Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka apabila ada kritik dan saran yang membangun sangat kelompok harapkan
dari semua pihak.Akhirnya dengan segala keterbatasan, kelompok mengharapkan
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan kelompok
khususnya.
Penulis
3 DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 7
BAB 2 ................................................................................................................................. 12
2.4.6 Mensukseskan program MKKBS (norma keluarga kecil dan bahagia .................. 26
2.2 Penyajian Data Kesehatan Secara umum, Sosial dan Ekonomi .............................. 34
2.3 Penyajian Data Lingkungan Di Desa Rancagong Rw 03, Rt01 dan Rt02 ................. 47
2.4 penyajian data informasi yang di dapat di desa rancagong, RW 03 RT di RT01 dan
RT02 .............................................................................................................................. 71
2.5 penyajian data bayi dan balita, Remaja serta lansia dalam keluarga .................... 73
3. Daftar lampiran SAP dan kegiatan untuk Penyuluhan ASI dan Imunisasi
c. Pendekatan
1. Spesific content objective approach
Adalah pendekatan baik perseorangan (promoter kesehatan desa),
lembaga swadaya atau badan tertentu yang merasakan adanya
masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan
kesehatan mengajukan suatu proposal atau program kepada instansi
yang berwewenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi
kebutuhan tersebut. misal: program penanggulangan masalah
keehatan: sampah, pencemarn lingkungan.
2. General content objective approach
Adalah pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam
bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program
pos pelayanan terpadu yang melaksanakan 5 sampai 7 upaya
kesehatan yang dijalankan sekaligus seperti KIA, KB, Gizi,
Imunisasi, Penanggulangan diare, Penyediaan air bersih, dan
penyediaan obt-obat essensial (penting).
3. Process objective approach
Adalah pendekatan yang lebih menekan kepada proses yang
dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai
dari mengidentifiksi masalah, analisa menyusun perencanaan,
penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas
yang mereka miliki. Dan yang dipentingkan dalam pendekatan ini
adalah partisipasi msyarakat atau peran serta masyarakat dalam
pengembangan kegiatan.
8.11 2.3.3 Model Pengorganisasian Masyarakat
Dalam pengorganisasian komunitas ada tiga model yang dipergunakan,
yaitu:
1. Locality development: peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri,
prinsip: keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri
sendiri dalam penyelesaian masalah, mengembangkan keterampilan
(individual/kelompok) proses pemecahan masalah. Peran kita sebaga:
pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru).
2. Social planning: perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi.
Keputusan komunitas didasrkan pada: fakta/ data yang dikumpulkan,
membuat keputusan secara rasional. Penekanan penyelesaian masalah
bukan proses, harus cepat tujuan/ hasil. Pendekatan langsung
(perintah) dalam rangka untuk merubah masyarakat dengan penekaan
pada perencanaan. Peran perawat: sebagai fasilitator, pengumpulan
fakta/ data menganalisa dan melaksanakan program implementasi.
3. Social action: focus pada korban. Merubah komunitas pada:
polarisasi/ pemusatan, isue yang ada dikomunitas dengan
menggunakan konflik/ konfrontasi antara penduduk dan pengambilan
keputusan/ kebijaksanaan. Penekanan proses atau tujuan. Focus
utama transfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perwat
sebagai: aktivitas, penggerak, dan negosiator.
8.12 2.3.4 Tahap-tahap Pengorganisasian Masyarakat
1. Persiapan Social
Dalam praktek perawatan kesehatan tujuan persiapan social adalah
mengajak partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan
selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga
pengembangan program praktek keperawatan kesehatan masyarakat.
Dalam tahap persiapan social ada 3 kegiatan:
a) Pengenalan Masyarakat
Pada tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal, sebagai pihak
yang bertanggung jawab secara teknis administrative dan birokratif
suatu wilayah yang akan dijadikan daerah binaan pendekatan
terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat
yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat.
Pendekatan ini didahului melalui surat permintaan daerah binaan
yang akan dijadikan lahan praktek dilengkapi proposal rencana
pembinaan suatu daerah binaan. Selanjutnya langkah berikutnya
mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat yang
ada diwilayah tersebut.
