Anda di halaman 1dari 15

-

MIELHONEYDEW -
 Home

Senin, November 18
Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta

Sebelum saya cerita- cerita tentang tata rias dan siapa perias kawinan saya, lebih baik jika
saya tuliskan dulu macam- macam Tata Rias Pengantin Gaya Yogyakarta.

Kenapa saya pilih gaya Yogyakarta? Hmmm…walaupun Ibu dari Semarang (baca : Jawa
Tengah yang pakemnya menganut ke gaya Surakarta/Solo) tapi saya sendiri lahir dan besar di
Yogyakarta, lalu Bapak saya juga lahir-besar- tinggal di Jogja. Apalagi kami hidup dalam
budaya patriarki (garis keturunan Ayah) mau gak mau jelas gak jelas ikut clan Ayah dong.

So, tidak menjadi perdebatan apakah kami bergaya Solo atau Jogja. Jogja lah jawabannya
baik riasan maupun tata cara adatnya.

Tata rias pengantin gaya Yogyakarta sendiri ada beberapa macam corak. Yang saya tulis ini
sejauh yang saya tau ya…Tepatnya sotoy sih, hahahaha.
Secara garis besar sih tipe riasannya ada dua macam yaitu Paes Ageng dan Jogja Putri.
Perbedaan secara nyata terlihat dari riasan/paes dahi. Nah masing-masing riasan bisa
dibreakdown lagi berdasarkan pakaian yang dikenakan.

Dulu sih awalnya secara keseluruhan hanya ada lima, tapi makin kesini tata rias juga semakin
berkembang. Ada modifikasi dalam hal penggunaannya, kalau menurut saya sih
pengkombinasian antara tata rias dan tata busana, bukan dalam hal meriasnya. Riasannya
tetap sesuai pakem yang ada.

Corak Jogja Putri


Cara yang dilakukan adalah setelah membuat cengkorongan penunggul, penitis, pengapit dan
godeg, kemudian diberi pidhih mulai dari bagian penunggul, selanjutnya, pengapit kanan dan
kiri, lalu penitis kanan kiri dan terakhir godheg kanan dan kiri, sehingga bentuk paes
seimbang.

Paham gak? :)) Dianggap paham aja lah yaa...

Seperti ini nih penampakan riasan Jogja Putri. Corak Jogja Putri itu cengkorongannya lancip
tanpa tepi emas (yang membedakan dengan Paes Ageng).

Rias Jogja Putri


Lalu sanggul pengantin Corak Jogja Putri disebut sanggul pelik. Disebut demikian karena
sanggul ini menggunakan hiasan yang disebut pelik. Pelik tersebut terbuat dari kertas yang
dibentuk seperti bintang segi empat dan di tengahnya diberi keteb dan jarum pentul untuk
menempelkannya pada sanggul. Juga menggunakan cunduk mentul yang jumlahnya ganjil.

Begini penampakan sanggul corak Jogja Putri dari belakang ....

Sanggul Pelik

Corak Jogja Putri sendiri kalau dibreakdown ada beberapa nama disesuaikan dengan tipe
busana yang digunakan :
1. JP Ksatrian Ageng
Busana terbuat dari bludru, bisa berwarna hitam, merah, dsb.
2. JP Ksatrian Ageng Selikuran
Busana terbuat dari kain semacam kain satin.
3. JP Modifikasi
Mengenakan kebaya modern.
Paes Ageng
Riasan Paes Ageng itu lebih ribet, tetapi penampakannya jelas lebih mewah, megah, dan
ningrat *duileeee bahasanya*.

Tipe cengkorongannya sih sama, hanya saja setelah dipidhih diberi tepian emas. Jenis
sanggulnya pun berbeda, namanya sanggul bokor mengkurep. Intinya sanggulnya itu model
sanggul bulat yang dilapis ronce melati, tetep pakai cunduk mentul jumlah ganjil.

Riasan Paes Ageng


Sanggul Bokor Mengkurep

Dari pengalaman saya, riasan paes ageng itu lebih berat daripada riasan jogja putri. Aslik, itu
kepala seperti ditarik- tarik sambil manggul tabung gas 3 kg. Meriasnya aja butuh waktu
sekitar tiga jam. Yak..tiga jam sodara- sodara.

Paes Ageng juga ada beberapa macam tipe disesuaikan dengan gaya berbusana :
1. PA kebesaran :
Busana yang dikenakan adalah dodot atau kampuh lengkap dengan perhiasan khusus. Alias
pakaiannya kampuh/dodot basahan, bagus buat yang badannya kotak- kotak *Spongsbob
kalee..KOTAK*.

2. PA Kanigaran
Menggunakan dodot dan baju bludru bordir.

3. PA Jangan Menir
Busana yang dikenakan adalah baju blenggen atau bordiran tanpa dodotan.

4. PA GKR Pembayun
Pengantin mengenakan kebaya modern. Biasa disebut juga paes ageng modifikasi atau
SBY. Kenapa SBY? Begini ceritanya, gaya ini dikenakan pertama kali pada saat pernikahan
GKR Pembayun (Putri I Sultan HB X)--digunakan pada waktu kirab pengantin--, kemudian
dipopulerkan oleh SBY saat menikahkan putranya Agus Harimurti dan Anissa Pohan. Nahhh
gara- gara Anissa ini lah PA modifikasi menjadi populer dikalangan masyarakat. Semua
perias paham kok, kl sebut SBY-an brarti artinya PA GKR Pembayun alias riasannya paes
ageng bajunya modern punya.

Kirab Pengantin GKR Pembayun


Jelek banget ini kualitas fotonya, gak nemu yang bagusan sih.

