Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Mioma uterus adalah pertumbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot
polos dalam dinding uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya, sehingga dalam
kepustakaan dikenal jugadengan istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid.
Berdasarkan otopsi, novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.
Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi
yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, myoma uteri ditemukan
menjadi penyakit 5 besar yang ditemukan di poli kandungan sepanjang tahun ini.
Beberapa upaya pengobatan yang sampai saat ini sudah dilakukan adalah
dengan pembedahan, radioterapi dan observasi ( pada myoma yang masih kecil )
dengan kontrol setiap 3-6 bulan.
Peran serta perawat dalam perawatan pasca bedah / histerektomi sangat besar,
bukan saja dalam hal perawatan luka bekas opersi tetapi juga kesiapan klien
menghadapi kenyataan secara psikis.

2. Tujuan Penulisan
2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada klien post-op histerektomi atas indikasi myoma uteri.
2.2. Tujuan Khusus
2.2.1. Mengetahui pengertian myoma uteri
2.2.2. Mengetahui penyebab atau factor predisposisi dan presipitasi pada klien
myoma uteri
2.2.3. Mengetahui diagnosa yang muncul pada klien post opersi histerektomi
dengan indiksi myoma uteri.
2.2.4. Mengetahui kesenjangan antara konsep dasar teori dengan penerapan
nyata di lapangan.
3. Batasan Masalah
Pembahasan masalah pada makalah ini hanya terbatas pada asuhan keperawatan pada
klien post operasi histerektomi atas indikasi myoma uteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN
 Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang beasal dari otot uterus.
Dikenal juga dengan istilah fibromatosa, leimioma atau fibroid. (Sarwono,
1999)
 Merupakan jenis tumor uterus yang paling sering. Dapat bersifat
tunggal atau ganda, dan dapat mencapai ukuran besar. Perubahan ke arah
malignasi adalah jarang dan presentasi mioma tidak meningkatkan
kecendeungan terjadinya kanker cerviks atau endometrium. Konsistensi
keras, dengan batas kapsul yang jelas, sehingga dapat dilepaskan dari
sekitarnya.
 Dilaporkan, tidak pernah terjadi setelah menopause, bahkan yang telah
adapun biasanya mengecil bila mendekati masa menopause.

2. ETIOLOGI
Walaupun mioma uteri terjadi banyak tanpa penyebab, namun hasil
penelitian Miller dan Lipschulz yang mengutarakan bahwa terjadinya mioma
uteri tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang
selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen.
Namun demikian, beberapa factor yang dapat menjadi factor
pendukung terjadinya mioma adalah : wanita usia 35-45 tahun, hamil pada
usia muda, genetic, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi factor
pencetus dari terjadinya myoma uteri adalah adanya sel yang imatur dan
terjadi pada grandemultipara.

