Anda di halaman 1dari 16

terbit tiap 2 bulan/01/JANUARI 2008

#1
B Publikasi kecil-
kecilan tentang
berbagai aktifitas
REPORTASE DIY “membuat”
sesuatu;
FESTIVAL’07 kerajinan
ARTIKEL tangan, seni,
keterampilan,
OPINI hobi, ber-
KOMIK tegursapa,
dan berbagi
Kontak kami: Ganti ongkos copy kesenangan.
www.bikinsendiri.multiply.com Enjoy it!
bikinsendiri@gmail.com Rp.
bikinsendiri@yahoogroups.com

32 1
>Kontak Teman: Kami ingin halaman ini nantinya akan berfungsi sebagai direktori alamat
kontak yang bisa kamu kunjungi untuk bercengkrama dengan teman-teman di luar sana yang
juga membuat prakarya, kerajinan, dan keahlian menarik lainnya. Oh, tentu saja kami berhak
memilahnya dengan memberi alasan jelas tentunya..silahkan berpartisipasi!

KOMUNITAS

Peniti Pink Zine Initiatives


Jl. Masjid RT.09/06 No. 9 Blok A
Jakarta Selatan 12140
penitipink@gmail.com
PENULIS:
Atap Alis Kolektif
Ny. Kapolri
Decay AlamatCiracas, Jl. Raya Senteks, Kober No.
Miss. Vain 86 Jakarta Timur
Mita 021-92119789
Sapa kami di dunia Dian Katazine
Sunya Raw Rumah Liliput PARTISIPAN ART EXHIBITION
maya: Jl. Saraswati No.77 Cipete Utara
www.bikinsendiri. Shax
Jakarta Selatan AZER
multiply.com EDIT
bonekaliliput@gmail.com keozpolitan@yahoo.com
Miss. Vain
www.bonekaliliput.blogspot.com UNBOUND
Yeri www.myspace.com/unbound
www.myspace.com/liliputboneka
FOTOGRAFER JONEH
Mita Red Rebel DIY House www.congkakculas.deviantart.com
Dinda Jl. Ahmad Dahlan No.1B Tangerang PAINSUGAR
LAYOUT redrebelzine@yahoo.co.id www.painsugar.deviantart.com
Decay DINDA ADVENA
didadadidi@yahoo.com Tradisional www.chokedindachokes.blogspot.com
COMIC: Jl Manggis 4 No.2 RT 07/04 Tanjung Duren DENDI (BOMBACK)
Azer Jakarta Barat 021 5659828 dendygotsxe@yahoo.com
COVER & ARTWORK RANGGA
Painsugar Dipepi FREEFOOD Gang media-cangkem@yahoo.com
www.painsugar.deviantart.com Jl. Masjid RT.09/06 No. 9 Blok A MAHE
Pg.2: Jakarta Selatan 12140 www.benfragile.deviantart.com
Courtesy of Mike Giant dipepifreefoodgang@gmail.com
www.freewebs.com/freefoodgang
TERIMAKASIH KAMI:
Ingin bergabung dan memberi
Komunitas Goa Beruang & Rumah Ane’
kontribusi? Jangan ragu kirim artikel,
Production Buat para partisipan yang hadir diacara DIY
tips, trik, opini, komik, ilustrasi atau
Jl. Kebon Jeruk 14, Mangga Besar Festival 30 Desember 2007, baik individu
sekedar tegur sapamu melalui email ini:
atau komunitas, lapak atau distro, serta
bikinsendiri@gmail.com 085885192160 / 021-92238252
para penggiat dan pengrajin, para sahabat,
teman-teman yang berkumpul dan ngobrol
Punk Holocaust di Vixen, makasih banyak buat pemilik
Vixen, penghuni sekitar Taman Sambas &
Jl. Wijaya 9 No.2 Jakarta Selatan
taman-taman kota lain yang pernah, akan
021-99012321 kami kunjungi. Serta kamu semua...
Jabat Erat!
Rrroooaaarrr Distro
Taman Puring Lantai II Jakarta Selatan
DIY Militia all around the Globe, Arise!

2 31
VAIN >> Adalah seorang perempuan cengeng, pemalas,
Selamat Datang manja dan plin plan. Suka belanja barang-barang
vivagina@gmail.com nggak penting dan tergila-gila pada kekasihnya.

Kekuatan dari
Segumpal Semangat
Don’t like corporate rock? Start your own band.
Disgusted by TV? Create your own shows.
Think magazines are stupid? Xerox your own.
- Craftzine#3

pada umumnya nggak peduli massal atau diberi pilihan membeli barang-barang yang

K
ami ingin bercerita tentang sebuah acara usai. Kami juga sadar betapa kehidupan
buatan tangan. Pokoknya murah. bukan dari counter-counter mal dan ITC?
semangat. Semangat Bikin cenderung untuk mengikis Semangat Bikin
Begitulah, kiranya kawan-kawan. Tapi Perlahan-lahan, seperti acara D.I.Y festival Sendiri namanya. Semangat yang Sendiri kami dengan semena-mena tanpa
jangan berkecil hati dulu. Izinkan saya kemarin, mulai ada ruang bagi para mempertemukan kami pada awalnya. Ada sadar ataupun tidak. Itulah sebabnya kami
bercerita lagi tentang secercah harapan. pengrajin buat menjajakan karya-karya kita. yang suka bikin sendiri medianya, bikin sendiri membuat fanzine ini. Fanzine bikin sendiri
Calon konsumen kita itu ada, tersebar di Yang dibutuhkan hanya partisipasi semua perhiasannya, bikin sendiri kaos sablonnya, tentang Bikin Sendiri. Inilah cara kami
berbagai tempat dan siap mengeluarkan orang tanpa batasan genre atau gengsi. bikin sendiri record labelnya, juga bikin sendiri merayakan Semangat Bikin Sendiri kami serta
dompet untuk membeli karya-karya kita. Karena semakin plural akan semakin seru. bikin sendiri lainnya. Semangat Bikin Sendiri menjaga baranya agar tetap menyala liar
Tapi mereka tidak tau dimana harus mencari ini pula yang lantas jadi modal awal kami menghangatkan banyak orang lainnya supaya
kita. membuat DIY Fest’07 kemarin dan berjalan terpicu juga membuat sesuatu sendiri.
Ada sebuah gerakan yang sudah berjalan bersama hingga saat ini. Buat yang punya tips cara merawat motor
lebih dari lima tahun oleh teman-teman PS. tanpa mesti sering ke bengkel, bikin taman
kita di Ngamrik sonoh, yang disebut Urban Dan kawan-kawan pengrajin, dalam Kami juga sadar betapa kecil-kecilan di depan kamar kos, cara
Craft Uprising. Secara serentak crafter dari memberi harga untuk karya-karya kalian, memasak telur diluar mata sapi atau dadar,
puluhan kota mengadakan acara di kota kreatifitas dan craftsmanship kalian juga kehidupan cenderung bikin alat musik dari barang bekas, sampai
masing-masing dengan jumlah partisipan mesti dihargai setimpal. Tapi jangan pasang
ribuan crafter dan dihadiri banyak sekali harga setinggi langit juga ya… Kasian untuk mengikis Semangat dengan membuat stasiun radio sendiri…
silahkan kirimkan ceritanya kesini. Juga buat
orang.
Kita bisa memulai hal serupa. Bukannya
pembelinya.
Bikin Sendiri kami dengan mereka yang melihat Bikin Sendiri termasuk
menciptakan sebuah sistem sendiri misalnya
ikut-ikutan, tapi memang sudah saatnya semena-mena tanpa sadar membuat sistem distribusi komik sendiri,
bukan, konsumen kita dimudahkan dan membuat sistem keuangan yang mudah dan
ataupun tidak. rapih, sistem kerja pengkoordinasian sebuah
acara, sistem barter sendiri atau sistem-
Alangkah senangnya kami merasakan sistem lainnya yang merupakan sebuah ilmu
SEBAIKNYA KAMU PUNYA letupan-letupan Semangat Bikin Sendiri pengetahuan serta pengalaman yang rasanya
BIKINSENDIRI EDISI KE-2! berserakan di seluruh penjuru taman kota akan menarik serta bermanfaat buat orang
dimana acara ini diadakan. Kami makan, lain, silahkan juga ikutan menulis disini.
artikel-artikel menarik.. diskusi, barter, berjual beli, belajar ketrampilan
ini itu serta berbagi dengan teman-teman
Tentu saja kami berhak menolak tulisan
cara bikin dari bahan resin lama dan teman-teman baru.Bahkan saat
ataupun kontribusi yang masuk, apabila kami
rasa tidak sesuai dengan definisi Bikin Sendiri
cara mudah mindah kaset menjadi MP3, resep memandangi foto-foto acara ini pun kami
ngerawat CD, MP3, Plat. resep makanan murah kami; seperti halnya kami akan melakukan
masih tersenyum lebar mengingat semuanya pengeditan apabila kami anggap perlu.
gratis nan sehat, KOMIK, referensi buku.. waktu itu.
MORE..... Tenang, kami akan beritahu alasannya apabila
artwork: Tapi kami tidak mau Semangat Bikin Sendiri kami melakukan keduanya.
Aleksandra cupcake Terbit Maret 2008 rencananya... yang dirayakan begitu meriahnya di acara tadi Yuk, bikin sendiri!
lantas turun atau redup, apalagi pudar setelah