b) Pengenalan masalah
Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara
menyeluruh yang benar-benar kebutuhan masyarakat pada saat
ini.Hal ini dapat dilakukan melalui survey kesehtan masyarakat
dalam ruang lingkup terbatas.Sehingga masalah-masalah
dirumuskan benar-benar masalah yang menjadi kebutuhan
masyarakat setempat. Oleh karenanya keterlibatan masyarakat
sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya
masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara
mengatasi masalah tersebut masalah yang ditemukan pada tahap ini
tentunya tidak hanya satu masalah, oleh karenanya perlu dilakukan
penyusunan skala prioritas penanggulangan masalah bersama-sama
masyarakat formal dan informal
c) Penyadaran masyarakat
Tujuan pada tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar
mereka
1) Menyadari masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi
2) Secara sadar mereka mau ikut berpatisispasi dalam kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang
mereka hadapi
3) Mereka tahu cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan
pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi
dan sumber daya yang ada pada mereka
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan
pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diperlukan suatu mekanisme
yang terencana dan terorganisasi dengan baik dan istilah yang sering
digunakan dalam keperawatan komunitas dalam menyadarkan masyarakat
yaitu: lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau
rembuk desa. Hal yang mendapat perhatian dalam penyadaran masalah
adalah
1) Libatkan masyarakat
2) Dalam menyusun perencanaan penanggulangan masalah disesuaikan
dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat
3) Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat
4) Kesadaran dari kelompok-kelompok kecil masyarakat hendaknya
disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas
5) Adakah interaksi dan interelasi dengan tokoh-tokoh masyarakat.
Secara intensif dan akrab sehingga mereka dapat dimanfaatkan untuk
motifasi, komunikasi sehingga dapat menggugah kesadaran
masyarakat
6) Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat dapat memanfaatkan. Jalur
kepemimpinan masyarakat setempat dalam mendapatkan legitimasi
dari pihak pemerintah setempat untuk mempercepat kesadaran
masyarakat.
8.13 2.3.5 Pelaksanaan
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
a) Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
b) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penanggulangan masalah
c) Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumberdaya
yang tersedia dimasyarakat.
d) Tumbuhkan rasa percaya diri dimasyarakat bahwa mereka mempunyai
kemampuan dalam penanggulangan masalah
8.14 2.3.6 Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka
waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan dua
cara:
a) Selama kegiatan berlangsung (penilaian formative) penilaian ini
dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan
sesuai perencanaan pengangulangan masalah yang disusun.penilaian
ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui
perkembangan hasil yang akan dicapai.
b) Setelah program selesai dilaksanakan ( penilaian summative) penilaian
ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang
dilakukan atau disebutkan juga penilaian pada akhir program.
Sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target tertentu dalam
pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum.
8.15 2.4 Pengembangan Peran Serta Masyarakat Melalui Kelompok Kerja
Kesehatan (POKJAKES)
8.16 2.4.1 Definisi
Kelompok kerja masyarakat (POKJAKES) adalah suatu wadah yang
dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong dengan kekuatan
sendiri untuk:
1) Menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan
masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan
2) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara kehidupan
yang sehat dan sejahtera
3) Mengajak masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan
diwilayah RW dan RT nya.
8.17 2.4.2 Perlunya POKJAKES
POKJAKES sangat diperlukan sebab:
1) Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap
pembangunan kesehatan diwilayahnya
2) Dapat meningkatkan upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat
didasarkan atas prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat
3) Dapat memanfaatkan sumber daya (daya, waktu, tenaga, dan
kemampuan) yang dimilki masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraannya
8.18 2.4.3 Ciri-ciri POKJAKES
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, POKJAKES mempunyai cirri-
ciri sebagai berikut:
1) Atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri
sesuai dengan masalah dan kebutuhan setempat
2) Berprinsip dari, oleh dan untuk masyarakat
3) Kalau ada bantuan dari luar, hanya bersifat melengkapi, memacu,
mendorong dan bukannya menggantungkan kepada orang lain
4) Rencana kegiatan POKJAKES disusun musyawarah oleh masyarakat
bersama petugas kesehatan
5) Kegiatan POKJAKES digerakkan oleh kader dibidang kesehatan yang
telah dilatih. Kader tersebut berasal dari masyarakat setempat
POKJAKES menerapkan teknologi tepat yang bisa dikelola dan
diusahakan oleh masyarakat, dengan menggunakan dan
memperhatikan sumberdaya yang bersedia diwilayah perkotaan
8.19 2.4.4 Bidang Kegiatan POKJAKES
Kegiatan POKJAKES meliputi delapan macam pelayanan kesehatan dasar
yaitu:
1) Pendidikan/ penyuluhan mengenai:
a. Cara mencegah dan menanggulangi penyakit
b. Pemecahan masalah kesehatan
2) Peningkatan dan persediaan makanan dan perbaikan gizi
3) Pengadaan air bersih dan MCK (mandi, cuci, kalkus) yang memadai
jumlah memenuhi syarat kesehatan
4) Pencegahan dan penganggulangan menyangkut penyakit menular
5) Kesehatan ibu dan anaktermasuk kegiatan keluarga berencana
6) Pemberian kekebalan terhadap penyakit infeksi yang utama misalnya:
TBC, Difteri, Polio, Campak, Hepatitis.
