ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Brevet : pengakuan tentang keahlian seorang dokter oleh kolegium suatu cabang
ilmu kedokteran tertentu
2. Proses Keredensial (Credentialing): proses evaluasi suatu rumah sakit
terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi
kewenangan klinis (kewenagan klinis(clinical privilege))menjalankan tindakan
medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode
tertentu.
3. Proses Re-Kredensial (Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit
terhadap dokter yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(kewenangan klinis(clinical privilege)) di rumah sakit tersebut untuk
menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis
tersebut untuk suatu periode tertentu
4. Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untukmelakukan
tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuat rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan Kepla Rumah Sakit
5. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang diterbitkan oleh Kepala
Rumah Sakit kepada seorang dokter atau dokter gigi untuk melakukan tindakan
medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya
6. Duty of Due Care :kewajiban untuk memperhatikan dan peduli akan
keselamatan pihak lain
7. Mitra Bestari (Peer-Group) : sekelompok orang dengan reputasi tinggi yang
memiliki kesamaan profesi, spesialisasi dengan seorang dokter yang sedang
menjalani proses kredensial, dan atau dianggap dapat menilai kompetensi untuk
melakukan tindakan medis tertentu
8. Tenaga Medis : dokter dan dokter gigi termasuk dokter spesialis dan dokter gigi
spesialis
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2.2. TUJUAN
2.2.1. Tujuan Umum :
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial dokter di rumah sakit
2.2.2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi para
dokter di rumah sakit
b. Memberikan panduan bagi komite medis untuk menyusun jenis – jenis
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap dokter yang melakukan
tindakan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran
yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran Indonesia.
c. Memberikan panduan bagi kepala rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap dokter untuk
melakukan tindakan medis di rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga medis di rumah
sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas para dokter dan institusi rumah
sakit dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder rumah sakit
lainnya.
Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam
file masing-masing tenaga medis.