3. JENIS
Berdasarkan posisi mioma terhadap lapisan-lapisan uterus, dapat dibagi
menjadi ;
1. Myoma Submukosum
Myoma yang tumbuh dibawah endometrium dan menonjol ke dalam
rongga uterus.
2. Myoma Intramural
Myoma terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium
3. Myoma Subserosum
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan
uterus, diliputi serosa.
4. TANDA DAN GEJALA
Adanya myoma tidak selalu memberikan gejala karena itu myoma sering ditemukan
tanpa disengaja, yaitu pada saat pemeriksaan ginekologik. Gejala yang ditemukanpun
sangat tergantung pada tempat sarang myoma itu berada, besarnya tumor, perubahan
dan komplikasi yang terjadi ( Sarwono, 1999 ).
Adapun tanda-tanda yang umumnya terjadi adalah :
 Tumor massa, dibawah perut
Sering kali penderita pergi ke dokter oleh karena adanya gejala ini.
 Perdarahan yang abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenorea,
menorragi, dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa factor yang menjdi
penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
- pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium
sampai adenokarsinoma endometrium.
- Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
- Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya
sarang mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat
menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
 Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang myoma, yang disertai nekrosis setempat dan
peradangan
 Gejala dan Tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat moma uteri. Penekanan
pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter
dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesia,
pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan
edema tungkai dan nyeri panggul.
 Infertilitas dan Abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan atau
menutup pars interstitial tuba, sedangkan mioma submukosum juga
memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.
5. PENANGANAN DAN PENGOBATAN
Rawat inap darurat diindikaikan apabila perdarahan mengancam jiwa atau nyeri akut
abdomen. Perencanaan tata laksana harus disesuaikan dan spesifik atas
pertimbangan : keparahan gejala, keinginan mempunyai anak di kemudian hari, dan
ukuran tumor.
KURETAGGE ENDOMETRIUM
Dapat mengidentifikasi kelainan pada endometrium da menyingkirkan kemungkinan
keganasan endometrium. Apabila leiomioma ukurannya kecil, tidak mengubah
rongga endometrium dan apabila endometrium menunjukkan perdarhan anvoluntair
maka dapat dipertimbangkan untuk menekanovarium dengan tablet kombinasi
estrogen-progestrin. Hormon – hormon tersebut harus digunakan dengan hati-hati,
karena dapat membangkitkan leiomioma yang sudah ada.
PENGOBATAN OPERATIF ( MIOMEKTOMI DAN HISTEREKTOMI )
Miomektomi dianjurkan apbila pasien hendak mempertahankan atau meninkatkan
potensinya untuk hamil.
Histerektomi merupakan pengobatan definitive untuk gejala yang persisten. Namun,
hiterektomi dianjurkan bagi pasien-pasien simptomatik yang tidak lagi menghendaki
anak di kemudian hari.
RADIOTERAPI
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat
kontra indikasi untuk tindakan operatif.
Faktor Predisposisi :
 Usia 35 – 45 th
 Hamil usia muda
Faktor Predisposisi :
 Genetik
 Sel matur
 Merokok
 Grande multipara
 Alkohol
 Zat Karsinogenik
Myoma uteri

Sub mukosum Intramural Sub serosum

Post Operasi Histerictomy

Efek Anestesi Luka Operasi Cemas Perdarahan

Tidak adekwat Kelemahan Nyeri Resiko tinggi Gangguan


Peristaltik usus infeksi integritas
Gangguan kulit

 Resiko gangguan aktifitas


pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
 Resiko gangguan
pemenuhan kebutuhan
cairan kurang dari
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Darah lengkap (DL)

