Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI . ................................................................................................................ 1

BAB I PEMBAHASAN

2.1 Kekurangan Nutrisi . ................................................................................................ 2

2.1.1 Pengertian . ..................................................................................................... 2

2.1.2 Etiologi . .......................................................................................................... 3

2.1.3 Manifestasi Klinis . ......................................................................................... 4

2.1.4 Patofisiologi . .................................................................................................. 5

2.1.5 Data Laboratorium . ...................................................................................... 10

2.1.6 Penatalaksanaan . .......................................................................................... 10

2.1.7 Asuhan Keperawatan . .................................................................................. 17

2.2 Kelebihan Nutrisi . ................................................................................................. 23

2.2.1 Pengertian . ................................................................................................... 23

2.2.2 Menifestasi Klinis . ....................................................................................... 23

2.2.3 Patofisiologi . ................................................................................................ 24

2.2.4 Penatalaksanaan . .......................................................................................... 27

2.2.5 Data Laboratorium . ...................................................................................... 28

2.2.6 Asuhan Keperawatan . .................................................................................. 29

BAB II PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA . ................................................................................................... 35

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEKURANGAN NUTRISI


Nutrisi adalah proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh zat yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh. Nutrien
merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori zat makanan
adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

2.1.1 PENGERTIAN
Kekurangan nutrisi adalah keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebuthan metabolisme.
Tanda klinis:
a) berat badan 10-20% dibawah normal
b) tinggi badan dibawah ideal
c) lingkar kulit trisep lenga tengah kurang dari 60 % ukura standar
d) adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e) Adanya penurunan serum.
f) Adanya penuruna transferin.

Kwasiokor adalah merupakan sindrom klinis akibat dari defisiensi


protein berat dan maskan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau
dari kehilangan yang berlebihan kenaikan angkat metabolik ang disebabkan
oleh infeksi kronik akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut
menimbulkan tanda tanda dan gejala gejala tersebut. Bentuk malnutrisi yang
paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama berada di daerah
industri belum berkemang kwasiokhor berarti “anak tersingkirkan”, yaitu anak
yang tidak lagi mengisap, dapat menjadi jelas sejak masa bayi awal sampai
sekitar usia 5 tahun, biasanya malah menyapih dari ASI. Walaupun
penambahan tinggi dan berat dipercepat dengan pengobatan, ukuran ini tidak
pernah sama ddengan tinggi dan berat badan naka yang secara tetap bergizi
baik.

2
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori-potein yang berat.
Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interksi antara kekurangan makanan
dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan ada beberapa faktor lain pada
diri anak sendiri yang yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap
terjadinya marasmus.

2.1.2 ETIOLOGI
1. Kwashiokor
Kwashiokor paling sering terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun
dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiokor yang mungkin terjadi pada orang
dewasa adalah sebagai komplikasi dari paasit atau infeksi lain. Banyak hal
yang menjadi penebab kwashiokor, namun faktor paling mayor adalah
menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau
tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiokor dapat muncul
bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya,
tetapi kebiasaan adat atau ketidaktahuan (kurangnya edukasi) yang
menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain
mempersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi
protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai
nilai biologik yang baik. Bisa juga terdapat ganguan penyerapan protein,
misalnya yang dijumpai pada keadan diare kronik, kehilangan protein secara
tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka luka
bakara serta kegagalan melakukan sintesis protein, seperti yang didapatkan
pula padda peyakit hati yang kronis.

2. Marasmus
a) Pemasukan kalori yang tidak cukup, kekurangan dalam susunan makanan.
b) Kebiasaan makan yang tidak layak, sebagai akibat kelainan metabolisme
atau malformasi bawaan
c) Gangguan sistem tubuh yang arah dan dapat mengabkibatkan terjadinya
malnutrisi
d) Disebabkan oleh pengaruh negatif sosioekonomi dan budaya yang
berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya, keseimbangan nitrogen

3
yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare kronik malasorpsi protein
hilangnya protein air kemih , infeksi menahun, luka bakar dan penyakit
hati.

2.1.3 MANIFESTASI KLINIS


1. Kwasiokor
Bukti klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi lateragi,
apatis, atau iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan perumbuhan tidak
cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, bertambah
kerentanan terhadap infeksi, dan udem. Imunodefisiensi sekunder
merupakan salah satu dari manifestasi yang paling serius dan konstan.
Misalnya, campak, penyakit yang relatif benigna pada anak gizi baik, dapat
memburuk dan mematikan pada anak malnutrisi. Pada anak terjaid
anoreksia, kekenduruan jaringan subkutan dan kehilangan tonus otot. Hati
membesar dapat terjadi awal atau lambat; sering ada infiltrasi lemak. Udem
biasanya terjadi awal; penurunan berat badan mungkin ditutupi oleh udem,
yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali pada muka dan
tungkai. Aliran plasma ginjal, angka filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler
ginjal menurun. Jantung mungkin kcil pada awal stadium penyakit tetapi
biasanya kemudian membesar.
Sering ada dermatitis. Penggelapan kulit tampak pada daerah yang
teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahri,
berlawanan dengan keadaan pada pellagra. Dispigmentasi dapat terjadi
pada daerah ini sesudah desquamasi. Atau dapat generalisata. Rambut
sering jarang dan tipis dan kehilangan sifat elastisnya. Pada anak yang
berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan coret coret merah atau abu
abu pad awarna rambut (hipokromotrichiaa). Anyaman rambut menjadi
kasar pada penyakit kronik.