30 3
Foto DIY Festival
30 Desember 2007
Sebagian orang merayakan
tahun baru dengan berlayar
atau pelesir keluar negeri,
main petasan sampe mampus,
keliling naik motor bikin polusi
macet enek, bakar-bakar ikan
atau ayam, sebagian lagi ada
yang duduk termenung tak tau
harus ngapain.
Entahlah, mungkin buat sebagian orang
tahun baru adalah hari yang harus dihabiskan
dengan berfoya-foya, hura-hura. Bagi saya
tahun baru hanya sekedar pergantian tahun
tak beda dengan hari-hari lain. Eh, tunggu dulu
tapi taon baru kali ini ternyata beda karena
kami mengorganisir acara seru, DIY Festival
namanya. Di halaman selanjutnya kami
coba melaporkannya dengan foto-foto saja
tidak akan cukup untuk melaporkan betapa masukan buat dompet? Hmmm... bisa jadi ide untuk membuatnya? Kreatifitas di negeri
sukacitanya kami hari itu. Apa boleh buat, tidak. Lalu kemana kita harus memasarkan gemah ripah ini memang tak punya nilai.
semoga cukup mengobati rasa penyesalan barang-barang ini?
Pernah suatu ketika saya mencoba ikutan
bagi kamu yang tak sempat hadir. Selamat Dengan berat hati saya akan berbagi, sebuah bazaar yang ternyata didominasi
menikmati.. bahwa apresiasi terhadap found objects oleh ibu-ibu Dharmawanita. Selain ditawar
functional art atau barang-barang crafty mampus sampai saya kehabisan harga diri,
lainnya belum begitu baik. Konsumen saya juga mendapat banyak komentar-
kita masih lebih menyukai barang-barang komentar yang membuat panas hati.

9 bikinan pabrik yang mulus mengkilat


dan mengikuti trend masa itu. Sekarang
“Halah mbak, ini modalnya paling berapa
sih!”

1 1. Membuat sendiri Tanda Kepanitiaan malam menjelang


acara.
misalnya lagi trend perabotan minimalis,
dan semua orang maunya punya perabotan-
perabotan bersudut tajam dengan plitur
coklat tua. Dulu jaman ibu Tien Soeharto
“Emangnya ada yang mau pake mbak,
barang beginian?”
“Huh di sebelah barangnya lebih bagus,
2. Suasana workshop sablon oleh DailyLife & Traditional. masih sibuk dengan TMII-nya, semua ibu-ibu lebih murah lagi mbak!”
3. Workshop Cukil Kayu. mendekorasi rumahnya dengan kursi-kursi Duh, mulut ibu-ibu Dharmawanita
4. Workshop Zine dan Diskusi. ukiran Jepara. Hehehe! memang kadang lebih brutal dari gangster.
5. “Okeh kan sablonan gue, eh tapi kok lengket ya?? ” Selain itu masih ada mentalitas Tapi memang, di sebelah-sebelah saya
-Dado menyebalkan seperti ini; “Ah, barang gituan berjejer penjaja produk-produk buatan
6. Bukan debus, tapi sebuah performance art oleh kok dijual. Gue bikin sendiri juga bisa.” Cina dan Korea yang murah-murah.
Ya memang bisa. Tapi apakah mereka Gimana nggak, itu produk massal se

2 seorang teman dari Atap Alis kolektif. Ouch!


7. Belajar gambar dan bikin stiker
8. Sablon bleh!
pernah berusaha membuatnya sendiri? Atau
pernahkah mereka setidaknya mempunyai
massal-massalnya, yang satu kloter bisa
memuntahkan sampai 100.000 buah produk
yang sama. Dan ibu-ibu dan konsumen

4 29
NY. KAPOLRI
Curhat Cermat
nedinadirga@yahoo.com
>> Seorang biduan, penceloteh yang diiringi beat,
penulis, stylist, pengrajin resin dan sendok garpu yang
dijadikan gelang, kalung, sedang menyiapkan toko untuk
distribusi crafts, Resurrection nama labelnya.
6
Bikin… Bikin… Bikin…
Terus Apa?
Maaf, seharusnya saya menuliskan sebuah
manual how to membuat aksesori resin. Itu
tugas saya sebenarnya untuk edisi pertama
zine ini.

S
aya berjanji suatu saat bila mood
sedang tidak semuram ini untuk
menuliskan sedetil-detilnya tentang
proses pembuatan resin, mulai dari
bakul nasi bekas jadi jam dinding, kaleng
minuman jadi tempat tissue, tutup botol
jadi kalung, spanduk jadi tas, kaleng krupuk
jadi aquarium dan seterusnya.
7
mencampur, membuat cetakan, hingga Lama kelamaan mulai kepikiran untuk
tips-tips agar kamu tidak keracunan kimia
resin. Supaya kamu semua juga bisa
membuatnya sendiri.
Tapi kali ini saya lebih ingin membagi
cari uang dari keisengan tersebut. Sempat
saya dan (alm) teman saya Kaysie Marini
membuat workshop furniture yang
dibuat dari barang-barang yang sudah
3
pengalaman saya sebagai seorang dibuang orang. Namanya Resurrection inc.