7) Penyediaan obat-obat penting
8) Pengobatan sederhana terhadap penyakit umum dan luka-luka
8.20 2.4.5 tugas pokok POKJAKES
1) Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan ibu dan anak
diwilayahnya
2) Ibu hamil dan menyusui
3) Imunisasi balita dan ibu hamil
4) Gizi balita/ PMT
5) Motivasi keposyandu
8.21 2.4.6 Mensukseskan program MKKBS (norma keluarga kecil dan
bahagia
1) Pelayanan KB
2) Penyuluhan usia subur
3) Motivasi keposyandu
8.22 2.4.7 Mengidentifikasi dan memfasilitasi usia lanjut
1) Kesehatan usila
2) Aktifitas dan olahraga usila
8.23 2.4.8 Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan remaja dan
pemuda
1) Penyuluhan NAPZA
2) Pergaulan remaja dan pemuda
3) Produktifitas pemuda dan remaja
9 B. ASUHAN KEPERAWATAN DI DESA RANCAGONG
2. Pemukiman 58,4
3. Pekarangan 63,1
1. Tanah rawa 13
2. Pasang surut 0
3. Lahan gambut 0
4. Situ / Waduk / Danau 0
Total luas 13
1. Jumlah masjid 6
2. Jumlah Langar/Surau/Musolah 19
3. Meja pingpong 1
Posyandu 10
\
2. Sarana Kesehatan
Jenis Sarana Jumlah (orang)
Bidan 6
Gedung SD/Sederajat 4
Gedung TK 1
Gedung Tempat Bermain Anak 4
Taman Bacaan 1
Jenis Kelamin
49%
51%
laki-laki
perempuan
Usia
10% 4%
9% 0-11 bulan
1-5 tahun
19%
6-12 tahun
40%
18% 13-21 tahun
22-59 tahun
>60 tahun
Agama
0%
islam
kristen
katolik
100%
Suku Bangsa
0%
28%
sunda
padang
0% medan
72%
0% jawa
betawi
1% 15% 6% Wirausaha
IRT
12% 31%
Buruh
Karyawan
16%
Pelajar
19%
PNS
Tidak Bekerja
Penyajian Makanan
39%
44%
terbuka
kadang tertutup
tertutup
17%
Pengolahan Makanan
4%
41%
tidak dicuci
55% dipotong lalu dicuci
dicuci lalu dipotong
Berdasarkan diagram diatas, gambaran pengolahan makanan di RW 03
desa Rancagong kecamatan Legok dengan jumlah 260 KK yaitu sebanyak 55%
mengolah makanan dengan cara memotong makanan dahulu kemudian baru
dicuci, lalu 41% lainnya mengolah makanan dengan dicuci terlebih dahulu
kemudian baru dipotong, dan 4 % warga yang mengolah makanan dengan cara
tidak mencuci makanannya. Berdasarkan table diatas, diketahui mayoritas warga
yang ada di RW 03 desa Rancagong kecamatan Legok yaitu mengolah makanan
cara dipotong dahulu kemudian dicuci.
33%
ya
67% tidak
24%
> 2 kali
12%
43%
57% ya
tidak
15%
11% Askes
0% Jamkesmas
59% SKTM
15%
Tidak Ada
BPJS
11%
ya
tidak
89%
Suami
Istri
Anak
83%
10%
dekat
kurang dekat
90%
24%
ya
76% tidak
8%
ya
tidak
92%
Berdasarkan diagram diatas gambaran keluarga yang mengikuti
pendidikan informal di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok dengan
jumlah 260 kk yaitu 92 % tidak mengikuti pendidikan informal, lainya 8%
mengikuti pendidikan informal. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas keluarga
tidak mengikuti pendidikan informal di Rw 03 Desa Rancagong di kecamatan
legok.
19%
ya
tidak
81%
26%
ya
74% tidak
4%
terbuka
tertutup
96%
36%
Bahasa Daerah
64%
Bahasa Indonesia
mandiri
bersama
12%
ya
tidak
88%
Jenis Bangunan
0%
7%
Permanen
Non Permanen
Semi Permanen
93%
Luas Pekarangan
48%
52%
< 100 m²
> 100 m²
Berdasarkan diagram diatas, gambaran luas pekarangan yang dimiliki
warga RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok yang berjumlah 260 KK yaitu
sebanyak 52% memiliki luas pekarangan > 100 m2, sedangkan 48% lainnya
memiliki luas pekarangan < 100 m2. Sehingga, berdasarkan diagram diatas,
diketahui mayoritas warga yang ada di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan
Legok yaitu memiliki luas pekarangan > 100 m2 sebanyak 52%.