2. Marasmus
a. Anak cengeng
b. Diare
c. Mata besar dan dalam
d. Akral dingin dan tampak sianosis

4
e. Wajah seperti orang tua
f. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
g. Terjadi bokong begi karena terjadi atrofi otot
h. Jaringan dibawah kulit akan menghilang, kulit keriput dan turgor kulit
jelek.
i. Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas
j. Nadi lambat dan metabolisme basal menurun
k. Vena superfisialis tampak lebih jelas
l. Ubun-ubun besar cekung
m. Tulang pipi dan dagu terlihat menonjol.
n. Anoreksia
o. Sering bangun malam

2.1.4 PATOFISIOLOGI
KEP mewakili hubungan kompleks antara penurunan asupan protein
dan kalri, mencetuskan kejadian kejadian seperti penyapihan atau infeksi
gatrointestinal, beberapa penyakt kronik, dan komplikasi yang disebabkan
oleh KEP dan infeksi. Adaptasi anak terhadap penurunan asupan protein dan
kalori adalah khas untuk anak kelaparan, dan disfungsi imun seknder serta
pemajanan terhadap penyakit.infeksi terus menerus menigkatkan morbiditas
dan mortalitas.
Penyakita manutrisi dengan kekurangan energi protein atau tidak
mencukupinya makanan bagi tubuh seringkali dikenal dengan marasmus dan
kwasiokor.
a. Kwasiokor
Kwasiokor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekuragan protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Protein
baik dari segi kualtas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam
makanan akan mengakibatkan kekurang asam amino esensial dalam
serum yang diperlukan untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai
pertumbuhan dan perbaikan sel, makin berkurangnya asam amino
dalam serum mennyebabkan berkurang produksi albumin oleh hati.
Kulit akan tampak kering dan bersisikkara depigmentasi anak dapat
mengalami gangguan mata karna kekurangan vitamin A. Kekurangan

5
mineral khususnya besi, kalsium, da seng. Edema yang terjadi karena
hipoproteinia yang mana cairan akan berpinah dari intravaskular
kompartemen ke rongga interstitial yang kemudian menimbulakn acites.
Ganggguan gastrointerstinal seperti adanya perlmakan pada hati dan
atropi pada sel acini pankreas.

6
Kegagalan melakukan
Sosial ekonomi rendah Malabsorbsi, infeksi anoreksia
sintesis protein dan kalor

Intake kurang dari kebutuhan

Defisiensi protein dan kalori Defisiensi pengetahuan

Hilangnya lemak Daya tahan tubuh


dibantalan kulit menurun

Turgor kulit menurun dan Keadaan umum lemah


keriput

Resiko infeksi
Gangguan integritas
kulit

Resiko infeksi saluran


pencernaan

Anoreksia,diare

Intake nutrisi kurang

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

7
b. Marasmus
Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangam kalori dan protein. Pada marasmus ditandai denga atropi
jaringan terutama lapisan subkutan dan badan tampakmkurus seperti
orang tua. Pada marasmus metabolisme lemak kurang terganggu
daripada kwasiokor, sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal
atau tidak ada. Pada marasmus tidak ditemukan edema akibat dari
hipoalbuminemia dan atau retensi sodium. Pemenuhan kebutuhan tubuh
masih dapat dipenuhi dengan adanya cadangan protein sebagai sumber
energi.

8
 Status sosial ekonomi
rendah
 Kurang pengetahuan
 Sistem dukungan sosial
tidak memadai
Defisiensi protein Defisiensi sumber kalori

Katabolisme protein & lemak Defisiensi energi fisik

Defisiensi asam amino Gangguan pola aktivitas /


esensial bermain (cengeng, apatis)

Intoleransi aktivitas
Gangguan sintesis sel

Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan fisik
motorik mental sosial
- Ukuran antropometrik
- Motorik kasar <<
- Motorik halus
kognitif dan bahasa
- Sosial

gangguan sintesis sel-sel darah :

- Anemia gizi
- Gangguan imunisasi Pencernaan
seluler
- Mual / muntah
- Gastroenteritis
Risiko infeksi sistemik
- Malabsorbsi

Intake nutrisi kurang

Tindakan invasif

- Sonde atau infus

Ketidak seimbangan nutrisi


9
Risiko infeksi sekunder kurang dari kebutuhan tubuh

Resiko aspirasi
2.1.5 DATA LABORATORIUM
a) Kwasiokor :
1. Pemeriksaan darah:albumin, globulin, protein total, elektrolit serum,
biakan darah
2. Pemeriksaan urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru.
b) Marasmus :
1. Pemeriksaan fisik
2. Mengukur TB dan BB
3. Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan TT(dalam meter).
Mengukur ketbalan lipatan kulit dilengan atas sbelah belakang (lipata
trisep) ditarik rnenjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunaka jangka
lengkung/kaliper. Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh.

2.1.6 PENATALAKSANAAN
a. Kwasiokor
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat dengan
ehidrasi adalah ada riwayat diare sebelumnya, aak sangat kehausan,
mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin, anak tidak
buang air kecil dalam waktu cukup lama. Tindakan yang dapat
dilakukan:
a) Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap ½ jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan
tindakan rehidrasi oral dengan memberi anak minum 50 ml (3
sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi
oral khusus KEP disebut ReSoMal.

10
b) Jika tidakada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat
minum, lakuka rehidrasi intravena(infus) RL/glukosa 5% dan
NaCl dengan perbandingan 1:1.
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat/gizi buruk terjadi gangguan
keseimbangan elektrolit diantaranya:
a) Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah
b) Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg).
Ketidakmampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan
untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu
minimal minimal 2 minggu. Berika makanan tanpa diberi garam/
rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter tang
diencerkan 2 kali (dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr
kecil dan 50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan
bahan makanan yang banyak mengandung mineral bentuk
makanan lumat.
5. Lakukan pengobatan dan pecegahan infeksi
Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukan adanya
infeksi seperti demam seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat
secara rutin diberikan antibiotik spektrum luar.
6. Pemberian makanan, balita KEP berat:
Pemberian diet KEP berat dibagi 3 fase:
Fase stabilisasi (1-2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekata yang sangat dekat
dan hati-hati, karena keadaan faali anak yang sangat lemah dan
kapasitas homeostatik berkurang, pemberian makanan harus dimulai
segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rua sehingga
energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja,
formula khusus seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang
dilanjutkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun agar dapat
mencapai prinsip tersebut dengan persyaratan sbb:poris kecil, sring,
rendah serat,dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari, protein 1-1,5
gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kgbb/hari (jika ada edema berta 100