‘You suka I punya barang,


boleh tukar sama you
Responnya cukup baik. Ada saja orang yang
membeli.
Siapa mereka?
4
punya barang’ hehehehe.
Siapa sih yang membeli barang-barang
kerajinan tangan macam ini? Dari
pengalaman saya, kebanyakan konsumen
produk-produk macam ini adalah komunitas
8
pengrajin. Moga-moga berguna untuk
teman-teman yang juga senang atau ingin pengrajin sendiri.
bikin-bikin Mungkin alasannya adalah kesamaan
Izinkan saya untuk memulainya dengan minat dan selera. Mungkin juga apresiasi
kalimat klise seperti “Mulanya saya hanya terhadap sesama pengrajin karena kita yang
hobi” dan lama kelamaan menjadi obsesi. benar-benar mengerti bagaimana kerja
keras, ide, dan passion tertuang ke dalam
Media saya bukan cuma resin sebenarnya, setiap karya. Yang lebih menyenangkan
lebih tepatnya found objects atau benda lagi, seringkali sesama crafter menerapkan
sehari-hari. Orang-orang kurang kerjaan sistem barter.
yang senang mengkategorikan segala yang
mereka lihat menyebutnya found objects ‘You suka I punya barang, boleh tukar
functional art. sama you punya barang’ hehehehe.
Melihat barang nganggur, saya kerapkali
berpikir ‘ini lucu juga ya kalo dijadiin meja,
tas, mangkok, baju, vas….” Dan akhirnya
Lantas kalau barang kita berputar di situ-
situ saja, apakah itu cukup? Kalau dilihat dari
segi kepuasan sih tentu sangat puas. Tapi
5
28 5
pemerintahan, pasar, rumah ibadah, dan
>> Silahkan bertanya apabila mau mengirimkan surat tulis tangan. We are fasilitas umum seperti sekolah dan kantor
really miss writing and reading “real” letter, actually.. pos yang berada di sekitar alun-alun.
email: bikinsendiri@gmail.com Berbagai upacara publik, aksi demonstrasi
massa, maupun iring-iringan kampanye
partai peserta Pemilu hampir selalu
melewati alun-alun sebagai bagian dari
prosesi. Alun-alun sebagai sebuah ruang
DIY (Do It Yourself) is for lovers publik menjadi penyatuan dari berbagai
macam unsur masyarakat.
Ini tentang pendapat beberapa dari kami tentang apa itu DIY. Pada kenyataanya memang cukup susah
dicari padanan katanya di bahasa Indonesia. Apa boleh buat? Sebagian orang mengartikannya sekedar Berbeda akan halnya mal, walau juga
dapat disebut sebagai ruang publik, yaitu untuk memfasilitasi kepentingan kapital.
bikin sendiri, sebagian orang sebagai kemandirian, punk, ada juga yang mengartikannya sepenuh hati dan
berapi-api. Lalu apa arti DIY menurut kamu? Kamu bisa berbagi di kolom ini, setiap opini yang menarik akan tempat dimana publik bertemu. Namun, Ruang-ruang publik tersebut yang selama
kami muat disini. Here we go! sebutan itu masih dalam tanda kutip. Karena ini menjadi tempat warga melakukan
ruang publik yang paling ideal adalah ruang interaksi, baik sosial, politik maupun
yang harus bisa diakses semua orang, tanpa kebudayaan tanpa dipungut biaya, seperti
DIY to Agent Decay Katazine tentang DIY diskriminasi. lapangan olah raga, taman kota, arena
“Terimakasih Nak” itu kata-kata ibu saya “Mengada adalah akartunjang aksi wisata, arena kesenian, dan lain sebagainya
yang sudah cukup untuk membuat saya Apa yang terjadi sekarang adalah, masing-
langsung (direct action), yang mana aksi masing kelas masyarakat seakan-akan lama-kelamaan menghilang digantikan oleh
bersuka cita. Kata-kata tadi muncul saat di langsung adalah akartunjang D.I.Y itu mal, pusat-pusat perbelanjaan, ruko-ruko
ulang tahunnya, saya membuatkan gambar memiliki “ruang publik”-nya sendiri-sendiri.
sendiri. Sehingga, teori dan praktik adalah Ketika taman-taman kota diduduki oleh dan ruang-ruang bersifat privat lainnya. Mal
petani diatas bambu sisa (kebetulan bapak hal rangkaian ontologis yang tak terpisah atau pusat-pusat perbelanjaan tidak akan
saya sedang membuat pagar bambu untuk gelandangan, sementara trotoar dipenuhi
dan tak bisa dilepaskan begitu saja.” pedagang kaki lima, kelas sosial yang pernah dapat benar-benar menjadi ruang
tanaman di dekat rumah kita waktu itu). publik meski dewasa ini tempat-tempat
Sungguh hal yang sangat menyenangkan lain mengisi mal-mal yang sebenarnya
Mita bilang gini tentang D.I.Y merupakan belantara dunia konsumsi. tersebut sering dijadikan sebagai lokasi
buat saya membuat orang lain senang bertemu, bertukar informasi, atau sekedar
tanpa mesti membeli atau merasa D.I.Y huh?!? Tanpa ragu, petugas keamanan mal akan
Duh seksi sekali ya kata ini, seseksi kata mengatur siapa pun yang “tidak menyatu” tempat rekreasi melepas kepenatan seusai
terbebani. Belakangan saya baru tahu etika menghadapi berbagai rutinitas pekerjaan.
itu bernama Do It Yourself. Global Warming, Major Label, Feminis, dengan atmosfer mal. Kesenjangan dalam
Kapitalis, Komunis, Anarkis, Pemilu, dan pemanfaatan ruang publik seperti itu Karena meskipun terbuka untuk umum, mal
akhir-akhir ini Soeharto! Hahaha. Buatku berakibat semakin melebarnya gap-gap tetap menampilkan wajah yang privat di
DIY to Agent Vain DIY nggak sesederhana hanya ketika aku sosial yang sudah ada. mana di dalamnya orang yang ada di sana
...is a brilliant idea to kick my laziness away! mampu mengerjakan apapun sendiri. cenderung berasal dari kalangan ekonomi
Soalnya gue selalu suka menunda-nunda Sayangnya, kualitas ruang publik tertentu.
Nggak sesederhana aku masak sendiri, sebuah kota bergantung pada negosiasi
pekerjaan dan selalu melakukan banyak beli rokok di warung, bersepeda ke rumah Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah,
kegiatan dalam waktu bersamaan, akibatnya kepentingan antara tiga kekuatan: swasta,
kawan di Meruya dan lainnya. Makna DIY publik, dan negara. Masalah selalu muncul apakah ada ruang publik yang benar-
pengetahuan sama ketrampilan gue akan buatku sangat ‘dalam’ karena berhubungan benar otonom dari kepentingan politik
sesuatu sangatlah sekedarnya. Padahal gue karena terjadi ketidakseimbangan, terutama
langsung dengan “Kemerdekaanku”. ketika ruang publik hanya dipandang atau kapital? Apabila jawabannya ada,
tau banget gue bisa belajar lebih banyak, Ketika aku bisa mengambil keputusanku mampukah kita menjaga esensinya agar
bisa berlatih lebih sering, pokoknya bisa sebagai komoditas yang bisa dengan
sendiri untuk melakukan sesuatu tanpa mudah diperjualbelikan oleh negara. tetap terhindar dari jejaring kapitalisme?
lebih dari yang sekarang. Nah, DIY juga ada tekanan atau paksaan dari orang
membuat gue merasa tertantang buat Terjadilah kota yang hanya diperuntukkan Bandung, 15 Januari 2008,
lain atau lingkungan, dan apa yang aku
melakukan yang terbaik yang gue bisa lakukan ternyata berguna bukan buat diriku
dalam banyak hal. Pecut yang kerenlah • Wikipedia http://wikipedia.org
sendiri (hmmm...ini bonus yang sangat
pokoknya DIY itu buat gue! Hehehe! menyenangkan!). • Jürgen Habermas. The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of Bourgeois
Ketika aku berani melawan rasa takut Society. Cambridge Massachusetts : The MIT Press, 305.
DIY to Ny. Kapolri dan kecemasanku atas hal-hal yang • Muhammad Syihabuddin. Tukulisme dan Pendangkalan Ruang Publik. Http://lafadl.wordpress.com/2007/02/28/
Saya memilih untuk bikin sendiri hanya menghantuiku selama ini. Ketika aku tukulisme-dan-pendangkalan-ruang-publik/
karena menunggu adalah hal yang paling meyakini dan merasa sangat nyaman • Rudy. Hilangnya Ruang Publik: Ancaman bagi Kapital Sosial di Indonesia. Inovasi Online, http://io.ppi-jepang.
menjengkelkan, inspirasi bisa datang dan dengan apa yang aku ‘DIY’kan Dan org/article.php?id=177
menguap secepat hilangnya asap rokok, dan mengenai DIY Festival kemarin? Ini hanya
tangan saya kalau dibiarkan menganggur langkah kecil kawan, yuuuk mariiii... • Kompas. Mana Ruang Publik Kami? http://www.kompas.com/kesehatan/news/0505/15/104057.htm
sering mengerjakan hal-hal yang asusila. • M. Kusumawijaya. Jakarta Tunggang Langgang.

6 27
SHAX >> Pemuda yang sempat menghilang beberapa
AGEN REKLAMASI RUANG PUBLIK waktu, seorang aktifis FNB, doyan membersihkan
senjata_semesta@yahoo.com rumah Dipepi sambil memasak Indomie, suka ngopi
sampai pagi apalagi ada intisari.

Sedikit Rubrik
tentang Ruang Publik
Ruang publik, adalah sebuah ruang dimana semua
orang memiliki hak yang sama untuk mengaksesnya
atau mengadakan berbagai kepentingan dan keg-
iatan publik

anpa perlu merasa minder karena Ruang publik ditandai oleh tiga hal,

T kondisi ekonomi atau sosialnya, juga


tidak perlu meminta izin kepada
seseorang atau suatu pihak tertentu untuk
masing-masing responsif, demokratis, dan
bermakna. Responsif dalam arti, ruang
publik harus dapat digunakan untuk
dapat mengaksesnya. Ini berarti, tanpa berbagai kegiatan dan kepentingan luas.
batasan, siapa saja bisa berinteraksi di ruang Sementara, demokratis berarti ruang
itu. publik seharusnya dapat digunakan oleh
Pemaknaan ruang publik sendiri tidak masyarakat umum dari berbagai latar
selalu dirujukkan pada kerangka spatial di belakang sosial, ekonomi, dan budaya
mana masyarakat dapat berinteraksi dan serta aksesibel bagi berbagai kondisi fisik
berkomunikasi secara langsung. Arena dan manusia. Dan terakhir bermakna, yang
ruang sosial, sejauh ia mampu menampung berarti ruang publik harus memiliki tautan
beragam entitas sosial; individu, komunitas, antara manusia, ruang, dunia luas, dan
konteks sosial.
...arena di mana Konsepsi modern “ruang publik” (public
sphere) kali pertama digagas oleh Jürgen
masyarakat mampu Habermas dalam bukunya The Structural
Transformation of the Public Sphere – An
mengemukakan opini, Inquiry into a Category of Bourgeois
kepentingan dan Society. Konsep ini merujuk pada “pentas
atau arena di mana masyarakat mampu
kebutuhan mereka secara mengemukakan opini, kepentingan
dan kebutuhan mereka secara diskursif
diskursif dan bebas dari dan bebas dari tekanan siapapun”. Yang
terpenting dalam arena tersebut mewujud
tekanan siapapun komunikasi yang memungkinkan para
warganya membentuk wacana dan
atau perkumpulan, dengan keragaman kehendak bersama secara diskursif.
minat, dapat pula dikategorikan sebagai Tidak hanya sejarah Eropa yang mengenal
ruang publik. Ruang publik bisa mewujud ruang publik, seperti Agora dan La Piazza di
secara abstrak seperti media massa dan zaman Yunani kuno dan abad pertengahan.
internet, bisa juga berwujud material Zaman kerajaan Jawa pun mengenal apa
seperti tata kota, ruang-ruang diskusi, yang disebut alun-alun, yang selalu menjadi
perpustakaan umum, sarana olahraga, dan titik nol atau pusat dari sebuah kota.
sebagainya.
Sampai kini, masih banyak pusat

26 7
GADIS LUGU (BENERAN) >> Seorang mantan Cheerleader yang kehilangan
Curhat Cermat pompomnya dalam bus kopaja 605A dan memutuskan
nedinadirga@yahoo.com untuk mendedikasikan hidupnya kepada prakarya .