Luas bangunan
48%
52%
< 100 m²
> 100 m²
38%
Sewa Bulanan
58% Kontrakan
Milik Sendiri
Atap Rumah
24%
0%
asbes
seng
76% genteng
ya
tidak
100%
ya
tidak
97%
Luas Jendela
11%
Pencahayaan Rumah
13%
baik
kurang
87%
lampu tempel
petromak
listrik
100%
Lantai Rumah
2% 0%
15%
tanah
papan
plester
83% ubin
35%
bersih
65%
tidak bersih
sisa makanan
debu
sampah
67% lain -lain
14%
bersih
tidak bersih
86%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran kepemilikan sumber air yang
dimiliki warga RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok yang berjumlah 260
KK yaitu sebanyak 100% memiliki sumber air sendiri, sedangkan 0% tidak
memiliki sumber air sendiri. Sehingga, berdasarkan diagram diatas, diketahui
mayoritas warga yang ada di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok yaitu
memiliki sumber air sendiri sebanyak 100%.
39%
ya
61%
tidak
Berdasarkan diagram diatas, gambaran air minum dari sumber air yang
dimiliki warga RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok yang berjumlah 260
KK yaitu sebanyak 61% ya, sedangkan 39% tidak. Sehingga, berdasarkan
diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 03 Desa Rancagong
Kecamatan Legok yaitu air minum dari sumber air sebanyak 61%.
8%
tertutup
terbuka
92%
tidak pernah
< 3 hari
> 3 hari
97%
37%
dimasak
63%
tidak dimasak
Berdasarkan diagram diatas, gambaran penggunaan air minum yang
dimiliki warga RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok yang berjumlah 260
KK yaitu sebanyak 63% tidak dimasak, sedangkan 37% dimasak. Sehingga,
berdasarkan diagram diatas, diketahui mayoritas warga yang ada di RW 03 Desa
Rancagong Kecamatan Legok yaitu tidak dimasak sebanyak 63%.
berasa
berwarna
95%
tak berbau, berasa,
berwarna
17%
< 10 meter
>10 meter
83%
33%
ya
67% tidak
9%
23%
tertutup lancar
1%
tertutup tergenang
terbuka lancar
67%
terbuka tergenang
Berdasarkan diagram diatas gambaran kondisi saluran pembuangan air
limbah di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok dengan jumlah 260 KK,
yaitu sebanyak 67% konsisi saluran pembuangan air limbah terbuka lancar,
sebanyak 23% kondisi saluran pembuangan air limbah tertutup lancar, sebanyak
9% kondisi saluran pembuangan air limbah terbuka tergenang, sebanyak 1%
kondisi saluran pembungan air limbah tertutup tergenang. Hal ini membuktikan
bahwa mayoritas rumah di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok dengan
kondisi saluran pembuangan air limbah terbuka lancar.
35%
terpelihara
65% tidak terpelihara
48%
52%
ya
tidak
diluar rumah
menempel rumah
didalam rumah
97%
Berdasarkan diagram diatas gambaran letak kandang dengan rumah di RW
03 Desa Rancagong Kecamatan Legok dengan jumlah 260 KK, yaitu sebanyak
97% letak kandang dengan rumah berada di luar rumah, sebanyak 3% letak
kandang dengan rumah berada menempel dengan rumah, dan sebanyak 0% berada
di dalam rumah. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas letak kandang dengan
rumah di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok di luar rumah
5% 0%
ditampung
ditimbun
dibuang sembarangan
95%
lain - lain
ya
tidak
100%
47% angsa
53% kolam
cemplung
sepitank
Berdasarkan diagram diatas gambaran jenis pembuangan tinja yang
dimiliki di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok dengan jumlah 260 KK,
yaitu sebanyak 53% jenis pembuangan tinja cemplung, sebanyak 47% jenis
pembuangan tinja sepitank, lainnya jenis pembuangan angsa dan kolam masing-
masing sebanyak 0%. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas jenis pembuangan
tinja cemplung di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok.
18%
terpelihara
tidak terpelihara
82%
10%
> 10 meter
< 10 meter
90%
4% 15% radio
penyuluhan puskesmas
papan pengumuman desa
1%
25%
Bus
0%
Angkutan Umum
0%
Becak
75%
andong
Kendaraan Sendiri
75% Mobil
andong
Angkutan Umum
9.172.5 penyajian data bayi dan balita, Remaja serta lansia dalam keluarga
15%
ya
tidak
85%
Kunjungan ke posyandu
0%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, kunjungan ke posyandu, warga di RW 03
Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 100% KK mengatakan
keluarga mereka kunjungan ke posyandu. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga
di RW 03Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu 100% kunjungan ke posyandu.
ya
tidak
100%
39%
ya
61%
tidak
Berdasarkan diagram diatas, gambaran ibu membaca KMS, warga di RW
03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 39% KK mengatakan ibu
dapat membaca KMS, dan 61% KK mengatakan ibu tidak dapat membaca KMS.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW 03Desa Rancagong Kecamatan
legok yaitu sebagian ibu tidak bisa membaca KMS.