11
ml/kgbb/hari), bila anak mendapatka ASI teruskan, dianjurkan
memerikan formula WHO 75/pengganti/modisco ½ atau pengganti
jadwal pemberian makanan harus sesuai denga kebutuhan anak.
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita
Fase ini meliputi dua fase: transisi dan rehabilitasi.
a) Fase transisi (minggu II)
- Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara
perlahan untuk menghindari resiko gagal jantung yang dapat
terjadi bila anak mengkonsumsi makana dalam jumlah banyak
secara mendadak.
- Ganti formula khusus awal (energi 75 kaldan protein 0.9 -1.0
gr/100ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/
makanan keluarga dapat digunakan asal kandungan energidan
poteinnya sama (200 ml/kgbb/hari).
b) Fase rehabilitasi (minggu III-minggu VII)
- Formula WHO-F 135/Pengganti/ modsico 1 ½ dengan jumlah
tidak terbatas dan sering.
- Energi 150-200 kkal/kgbb/hari.
- Protein: 4-66 gr/kgbb/hari
- Bila anak masih mendapat ASI, Teruskan ASI, ditambah
dengan makana formula karna energi dan protein ASI tidak
akan mencukupi untuk tumbuh kejar.
- Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga
8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan
mineral, walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa gesa
memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan
BB nya mulai aik (pada minggu II) pemberian Fe pada masa stbailisasi
dapat memperburuk keadaan infeksinya.
Berikan setiap hari:
- Tambahan multiivitamin lain
- Bila BB mulai naik berikan zat besi dlam bentuk tablet besi
folat/sirup besi

12
- Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis
tunggal.
- Vitamin A oral 1 kali
- Dosis tambahan disesuaikan dengan baku pedoman pemberian
kapsul vitamin A
9. Berikan stimulasi da dukungan emosional
10. Persiapan untuk tindak lanjut dirumah

b. Marasmus
Penatalaksanaan marasmus mengikuti 9 langkah utama penatalaksanaan gizi
buruk yaitu meliputi :
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia
Pada hipoglikemia,anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah jika
anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan memberikan
makanan sering atau cair 2-3 jam sekali. Jika anak tidak dapat makan
(tetapi masih dapat minum) berikan air gula dengan sendok.
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah < 36°c.
Pada keadaan ini anak harus dihangatkan dengan cara ibu atau orang
dewasa lain mendekap anak didadanya lalu ditutupi selimut atau
dengan membungkus anak dengan selimut tebal dan meletakan lampu
didekatnya. Selama masa penghangatan dilakukan pengukuran suhu
anakpada dubur setiap 30 menit sekali jika suhu anak sudah normal
dan setabil tetap dibungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar
tidak jatuh kembali pada keadaan hipotermia.
3. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda kelinis yang sering dijumpai pada anak KEP berat
dengan dehidrasi adalah ada riwayat diare sebelumnya, anak sangat
kehausan, mata cekung, nadi lemah, tangan dan kaki teraba dingin,
anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama. Tindakan yang
dapt dilakukan adalah :
a. Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap 1/2 jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan
tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3
13
sendok makan) setiap 30 menit dengan sendok. Cairan rehidrasi
oral khusus KEP disebut ReSoMal.
b. Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2x. Jika anak tidak dapat
minum, lakukan rehidrasi intervena (infus) RL / Glukosa 5% dan
NaCI dengan perbandingan 1:1
4. Lakukan pemulihan gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat atau gizi terjadi keseimbangan elektrolit
diantaranya :
a. Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
b. Defisiensi kalium (k) dan magnesuim (Mg)
Ketidak mampuan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan
untuk pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu
minimal 2 minggu. Berikan makanan tanpa diberi garam atau
rendah garam, untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang
diencerkan 2x (dengan pe + an 1 liter air) ditambah 4 gr kecil dan
50 gr gula atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan
yang banyak mengandung mineral bentuk makanan lumat
5. Lakukan pengobatan dan pencegahan infeksi
Pada KEP berat tanda yang umumnya menunjukan adanya
infeksi seperti demam seringkali tidak tampak. Pada semua KEP berat
secara rutin diberikan antibiotik sepektrum luar.
6. Pemberian makanan, balita KEP berat
Pemberian diet KEP berat dibagi menjadi 3 fase :
a. Fase stabilisasi (1-2 hari)
Pada fase stabilisasi perlu pendekatan yang hati-hati, karena
keadaan faali anak yang sangat lemah dan kapasitas hameostatik
berkurang, pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak
dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein
cukup untuk memenuhi metabolisme basal saja, formula khusus
seperti formula WHO 75/modifikasi/modisko ½ yang dilanjutkan
dan jadwal pemberian makanan harus disusun agar dapat mencapai
prinsip tersebut dengan persyaratan diet sbb : porsi kecil, sering,
rendah serat dan rendah laktosa, energi 100 kkal/kg/hari, protein 1-

14
1,5 gr/kgbb/hari, cairan 130 ml/kg/BB/ hari (jika ada edema berat
100 ml/kg,bb/hari), bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan
memberi formula WHO 75/pengganti/modisco ½ dengan gelas,bila
anak terlalu lemah berikan dengan sendok /pipet ,pemberian
formula WHO 75/pengganti/modisco ½ atau pengganti dan jadwal
pemberian makanan harus sesuai dengan kebutuhan anak.
Perhatikan masa tumbuh kerja balita
Fase ini meliputi 2 fase : transisi dan rehabilitasi
b. Fase transisi (minggu II)
 Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara
perlahan untuk menghindari resiko gagal jantung, yang dapat
terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak
secara mendadak.
 Ganti formula khusus awal (energi 75 kal dan protein 0,9-
1,0gr/100 ml)dengan formula khusus lanjutan (energi 100 kkal
dan protein 2,9 gr/100ml)dalam jangka waktu 48 jam.
Modifikasi bubur/ makanan keluarga digunakan asal
kandungan energi dan proteinnya sama.
 Naikan dengan 10 ml setiap kali sampai hanya sedikit formula
tersisa,biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kg,bb/kali
pemberian (200 ml/kg,bb/hari)
c. Fase rehabilitasi (minggu III-VII)
 Formula WHO-f 135/penggantian/modisco 1 ½ dengan jumlah
tidak terbatas dan sering
 Energi : 150-220 kkal/kg,bb/hari
 Protein :4-6 gr/kg,bb/hari
 Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan
makanan formula karena energi dan protein ASI tidak akan
mencukupi untuk tumbuh kejar.
 Secara perlahan dan diperkenalkan makanan keluarga.
7. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat mengalami kurang vitamin dan
mineral, walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa
memberikan preparat besi (FE). Tunggu sampai anak mau makan dan