Kebimbangan
Seorang Gadis Lugu Tentang DIY
Saat saya identitaskan diri saya sebagai Gadis Lugu, janganlah
kamu bayangkan lukisan-lukisan sensual di belakang truk pasir.

S
ebab saya ini benar-benar gadis lugu. campuran saya itu Inhala. Lalu saya jual kepada
Tidak suka pakai baju seksi dengan kutang teman-teman dan ibu-ibu kompleks.
mengintip. Saya remaja rumahan yang Lain kali lagi, saya membuat korsase berbentuk
berkacamata minus dan hanya boleh keluar bunga dari perca-perca sisa jahitan ibu. Kemudian
rumah dengan teman-teman sampai jam delapan melukis pirinng-piring bekas. Lalu beberapa bulan
malam saja. Dan justru karena saya lugu, saya yang lalu, saya membuka kelas prakarya gratisan
senantiasa berkata jujur dan mau bicara apa untuk anak-anak SD dan SMP di kompleks. Saya
adanya tanpa takut dimusuhi atau dihakimi. sangat puas dengan hasilnya. Murid-murid saya
Dan sekarang saya ingin bicara tentang bahkan bisa membagi kepada teman sekolah
DIY. Ketika saya mendengar istilah ini saya mereka apa yang saya ajarkan pada mereka.
mengartikan DIY secara harafiah saja. Do It Kadang mereka saling bertukar karya masing-
Yourself. Lakukan Sendiri. masing. (Sayang sekali saya dimarahi ibu-ibu
Wah itu saya banget. mereka karena ternyata murid-murid saya bolos
Semangat sekali saya ketika tau bahwa apa ngaji di masjid gara-gara ingin ikut les prakarya
yang saya lakukan selama ini ternyata punya saya.)
nama. Sejak dulu, karena saya ini kurang bergaul, Maka saya otomatis merasa saya adalah bagian
saya senang mengisi waktu dengan hal-hal yang dari DIY. Sebab saya lakukan semua ini sendiri. Tak
mungkin tak terpikirkan orang lain. Suatu hari pernah merasa perlu meminta bantuan ataupun
misalnya, saya menemukan sebuah kios yang modal dari siapapun untuk usaha kecil-kecilan
menjual biang parfum di pasar dekat rumah saya. saya ini. Saya menemukan kepuasan tersendiri
Saya membeli beberapa botol, dan mencampur- terhadap kemandirian saya.
Suatu hari saya berkenalan di Friendster dengan
Saya membuat seorang cowok punk. Saya tertarik dengan

korsase berbentuk pernyataan di homepagenya. Begini bunyinya “Do


It Yourself! Refuse to be Corporate Slut”.
bunga dari perca Saya iseng mengirimnya sebuah email.
‘Hi, saya juga penganut DIY seperti kamu.
sisa jahitan ibu. Jelaskan dong, pernyataan kamu tentang DIY itu.
Saya nggak paham.’
Kemudian melukis Berapi-api, dia jelaskan kepada saya tentang
sikapnya terhadap sistem DIY. Bagaimana kita
piring-piring bekas. ini diperalat kapitalisme. Bagaimana ia menolak
untuk tunduk kepada dominasi korporasi. Dan
campurnya sendiri di rumah. Saya tuangkan mengapa musik punk adalah representasi dari
dalam botol-botol kecil yang saya gambar- semangat DIY dan seterusnya.
gambar dengan spidol, dan saya namai parfum Dia tanya saya suka musik apa?

8 25
Saya bilang saya suka Krisdayanti dan Glenn merekam beberapa lagu buatan sendiri dengan
Fredly . perangkat komputer kakak saya. Kata tetangga-
Dia tanya apakah saya sudah baca buku ini dan tetangga lagu saya enak-enak. Nggak kalah deh
itu dan anu? sama Tere. Hehehe.
Saya bilang saya sukanya baca manga. Saya pun berpikir, andaikata saya ingin
Pernah baca zine? bergabung dengan label-label DIY ini,
Saya bilang tidak tau dapatnya di mana. mungkinkah mereka tertarik dengan musik saya
Dia bilang kalau mau tau apa sebenarnya DIY yang…ummm… yaaah mainstream banget lah.
Daily Life : sablon (media kaos, stiker, Permasalahan waktu di penyelenggara pelajarilah dulu. Diberinya link berapa website Ponsel saya berdering dan rupanya ibu saya
emblem, spanduk, kaset), setting, design, dalam hal sosialisasi. Agak diperhatikan lokal dan luar negeri yang membahas DIY. yang menelpon. Beliau khawatir karena hari
sedang membangun FNB cabang Mencong, interaksinya, supaya nggak bikin forum Aduh saya merasa begitu bodoh. Selama ini mulai petang dan anak gadisnya yang lugu masih
Jakarta sendiri-sendiri. saya kira DIY tidak serumit itu. Saya nggak tau berkeliaran entah di mana. Maka pulanglah saya.
Kontak Dado( 08568611751) n’ Kaler Workshop: Ada informasi yg didapat kalo DIY mempunyai sebuah manifesto. Bahkan Pulanglah saya dengan pertanyaan yang
(08567842768) dari yang dateng, meski pada akhirnya selama ini saya nggak sadar bahwa kapitalisme itu semakin tak terjawab.
The Traditional: keputusan mau melakukannya ada di demikian adanya. Saya ini cuma seorang penggemar Krisdayanti
mereka sendiri. Persiapan dari si partisipan, Saya coba mendengarkan beberapa lagu yang senang membuat ini itu sendiri dan
thetraditional@gmail.com
paling nggak harus buat panduan. dari band-band garda depan DIY yang dia membagi ketrampilan dengan teman-teman.
Workshop crew: Dado, Wiro, Jahar, Ache, rekomendasikan. Saya ini bukan punk.
Jimi Jangkrik, Juned & thanks to teman- Kok saya nggak suka? Seharusnya saya suka Bukan pula antikapitalis.
teman Meruya Atap Alis : individu-individu bebas yang dong kalau saya DIY. Sudah saya paksakan, tapi Apakah masih boleh saya memproklamirkan diri
beraktifitas aktifitas dan berkolaborasi kenapa kok saya masih lebih suka Krisdayanti? saya DIY?
Andras ‘Punk Holocaust’ dengan masyarakat, ngasih pelajaran sablon, Buku-buku yang dia rekomendasikan lantas
Label D.I.Y (kaset) jahit, gambar, dan cukil. saya cari ke toko buku terdekat. Tidak ada. Kok
Jl. Wijaya 9 No.2 Jaksel, Alamat: Ciracas, Jl. Raya Senteks, Kober No. susah amat ya?
No kontak: 021-99012321 86 Kemudian kami janjian untuk kopi darat di
Kontak: 021-92119789 tempat tongkrongannya. Dia berjanji untuk
General: bagus, buat fun. Ada diskusi, buat
meminjamkan buku-buku yang susah dicari
refreshing karena selama ini acara-acara gitu
itu. Disana saya diperkenalkan kepada teman-
aja, musik-musik doang.
temannya. Tapi, kok saya dicuekin ya. Mau ngajak
Kekurangan : akustikannya, lebih disiplin ngobrol, bingung juga apa topiknya. Jadi nggak
aja buat pesertanya. Penyelenggaranya Bucek –Komunitas Goa Beruang
enak mau nongkrong lama-lama.
udah oke. & Rumah Ane’ Production- Tapi saya belum putus asa mencari tau lebih
Kedepannya : jangan sekali aja, dibikin General: keren, bagus n’ harus lebih banyak tentang DIY dan apakah saya ini DIY atau
kontinyu dan kalo bisa temen-teman yang diperbanyak acara kaya gitu, di tempat- bukan?
lain juga bisa bikin hal yang serupa. tempat lain. Karena apa? Budaya-budaya Beberapa saat yang lalu, saya dengar tentang
Kekurangannya : Tapi kok ada TV? Kok bisa D.I.Y sudah hampir hilang, dengan sebuah acara bernama DIY Festival. Dengan
ada? adanya D.I.Y Fest bisa nunjukin ke orang- penuh semangat saya langkahkan kaki ke taman
orang kalo kita masih bisa berkarya tempat acara tersebut dilangsungkan. Disana ada
Rangga-Atap Alis tanpa mengkonsumsi instan dan bikin sebuah tenda diskusi tentang DIY. Saya menyimak
General : Gue pikir sih lumayan ya, secara orang-orang manja. Kalo bisa dibawa ke dengan seksama. Dan lagi-lagi bahasannya
isi lumayan bagus, karena ini suatu hal perkampungan.Kegiatan ini buat komunitas seputar kapitalisme dan hardcore punk. Bahkan
baru jadinya akan sedikit terlihat aneh dan orang banyak untuk bisa berkarya menurut beberapa orang yang berbicara, saya
dan kurang terbiasa. Tapi kenapa akhirnya bareng. ini seorang kapitalis karena mencari keuntungan
berdiri dan bertahan? Karena sudah Kurangnya: kurang komplit, bisa dari barang yang saya bikin, meski untungnya
waktunya untuk lebih fleksibel, seperti ada ditambah variasi workshopnya seperti buat hanya cukup untuk beli tempe mendoan. Baru tau
tawaran baru. Selama ini asumsi orang tikar,makanan,dsb. saya. Saya garuk-garuk kepala sambil mencoba
hiburan cuma musik doang. mengikuti arah diskusi. Apakah memang menjadi
D.I.Y: Jadilah diri kamu sendiri. DIY harus segalak itu ya? Apakah harus punk?
Harapan : Rasa dan semangat yang kita Alamat: Jl. Kebon Jeruk 14, Mangga Besar Karena sepertinya 90% orang yang hadir di acara
miliki coba untuk dijaga dan dipertahankan. itu adalah anak-anak punk.
Bentuknya lebih sering berbagi. Setelah No Kontak: Bucek (085885192160) n’ Belo
(021-92238252) Diskusi record label juga menarik perhatian
itu semua akan lahir, ini bagaimana kita saya. Diam-diam saya ini lumayan piawai bermain
merasakan dan meresapi kehidupan itu Aktivitas di Komunitas Goa Beruang & Rumah
gitar dan bernyanyi. Iseng-iseng, pernah saya
sendiri. Ane’ Production: nyablon, musikalisasi
24 9
Reportase DIY
Festival 2007
workshop zine: Agent Vain

