Segi banyak adalah suatu kurva sederhana tertutup yang dibentuk oleh (terdiri atas) segmen garis-segmen garis.
Segmen garis-segmen garis yang telah membentuk segi banyak dinamakan sisi. Segi banyak paling sedikit
memiliki tiga sisi dinamakan segitiga. Segi banyak dengan empat sisi dinamakan segi empat. Segi banyak
dengan lima sisi dinamakan segi lima, dan begitu seterusnya. Apabila sisi dan sudut segi banyak berukuran
sama, segi banyak tersebut dinamakan segi banyak beraturan.
Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan gambar berikut:
A. Segi-n beraturan
Segi lima seperti diuraikan di atas adalah segi banyak yang memiliki lima sisi, di mana semua sisinya memiliki
panjang yang sama dan seluruh sudutnya sama besar (108°).
Suatu segi enam beraturan adalah suatu segi enam dengan panjang sisi dan besar sudut dalam yang sama. Sudut
dalam pada segi enam beraturan adalah 120°. Segi enam beraturan memiliki enam simetrigaris dan 6 simetri
putar. Sejumlah segi enam dapat disusun bersama-sama dengan cara mempertemukan tiga segi enam pada
masing-masing salah satu sudutnya.
3. Menghitung Luas dan Keliling Segi-n Beraturan
Sebuah segi-n beraturan (n > 3) dapat dibuat dari segitiga sama kaki yang kongruen sebanyak n, karenanya luas
segi-n beraturan adalah n kali luas segitiga sama kaki, yaitu:
L = n. LΔ
K=n.s
L = n . LΔ = 5 . LΔ
Misalnya kita tinjau segitiga ABP (lihat gambar). Luas segitiga ABC dapat dihitung dengan berbagai rumus,
misalnya:
LΔABP = ½ AB x PF
B. Lingkaran
Lingkaran merupakan bentuk kurva sederhana tertutup yang lain selain segi banyak. Lingkaran adalah
himpunan titik-titik pada suatu bidang yang berjarak sama, dari suatu titik-titik pada suatu bidang yang berjarak
sama, dari suatu titik tertentu. Titik tertentu tersebut dinamakan titik pusat lingkaran. Segmen garis yang
menghubungkan titik pusat dengan suatu titik pada lingkaran disebut jari-jari lingkaran (r). Diameter lingkaran
(d) adalah sebarang segmen garis yang melalui titik pusat dan bahwa panjang diameter lingkaran ini merupakan
dua kali lipat panjang jari-jari lingkaran.
Atau dapat dilihat lebih detil tentang unsur-unsur lingkaran sebagai berikut:
2) Garis OA, OB, OC, OD, OE dan OF disebut jari-jari lingkaran (r)
3) Garis AD disebut garis tengah atau diameter (d), yaitu garis yang mengubungkan dua titik pada lingkaran
dan melalui titik pusat lingkaran serta memiliki dua kali lipat panjang jari-jari lingkaran (d = 2r)
6) Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari lingkaran dan sebuah busur, misalnya OE, OF, dan busur EF
disebut juring
7) Daerah arsiran yang dibatasi oleh tali busur EC dan busur EC disebut tembereng
8) Garis OG (tegak lurus BC) disebut apotema, yaitu jarak terpendek antara tali busur dengan pusat
lingkaran.
Nilai Pi (π) merupakan nilai perbandingan keliling terhadap diameter lingkaran. Panjang seluruh tepi suatu
lingkaran disebut keliling lingkaran. Berikut ini akan ditentukan nilai pendekatan untuk perbandingan antara
keliling dan diameter lingkaran.
a. Gambar diatas merupakan lingkaran yang berpusat di titik O dan memuat segi enam beraturan ABCDEF. Dari
segienam beraturan dibuat 6 segitiga yang kongruen, sehingga ∠AOB = ∠BOC = ∠COD = ∠DOE = ∠EOF =
∠FOA = 60°
∠OAB = ∠OBA
Jadi, ∠OAB = ∠OBA = ∠AOB = 60° sehingga ΔOAB merupakan segitiga sama sisi dan AB = OA = OB = r
b. Gambar dibawah ini merupakan lingkaran dengan titik pusat O dan terdapat di dalam segienam beraturan.
Perhatikan ΔPOB
Kemudian dilakukan beberapa kali percobaan dengan besaran lingkaran yang berbeda-beda dalam mencari nilai
pendekatan untuk perbandingan keliling terhadap diameter lingkaran dengan cara:
1) mencari keliling lingkaran digambar pada kertas (didapat panjang keliling lingkaran),
2) dipotong gambar lingkarannya dan dilipat sehingga saling menutup tepat (didapat diameter lingkaran)
Sehingga didapatkan perbandingan antara keliling dengan diameter lingkaran atau disebut juga dengan pi (π),
didapatkan nilai rata-rata mendekati nilai 3,14 (pecahan desimal) atau (pecahan biasa).