15
BB nya mulai naik (pada minggu II). Pemberian FE pada masa
stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya. Berikan setiap hari
:
a. Tambahan mutivitamin lain
b. Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi
folat/sirup besi
c. Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat dosis
tunggal
d. Vitamin A oral 1 kali
e. Dosis tambahan disesuaikan dengan baku pedoman pemberian
kapsul vitamin A
8. Berikan stimulasi dan dukungan emosional
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental
dan perilaku, karenanya diberikan : kasih sayang, ciptakan lingkungan
menyenangkan, lakukan terapi bermain terstruktur 15-330menit/hari,
rencanakan aktifitas fisik setelah sembuh, tingkatan keterlibatan ibu
(memberi makan, memandikan, bermain).
9. Persiapan untuk tindak lanjut dirumah
Bila BB anak sudah ada di garis warna kuning anak dapat
dirawat dirumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau
bidan di desa.

16
2.1.7 ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
 Riwayat status sosial dan ekonomi
 Riwayat pola makan
 Pengkajian antropometri
 Kaji manifestasi klinis
 Monitor hasil laboratorium
 Timbag berat badan
 Kaji tanda tanda vital
B. Diagnosa
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
tidak adekuatnya intake nutrisi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan fisik
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adanya kandungan
makanan yang cukup
4. Resiko infeksi b.d prosedur invasif

C. Intervensi
No Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan 1. Buat jadwal masukan Setelah tindakan
asuhan keperawatan tiap jam. Anjurkan pembagian,kapasitas gaster
dalam x24 jam klien mengukur cairan/ menurun kurang lebih 50
akan: makanan dan ml,sehingga perlu makan
1. Mengidentifikas minuman sedikit sedikit/sering.
i kebutuhan demi sedikit atau
nutrisi makan dengan
individual perlahan.

2. Menunjukan 2. Timbang berat badan Pengawasan kehilangan dan


penurunan berat tiap hari. Buat jadwal alat pengkajian kebutuhan
badan tepat teratur setelah nutrisi/keefektifan terapi .

17
dengan nilai pulang.
labolatorium
normal
3. Tekankan pentingnya Makan berlebihan dapat
menyadari kenyang menyebabkan mual/muntah
3. Menunjukan dan menghentikan atau kerusakan operasi
prilaku masukan. pembagian.
mempertahanka
n masukan Menurunkan kemungkinan
nutrisi adekuat 4. Beritahu pasien untuk aspirasi
duduk saat
makan/minum
Dapat mempengaruhi nafsu
5. Tentukan makanan makan/pencernaan dan
yang membentuk gas membatasi masukan nutrisi

Dapat meningkatakan
6. Diskusikan yang masukan,meningkatakan rasa
disukai pasien dan berpartisipasi /kontrol
masukan dalam diet
murni

Kolaborasi:
Memberikan nutrisi tanpa
7. Berikan diet cair, menambah kalori. Catatan :
lebbih lembut,tinggi diet cair biasanya
protein dan serat,dan dipertahankan selama 8
rendah lemak, dengan minggu setelah prosedur
tabahan cairan sesuai pembagian
kebutuhan
Perlu bantuan dalam
8. Rujuk ke ahli gizi perencanaan diet yang
memenuhi kebutuhan nutrisi

18
Tambahan dapat diperlukan
9. Berikan tambahn untuk mencegah anemia
vitamin seperti B 12 karena gangguan absorpsi.
injeksi, folat dan Peningkatan motilitas usus
kalsium sesuai setelah prosedur bypass
indikasi merendahkan kadar kalsium
dan meningkatkan obsorpsi
oksalat, dimana dapat
menimbulkan pembentukan
batu urine.

2. Setelah diberikan 1. Evaluasi respon Menetapkan kebutuhan/


asuhan keperawatan pasien terhadap kemampuan pasien dan
sealam...x24 jam aktivitas. Catat memudahkan pilihan
diharapkan klien laporan, peningkatan intervensi.
meningkatkan ambulasi kelemahan/kelelahan
atau aktivitas dengan dan perubahan tanda
krteria hasil : vital selama daan
1. Menunjukkan/m setelah beraktivitas.
elaporkan
peningkatan 2. Berikan lingkungan Menurunkan stress dan
toleransi tenang dan batasi rangsangan berlebihan,
terhadap pengunjung selama meningkatkan istirahat.
aktivitas yang fase akut sesuai
dapat dikur indikasi. Dorong
dengan tak penggunaan
adanya manajemen stress dan
kelemahan pengalih yang tepat.
berlibah, dan
tanda tanda vital 3. Jelaskan pentingnya Tirah baring dipertahankan
dalam rentang istirahat dalam selama fase akut untuk

19
normal. rencana pengobatan menurunkan kbutuhan
dan perlunya metabolik, menghemat
keseimbangan energi untuk penyembuhan.
aktivitas dan istirahat. Pembatasan aktivitas
ditentukan dengan respons
individual pasien terhadap
aktivitas dan perbaikan
kegagalan pernapasan.

4. Bantu pasien memilih Pasien mungin nyaman


posisi nyaman untuk dengan kepala tinggi, tidur di
istirahat dan/ tidur. kursi atau menunduk kedean
meja atau bantal.

5. Bantu aktivitas Meminimalkan kelelahan


perwatan diri yang dan membantu
diperlukan. Berikan keseimbangan suplai
kemajuan kbutuhna oksigen.
peningkatan aktivitas
selam fase
penyembuhan.

3. Setelah dilakukan 1. Observasi Area ini meningkat


tindakan keperawatan kemerahan, pucat dan resikonya untuk kerusakan
klien akan: eksoriasi dan memerlukan pengobatan
lebih intensif.