Status Gizi
0%
baik
cukup
kurang
100%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi mendapatkan vitamin A,
warga di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 100% KK
mengatakan keluarga mereka bayi mendapatkan vitamin A. Hal ini bisa
disimpulkan bahwa warga di RW 03Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu
100% bayi mendapatkan vitamin A.
47%
53% < 6 bulan
6 bulan
normal
tidak normal
100%
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran bayi beresiko tinggi, warga di RW
03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 100% KK mengatakan
keluarga mereka bayi tidak beresiko tinggi. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga
di RW 03Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu 100% bayi tidak beresiko
tinggi.
41%
ya
59%
tidak
38%
tiap bulan
62% kadang-kadang
tidak pernah
ya
Tidak
100%
13%
lengkap
tidak lengkap
87%
0%
Ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran balita yang sakit di RW 03 Desa
Rancagong Kecamatan legok yaitu 100% tidak ada yang sakit. Hal ini bisa
disimpulkan bahwa balita di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu
100% tidak sakit.
ya
tidak
100%
33%
ya
67% tidak
Berdasarkan diagram diatas, gambaran anak usia sekolah di RW 03 Desa
Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 67% anak usia sekolah, dan 33%
tidak ada anak usia sekolah. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW 03
Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu 67% anak usia sekolah.
Status gizi
0%
37%
baik
63% cukup
kurang
Pola makan
24%
teratur
tidak teratur
76%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran pola makan anak di RW 03 Desa
Rancagong Kecamatan legok yaitu sebanyak 76% pola makan anak teratur, dan
24% pola makan anak tidak teratur. Hal ini bisa disimpulkan bahwa warga di RW
03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu 76% pola makan anak teratur.
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
37%
ya
63%
tidak
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
18%
ya
tidak
82%
18%
ya
tidak
82%
ya
tidak
100%
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran remaja yang sakit bahwa 100%
remaja di desa rancagong Rw 03 tidak ada remaja yang sedang sakit. Jadi,
kesimpulan diatas tidak ada remaja yang sedang sakit saat ini.
49%
51%
ya
tidak
ya
tidak
100%
0%
menolak hubungan
sexsual
melaksnakan hubungan
100% sexsual
ya
tidak
100%
Berdasarkan diagram diatas, gambaran mengenai nyeri selama
bersenggama ibu menopause di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu
100% ibu tidak merasakan nyeri pada saat bersenggama. Hal ini bisa disimpulkan
bahwa Ibu menopause di RW 03 Desa Rancagong Kecamatan legok yaitu 100%
tidak mengalami nyeri pada saat bersenggama.
16%
ya
tidak
84%
32%
ya
68% tidak
di obati sendiri
98%
tidak diobati
ya
tidak
100%
15%
pengajian
arisan
olahraga
85% wirausaha
lain-lain
100%
tidak ada
100%
tidak
98%
ya tidak
13%
87%
puskesmas dokter
5%
95%
Tujuan
Penanggung Biaya dan
Masalah Strategi Kegiatan Waktu Tempat Sasaran
Jangka Jawab alat
Jangka Pendek
Panjang
1 Resiko Setelah Setelah Memberikan 1. Pemeriksaan Vega, siti 06.00 Rumah Alat : Masyarakat
terjadinya dilakukan dilakukan penyuluhan tekanan darah marlina Umi - Sound penderita
penurunan tindakan tindakan kesehatan gratis Haji sistem hipertensi
derajat keperwatan keperawatan tentang 2. Memberikan - Lembar dan bukan
kesehatan selama 1 selama 1 kali hipertensi penyuluhan Sandra 08.20 balik penderita
pada minggu pertemuan Melakukan kesehatan - Stetosk hipertensi
penderita diharapkan diharapkan senam untuk 3. Memberikan op dan
hipertensi warga RW 03 masyarakat RW mencegah senam Hana 07.00 sphygm
khususnya 03 pada RT 01 terjadinya anomet
para Dan RT O2 hipertensi, er
penderita mampu: dan - Air
hipertensi 1. Mengenal mengurangi aqua
dapat penyakit stress dan
mengetahui hipertensi Pemeriksaan snack.
