Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PENYALAHGUNAAN ZAT KOKAIN

A. Kasus
An. M laki laki umur 17 tahun datang ke rumah sakit A pada tanggal
14 januari 2019. Klien menggunakan NAPZA jenis kokain saat SMA
karna ikut teman temannya. Pasien mengonsumsi kokain jenis serbuk
karena keluarga nya sering menglami konflik hingga orang tua nya
bercerai, dan pasien tidak nyaman dirumah dan selalu keluar untuk
menghabiskan waktu bersama teman temannya, hingga pasien tidak
mampu menolak untuk memakai lagi ketika ditawari temannya apalagi
jika pasien mempunyai masalah. Saat ini pasien sering merasa
mendengar suara seperti orang bertengkar padahal sebenarnya tidak ada.
Pasien juga sering mengurung diri sendiri di kamar dan menolak
berinteraksi dengan orang lain.

B. Pengkajian
I. Identitas
a) Nama :Meylinda
b) Umur :17 tahun
c) Jenis kelamin :Perempuan
d) Alamat :Gang ambon, Cipondoh
e) Pekerjaan :Pelajar
f) Golongan darah :A
g) Agama :Islam
h) Status :Belum Kawin

II. Alasan masuk


a. Data Primer
Pasien mengatakan, “saya dibawa kesini oleh ibu saya karna
saya sering berteriak.”
b. Data Sekunder
Menurut status : Teriak teriak.

III. Riwayat penyakit sekarang


± 2 minggu yang lalu pasien terlihat ketakutan sambil menutup
telinganya, dan pasien terkadang berteriak “jangan bertengkar
tolong jangan”, hingga saat ini pasien seringkali mengurung
dikamar dan tidak berinteraksi dengan orang lain termasuk pada
ibu nya. Faktor keturunan (-), kejang (-), NAPZA (+).

IV. Faktor Predisposisi


1. Faktor Psikologis
a) Remaja yg merasa tidak nyaman
Pasien merasa tidak nyaman karna saat dia dirumah orang
tuanya selalu bertengkar dan konflik hebat.
b) Remaja bermusuhan dengan orang tua
Ketika orang tuanya konflik pasien selalu menjadi
pelampiasan akan kemarahan ayahnya terkadang juga
pasie selalu dimarahi karna selalu pulang larut malam.
2. Faktor Sosialkultural
a) Lingkungan tempat tinggal & sekolah
Lingkungan sekolah pasien dimana banyaknya remaja
menyalahugunaka zat kokain untuk di konsumsi
berlebihan.
V. Pemeriksaan Fisik
Tanggal : 13 Februari 2019
1. Keadaan Umum : Baik
2. Tanda-tanda Vital
TD : 140/70 mmHg S : 36 ˚C
N : 82 x/menit RR : 20 x/menit
3. Ukur
BB : 45 kg
TB : 156 cm
4. Keluhan Fisik
Pasien mengatakan tidak terdapat keluhan nyeri pada tubuhnya.
VI. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah hanya memendam sendiri,
dan tidak mau menceritakan masalah tersebut kepada orang lain
karena berpikir masalah tersebut adalah masalah pribadinya dan
memilih untuk berdiam diri.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Risiko Prilaku Kekerasan

D. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan

Gangguan sensori persepsi halusinasi

Isolasi sosial

Koping individu tidak efektif : Tidak mampu


mengatasi keinginan menggunakan zat

Kerusakan interaksi social Koping keluarga tidak efektif


E. Intervensi keperawatan

Diagnosa Rencana Keperawatan


Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan Persepsi Pasien mampu : Setelah….kali pertemuan, pasien SP 1
Sensori: Halusinaasi  Mengenali halusinasi yang dapat menyebutkan: 1. Membina hubungan saling
Dengar dialaminya  Isi, waktu, frekuensi, situasi, percaya
 Mengontrol halusinasinya pencetus, perasaan 2. Mengidentifikasi isi halusinasi
 Mengikuti program  Mampu memperagakan cara 3. Mengidentifikasi waktu
kegiatan dalam mengontrol halusinasi terjadinya halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yg
menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respons
pasien thd halusinasi
7. Mengajarkan pasien
menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien
memasukkan cara menghardik
halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian

Setelah…kali interaksi pasien SP 2


mampu : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
 Menyebutkan kegiatan yang harian pasien
sudah dilakukan 2. Melatih pasien mengendalikan
 Memperagakan cara halusinasi dengan cara
Diagnosa Rencana Keperawatan
Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
bercakap-cakap dengan orang bercakap-cakap dengan orang
lain lain
3. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Setelah…kali interaksi pasien SP 3


mampu : 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
 Menyebutkan kegiatan yang harian pasien
sudah dilakukan 2. Melatih pasien mengendalikan
 Memuat jadwal kegiatan halusinasi dengan melakukan
sehari-hari dan mampu kegiatan dan diawali dengan
memperagakannya menyusun jadwal
3. Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian

Setelah...kali interaksi pasien SP 4


mampu : 4. Mengevaluasi jadwal kegiatan
 Menyebutkan kegiatan yang harian pasien
sudah dilakukan 5. Melatih pasien mengendalikan
 Menyebutkan manfaat dari halusinasi dengan melakukan
program pengobatan kegiatan dan diawali dengan
menyusun jadwal
6. Menganjurkan pasien
memasukkan ke dalam jadwal
Diagnosa Rencana Keperawatan
Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
kegiatan harian

Keluarga mampu merawat Setelah..kali pertemuan keluarga SP 1


pasien di rumah dan menjadi mampu menjelaskan tentang 1. Mendiskusikan masalah yang
sistem pendukung yang halusinasi dirasakan keluarga dalam
efektif untuk pasien marawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala defisit perawatan diri
dan jenis defisit perawatan diri
yang dialami pasien beserta
proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien defisit perawatan diri

Setelah..kali pertemuan keluarga SP 2


mampu : 1. Melatih keluarga
 Menyelesaikan kegiatan mempraktekkan cara merawat
yang sudah dilakukan pasien dengan defisit
 Memperagakan cara perawatan diri
merawat pasien 2. Melatih keluarga melakukan
cara merawat langsung pasien
defisit perawatan diri

Setelah..kali pertemuan keluarga SP 3


mampu : 1. Membantu keluarga membuat
Diagnosa Rencana Keperawatan
Tgl
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
jadwal aktifitas di rumah
termasuk minum obat
- Menyebutkan kegiatan (discharge planning)
yang sudah dilakukan 2. Menjelaskan follow up pasien
- Melaksanakan follow setelah pulang
up / rujukan

Anda mungkin juga menyukai