Sering mandi mmbuat


2. Dorong mandi tiap kekeringan kulit.
hari 2hari 1x,
pengganti mandi tiap
hari.
Melicinkan kulit dan

20
3. Gunakan krim kulit menurunkan gatal.
dua kali sehari dan
setelah mandi
Memperbaiki sirkulasi kulit,
4. Pijat kulit khsusunya menigkatkan tonus kulit.
diatas peninjuolan
tulang
Menigkatkan sirkulasi dan
5. Diskusikan perfusi kulit dengan mecegah
pentingnya tekana lama pada jaringan
perubahan posisi
sering perlu untuk
mempertahakan
aktivitas
Perbaikan nutrisi dan hidrasi
6.Tekankan pentingnya akan memperbaiki kondisi
masukan
nutrisi/cairan adekuat.
4. Setelah dilakukan 1. Kaji tanda infeksi; Demam dapat terjadi karna
asuhan keperawatan ukur suhu tubuh infeksi dan atau dehidrasi
dalam x24 jam klien setiap 4 jam
akan:
1. Bebas dari tanda 2. Instruksikan para Menurunkan potensial
dan gejala penunjung untuk terpajan pada penyakit
infeksi mencuci tangan aat inefeksius.
berkunjung dan
2. Mendeskripsika setelah berkunjung
n proses
penularan 3. Gunakan sabun Mencegah transisi
penyakit faktor antimikroba untuk mikroorganisme
yang cuci tangan.
mempengaruhi
penularan dan 4. Gunakan sarung Mencegah penularan infeksi.

21
penatalaksanaan tangan atau baju
ya sebagai alat
Pelindung
3. Menunjukkkan
kemampuan 5. Berikan imunisasi Mencegah infeksi penyakit
mencegah bagi anak yang belum berat.
timbulnya imunisasi.
infeksi

4. Jumlah leukosit
dalam batas
nirmal

5. Menunjukkan
perilaku hidup
sehat

22
2.2 KELEBIHAN NUTRISI
2.2.1 PENGERTIAN
Kelebihan nutrisi adalah merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat adan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.

Tanda klinis:

a) Berat badan lebih dari 10% berat ideal


b) Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pda pria 25 mm pada wanita
d) Adanya jumlah asupan yang berlebihan
e) Aktivitas menurun atau monoton

Obesitas adalah masalah peningkatan berat bdan yang mencapai lebih


dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan
kalori.

Obesitas biasanya disebabkan oleh kelebihan masukan makanan


bukannya dari kelebihan makan (overeating) yang masif. Simpana lemak tubuh
bertambah ketika masukan energi melebihi pengeluaran, dan keadaan ini
biasanya terjadi bila ada keseimbangan energi yang sedikit positif selama masa
yang lama. Anak gemuk tidak makan secara berbeda atau lebih banyak makan
“junk food” atau tepung daripada sebayanya.

2.2.2 MANIFESTASI KLINIK


Obesitas dapat menjadi jelas pada setiap umur, tetapi obesitas tampak
paling sering pada usia 1 tahun pertama, pada usia 5-6 tahun, dan selama
remaja. Anak yang obesitasnya karena masuka kalori tinggi secara berlebihan
biasanya tidak hanya lebih berat dari pada yang lain pada kelompoknya sendiri
tetapi juga lebih tinggi; dan umur tulang lenih tua. Tanda tanda muka tampak
sering sangat tidak sepadan. Adipositas di daerah dada laki laki sering terkesan
tumbuh payudara dan karenanya , mungkin merupakan tanda yang memalukan,.
Abdomen cenderungmenggantung, dan sering ada striae putih atau merah

23
lembayung. Genitalia eksterna anak laki laki tampak kecil tidak sepadan tetapi
paling sering berukuran rata rata; penis sering terbungkus dalam lemak pubis.
Pubertas dapat terjadi awal dengan akibat bahwa akhirnya ketinggian anak
gemuk mungkin kurang dari pada tinggi akhir sebayanya yang dewasa lebih
lambat. Perkemabanga genialiaeksterna normal ada kebanyakan wanita, dan
menarkhe biasanya tidak tertunda dan mungkin maju. Pada obesitas, ekstremitas
biasanya lebih besar di lengan atas dan paha dan kadang kadang terbatas
padanya. Ta ngan mungkinrelati kecil dan jari sdikit demi sedikit mengecil.
Sering ada lutut bengkok (genu valgum).
Anak dengaobesitas atau kelebihan berat badan eengalami stress dan
kesukaran sosial dan psikologis yang berarti. Masyarakat barat perkotaan
mempunyai orasangka budaya ang kuat terhadap obesitas. Noda (stimatisasi)
sosial di sekolah. Tempat kerja dan lingkungan sosial sering ada. Anak sekolah
seringkali di goda, diintimidasi dan dikeuarkan dari aktivitas lain.

2.2.3 PATOSFISIOLOGI
Obesitas merupakan suatu kondisi yang kompleks dan mungkin
melibatkan berabgai pengaruh, termasuk faktor metabolik, hipotalamus,
hereditas, sosial budaya dan psikologis. Kurang dari 5 % obesitas pada masa
kanak-kanak dapat dihunbungkn dengan penyakit utama seperti hipotiroidisme,
hiperkortikoidisme adrenal, hiperinsulinisme, dan disfungsi atau kerusakan
sistem saraf puat.
Metabolisme atau glukosa berpean penting dalam pengaturan deposit
lemak dan bebrapa teori telah dikembangkan utuk menjelaskan variasi
metabolisme diantara individu. Salah satu teori mengemukakan adanya
peningkatan efisinsi metabolik pada individu metabolik pada individu obesitas
memfasilitasi penyimpanan dan etensi lemak.
Hereditas meupakan faktor penting dalam perkembangan obesitas.
Sebagai contoh pada kembar identik yang hidup terpisah kecenderungan utuk
menyerupai sifat ornag tua kandung lebih besar daripada yang mereka adopsi
dari orang tua angkat mereka. Obesitas dapat berekembang pada masa bayi,
selama masa kanak-kanak, pada awitan pubertas, atau selama masa remaja.
Merupakan hal yang tidak mungkin untuk membeakan antara faktor herditas dan

