SIREGAR
Nim:5153344003
Kelas:B(EKSTENSI)
Kelompok 2
Jawab: Pendidikan adalah suatu proses cara untuk mengubah dan membentuk seseorang
yang menjadi berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk
mencapai suatu cita cita dan masa depannya kelak agar bisa membiayai dirinya dan
keluarganya dimasa yang akan datang
Jawab : karena manusia sejak dari lahir hingga tumbuh menjadi dewasa tidak dapat
melakukan segalanya dengan sendiri tetapi tidak bisa selalu tergantung dengan orang lain
maka pendidikan sangat penting untuk manusia agar bisa belajar dan melakukan segalanya
dengan sendiri dan membiayai kehidupannya yang akan datang kelak
Jawab :filsafat sangat di perlukan dalam pendidikan karena filsafat berfungsi sebagai
memberikan arah pandangan hidup,yang berisi nilai nilai kebenaran dan masalah masalah
pendidikan baik dalam arti yang lebih luas maupun yang lebih dalam serta lebih konteks yang
tidak terbatas
4. Bagaimana hubungan filsafat dengan pendidikan?
Jawab :hubungan filsafat dengan pendidikan sangat penting sebab ia menjadi dasar,pedoman
suatu sistem pendidikan yang berfungsi menanam dan mewariskan sistem sistem norma dan
tingkah laku perbuatan yang di dasarkan pada dasar dasar filsafat yang dijunjung oleh
lembaga pendidikan
filsafat pendidikan yaitu landasan filosofi yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan
pelaksanaan pendidikan
Jawab: Agar menjadikan manusia memiliki pemikiran yang lebih kritis,luas,dan cekatan
2. Logika
Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita. Logika
membahas tentang prinsip-prinsip inferensia (kesimpulan) yang absah (valid) dan topik-topik
yang saling berhubungan. Logika dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Logika deduktif (deductive form of inference), yaitu cara berpikir di mana pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif biasanya menggunakan pola berpikir silogismus. Pernyataan yang mendukung
silogismus disebut premis. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran
deduktif berdasarkan kedua premis tersebut (Suriasumantri. 1988: 48-49). Perkembangan
logika deduktif dimulai sejak masa Aristoteles, setelah kontribusi oleh Stoics dan para
logikawan lain pada zaman pertengahan, mereka mengasumsikannya sebagai garis besar
tradisi Aristotelesian
2. Logika induktif (inductive form of inference), yaitu cara berpikir yang dilakukan dengan cara
menarik suatu kesimpulan bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus. Penalaran
secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang khas dan
terbatas kemudian diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Prinsip induktif mampu
digunakan dalam ilmu terapan pada masa John Stuart Mill dalam metodenya tentang analisis–
sebab (causal analysis) bersama dengan prinsip teori peluang dan praktek statistik yang
masih menjadi sumber-sumber utama penampilan buku tentang logika induktif.
Banyak para ahli berpendapat bahwa sekalipun sejak 1940-an logika deduktif
berkembang tetapi masih belum menyamai taraf yang dicapai oleh logika deduktif. Dalam hal
ini, logika deduktif lebih powerful.
3. Epistemologi
Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme = pengetahuan dan logos =
kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan
jenispengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan
dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana
karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistomologi atau teori pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut
diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya
metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode
dialektis.
4. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku (moral) atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik ataupun buruk. Etika dalam kajian filsafatnya
dapat diberi arti sebagai tata krama dan sopan santun yang lahir dari pemahaman perbuatan
yang baik dan buruk serta sebuah tata aturan yang berlaku dalam masyarakat yang menjadi
sebuah kebudayaan yang wajib untuk taat dipatuhi.
5. Estetika
6. Filsafat-filsafat khusus lainnya seperti: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat
agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan dan lain sebagainya