OLEH :
FERDIAN MANIBUY
(2014 63 006)
Sedangkan friksi (gesekan) sebagai penghambat lajunya aliran airtanah. Gesekan ada
dua yaitu gesekan dalam dan gesekan luar. Gesekan dalam tergantung pada
kekentalan air, suhu air. Semakin kental airnya semakin lambat aliranya. Gesekan
luar tergantung pada partikel-partikelnya. Pada batuan yang berbutir halus akan
mempunyai permukaan luas sehingga banyak air yang menempel atau melekat pada
butiran (gaya adhesi) maka gesekan luarnya semakin besar akibatnya aliran menjadi
lambat. Gesekan dapat dinyatakan tergantung pada kesarangan efektif atau kelulusan
air. Dengan demikian aliran airtanah tergantung pada landaian hidrolika (hydraulic
gradient) dan kelulusan air. Pada umumnya kecepatan aliran airtanah berkisar antara
30-60 feet/hari. Pada akuifer yang berupa batupasir mempunyai aliran kecepatan
airtanah sekitar 50 feet/hari, pada akuifer yang berupa kerikil (gravel) dapat mencapai
400 feet/hari. Aliran airtanah di alam sangat bervariasi, tetapi dapat dipelajari karena
dikendalikan dengan prinsip-prinsip hidrolika. aliran airtanah dalam akuifer (media
berpori) akan mengikuti hokum Darcy. Dengan hukum Darcy dan persamaan
kontinuitas dapat untuk menjabarkan persamaan aliran airtanah.
keterangan :
p = tekanan (cmgr/cc)
Z = elevasi (cm)
Karena cairanya ideal maka aliran tetap (steady) dan V nya kecil sekali
2 2
v v
sehingga 1 dan 2 ≈ 0
2g 2g
p1 p2
Jadi hL = (Z1 + ) – (Z2 + )
Hukum Darcy :
1. Kecepatan aliran air yang melalui suatu perlapisan pasir adalah berbanding
pada tekanan dan berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan yang
dilaluinya (lintasanya).
K.hL
V=
L
L = panjang material/lintasan
hL = head loss
L = panjang lintasan
Q = A.V
A = Luas penampang
hL
Q = - K.A.
L
dh
Q = - K.A.
dl
Q = - K.A.i
dh
= i = landaian hidrolika
dl
Hukum Darcy hanya berlaku apabila aliranya alminer. dalam pipa, aliran laminer bila
:
NR = bilangan reynold
r = kerapatan
V = kecepatan aliran
D = diameter
μ = kekentalan
Untuk aliran melalui media berpori, D adalah diameter rata-rata dari butiran.
Jadi :
D (d) = Ns Ds
Ns
Pada batas berapa dari bilangan Reynold sehingga hokum Darcy masih
berlaku. dari beberapa percobaan antara lain yang dilakukan oleh Fanning, bilangan
Reynold 1-10 mulai menunjukkan penyimpangan, sedangkan menurut Scneebeli
aliran turbulen terlihat pada bilangan reynold 60, dan menurut Hubert berkisar antara
600-700.
Kecepatan aliran airtanah di alam sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat
lain. Karena kecepatan tersebut mempunyai besar dan arah maka merupakan vektor.
Apabila ditinjau secara tiga dimensi, maka vektor kecepatan akan mempunyai tiga
komponen masing-masing Vx, Vy, dan Vz.
h h h
Vx = Kx . ; Vy = Ky. ; Vz = Kz
x y z
Kx, Ky, Kz = Koefisien kelulusan air pada setiap arah sumbu. Untuk memudahkan
dalam perhitungan maka dianggap pada senua arah mempunyai kelulusan air sama
atau disebut bersifat isotropis, sehingga persamaanya sebagai berikut :
h h h
Vx = - K ; Vy = - K ; Vz = - K
x y z
Persaman ini merupakan pengembanagn dari hokum Darcy yang dapat digunakan
untuk membantu memecahkan persoalan aliran airtanah selanjutnya.
2h 2h 2h
+ + =0
x 2 y 2 y 2
2h 2h 2h S h
+ + = .
x 2
y 2
y 2
Kb t
b = ketebalan akuifer
t = waktu
Batuan yang bertindak sebagai media aliran airtanah mempunyai sifat kelulusan
air, kapasitas jenis, keterusan air, daya simpan air (cadangan air).
Koefisien kelulusan air terdiri koefisien kelulusan air di lapangan (Kf) dan
koefisien kelulusan air di laboratorium atau standart (Ks). Koefisien kelulusan air
merupakan fungsi dari kekentalan (μ), specific graffiti (δ) dan diameter antar butir
(d).
d = pelat porus
c = contoh batuan
a = tabung
Cara kerja constant head permeameter : contoh batuan (c) dimasukkan dalam
tabung b dibatasi dengan pelat porus. Air diisi ke dalam tabung a dan b adalah h.
Keadaan ini diusahakan konstant dalam waktu percoban (t detik). Catat volume air
yang tertampung dalam ml. Percobaan diulangi beberapa kali dan diambil rata-
ratanya.
h
V = K.i = K
L
Volume (V) = Q.t
V = V.a.t
K .h. A.t
V =
L
VL
V =
A.t.h
Cara kerja Falling head permeameter, seperti halnya dengan cara di atas hanya pada
waktu percobaan air tidak diisikan terus tetapi dibiarkan turun pada tabung a.
Percobaan ini jiga dilakukan beberapa kali.
h
Q = A.K.