24
faktor lingkungan, karna keduanya mungkin berperan dalam setiap keadaan satu
anggota keluarga lainnya mengalami obesitas.
Anak anak obesitas kurang aktif dibandingkan dengan anak anak lain
lain yang ramping, walaupun tidak di sama pastikan apakah inaktivitas
menyebabkan obesitas atauapakah obesitas juga beranggung jawab terhadap
terjadinya inaktivitas. Banyak individu obesitas juga menunjukkan nafsu
makan yang berlebihan dan makan yang berlebihan ketika mereka sedang tidak
lapar. Mereka maka lebih cepat dan cenderung mencerna lebih banyak kalori
dalam satu kali makan dan dalam wakt singkat. Remaja yang obesitas dicirikan
dengan perilaku makan pada malam hari dan serig kali meniadakan waktu
makan, terutama sarapan.
Faktor faktor sosialkultural juga berperan dalam perolehan berat badan.
Pola makan didasarkan secara budaya dan sosial, serta pilihan makanan dari
budaya ikut andil dalam perkembanga obesitas. Banyak budaya yang
menganggap bahwa gemuk merupakan tanda sehat, penampilan obesitas sebagai
bagian dari kesejahteraan dan mendorong pertambahan berat badan seperti
gambaran yang diharapkan.
Faktor psikologis dapat menjadi dasar pola makan selam masa kanak
kanak. Pada masa bayi, anak anak pertama kali mengalami penurunan
ketidaknyamanan melalui pemberian makan dan belajar untuk menghubungkan
makan dengan perasaan kesejahteraan, keamanan dan kehadirn pengasuh anak
yang menimbukan kenyamanan. Kemudan makan dihubungkan dengan
perasaan dicintai. Banyak orang tua menggunakan makanan seperti permen dan
“jajanan” lainya sebagai pendorong positif terhadap perilaku yang diharapkan.
Praktik ini dapat mengembangkan makna simbolis, dan anak dapat
menggunakan makana sebagai suatu penghargaan, kenyamanan, dan cara untuk
mnehadapi depresi, marah bosan, dan kesepian.

25
Pathway

Masukan energi Penggunaan Faktor kesehatan Faktor predisposisi


yang melebihi kalori yang dan lingkungan
dari kebutuhan kurang dan
tubuh faktor
perkembangan

Pembesaran dan
penambahan jumlah sel
lemak

Obesitas

Pemasukan Berat badan meningkat


makanan yang
berlebihan ke
dalam tubuh

Keterbatasan Perubahan
Aktifitas fisik Penampilan

Intoleransi
Aktivitas

Perubahan Nutrisi
Lebih dari Kebutuhan
Tubuh Koping Individu Gangguan Harga
Tidak Efektif Diri

26
2.2.4 PENATALAKSANAAN
Karna obesitas dapat menekalkan diri karena alasan psikologis atau
fisisologis, anak gemuk, anak dari orang tua gemuk, atau mereka yang dengan
saudara saudaa sekandung gemuk harus did orong untuk taat pada program
sitemik latihan fisik yang giat dan keseimbangan diet yang sesuai denga tingkat
pengeluaran energinya. Berat ideal diinginkan tidak hanya untuk alasan
keindahan tetapi juga berkemungkinan untuk mencegah komplikasi obesitas
seperti diabetes, pernafasan pendek dan meninggal awal. Bayi kelebihan berat
yang tidak diobati depat tetap kelebihan berat ketika dewasa. Upaya awal untuk
mengubah perilaku dimulai pada masa bayi, seperti pemberian makan harus
sesuai kebutuhan segera sesudah lahir, pemberian makanan hanya bila ada tanda
tanda lapar pada umur 1 tahun, hindarkan perkenalan dengan menunjukkan
makan menarik atau memberi resep waktu makan kalau lapar, dapat secara
efektif mencegah kelebihan makan dan kegemukan.
Sesudah obesias masa naka ditegakkan adalah sanga sukar melaksanakan
rencana efektif untuk pengurangan berat dan pemeliharaannya tanpa peran serta
dan motivasi aktif anak maupun keluarga,teknik yan digunakan untuk
pengurangan lemak pada orang dewasa, termasuk pemedahan, farmakoterapi,
dan balon lambung, merupakan kontraindikasi untuk anak. Diet kalori amat
rendah adalah tidak tepat karna diet ini dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan pada titik kritis selama masa anak. Namun, cara lain melebihi
berat badan selama pertumbuhn cepat remaja menyebabkan penurunan berat
badanyang efektif untuk umur tersebut ketika pertumbuhan terjaid dan mungkin
lebih disukai pengurangan berta badan yang efektif untuk umur tersebut ketika
pertumbuhan terjadi dan mungkin lebih disukai pengurangan berat badan dan
protokol latihan fisik yang drastis. Pengobatan obesitas anak yang berhasil
memerlukan perhatian pada setidak-tidaknya komponen berikut: (1)modifikasi
diet da kandungan kalori;(2) definisi dan penggunaan program latihan fisik yan
sesuai ; (3) modifikasi perilaku untuk anak;(4) keterlibatan keluarga pada terapi.
Ada keberhasilan sedang dalam modifikasi program perilaku, namun hasil untuk
indiviu sangatlah bervariasi program yang melibatkan keluarga juga agak efektif
dalam mencegah perubahan ke arah obesitas berat seperti diukur dengan

27
penguranag ketebalan lipatan kulit trsep selama remaja, jika terapi dimulai pada
usia 10-11 tahun.
Jika praktisi memilih melaksanakan diet, kebutuhan nutrisi dasar harus
dipenuhi. Semua kebutuhan diet esensial mungkin termasu dalam diet 1.100-
1300 kalori untuk anak umur 10-14 tahun selaa beberpa bulan. Beberapa nak
menghindari makan yang berlebihan sesudah mereka dibolehkan kembali pada
diet bebas pilihan. Kadang kadang kerja sama yag lebih besar terjamin jika
sedikit porsi diet diizinkan diantara waktu makan, erutama pada sore hari. Jika
ragu ragu apakah masukan vitamin harian cukup , dapat diresepkan konsetrat
vitamin. Vitamin D harus dimasukkan, karna semua untuk pertmbuhan anak.
Penurunan berat badan yang cepat tidak boleh diupayakan, dan pengawasan
medik harus dipertahankan. Selama tahun tahun pertumbuhan pertahankan berat
badan sementara anak bertambahn tinggi sering merupakan tujuan yang cukup.
Paing baik adalah terapi obat dibatasi. Dukungan psikologis sering merupakan
elemen sangan penting dalam pnatalaksanaaan dan pengobatan diet maupun
psikologis harus melibatkan seluruh keluarga.