epat jam 11.30. Saya dan Aris itu sendiri. Dari sini obrolan kami menjadi

T langsung menyiapkan sudut


workshop zine kami di sebelah
tempat Dian menggelar diskusi D.I.Y-nya
semakin seru namun pada saat yang
sama juga malahan menjauh dari
konsep workshop zine gunting tempel
nanti. Dua orang teman dari Bandung yang kami rencanakan karena obrolan
juga langsung ikut duduk bersama kami kami mengenai zine tidak lagi tentang
dan workshop pun langsung kami buka. zine secara mendasar namun, sudah di
Tampak juga seorang reporter dari The tingkatan praktisi dan distributor.
Jakarta Post yang sebelumnya juga
meliput kegiatan A Really, Really Free Aris bercerita tentang produksi zinenya
Market sudah ikut duduk di dalam tenda termasuk distribusi dan bagaimana
kami. dia mengakali biaya produksinya.
Seorang teman dari Bandung, Deden,
Saya kemudian langsung membuka mengatakan dengan tampilan dan bonus
workshop dengan menceritakan seperti sekarang zine Seperak terlihat
SEMACAM TESTIMONI
asal mula zine secara singkat sambil wah dan hebatnya biaya produksinya
mengobrol bersama Aris tentang zine kita tidak terlalu besar. Saya sendiri yang
masing-masing. Kami memang sepakat selama ini hanya membaca dan Dado ‘Daily Life’
untuk membuat workshop ini lebih seperti mendistribusikan zine Aris juga jadi General: bagus, paling tidak di sana
berbagi cerita dan pengalaman daripada tahu lebih banyak tentang zinenya ini. pestanya para kawan-kawan pelaku D.I.Y,
sebuah kursus tentang bagaimana Patton, salah seorang teman lainnya dan kasih lihat juga ke masyarakat. Dengan
membuat zine yang baik dan benar. dari Bandung kemudian juga bertanya persiapan minim tapi paling nggak itu
Sementara itu, di depan saya sudah bagaimana dengan masalah untuk ngasih perubahan bahwa D.I.Y itu sangat
tersedia setumpuk kertas putih, gambar- mengkampanyekan zine supaya bisa bervariasi.
gambar, dan beberapa artikel yang bisa keluar dari scene HC/Punk. Saya
digunting tempel untuk membuat zine. kemudian bercerita tentang beberapa
fanzine baru yang akan diterbitkan oleh Buat kedepannya: Adain lagi, pindah
Dan disinilah saya baru sadar kalau beberapa teman-teman saya di luar tempat, ke tempat yg lebih deket ke
mestinya saya membawa sebuah scene HC/Punk. Selama ini mereka masyarakat.
master zine gunting tempel agar bisa ternyata sudah tahu apa itu zine dan Harapan: sebenarnya lo bisa D.I.Y sejak
memperlihatkan kepada peserta memang suka menulis. Namun belum dini. Bukan hanya nyablon banyak bisa yg
lainnya, apa yang dimaksud dengan pernah terpikir untuk membuat zine bisa di lakuin. Jangan mentok, lo ngamen
zine dengan lay out zine gunting tempel. sendiri. (misalnya) karena D.I.Y itu proses, bukan
Untungnya obrolan saya dengan Aris cuma menolak ini-itu, kebentur bahwa D.I.Y
tentang zinenya terasa semakin seru Diskusi kemudian tetap bergulir oleh gak boleh berhubungan dengan media ini,
dan beberapa peserta baru mulai obrolan antara Tifa, reporter dari The sponsor itu, dll.
berdatangan ke tempat kami. Tidak lupa Jakarta Post dengan Dian dari zine
Workshop: karena baru pertama belom
saya ajukan juga pertanyaan kepada Kata serta teman-teman yang lainnya
terlalu efektif, tapi respon pengunjung
teman-teman dari Bandung tentang zine saat saya diwawancara oleh Global TV.
bagus kok.
mereka serta komunitas zine di Bandung Reporter Global TV bertanya tentang

10 23
>> Seorang reporter, kerap mencundangi kantor
MITHA resminya, editor Red Rebel zine, sibuk menjalankan
LAPAKER DIY Distribusi Stuff “Red Rebel DIY House”. penerjemah
redrebelzine@yahoo.co.id freelance pengendara motor yang suka minum bir.

apa itu zine, bagaimana membuatnya,


apa manfaatnya serta tujuannya. Sekali
LAPAKS di D.I.Y Festival lagi, saya dengan bodohnya tidak
membawa beberapa contoh zine untuk
Kita sepakat bahwa D.I.Y Festival menjadi ‘ajang’ para lapakers & D.I.Y’ers (bentuk saya tunjukkan pada saat wawancara.
jamak dari para pelaku lapak & para pembuat karya2 D.I.Y- red.). Tentu saja Sehingga, saya pasti terdengar sangat
tujuannya bukan berdagang semata, tapi berdagang sedengkul. aneh setiap kali melontarkan kata ‘zine’
selama wawancara tersebut.
rtinya, selain jualan karya-karya daerahnya, dan sebagainya.

