalangan masyarakat, seseorang terpaksa melakukan
korupsi karena gaji yang jauh dari mencukupi dibanding dengan kebutuhannya yang
sangat amat besar karena memikul tanggung jawab yang sangat berat pula. Seperti halnya
sering kita lihat seorang bapak-bapak berani nekat korupsi karena ingin menafkahi
keluarganya serta ingin menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang tinggi.
2. Dorongan keserakahan. Orang yang korupsi karena serakah bukan karena dorongan
kebutuhan yang sudah mencukupi, akan tetapi agar hidupnya lebih megah dengan
memiliki barang-barang yang mewah sehingga tidak ada masyarakat di sekililingnya
yang memilikinya, dan juga agar dirinya bisa menjadi terhormat dan tidak bisa dipandang
sebelah mata oleh masyarakat lainnya.
1. Lingkungan. Tak dapat di pungkiri bahwa semua manusia ingin merasakan kehidupan
yang damai dan tentram serta sejahtera dengan cara apapun yang bisa menggapai
keinginannya meski tak terkecuali dengan yang namanya korupsi. Contoh konkritnya
saja seperti seorang tukang bangunan mendapat uang yang banyak dan memamerkan
pada temannya, lalu dengan mudahnya orang yang sudah dipamerkan itu ikut serta
dalam melakukan korupsi yang dilakukan temannya tadi.
2. Peluang. Setebal-tebalnya iman seseorang, sulit baginya untuk tidak melakukan
tindak pidana korupsi apabila sudah dihadapkan dengan uang yang sudah jelas-jelas
ada didepan mata pasti dia akan melakukannya karena dengan alasan-alasan bahwa
tindakannya itu tidak akan diketahui oleh orang lain.
Dan kebanyakan maraknya korupsi yang menyebar luas dimasyarakat itu disebabkan
karena kurangnya gaji yang mencukupi untuk keperluan hidupnya. Bahwa
“kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri atau masyarakat sipil lainnya
memang mejadi faktor yang paling menonjol dalam arti merarta serta meluasnya
korupsi di indonesia. Seperti halnya gaji sebulan hanya mencukupi selama dua
6
minggu saja, sehingga pegawai dan juga masyarakat-masyarakat yang bekerja di
pabrik-pabrik dengan meminta uang ekstra untuk pelayanan yang diberikannya.’’
(Guy J Parker 1979).
2.2 Solusi
Strategi Preventif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang menjadi penyebab
timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya preventifnya, sehingga
dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang dapat
meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam
pelaksanaanya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.
Strategi Deduktif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agarapabila suatu
perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebutakan dapat diketahui dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya danseakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat.
Dengandasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut
akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepatmemberikan sinyal apabila terjadi suatu
perbuatan korupsi. Hal ini sangatmembutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu
hukum,ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
Strategi Represif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi
hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi.
Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan,
penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di
segala aspeknya, sehingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
Namun implementasinya harus dilakukan secara terintregasi. Bagi pemerintah banyak pilihan
yang dapat dilakukan sesuai dengan strategi yang hendak dilaksanakan.
7
Pencegahan korupsi di masyarakat :
8
BAB III
3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara langsung
merugikan diri sendiri dan orang lain disekitar kita. Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan
dan kelemahan pemimpin, kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, kemiskinan, tidak
adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku korupsi,
rendahnya sumber daya manusia, serta struktur ekonomi. Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan tujuan. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang
diantaranya, bidang demokrasi, lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan negara.
3.2. Saran
Sikap untuk menghindari korupsi seharusnya ditanamkan sejak dini. Dan pencegahan
korupsi dapat dimulai dari hal yang kecil, terutama mengontrol diri tidak menuruti hawa nafsu
yang mendorong untuk korupsi, tidak mudah terpengaruh terhadap ajakan orang lain terutama
teman sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://makalainet.blogspot.co.id/2013/10/korupsi.html
https://www.facebook.com/permalink.php?id=137067153103763&story_fbid=27657518914053
7
http://contohkorupsikecildimasyarakat.blogspot.co.id/
http://kumpulanmakalah-kedokteran-psikologi.blogspot.co.id/2014/01/makalah-korupsi-di-
kalangan-masyarakat.html
10
11