2.2.5 DATA LABORATORIUM


Pemeriksaan metabolik/endokrin: dapat menyatakan tak normal mis.,
hipertiroideisme, hipopituitarisme, hipogonadisme. Sindrom Cushing
(Peningkatan kadar insulin), Hipeglikemi, hiperlipidemia, hiperusisemia,
hiebilirubinemia. Ini juga diduga bahwa penyebab gangguua ini dapat
menimbulakan neuroendokrin abnormal dalam hipotalamus yang menyebabkan
berbagai gangguan kimia.

28
2.2.6 Asuhan keperawatan Obesitas
A. Pengkajian
Munculnya obesitas tampak jelas dari penampakan diri sendii dan penetapan
yng cepat yang dibuat dari perbandingan kasar antara tinggi badan dan erat
badan dengan standar grafik pertumbuhan. Akhir akhir ini pengukuran indeks
masa tubuh (IMT) telah mejadi alat yang sangat berguna untuk pengkajian
obesitas. IMT diekspresikan ole berat badan anak dalam kilogram dibagi
kuadrat tinggi bdana anak dalam meter(kg/m2). Anak anak dega IMT yang
lebih besar atau sma dengan 95th persentil pada usia dan seks tertentu harus
mendapatkan pngkajian medis yang dalam. Anak anak dengan rentag IMT 85th
sampai 95th persenti harus dievaluasi untuk melihat adanya komlkasi sekunder
seperti hiprtensi dan hiperlipidemia. Evaluasi harus memsukkan riwayattinggi
dan berat badan orang tua serta saudara- saudara kandung, begitu pula
kebiasaan makan, nafsu makan dan pola lapar, serta aktivitas fisik yang diikuti
oleh anak. Selain itu riayat psikososia sangat membantu untuk memahami
dampak yang diakibatkan oleh kondisi ini kedalam kehidupan anak.

B. Diagnosa
1) Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang behubungan
dengan pola makan disfungsional, faktor faktor herditas
2) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan gaya hidup yang kurang
gerak, kegemukan fisik
3) Gangguan harga diri yang berhubugan dengan persepsi penampilan
fisik, internalisasi umpan balik yang negatif(putri).
C. Intervensi
Tujuan program penurunan berat badan adalah:
1) Anak menjalani diet yang mengandung rendah lemak tanpa
mengganggu pertumbuhan, aktivitas untuk kesejahteraan psikologis.
2) Anak anak ikut serta dalam program aktivitas
3) Anak akan meodifikasi prilaku makan
4) Anak dan keluarga akan mndapatkan dukungan psikologis

No. Tujuan Intervensi Rasional


Dx
1. Setealh dilakukan 1. Kaji penyebab Mengidentifikasi/mempengaru
asuhan keperawatan individu hi pemilihan intervnsi
dalam x24 jam klien kegemukan
akan:
1. Mengidentifi 2. Laksanakan/kajim Memberikan kesempatan
kasi perilaku akanan cari untuk individu mengfokuskan
dan sebelumnya mis gambaran yang nyata jumlah
konsekuensi masukan makanan yang di makan dan
sehubungn kalori,tipe,makan penyesuaian kebiasaan makan
dengan n,kebiasaan karena obesitas merupakan

29
makan makan. masalah seumur hidup maka
berlebihan paling baik memberikan diet
2. Menunjukan pada individu yang mendorong
perubahan 3. Instruksikan kebiasaan makan lebih sehat .
pola mkan kepada pasien
dan untuk
keterlibatan merencanakan
individu diet yang sesuai
dalam
progam 4. Bantu pasien
latihan untuk memilih Anak atau remaja diajaran
3. Menunjukan makan kesukaan tentang cara untuk memasukan
penurunan yang sesuai makan favorit ke dalam diet.
berat badan dengan diet Makanan favorit dapat di
dengan masukan dalam diet dalam
pemeliharaan jumlah sedikit
kesehatan 5. Kolaborasi konsul
optimal dengan ahli diet Pemasukan individu dapat di
untuk kalkulasikan dengan berbagai
menentukan perhitungan berbeda tetapi
kalori/kebutuhan penurunan berat badan
nutrisi untuk berdsarkan kebutuhan
penurunan berat basalkalori selama 24 jam
badan individu. tergantung jenis kelamin,usia
dll.
6. Berikan obat
sesuai indikasi Di gunakan dengan perhatian
obat penekan pada permulaan program
napsu makan mis: penurunan berat badan untuk
dretilpropion mendukung pasien selama
(tenuate) stres perubahan prilaku atau
mazindol pola hidup
(sanorex)
2. Tujuan: setelah 1. Kaji pola aktivitas Mengetahui aktivitas yang
dilakukan dan minat pasien perlu dan yyang tidak perlu
tindakankeperaw untuk dilakukan
atan diharapkan meningkatkan
pasien dapat aktivitas.
beraktifitas
dengan normal 2. Motivasi aktivitas Mendorong klien memulai
Kriteria hasil: rutin seperti olahraga kecil tapi bermanfaat
1. Pasien akan berjalan, naik
meningkatka tangga, dan
n aktivitas sebagainya
fisik
2. Tingkat daya 3. Rencanakan Motivasi tujuan yang
tahan adekuat aktivitas dengan
sederhana dan realities dapat
untuk pasien atau
beraktifitas keluarga yang dicapai oleh pasien yang
3. Menyeimban meningkatkan

30
gkan kemandirian dan meningkatkan kemandirian
aktivitas dan daya tahan,
dan daya tahan.
istirahat misalnya:

4. Motivasi aktivitas
yang menekankan Mendorong klien memahami
perbaikan diri
kebutuhan aktivitas bagi
bukan kompetisi
untuk dirinya
menghindari rasa
gagal dan
perasaan ditolak