Untuk menentukan rumus lingkaran rumus luas lingkaran dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-
langkah berikut ini:
1. Buatlah lingkaran dengan r = 10 cm
2. Bagilah lingkaran tersebut menjadi 2 bagian yang sama dengan cara membuat diameter dan berilah
warna yang berbeda.
3. Bagilah lingkaran itu menjadi juring-juring dengan besar sudut pusat masing-masing 30°.
4. Bagilah salah satu juring yang terjadi menjadi dua bagian yang sama.
5. Guntinglah lingkaran tersebut sesuai dengan juring-juring yang terjadi.
6. Letakan potongan-potongan dari juring-juring tersebut secara berdampingan seperti gambar dibawah
ini:
Ternyata hasil dari potongan-potongan juring yang diletakan secara berdampingan membentuk bangun
yangmenyerupai persegi panjang. Jika juring-juring lingkarannya memiliki sudut pusat yang semakin kecil,
misalnya 15°, 10°, 5°, dan seterusnya, maka bangun yang terjadi sangat mendekati bentuk persegi panjang
dengan panjang = ½ kali keliling lingkaran, dan lebar = jari-jari lingkaran, sehingga:
= panjang x lebar
= ½ x 2πr x r
= πr x r
Mencari Luas Gabungan Bangun Datar. Dari istilahnya sudah diketahui bahwa luas gabungan
banun datar adalah luas yang merupakan gabungan dari beberapa bangun (minimal dua buah
bangun datar). Sebelum menghitung luas gabungan bangun datar sebaiknya pahami terlebih
dahulu rumus masing-masing bangun datar. Dengan memahami rumus luas bangun datar anda
sudah memiliki sebagian kemampuan dasar untuk mengerjakan soal luas gabungan bangun datar.
Berikut ini Rumus Luas Bangun Datar :
Persegi = s x s;
Persegi panjang = p x l;
Segitiga = 1/2 x alas x t;
Jajargenjang = alas x tinggi ;
Belahketupat = 1/2 x d1 x d2 ;
Layang-layang = 1/2 x d1 x d2;
Trapesium = 1/2 (a +b) x tinggi;
Lingkaran = πr²
Setelah anda mengetahui rumus luas masing-masing bangun datar, selanjutnya adalah langkah-
langkah pengerjaan soal gabungan bangun datar. Langkah-langkahnya antara lain sebagai berikut
:
Pertama, kenali bangun apa saja yang membentuk gabungan bangun datar tersebut. Dari
rumus bangun datar yang ada di atas kemungkinan luas gabungan dapat dapat dibentuk
dari variasi bangun datar di atas.
Kedua, memisahkan gabungan bangun datar tersebut menjadi bagian yang berdiri sendiri
(terpisah) untuk mempermudah mencari luas masing-masing bangun datar.
Ketiga, mencari ukuran masing-masing unsur bangun datar (panjang, lebar, tinggi, sisi
sejajar, jari-jari, alas, diagonal dan sebagainya. Biasanya salah satu unsur dalam bangun
datar tersebut disembunyikan atau tersembunyi. Tersembunyi disini maksudnya ukuran
tersebut tidak ditulis namun harus dicari dengan memperhatikan ukuran yang sudah ada.
Biasanya ukuran tersebut menggunakan tanda ( ) yang menunjukan bahwa
ukuran pada bagian yang bertanda tersebut adalah sama panjang.
Keempat, setelah ketiga langkah tersebut dilaksanakan baru mencari luas masing-masing
bangun datar dan menjumlahkan atau mengurangkan luas bangun datar seperti yang
diminta dalam soal.
Contoh :
Pada bangun di atas terdiri dari persegi panjang dan segitiga samakaki.
No Gambar Pembahasan
1. Setelah dipisahkan gambar tersebut terdiri dari segitiga dan
trapesium.
Unsur-unsur segitiga :
1. Alas = 6 cm
2. Tinggi = 8 cm
1. a = 6 cm,
2. b = 15 cm
3. Tinggi = 8 cm (sama dengan tinggi segitiga)
1. a = 6 cm,
2. b = 14 cm
3. Tinggi = 10 cm
Luas persegipanjang = p x l
= 24 x 16
= 288 cm²
Unsur-unsur trapesium :
Luas trapesium :
= ½ (a +b) x tinggi
= ½ (12 + 24) x 16
= ½ x 36 x 16
= 18 x 16 = 288 cm²
Luas gabungan = 288 cm²+288 cm²8 = 576² cm
No Gambar Pembahasan
4. Gambar tersebut terdiri dari 2 buah ½ lingkaran, dan layang-
layang
Unsur-unsur layang-layang :
1. Diagonal 1 = 10 cm (8 cm + 2 cm)
2. Diagonal 2 = 12 cm ( 2cm x 6 cm)
Luas layang-layang = ½ x d1 x d2 = ½ x 10 x 12
= 60 cm²
Dua buah Bangun ½ lingkaran digabungkan menjadi sebuah
lingkaran
Unsur-unsur lingkaran :
1. π = 3,14
2. r = 5 (10 cm : 2)
Diberikan sebuah bangun trapesium sama kaki dan sebuah bangun setengah lingkaran
sebgaimana gambar berikut.