masalah 2. Mampu tekanan
kesehatan mengetahui darah gratis
yang diderita pola hidup untuk
terkait sehat untuk mengetahui
penyakit mencegah status
hipertensi ) terjadinya kesehatan
penyakit warga
hipertensi
3. Dapat
menyebutkan
makanan apa
saja yang
boleh dan
tidak boleh
di konsumsi
oleh
penderita
hipertensi
2 Defisiensi Setelah Setelah Komunikasi 1. Penyuluhan Dewi, chris, 10.00 Rumah Alat : Masyarakat
pengetahuan dilakukan dilakukan Informasi tentang ASI dan novi h Bu - Lembar khususnya
akan tindakan tindakan Edukasi imunisasi RT 01 balik yang
manfaat ASI keperawatan keperawatan - Phanto mempuyai
dan selama 1 setelah selama 1 2. Demonstrasi Aryusni, 10.20 m bayi bayi dan
Imunisasi minggu kali pertemuan posisi menyusui agnes - Phanto balita
diharapkan diharapkan yang benar m
warga RW 03 masyarakat RW payudar
dapat 03 mampu: a
mengetahui 1. Meningkatkan - Aqua
manfaat ASI pengetahuan dan
masyarakat snack.
tentang
manfaat ASI
dan penyakit
yang
ditimbulkan
karena tidak
diberikan ASI
2. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
tentang
pentingnya
ASI
3. Meningkatkan
pengetahuan
kader
posyandu
tentang
manfaat ASI
4. Meningkatkan
pengetahuan
ibu bayi dan
balita tentang
manfaat dari
imunisasi
3 Resiko Setelah Setelah Komunikasi 1. Penyuluhan Khumaeroh 08.30 Wilaya Alat : Masyarakat
terjadi dilakukan dilakukan Informasi tentang h RW - Lembar
penyakit: tindakan tindakan Edukasi lingkungan yang 03 balik
ISPA, DBD, keperawatan keperawatan Gotong sehat - Sapu
dan Diare selama 2 selama 1 kali Royong lidi
akibat minggu pertemuan 2. Penyuluhan Putri 08.45 - Pengki
lingkungan diharapkan diharapkan tentang dampak - Cangku
yang kurang warga RW 03 masyarakat RW pada lingkungan l
sehat dapat 3 mampu: yang tidak sehat - Aqua
mengatasi 1. Mengenal dan
masalah penyakit 3. Kerja bakti Fita, Juhri 09.00 snack
kesehatan yang dapat lingkungan
akibat timbul akibat
lingkungan lingkungan
yang tidak yang tidak
sehat sehat
khususnya
diare, ISPA,
dan DBD
2. Memelihara
lingkungan
yang sehat
3. Mengenal
penyakit
diare, ISPA,
dan DBD
dari tanda
dan gejala
dan cara
penanganann
ya
9.21 F. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
Dx. Tanggal Waktu Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Modifikasi Paraf
Kep
1 Minggu 06.00 1. Melakukan pemeriksaan Evaluasi Struktur: Kelompok melakukan Kelompok
15 april tekanan darah sebelum 1. Rencana Penyuluhan dan pemeriksaan tekanan
2018 dilakukan senam senam telah dilakukan 1 darah gratis dan senam
06.30 2. Melakukan pretest tentang minggu sebelum kegiatan bersama.
pengetahuan hipertensi dilaksanakan
07.00 3. Senam bersama dengan warga 2. Materi SAP, Leafleat, dan
desa Rancagong RT 01 dan RT senam 4 hari disiapkan
02 sebelum dilaksanakan
08.00 4. Istirahat
08.10 5. Melakukan pemeriksaan Evaluasi Proses:
tekanan darah 1. Materi diberikan sesuai
08.15 6. Memberikan penyuluhan SAP
tentang hipertensi 2. Peserta yang hadir 15
08.30 7. Memberikan post test untuk ORANG
pengetahuan terkait hipertensi 3. Penyuluhan dilakukan di
rumah umi haji
4. Mengadakan pembagian
Leafleat
5. Mengadakan penyebaran
kuesioner untuk mengetahui
tingkat pengetahuan warga
terkait penyakit hipertensi
Evaluasi Hasil:
1. Peserta aktif 90%
2. Peserta kooperatif pada
kegiatan penyuluhan
3. Peserta aktif dalam
kegiatan senam
2 Minggu 10.00 1. Melakukan pretest tentang Evalusi Struktur: Kelompok melakukan Kelompok
15 april pengetahuan imunisasi dan ASI 1. Rencana penyuluhan demonstrasi cara posisi
2018 10.05 2. Melakukan penyuluhan tentang dan diskusi telah menyusui yang benar
imunisasi dan ASI eksklusif dilakukan 5 hari
10.30 3. Mendemonstrasikan cara posisi sebelum pelaksanaan
menyusui yang benar. dengan kader dan ibu
10.40 4. Melakukan post test tentang RT
pengetahuan imunisasi dan ASI 2. Materi LP dan SAP
imunisasi dan ASI
disiapkan
Evaluasi Proses:
1. Peserta yang hadir ± 15
orang
2. Penyuluhan dilakukan
di rumah RT 01
Evaluasi Hasil:
1. Peserta aktif 85%
2. Peserta dapat
memahami tentang
imunisasi dan ASI
eksklusif
3 Minggu 08.30 1. Melakukan pre test tentang Evaluasi Struktur: Kelompok melakukan Kelompok
15 april kesehatan lingkungan 1. Renacana penyuluhan kerja bakti gotong
2018 08.35 2. Melakukan penyuluhan dan gotong royong royong.