5. Anjurkan
keluarga pasien Motivasi keluarga
untuk membantu
meningkatkat percaya diri
aktivitas pasien
dalam klien
meningkatkan
kemandirian dan
daya tahan serta
mengajarkan
kepada keluarga
mengenai
aktivitas pasien

3. Setelah dilakukan 1. Diskusikan Pandangan mental termasuk


tindakan dengan pasien ideal kita dan biasanya tidak
keperawatan ....x24 pandangan terbaru. Gemuk dan perilaku
jam klien akan: menjadi gemuk makan terus menerus dapat
1. Menyatakan dan apa artinya mempunyai akar dala implikasi
gambaran bagi individu. psikoogi mis., kompensasi
diri lebih Yakinkan untkuk untuk kuranag cinta dan
nyata. memberikan pegasuhan, atau menjadi
2. Menunjukkan privasi selama mlawan keintiman. Namun
beberapa aktivitas individu biasanya senditif/
peneimaan perawtan. sadar diri tentang tubuh.
diri daripada
pandangan
idealisme. 2. Izinkan pasien Orang tua bertindak sebagai
3. Mengakui mengingat pola peran model untuk anak. Pola
diri sebagai koping koping maladaptif (makan
individu yang sehubungan berlebihan) dipelajari dalam
memiliki dengan makna istem keluarga dan didukung
tanggung malam dalam melalui penguatan positif.
jawab keluarga asalnya Makan dapat diganti oleh
sendiri. dan teliti orang tua untuk perhatian dan
4. Mencari bagaimana ini cinta, dan makan sehubungan

31
informasi dan dapat dengan perasaan puas menjadi
secara aktif mempengaruhi pertahanan utama.
mengikutipen situasi ini.
urunan berat
badan dengan
tepat. 3. Tntukan Dapat berperan terhada isu saat
hubungannya ini tetang harga diri/ pola
riwayat dan koping.
kemungkinan
penyalahgunaan
seksual.

4. Tentukan motiasi Individu mungkin menekan


pasien untuk persaan marah dimana dapat
menurukan berat dinyatakan dalam diri sendiri.
badan dan bantu Karna konsep diri buruk,
menyusun tujuan. individu sering mengalami
kesulitan berhubungan.

5. Waspadai mitos Keyakinan tentang seperti apa


pasien atau orang tubuh yang ideal atau otivasi
yang dapat untuk sadar apat menyabotase
dimiliki tentang upaya pada penurunan berat
berat badan dan badan.
penurunan berat
badan.

6. Bantu Kesadaran emosi ang


pasienuntuk menimbulkan makan
mengidentifikasi berlebihan dapat menjadi
perasaan yang langkah pertama dalam
menimbulkan peruahan perilaku.
makan kompusif.
Kembangkan
strategi untuk
melakukan
sesuatu disamping
makan untuk
menerima
perasaan ini.

7. Gambarkan berat Memberikan bukti visual


badan tiap perubahan berat badan.
minggu.
Mendukung tanggung jawab
8. Tingkatkan pasien sendiri untuk penurunan

32
komunikasi berat badan; meningkatkan
terbuka dnegna rasa kontrol dan meningkatkan
menghindari keinginan untuk
kritik atau mendiskusikan kesulitan atau
penillaian tentang menuyusun ulang dan menatasi
prilaku pasien. masalah.

9. Tuliskan dan Ini membantu untuk tiap


nyatakan denga individu u tuk memahami area
jelas tanggung tanggug jawabnya dalam
jawab pasien dan program sehingga
perawat. kesaahpahaman tidak terjadi.

10. Waspadai makan Pasien yang makan berlebihan


berlebihan dan akan merasa berslah
kembangkan karenanya, yang juga
strategi untuk memperburuk, karan perasaan
menerima episode negatif dapat menyabotase
ini mis., sesipan upaya penurunan berat badan
tindakan lain lanjut.
untuk makan.

11. Dorong pasien


untuk Latihan mental sangat berguna
menggunakan untuk membantu rencana
hayalan untuk pasien dan menerima antisipasi
menyatakan diri perubahan pada gambaran diri
sesuai berat yang atau menerima kesempatan
diinginkan dan yang dapat meningkat.
untuk mlakukan
penanganan
perilaku baru.

12. Berikan informasi


tentang Meningkatkan perasan harga
pengunaan diri;meningkatkan perbaikan
makeup, tata diri.
rambut dan cara
berpakaian untuk
memaksimalkan
bentuk badan.

13. Dorong
pembelian

33
pakaian sebagai Pakaian ketat yang tepat
penguatan meningkatkan citra tubuh
penuruna berat bersamaan dengan penurunan
badan akibat yang dibuat dan individu
terapi makan. merasa lebiih positif.
Menunggu sampai penurunan
berat badanyang diinginkan
tercapai dapat menjadi
penghambat.
14. Anjurkan pasien
membunag
“pakaian gemuk.” Membuang “katup pengaman”
dari pakaian yang ada “pada
kasus” berat badan meningkat .
15. Bantu staff
mwaspadai dan
menerima perasaa Perilaku menilai peasaan jijik,
sendiri bila marah, dan aneh dapat
merawat pasien mempengaruhi
ini. perawatan/ditransmisikan pada
pasien menguatkan harga diri
Kolaborasi negtif/gambaran.

16. Rujuk ke
kelompok terapi
pendukung Kelompok dapat memberikan
teman, meningkatkan
motovasi, menrukan esepian
dan pengasingan, dan
mengalami solusi praktis untuk
masalah praktis untuk masalah
umum. Terapi kelompok dapat
membantu penerimaan dengan
masalah psikologis.

34
BAB II

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA :

1. Suardi&Yuliani,Rita.2010.AsuhanKeperawatanAnak.Jakarta.CV.AgungSeto
2. Nurarif,Amin Huda&Kusuma Hardi.2013.Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC NOC.Mediaction publisher.Jakarta.
3. Nelson,Waldo.E.1999.Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15.Jakarta.EGC.
4. Wong,L.Donna.2010.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume1.Jakarta.EGC.
5. Dongoes Marilyn E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta EGC.
6. Hidayat A Aziz Alimul.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta.Salemba Medika.

35

Anda mungkin juga menyukai