L
k.h
V=
L
dh
Kecepatan turun muka air pada tabung a =
dt
h dh
Jadi AK = -a1
L dt
dt dh
AK = - a1
L h
t h1
A dh
K
L dt a
0 ho
h
a1 L ho
K = 2,3 log
At h1
Selain percoban di laboratorium, pengukuran harga K dapat dilakukan
langsung di lapangan. Caranya ada beberapa antara lain uji perkolasi, uji peker, uji
pompa (pumping test) akan diterapkan lebih lanjut pada bab selanjutnya. di sini
hanya uji perkolasi dan uji peker. Pelaksanaanya dilakukan pada lubang bor atau pada
sumur uji. Dari lubang bor ditentukan zona yang akan diuji, bagian yang tidak diuji
ditutup dengan pipa. Zona pengujian dibedakan menjadi dua, yaitu : zona pengujian
yang terletak diatas muka airtanah dan terletak di bawah muka airtanah seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 22.a. Uji perkolasi dengan zona Gambar 22.b. Uji perkolasi
dengan zona
L = zona pengujian
Pelaksanaannya lubang bor harus bersih. Air bersih dimasukkan ke dalam
lubang-lubang bor sampai penuh dan dijaga agar tetap konstant. Keadan setimbang
ini dipertahankan sampai kira-kira 5 menit. Dan dicatat besarnya debit air yang
dimasukkan. Pekerjaan ini diulangi sampai beberapa kali supaya hasilnya lebih tepat.
Rumus yang dipergunakan adalah :
2,3 Q L
K= log
2 LH R
H = perbedaan tinggi
Dengan cara ini dapat dilakukan pengujian pada setiap kedalaman. Kesulitan yang
timbul sering air yang dimasukkan ke dalam zona pengujian merembes pula pada
zona yang tidak diuji lewat lubang antara pipa dengan dinding batuan.
Test peker ada dua macam, yaitu peker tunggal dan peker ganda seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 23.a. Uji peker tunggal dengan Gambar 23.b. Uji peker tunggal dengan
zona pengujian di bawah muka airtanah zona pengujian di atas muka airtanah
Gambar 24.a. Uji peker ganda dengan Gambar 24.b. Uji peker ganda
dengan zona pengujian di bawah muka airtanah zona pengujian di atas muka
airtanah
Peker terdiri dari karet yang dapat dikembangkan dengan memutar sekrup pada
rangkaian pipa bor. Dengan peker yang mengembang tersebut merupakan batas dari
zona pengujian, sehingga uji peker dapat dilakukan setelah lubang bor selesai atau
bersama-sama dengan pemboranya. rumus yang digunakan seperti pada uji perkolasi.
2,3 Q L
K= log
2 LH R
H = H1 + H2
Kapasitas jenis atau specific capacity adalah debit air yang dapat diperoleh
setiap penurunan permukaan airtanah bebas ataupun airtanah tertekan, sepanjang satu
satuan panjang dalam satu sumur pompa pada akhir periode pemompaan.
Kapasitas jenis (SQ, Sc) dapat ditentukan dengan rumus seperti di bawah ini.
Q
SQ =
s
Harga T dapat ditentukan dengan uji pompa, dengan didapatkan harga T maka
dapat dihitung harga K nya dengan rumus : T = K.b
Harga T sekitar 5 m3/jam/m dari satu sumur dapat untuk mensuplai air minum.
Harga T sekitar 50 m3/jam/m dari satu sumur dapat untuk irigasi,industri besar
Koefisien daya simpan air atau koefisien cadangan air atau coefficient of
storage (s) adalah volume air yang dolepaskan atau dapat disimpan oleh suatu akuifer
setiap satu satuan luas akuifer pada satu satuan perubahan kedudukan muka airtanah
baik airtanah bebas ataupun airtanah tertekan. Harga S tidak mempunyai satuan,
dengan harga S dapat untuk menentukan jenis akuifernya disamping dapat untuk
menghitung jumlah kandungan airtanah di suatu daerah.
Gambar 2.7. koefisien daya simpan air pada akuifer tertekan (a) dan pada akuifer
bebas (b
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.Makalah ini. Penulis menyadari
bahwa di dalam Makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menambali kekurangan-
kekurangan yang ada, sehingga makalah ini bisa sempurna.Untuk itu penulis
sampaikan terimakasih.
FERDIAN.MANIBUY
I PENDAHULUAN
Air di bumi yang meliputi air laut, air danau, dan air sungai akan mengalami
penguapan yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari. Dalam hidrologi,
penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi. Penguapan air yang
terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jika penguapan dari permukaan air
bersama-sama dengan penguapan dari tumbuh-tumbuhan disebut evapotranspirasi.
Penguapan air dari dedaunan dan batang pohon yang basah disebut intersepsi. Hujan
dalam istilah hidrologi disebut presipitasi yakni tetes air dari awan yang jatuh
kepermukaan tanah.
Hujan yang turun ke permukaan bumi jatuh langsung kepermukaan
tanah,permukaan air danau,sungai,laut,hutan,atau perkebunan. Air yang meresap ke
tanah akan terus sampai kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah
(ground water) yang disebut perkolasi. Jika aliran tanah muncul atau keluar akan
menjadi mata air (spring). Mata air yang keluar dengan cara rembesan disebut
seepage.
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui apa yang dimaksud dengan :
1. Proses aliran airtanah
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 SARAN
Kiraya kita sebagai pengguna sekaligus pemakai air,bisa lebih hemat dalam
pemakaian air.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_Tanah
http://budhikuswansusilo.wordpress.com/2008/05/09/dinamic-geology-groundwater-
air-tanah/
http://iwankgeografi03.blogspot.com/2009/020air-tanah.html