A D.I.Y sendiri dan titipan, kita sangat-


sangat meminta pada temen-
temen partisipan lapak untuk membuka
Alasan lainnya, kita pengen
mengembalikan pandangan atau mengajak
kawan-kawan untuk melihat barang-barang
Setelah itu, saya hanya ingat kalau
waktu workshop zine saya bersama Aris
sudah habis dan kami pun kembali sibuk
mengobrol dengan teman-teman lainnya
komunikasi dengan siapapun yang datang yang berada di lapaks tidak sebagai benda serta menunggu diskusi D.I.Y-nya Dian
ke lapaknyasSupaya tercipta komunikasi saja, tapi dapat juga dillihat dan dirasakan dimulai.
yang apik, manis, dan harmonis di antara sebagai sebuah karya. Ada sebuah proses
pengunjung dan lapakers. disana, ada sebuah kerjasama, ada sebuah Secara keseluruhan kami (saya dan
Di lapak ini, partisipan yang memang kreatifitas, ada sebuah semangat dan Aris) tentu saja senang dengan obrolan
membuat karyanya sendiri, secara proaktif kemauan, dan pastinya ada kemandirian di dan diskusi kami selama Workshop Zine
serta dinamis bercerita mengenai karyanya. sana. tadi walaupun memang melenceng dari
Sejak proses dan tahap penciptaan, Meski banyak dihadiri partisipan karena tujuan awalnya untuk membuat sebuah
pengelolaannya, hingga distribusi. Meski satu dan lainnya datengnya pada ngaret, workshop zine bagi para pemula.
nggak semua lapak melakukan itu, ternyata kita berharap di acara berikutnya hal itu
jalinan komunikasi yang hangat benar- bisa diminimalisir. Jadi pas kawan-kawan
benar terjadi loh! dateng, udah JWREEENNNGGGG. .. . ‘Tu
Banyak pengunjung yang nangkring lama taman udah apik dan dipenuhi sama lapaks
di depan lapak, kirain belanja borongan, eh dengan berbagai karya. Di lain waktu kita
ternyata ngobrol sama partisipan lapaks. juga pengen lapaksnya lebih variatif supaya
Huuuu, seru sekali! Ini sebenarnya yang bisa makin ‘hidup’ dan ‘terlihat’ karya D.I.Y
menjadi harapan kita semua. Proses sharing kawan-kawna semua.
atau berbagi pengalaman bisa terjadi. Hari itu di Taman Sambas ada: RedRebel
Karena, banyak kemungkinan baru yang D.I.Y House, Ozie, Andrash, Anti-Musik, Tika,
bisa terjadi akibat ngobrol itu. Kita jadi Youth Rebel Nation 4 Liberation (de-Q),
punya kenalan baru (ini memungkinkan Daily Life, Traditional, Rendy dkk (Terkubur
sekali untuk mendapatkan diskon-diskon Hidup Record, Battleground Recs, & Noise
khusus lho!). Kita juga bisa mendapat Abuse recs).
pengetahuan baru, terinspirasi untuk
melakukan hal yang sama, punya kawan Ditunggu ya partisiSAPInyaa!
baru yang bisa membantu distribusi di

22 11
>> Seorang penjahat jahit, membuat monster, dan
SUNYA RAW benda-benda palsu dari felt. Metal head gila membaca,
ART EXHIBITION nge-teh, dan ngoleksi kaleng. Sibuk menangani sebuah
maknaganda@yahoo.com residen Rumah Desain Liliput yang dikelola bersama
kekasihnya.

Pameran Seni
Pra-Festival fotokopian.
Panitia menghubungi artis lewat lisan, - Rangga, lima postcard cukil.
juga sms. Ketika meminta konfirmasi - Dendy, ilustrasi pensil di atas kertas
kembali lewat sms, tak ada satupun berpigura.
artis yang membalas via pesan balasan. - Azer, tidak memamerkan karya di
Padahal sms secara jelas menyatakan jika ruang pameran namun langsung
tertarik untuk ikut, artis diharapkan untuk berkarya di tempat sekaligus
membalas. Karena sudah umum terjadi, mengundang yang hadir untuk
pengirima pesan singkat lewat telepon berpartisipasi aktif membuat stiker
selular memang kerap gagal terkirim, yang ditempelkan di sekitar Taman
panitia memutuskan untuk melanjutkan Sambas
pendekatan dengan cara menelepon. Artis Animo pengunjung cukup baik. Dengan
mengaku menerima pesan dan tertarik pendapat bervariasi antara, ‘baik’, ‘oke juga’,
untuk berpartisipasi. Hanya Tuhan yang ‘baru liat di acara kaya ginian ada begituan,’ Azer adalah seorang penggemar Vespa,
tahu kenapa mereka tidak membalas sms dan lain sebagainya. komikus dan anak ben, Lahir dan besar di
panitia. Yang paling mencuri perhatian dari Tangerang. keozpolitan@yahoo.com
Setelah pamflet tersebar, panitia pameran ini adalah workshop membuat
mendapat beberapa telepon yang stiker. Karena melibatkan partisipasi
menanyakan tentang pameran seni, baik langsung dari pengunjung dan ketara sekali
yang setengah iseng maupun benar-benar DIY-nya, secara bikin sendiri, langsung jadi
serius untuk menyumbangkan karyanya. dan dipasang dan dipejeng pula.
Deadline pengumpulan karya sebenarnya
tanggal 26 Desember 2007, namun terpaksa Pasca Festival
MAKE IT! STICK IT! YOHO!
Workshop Menggambar dan Bikin Stiker
mundur hingga tanggal 29 Desember Panitia mengharapkan hubungan antara
2007 (secara emang gak ada juga yang sesama partisipan bisa terus berlangsung,
ngumpulin tepat waktu). partisipan telah memberikan nomor
Koordinasi dilakukan dengan divisi kontak lebih lanjut kepada panitia. Di ALAT: bayangan gelapnya, selanjutnya buat gam-
logistik, untuk memastikan ketersediaan kemudian hari panitia juga partisipan - Spidol Permanen barmu lebih detail, jika perlu maka bisa juga
tenda dan display. merencanakan membuat pameran serupa - Drawing Pen kamu warnain dengan spidol warna.
dengan ‘menumpang ‘ di beberapa acara - Gunting Kertas
Pelaksanaan ‘underground’. Namun rencananya untuk - Kuas Setelah selesai, mari menggunting! Gunt-
Artis yang berpartisipasi beserta bentuk pameran ke depan persiapan dilaksanakan - Pinsil inglah bagian yang akan kamu tempel.
karyanya adalah sebagai berikut: dengan lebih matang, partisan akan urunan Sisakan 1-2 Cm ruang pinggir agar terlihat.
- Unbound, ilustrasi spidol di atas untuk bersama-sama mencetak kartupos BAHAN:
karton duplex. yang menampilkan kara seni masing-masing - Kertas stiker kromo yang bisa kamu beli Nah. tunggu apalagi TEMPEL!
- Painsugar, dua lukisan akrilik di atas partisipan. Keuntungan dari penjualan kartu per-plano di toko-toko grosir kertas. Kamu bisa saja menempel di ruang-ruang
kayu. pos tersebut akan dikembalikan kepada - Tinta Cina. publik, di WC umum ato dimanapun kalian
- Mahe, dua ilustrasi print digital. partisipan sebagai bentuk dukungan untuk suka. Tapi ingat jangan sampe ke tangkep
- Deqi, dari tiga buah screen sablon para partisipan agar terus berkarya dan Nah setelah semua alat tersedia. Kamu Kamtib oke! Bersenang-senanglah dengan
dipakai dua buah saja. tetap bersemangat! Syukur-syukur kalau bisa bikin sket dulu dengan pinsil atau kalo aman!
- Budi, dua lembar foto. mereka bersedia dibuat kas khusus untuk kamu udah cukup yakin langsung aja bikin
- Adinda, empat lembar foto yang kelangsungan pameran berjalan dan donasi ilustrasimu dengan spidol. Selamat Berkarya!
diserahkan pada hari-H Food Not Bombs misalnya. Mulai bikin outline setelah outline selesai
- Joneh, satu buah print hitam putih lanjutkan dengan membuat shading atau

12 21
Rangga of Atap Alis Kolektif: Seorang seniman cukil, mural, dan stensil serta lihai
menjahit. Lahir dan besar di Jakarta, menggunakan keahliannya untuk survive dan
mengabarkan berita hatinya. Jika kamu menemukan poster cukil di jalananan, barangkali
itu salahsatu karya dia. Thanks & big respect for you, dude!

Poster Cukil Kayu - Pensil


Selanjutnya adalah Woodcut Poster atau - Kaca
biasa di sebut dengan poster cukil kayu. - Roll untuk meratakan tinta
Sungguh menyenagkan jika kamu serius - Tinta Offset
mempelajarinya, kamu bisa ikut menghiasi
kotamu dengan poster hasil bikinan - Kertas
kamu sendiri dengan biaya yang cukup Langkah kerja:
terjangkau dengan hasil yang keren. Kali Siapkan gambar yang sebelumnya
ini Rangga dan Baja membuat cukilannya kamu buat sketsanya di kayu
dengan ukuran cukup kecil jadi semacam hardboard/mdf. Cukil dengan hati-
kartupos. Iya, cukil bisa diaplikasikan ke hati. Ingat gambar yang kamu cukil
macam-macam bentuk. Selanjutnya saya nantinya tak akan tercetak, artinya
akan melaporkan hasil pengamatan singkat itu akan menjadi gambar dengan sisi
saya mengenai Workshop Cukil ini. yang terang.
Dari jauh saya sendiri cukup ragu apakah
tempat di pojok Taman Sambas itu bisa
membuat nyaman para pengunjung Oleskan Tinta di permukaan gambar
workshop cukil karena memang tempatnya
cukup nyempil...tapi ternyata peminatnya Tempelkan gambar ke permukaan
banyak. Pojok Cukil Mas Rangga ini kertas (sama seperti tekhnik stempel)
memang selalu menjadi ajang yang cukup lalu injak-injak secara merata, atau
banyak dinikmati dan tentu saja tempat kamu bisa menggunakan alat press.
favorit buat belajar pengalaman baru. Okeh
mari kita periksa dan acak-acak peralatan si
Rangga untuk ngeliat apa aja isinya: Selamat bercukil ria!