mengenai kesehatan lingkungan telah dilakukan 1
09.00 3. Melakukan post test tentang minggu sebelum
kesehatan lingkungan pelaksanaan
09.10 4. Melakukan kegiatan gotong 2. Materi LP dan SAP
royong disiapkan 4 hari
sebelum pelaksanaan
Evaluasi proses:
1. Peserta yang hadir ± 15
orang
2. Penyuluhan dilakukan
di rumah umi haji
3. Pembagian kuesioner
untuk mengetahui
pengetahuan mengenai
kesehatan lingkungan
4. Melakukan kegiatan
gotong royong
Evaluasi akhir:
1. Peserta aktif 90%
2. Warga dapat
memahami pentingnya
kesehatan lingkungan
3. Warga antusias dalam
melakukan kegiatan
gotong royong.
10 BAB 3
11 PEMBAHASAN
Praktek Keperawatan Komunitas merupakan bagian aplikasi dari
Keperawatan Komunitas yang diadakan sejak tanggal 26 Maret 2018 – 16 april
2018 atau selama kurang lebih 4 (empat) minggu. Praktek Keperawatan
Komunitas ini memiliki merupakan bagian dari praktek keperawatan yang
memiliki beberapa tahapan proses keperawatan, yaitu proses pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Hasil pengkajian yang lain juga didapatkan antara lain jumlah 260 KK
memiliki jendela 260 KK, 251 KK mengatakan bahwa jendela yang mereka
di rumah membuka, 27 KK memiliki luas lubang angin < 20% luas rumah.
Jumlah tersebut tersebar di RW 03 desa Rancagong Kecamatan Legok. Data
lain yang didapatkan adalah 188 KK menjawab kuesioner bahwa nyamuk
adalah faktor utama yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat, 21 KK
mengisi data bahwa tempat penyimpanan air di rumah yaitu terbuka, 133
KK memiliki kondisi tempat limbah tergenang, dan 252 KK mengatakan
bahwa menguras penampungan air mereka yaitu > 3 hari.
119
Hasil pengkajian yang lain juga didapatkan antara lain 45 KK memiliki
jarak sumber air dengan pembuangan limbah yaitu < 10 M. Lalu, ditemukan
data lain yaitu 260 KK mengelola sampah dengan cara di bakar. Kemudian,
didapatkan data mengenai lansia yaitu 41 KK memiliki lansia dirumah, 28
lansia yang mengalami sakit, 21 lansia mengalami penyakit hipertensi, 7
lansia mengalami penyakit rematik.
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pengkajian yaitu ketua RW, RT dan
Kader – kader serta tokoh masyarakat yang aktif, terdapat
masyarakat yang kooperatif.
2. Faktor Penghambat
Dalam tahap pengkajian, kelompok mengalami banyak kendala
atau faktor penghambat antara lain dalam bahasa, ada sebagian
yang kurang kooperatif, keterbatasan waktu yang dimiliki, area
pengkajian yang luas. ada beberapa warga yang menolak untuk
didata, dan hal tersebut menjadi salah satu faktor penghambat saat
dilakukan pengkajian. Untuk mengatasi keterbatasan waktu,
mahasiswa berusaha menentukan target per individu untuk
mencapai sejumlah KK yang diinginkan yaitu masing – masing 20
KK per individu.
120
ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberikan gambaran masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata atau aktual, dan yang mungkin
terjadi atau potensial (Mubarak, 2005).
121
14.3 3.3 Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien, jadi perencanaan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
Perencanaan keperawatan tindakan komunitas dirumuskan bersama –
sama dengan warga setempat pada waktu pelaksanaan musyawarah
masyarakat desa (MMD). Pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan
warga yang meliputi waktu, tempat dan penanggung jawab setiap kegiatan
dilakasanakan. kegiatan yang direncanakan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang muncul antara lain : upaya meningkatkan pengetahuan
masyarakat melalui pelaksanaan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang
masalah yang muncul di masyarakat, selain itu juga dilakukan upaya
pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan kebersihan
lingkungan yang akan dilaksanakan di setiap RT.
Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini
mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor pendukng dan penghambat
antara lain :
1. Faktor Pendukung
Antusias warga yang baik untuk melakukan kegiatan kebersihan
lingkungan dapat mempermudah proses perencanaan kegiatan.
2. Faktor Penghambat
Kurangnya pemahaman warga tentang pendanaan kegiatan yang
akan dilaksanakan membuat warga kurang termotivasi untuk
menyampaikan pendapat tentang rencana yang akan dilakukan.
122
14.4 3.4 Implementasi
1. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada penderita hipertensi
a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegitatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak juga sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan yang diberikan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut adalah penyuluhan tentang hipertensi yang
dilakukan kepada seluruh warga di RW 03 Desa Rancagong yang
dilakukan di salah satu rumah warga RW 03 sebagai target
keperawatan komunitas. Penyuluhan tentang masalah kesehatan
yaitu hipertensi tersebut dilaksanakan tanggal 15 April 2018 di
rumah warga yang berada di RT 01 yang dilakukan oleh mahasiswa.
Penggunaan media yang sesuai dapat menarik perhatian warga untuk
dapat mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh
mahasiswa.
b. Melakukan senam untuk mencegah terjadinya hipertensi, dan
mengurangi stress.
c. Pemeriksaan tekanan darah gratis untuk mengetahui status kesehatan
warga.
123
yang dilakukan kepada seluruh warga di RW 03 Desa Rancagong
yang dilakukan di posyandu sebagai target keperawatan komunitas.
Penyuluhan tentang masalah kesehatan yaitu ASI dan imunisasi
tersebut dilaksanakan tanggal 15 April 2018 di posyandu yang
berada di RT 01 yang dilakukan oleh mahasiswa. Penggunaan media
yang sesuai dapat menarik perhatian warga untuk dapat mengikuti
kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa. Dan dilanjut
dengan mendemonstrasikan posisi menyusui yang benar.
3. Resiko terjadi penyakit: ISPA, DBD, dan Diare akibat lingkungan yang
kurang sehat
a. Pendidikan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegitatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak juga sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan yang diberikan untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut adalah penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
yang dilakukan kepada seluruh warga di RW 03 Desa Rancagong
yang dilakukan di salah satu rumah warga sebagai target
keperawatan komunitas. Penyuluhan tentang masalah kesehatan
yaitu kesehatan lingkungan tersebut dilaksanakan tanggal 15 April
2018 di salah satu rumah warga yang berada di RT 01 yang
dilakukan oleh mahasiswa. Penggunaan media yang sesuai dapat
menarik perhatian warga untuk dapat mengikuti kegiatan penyuluhan
yang dilakukan oleh mahasiswa.
b. Kegiatan kebersihan lingkungan
Dalam Indonesia sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah
yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan
yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan
yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan
124
kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong dengan memlihara nilai-
nilai budaya bangsa (Yudi, 2008).
Kegiatan kebersihan lingkungan bersama dengan masyarakat
merupakan upaya pemberdayaan masyarakat. Konsep pemberdayaan
dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan
atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan
ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru
(Palestin, 2007). Pelaksanaan kegiatan kerja bakti untuk
membersihkan lingkungan dari tanggal 15 April 2018 yang
dilakukan di setiap RT wilayah RW 03 desa Rancagong.
125
15 BAB 4
16 KESIMPULAN DAN SARAN
16.1 4.1 Kesimpulan
Kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan dan
kesehatan membutuhkan peran kita dalam bentuk dorongan dan motivasi
dari seluruh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang kesehatan
khususnya kelompok kerja kesehatan puskesmas, kader, tokoh masyarakat
dan mahasiswa menyampaikan informasi dan penngkatan motivasi dari
pihak yang berkompeten dalam ilmu kesehatan.salah satunya dijembatani
oleh praktek komunitas sebagai sarana belajar bagi mahasiswa
keperawatan dalam upaya membangun derajat kesehatan masyarakat.
Mahasiswa STIKes Banten khususnya yang praktek di wilayah RW 03
Desa Rancagong Kecamatan Legok, dimulai sejak tanggal 26 Maret
sampai dengan 21 April 2018 dalam melaksanakan praktek keperawatan
komunitas bersama puskesmas, kader, tokoh masyarakat sebagai wadah
kelompok kerja kesehatan RW 03 Desa Rancagong Kecamatan Legok, dan
menetapkan 3 masalah kesehatan.
1. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada penderita hipertensi
2. Defisiensi pengetahuan akan manfaat ASI dan Imunisasi
3. Resiko terjadi penyakit: ISPA, DBD, dan Diare akibat lingkungan yang
kurang sehat