Pernikahan Anissa Pohan dan Agus Harimurti

****
Fungsi tiap corak ini seharusnya memang berbeda, namun dewasa ini fungsi tersebut
seringkali tidak dilaksanakan sebagaimana aslinya. Tapi kalau di keraton sih masih berlaku.
Paes Ageng Kebesaran biasanya dipakai pas upacara panggih, dan ketika resepsi
menggunakan PA Jangan Menir. Sedangkan riasan Jogja Putri biasanya digunakan ketika
acara ngunduh mantu.

Jadi mari kita simpulkan. Bahwa ada tujuh macam tata rias pengantin gaya Yogyakarta
(menurut analisis saya pribadi :)). Maaf- maaf ya kalau salah *lalu dislepet kembar mayang*

1. Jogja Putri Ksatrian Ageng

Jogja Putri Ksatrian Ageng


2. Jogja Putri Ksatrian Ageng Selikuran

Jogja Putri Ksatrian Ageng Selikuran

3. Jogja Putri Modifikasi

Jogja Putri Modifikasi/ Modern

4. Paes Ageng Kebesaran


Paes Ageng Kebesaran/ Basahan

5. Paes Ageng Kanigaran


Paes Ageng Kanigaran

6. Paes Ageng Jangan Menir


Paes Ageng Jangan Menir

7. Paes Ageng GKR Pembayun


Paes Ageng GKR Pembayun/ SBY-an/Modern

Yak...sekian.
Semoga posting kali ini bermanfaat, terlebih untuk yang masih mikir- mikir mau pakai tipe
yang mana. Btw, baiknya sih mematut- matut wajah dicermin dan bertanya ke juru paes,
bentuk muka begini lebih cocok riasan yang mana? Bentuk badan/ postur tubuh begini lebih
sesuai mengenakan busana yang gimana?

Bayangin deh, badan gemuk- lipetan perut empat lapis- lipetan tetek dua lapis --pengen pakai
basahan. Wohhh...tak jiwit kuwi susune. Tapiii..buat yang perutnya buncit , dodotan
sepertinya sesuai karena terang- terangan bisa menutupi besarnya perut, kan dodotan itu
njebubug. Jadi gak keliatan kalau perutnya maju ke depan.

Serasa Dan Serasi Pernikahan


Tuesday, August 20, 2013
Beberapa Perbedaan Riasan Dan Busana Pengantin Solo - Jogja
Walaupun Solo dan Jogja secara geografis letaknya tidak terlalu jauh, ada beberapa perbedaan
dalam hal riasan dan busana pengantin. yuuuk dibahas satu persatu jeng,,

Pengantin Solo
Pada pengantin Solo Putri itu menggunakan paes hitam pekat dengan sanggul ukel, diatas rambut
diberi cundhuk sisir dan cundhuk mentul yang berjumlah 7 atau 9 (harus ganjil), dan tentu saja ada
untaian bunga melati yang panjang terjuntai dari kepala pengantin melewati pundak dan menjuntai
di sebagian badan pengantin wanita.

Adat Solo Putri

Dalam hal busana, untuk pengantin Solo Basahan, pengantin wanita menggunakan kemben sebagai
penutup dada, kain dodot, selendang cinde, sekar merah dan kain jarik warna senada, serta untaian
bunga dan daun pandan. Busana basahan pengantin pria berupa dodot yang bermotif sama dengan
mempelai wanita, kuluk sebagai penutup kepala, stagen, sabuk timang, celana cinde dll (gak hafal
hehehe...).

pengantin Solo Basahan

Apabila pengantin menggunakan busana Solo Basahan dan memakai baju beludru maka disebut Solo
Basahan Keprabon. Menurutku untuk model Solo Basahan Keprabon ini terlihat lebih elegan, anggun
dan berkelas dan meminimalisisir resiko masuk angin setelah acara pernikahan usai :D
Pengantin Solo Basahan Keprabon

Pengantin Jogja
Dandanan Jogja Putri paes hitam pekat pada dahi pengantin wanita terlihat lebih runcing dibanding
pada pengantin Solo. Untuk hiasan sanggulnya hanya menggunakan bunga yang diselipkan di sanggul
kiri dan kanan, tidak memakai untaian bunga melati yang panjang seperti pengantin Solo.

Untuk paes ageng jangan menir Jogja, rambut pengantin bagian depan tidak disasak melainkan
disekeliling paes yang berwarna hitam diberi prada emas. Memakai cundhuk mentul tetapi
jumlahnya hanya lima, bentuk cundhuk sisirnya juga berbeda dengan cundhuk sisir pengantin Solo.
Busana pengantin wanita menggunakan kebaya biasa sedangkan pengantin pria menggunakan
beskap dan blangkon Jogja.
Paes ageng basahan riasan rambutnya sama dengan paes ageng jangan menir hanya saja busananya
berbeda, untuk bawahannya menggenakan kain cinde merah. Kedua pengantin menggunakan dodot
dan bagian atas tubuhnya terbuka.

paes ageng basahan jogja

Sedangkan paes ageng kanigaran dandanan rambut dan rias wajah sama dengan paes ageng basahan
hanya saja menggunakan baju beludru sebagai penutup tubuh bagian atas.

paes ageng kanigaran

Dalam setiap riasan dan busana yang dikenakan oleh pengantin baik solo maupun jogja, masing -
masing memiliki arti simbolik dan kesakralan . Untuk arti simbolik dalam setiap pernikahan tersebut
akan kita bahas dilain kesempatan.

Anda mungkin juga menyukai