Alat & Bahan:


Nah, itulah sekilas informasi tentang
- 1 set alat cukil bentuknya mirip workshop sablon dan cukil, jika teman-
pahat tapi lebih spesifik dan teman ingin jauh mendalaminya bahkan
lancip. Bisa diperoleh di toko kamu ada ide kreatif silahkan kontak ke
buku. zine ini, atoauikutan ke milis bikinsendiri@
- Hardboard/mdf yahoogroups.com .
- Buku Sket Matur suwun.

20 13
AL-DHA’IF AL-MAJHUL ‘ Desain harus kontras. Meskipun gambar
>> Seorang religius yang suka bir, penganut poliamor
]ABD ALLAH IBN ‘ABD ALLAH yang sedang jatuh cinta, editor Kata zine, penerjemah, positif atau negatif, abu-abu akan mengu-
MODERATOR POJOK DISKUSI peminum anggur yang masih sibuk menyelesaikan rangi solidnya titik-titik, akan lebih baik kamu
kata_fanzine@yahoo.com kuliahnya.
menggunakan titik-titik (raster) halftone.
Gunakan Garis Tebal. Garis akan lebih mudah
dicetaknya, Amankan desain kerenmu sampai
saat selesai dicetak. Jadi hindari garis tipis.
Hati-hati Terlalu Tebal. Berhati-hati dengan area
blok selain menghabiskan tinta seringkali tinta akan
menjadi cepat retak dan rusak saat terlalu sering
dicuci
HAVE FUN WITH IT! praktek, lagi lagi dan lagi

Membincang D.I.Y
Sebuah Laporan Diskusi Tentang DIY, Pojok Taman Baca
Selama ini, terdapat asumsi bahwa Do It Yourself (D.I.Y) merupakan
gerakan kultural yang dimonopoli oleh punk sebagai subkultur. Dengan
demikian, membicarakan D.I.Y sejatinya adalah membicarakan subkultur
punk.

ada akhirnya, D.I.Y tidak hanya telah selama hal itu bukan mereduksi makna

P tereduksi dalam pemaknaan dan


pembacaannya, melainkan menjadi
sedemikian simplikatif dalam aplikasinya.
kegiatan itu sendiri.
Perlu diajukan pertanyaan di sini, apakah
semua hal tersebut adalah demikian
Olesi Bahan Peka Cahaya
Hasil jadi film di Screen

D.I.Y adalah bagaimana membuat band,


pentas musik, distribusi barang (kaset, adanya. Apakah D.I.Y merupakan fenomena
pakaian, emblem, pin, dll.) sedemikian rupa subkultur punk? Apakah D.I.Y hanya
dan membangun label rekaman. Di luar berkutat pada ranah musik melulu? Apakah
hal-hal tersebut, tidak ada tempat untuk D.I.Y itu merupakan sistem ekonomi
mengaplikasikan D.I.Y. nonkapitalis?

Hal ini terlihat tidak hanya dalam forma Lebih jauh lagi, apakah D.I.Y dipahami
fenomena belaka, melainkan ketika diskusi sebagai melakukan segala hal dengan
sendiri, tanpa bantuan orang lain? Suasana kelas belajar sablon kelet dari tatakan triplek & baju siap di pakai
mengenai hal tersebut berlangsung,
seperti yang digalakan pada Festival D.I.Y, Mengapa gejala D.I.Y muncul ke permukaan
30 Desember 2007, di Taman Sambas, pada ruang sosial kita? Jika kehidupan
Panglima Polim, Jakarta. Tentu saja, hal sosial adalah hal dinamis atau memiliki
pola dialektik, maka D.I.Y merupakan DailyLife & Traditional Kolektif: menggunakan keahlian sablonnya untuk kehidupan mer-
itu tidak berarti mengabaikan beberapa eka sehari-hari, kamu bisa dapatkan hasil kreasi mereka di Lapak depan Blok M Plaza dan
individu yang mulai melangkah jauh dalam antitesa terhadap hal apa? Bagaimana
D.I.Y itu sendiri menemukan sintesanya? berbagai tempat lainnya. Terimakasih banyak buat workshopnya, angkat topi tinggi-tinggi!
membaca dan memaknai D.I.Y. Akan tetapi,
Bagaimana menjelaskan korelasi D.I.Y, respect!
bagi individu yang hadir dalam diskusi, tidak
akan gagal mengetahui bahwa D.I.Y tidak sebagai antitesa, terhadap tesa yang
“dinegasikannya”? Sebagai sebuah gejala seberapa kuat sinar lampunya gambar tersebut. Keringkan
jauh selalu dibincangkan dalam konteks (kurang lebih 10-15 menit atau
yang memiliki lingkup batas sosio-kultural - Siapkan kain untuk di sablon
musik atau punk. Bahkan, bisa diasumsikan kamu bisa bereksperimen karena
hal tersebut juga turut dipengaruhi khas, bagaimana menjalani ke-D.I.Y-an Diatas hanyalah sekelumit penjelasan
dalam konteks Indonesia, secara umum, tergantung dengan kuatnya
tendensi dari attitude partisipan yang hadir penyinaran) singkat. Pelajaran paling penting adalah
kala itu. Seorang “musisi” atau zinemaker dan konteks lokalitasnya, secara khusus? praktek, praktek dan praktek.
Bagaimana korelasi antara D.I.Y dengan - Semprot hati-hati hingga
akan lebih banyak menguraikan D.I.Y dari
kapitalisme dan politik? Dan setumpuk permukaan yang bergambar rontok
ranah tersebut. Hal ini bukan suatu masalah,
pertanyaan lainnya. sehingga tinta dapat keluar dari

14 19
>> Seorang pemimpi, freelancer as graphic designer,
DECAY suka membaca, membuat boneka monster dan pernak-
Workshop pernik dari bahan kain bekas, pejalan kaki yang benci
didadadidi@yahoo.com polusi yang sibuk mencintai hidupnya dan kekasihnya.

Berbagi Keahlian
Awalnya hanya sekedar ide, setelah ngobrol-ngobrol dengan beberapa kawan di lingkar
Hardcore Punk yang berniat membuat gig dibalut dengan acara semacam Festival
Rekaman Musik, Pameran Kesenian, di akhir tahun 2007 kemarin. Ide ini gagal mereka
realisasikan.

denya adalah bagaimana Alat & Bahan:

I mengkampanyekan bahwa etika Do It


Yourself (selanjutnya disingkat DIY) tidak
hanya di dominasi penyelenggaraan gig
- Screen (kain kasa khusus penyaring
tinta)
- Rakel (alat untuk meratakan tinta
saja, tetapi bisa jadi bisa berkembang lebih
luas. diatas permukaan screen)
Well, singkat cerita saya bertugas sebagai - Tinta sablon khusus di kain
- Lem meja khusus sablon kain Atas dasar fenomena di atas, Festival D.I.Y, antara teori dengan praktek harus dilampaui
koordinator workshop. Maka menghubungi dalam hal ini arena Pojok Diskusi, mencoba sedemikian. Tanpa pandangan tersebut,
teman-teman yang mau berbagi keahlian - Triplek lebar sesuai ukuran baju mendiskusikan D.I.Y. sebagai upaya kita bisa terjebak pada kegalatan dan
gratis adalah tugas pertama saya, ternyata - Bahan salep pelapis peka cahaya atau menjawab kegelisahan yang ada. Mencoba pertanyaan banal semacam, yang penting
akhirnya yang pasti akan mengisi acaranya bisa disebut Ulano mengabstraksikan D.I.Y fenomenal. praktek bukan teori.
adalah Dado dan teman-teman Dailylife & Mencoba membangun analisa dan langkah
Traditional Kolektif serta Rangga, Baja dari - Air Salah satu hal menarik pada diskusi kala
terapan. Tentu saja, harus disebutkan
Kolektif Atap Alis mengisi Workshop Cukil - Kain itu ialah bahwa D.I.Y itu memang memiliki
secara cepat di sini bahwa diskusi yang
(Poster Woodcut). - Sprayer ranah ekstensif. Ekstensifikasi tersebut
digalakan sedemikian pada arena ini
Sungguh senang sekali ternyata acara bukanlah suatu hal gampangan yang
bukanlah suatu hal yang dikotomisasikan
- Meja Kaca/penyinaran (light box) bersifat subjektif (subjektif dalam terma
berbagi dan ngobrol workshop ini banyak
- Gambar di kertas kalkir atau tembus
dikunjungi dan menjadi aktifitas paling
cahaya Salah satu hal menarik pada diskusi epistemologis), melainkan prinsip-
prinsip D.I.Y itu sendiri berimplikasi
sibuk diantara pengisi acara lainnya.
Selanjutnya perkenankan saya bercerita - Penyinaran lampu (dapat diganti kala itu ialah bahwa D.I.Y itu pada pelbagai ranah. Sebut saja
dengan sinar matahari) ranah ekonomi, politik, pendidikan,
sekilas melalui kaca mata saya tentunya: memang memiliki ranah ekstensif. budaya, literatur (publikasi), dll. Hal ini
Langkah Kerja
Wokshop Sablon Memindahkan desain gambar ke Screen Ekstensifikasi tersebut bukanlah memang tidak akan terpahami ketika
sistem sosial-kemasyarakatan yang
(Silk Screen Printing) sebaiknya di tempat yang tidak terkena suatu hal gampangan yang bersifat berlangsung tidak dikritisi sedemikian.
matahari langsung. Langkah-langkahnya
Beruntung materi fotokopian langkah kerja adalah: subjektif (subjektif dalam terma Seperti yang dibincangkan oleh
sablon telah disiapkan sebelumnya oleh salah satu partisipan bahwa D.I.Y erat
teman-teman Dailylife & Traditional karena - Bersihkan screen dengan air lalu epistemologis), melainkan prinsip- kaitannya dalam mengkritisi konsep
keringkan.
memang dalam proses membuat film
- Olesi dengan Ulano dan keringkan.
prinsip D.I.Y itu sendiri berimplikasi kepemilikan. Konsep kepemilikan
sablon dibutuhkan kamar gelap yang tak itu sendiri bersinggungan dengan
mungkin dilakukan di taman yang penuh - Jika melakukan penyinaran dengan pada pelbagai ranah. pelbagai ranah dan aspek. Dan untuk
senyuman sinar mentari siang itu. Melalui lampu; letakan gambar diatasnya mengetahui latarbelakang dan kemunculan
modul singkat itu ngobrol dan proses sablon adalah screen lalu press dengan dengan praktek (aplikasi), melainkan teori konsep kepemilikan, maka studi sejarah
dilakukan. Dalam menulis tulisan ini saya tak busa sehingga permukaan gambar dan praktek adalah rangkaian ontologis perkembangan masyarakat menjadi hal
memegang modul tersebut, tapi kebetulan menjadi rata. “kebermengalami”. Jika Anda tidak yang mendesak. Itu juga, merupakan hal
saya tau sedikit tentang sablon jadi sekali menerima pandangan ini, yakni tidak wajar ketika D.I.Y dibincangkan dari titik laju
- Sinari dengan waktu secukupnya
lagi perkenankan saya mengulasnya sedikit: memisahkan rangkaian ontologis antara ini malah sangat ekstensif, di luar dugaan
lama penyinaran tergantung dari
teori dengan praktek, maka dikotomis kita selama ini.

18 15
di dalam ruang sosial
tidak bisa dilepaskan
dari urusan kapitalistik.
Ketika seseorang hendak
makan, namun tidak
memiliki uang sebagai alat
tukar makanan, maka ia
kehilangan akses terhadap
makanan. Di sini kita
melihat kebergantungan
dan ketidakberdayaan.
Ketika seseorang yang
mengekspresikan modus
eksistensinya melalui
tulisan dan hendak tidak sekolah, maka akan dianggap malas. sini bahwa kebergantungan dan kemalasan
mempublikasikannya, Dan banyak hal lain senada yang bisa yang dimaksud ialah dalam konteks
namun pihak penerbitan dijadikan contoh. Dari sini segera bisa kita ketertundukkan atas dominasi kapitalisme.
tidak bersedia temukan bahwa kemalasan ditentukan
menerbitkannya dengan dari segi produktivitas atas akumulasi Pojok Diskusi pada Festival D.I.Y ketika
alasan kurang begitu laku kapital. Semakin sedikit Anda dalam itu ramai dihadiri partisipan, untuk tidak
Era kekinian merupakan era komodifikasi. di pasar (B walaupun isi naskah tersebut mengakumulasikan kapital, maka semakin menyebut cukup ramai. Tenda atau wahana
Sebuah semangat yang dilatari atau disinari sangat bermanfaat bagi masyarakat yang malas Anda didefinisikan. diskusi bahkan tidak memadai untuk
pandangan ekonomi kapitalistik. Sejak lebih luas. Di sini kita bisa menemukan memberikan tempat duduk pada partisipan,
pelbagai hal menyimpan atau mengandung bahwa faktor dominan dalam kegiatan Masalahnya di sini ialah hal tersebut sehingga banyak yang berdiri. Air muka
implikasi atau saling memengaruhi penerbitan tersebut adalah nilai akumulasi adalah hanya salah satu pemahaman kepenuhperhatian dan kesaksamaan dalam
satu sama lain, maka kapitalisme turut kapital. kemalasan dengan menggunakan tolak mendengarkan segala perbincangan
membentuk kesadaran kolektif pada ukur tertentu. Ada juga kemalasan dalam dengan mudah terlihat. Seakan tidak puas
masyarakat dalam ruang sosialnya. Ketika Ada banyak contoh-contoh yang bisa kita bentuk kebergantungan. Dimaksud ialah mendengar, banyak partisipan yang turut
paparkan untuk menunjukkan bahwa hal- menolak kemampuan melakukan sesuatu berbicara. Walaupun akan lebih menarik
D.I.Y juga hal kebergantungan dan ketidakberdayaan
sebagai konsekuensi logis dari dominasi
yang dimiliki. Pada akhirnya, hal inilah yang lagi jika hampir semua partisipan yang
menjadikan seseorang kebergantungan. hadir mau memberikan pendapatnya.
berarti berbicara kapitalisme. Dari kasus ini, sungguh Oleh karena itu, ketika salah satu partisipan Entah, mungkin malu, atau masih bingung
akan lebih mudah memahami D.I.Y itu mengatakan bahwa D.I.Y adalah melawan merangkai permasalahan. Padahal, Pojok
ketidakmalasan. sendiri. Seperti yang diutarakan partisipan kemalasan, segera partisipan lain Diskusi ditata sedemikian dengan model
dari Bandung bahwa kebergantungan
Kemalasan selalu merupakan salah satu kunci memahami
menepisnya dengan mengatakan bahwa
justru kemalasan adalah suatu yang sangat
“bidan” atau metode Sokrates. Setiap
orang berhak berbicara, sehingga tidak
D.I.Y. Baginya, D.I.Y merupakan salah satu
berbanding jalan untuk keluar dari kebergantungan
D.I.Y. Seperti, tidak bekerja, melainkan
mencuri untuk memenuhi kebutuhan dasar,
ada pembicara tunggal. Semua adalah
pembicara.
lurus dengan tersebut. Bisa dikatakan bahwa D.I.Y
merupakan salah satu sistem sosial
misalnya. Jelas, perbenturan pandangan
Betapa pun, hal ini, yakni diskusi, sudah
tersebut hanya terlihat secara pintas lalu,
kebergantungan. alternatif. kalaupun memang ada. Sejatinya, hal cukup menggembirakan ketika dewasa
ini kajian, analisa, diskusi, dan hal senada
D.I.Y juga berarti berbicara tersebut bukan berbenturan, melainkan
satu aspek tersubordinatkan oleh aspek suatu hal yang beda dalam mengidentifikasi lainnya menjadi barang langka di tengah
ketidakmalasan. Kemalasan selalu gegap-gempita pengabaian belajar.
lainnya, maka aspek subordinatif tersebut berbanding lurus dengan kebergantungan. objek permasalahan. Kemalasan partisipan
mengikuti penyubordinatnya. Sebagai yang disebut terakhir adalah bukan Walaupun dalam diskusi semua pertanyaan
Kendati demikian masalahnya adalah, dan permasalahan tidak terjawab dan
contoh, ketika negara tidak mampu bagaimana kemalasan itu dipahami. Ketika tidak melakukan sesuatu, melainkan
mengontrol kerusakan lingkungan yang bagaimana melakukan sesuatu bukan untuk terjelaskan, paling tidak diskusi tersebut
logika kapitalistik menjadi kesadaran bisa sedikit banyak memberikan gambaran
ditimbulkan oleh kegiatan industri, hal kolektif dalam kebermasyarakatan, maka pengakumulasikan kapital. Sedangkan
tersebut disebabkan negara menjadi kemalasan partisipan sebelumnya menolak mengenai apa itu D.I.Y. Dan juga mampu
sangat besar kemungkinan definisi malas menumbuhkembangkan semangat belajar.
subordinat oleh semangat kapitalisme. ditentukan oleh sinaran tersebut. Ketika dirinya mampu melakukan suatu hal atau
Anda masih belum memiliki pekerjaan, kebergantungan.
Begitu juga pada kehidupan kekinian, Al-Dha’if Al-Majhul ‘Abd Allah ibn ‘Abd Allah
yang mana segala hal yang ditemukan dan pada titik tertentu di seperti saat Anda Dengan demikian, bisa dipahami sampai Al-Zindiq Al-Maqtul,

16 17

Anda mungkin juga menyukai