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adekwatnya peristaltik usus
2. Gangguan aktifitas berhubungan dengan kelemahan
3. Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan mempunyai anak.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan interupsi mekanis pada kulit atau
jaringan
6. Kurang pengetahuan tentang
7. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pembatasan cairan peroral
8. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan pasca
operatif.
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa - Mengatakan bahwa rasa sakit - Catat umur dan berat pasien, - Pendekatan pada manajemen rasa
nyaman : nyeri telah terkontrol masalah medis/psikologis yang sakit pasca opersi berdasarkan
berhubungan dengan - Tampak santai, dapat muncul kembli, sensitivitas kepada faktor-faktor variasi
luka operasi beristirahat / tidur dan ikut idiosinkratik analgetik dan proses multiple.
beraktivitas sesuai intra operasi (lokasi, ukuran, zat-
kemampuan. zat anestesi) yang digunakan.
- Evaluasi rasa sakit secara reguler - Sediakan informasi mengenai
(mis setiap 2 jam x 12) catat kebutuhan/efektivitas intervensi.
karakteristik, lokasi dan intensitas
- Catat munculnya rasa cemas/takut - Perhatikan hal-hal yang tidak
dan hubungkan dengan lingkungan dikethui (mis. Hasil biopsi)
dan persiapkan untuk prosedur dan/atau persiapan inadekuat
dapat memperburuk persepsi
pasienakan rasa sakit.
- Kaji tanda-tanda vital, perhatikan - Dapat mengindikasikan rasa sakit
takikardi, hipetnsi dan akut dan ketidaknyamanan
peningkatan pernapasan, bahkan
jika pasien menyangkal adanya
rasa sakit
- Kaji penyebab ketidaknyamanan - Ketidaknyamanan mungkin
yang mungkin selain dari prosedur disebabkan/diperburuk dengan
operasi. penekanan pada kateter
indwelling yang tidak tetap,
selang NG, jarum parenteral.
- Berikan informasi mengenai sifat - Pahami penyebab
ketidaknyamanan, sesuai ketidaknyamanan
kebutuhan.
- Lakukan reposisi sesuai petunjuk, - Mungkin mengurangi rasa sakit
misalnya semi fowler, miring dan meningkatkan sirkulasi.
Posisi semi fowler dapat
mengurangi tegangan otot
abdominal dan otot punggung
artritis, sedangkan miring
mengurangi tekanan dorsal.
- Dorong menggunakan teknik - Lepaskan tegangan otot;
relaksasi, misalnya latihan napas tingkatkan perasaan kontrol yang
dalam, bimbingan imajinasi, mungkin dapat meningkatkan
visualisasi. kemampuan koping.
- Berikan perawatan oral reguler - Mengurangi ketidak nyamanan
yang dihubungkan dengan
membran mukosa yang kering
pada zat-zat anestesi, restriksi
oral.
- Mempertahankan/menunjukkan - Observasi efek analgesik - Respirasi mungkin menurun pada
perubahan keseimbangan pemberian narkotik, dan mungkin
Resiko gangguan cairan, dibuktikan oleh menimbulkan efek-efek
volume cairan keluaran urine yang adekuat, sinergistik dengn zat-zat anestesi.
kurang dari tanda-tanda vital stabil, - Berikan obat-obatan sesuai - Analgesik IV akan dengan segera
kebutuhan tubuh membran mukosa lembab, petunjuk mencapai pusat rasa sakit,
berhubungan dengan turgor kulit baik. menimbulkan penghilangan yang
pembatasan lebih efektif dengan dosis kecil.
masukan peroral - Awasi tanda vital, pengisian - Indikasi keadekuatan volume
kapiler, status membran mukosa, sirkulasi. Hipotensi ortostatik
turgor kulit. dapat terjadi dengan resiko
jatuh/vedera segera setelah
perubahan posisi
- AwAi jumlah dan tipe masukan - Pasien tidak mengkonsumsi
cairan. Ukur haluaran urine cairan sama sekali
dengan akurat mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk masukan
kalori yang berdampak pada
keseimbangan elektrolit.
- Identifikasi rencana untuk - Melibatkan pasien dalam rencana
meningkatkan/mempertahankan untuk memperbaiki
- Pola diet dengan masukan keseimbangan cairan optimal mis ketidakseimbangan memperbaiki
kalori adekuat untuk jadwal masukan cairan kesempatan untuk berhasil.
meningkatkan/mempertahanka - Kaji hasil test fungsi elektrolit - Perpindahan cairan elektrolit,
n berat badan yang tepat. (kolaborasi) penurunan fungsi ginjal dapat
meluas mempengaruhi
penyembuhan pasien/prognosis
Resiko gangguan dan memerlukan intervensi
pemenuhan nutrisi tambahan.
kurang dari - Berikan/awasi hipealimentasi IV - Tindakan darurat untuk
kebutuhan tubuh memperbaiki ketidakseimbangan
berhubungan dengan - Menuturkan pemahaman cairan/elektrolit.
masukan makanan kondisi, efek prosedur dan - Kaji peristaltik usus klien - Kembalinya peristaltik usus
tidak adekuat pengobatan menendakan keadekuatan sistem
- Memulai perubahan gaya hidup gastrointestinal setelah
yang diperlukan dan ikut serta diistirahatkan karena anestesi
dalam progam perawatan. - Pantau keadekuatan intake per - Pengganti masukan peroral
parenteral melalui perparenteral selama
bisisng usus belum kembali
normal
Kurang pengetahuan - Berikan masukan peroral bila - Latihan dimulai dari yang halus
tentang prognosisi, peristaltik baik dan tidak ada sampai akhirnya yang lebih kasar
perkembanagn kontra indikasi.
penyakit dan - Kolaborasi pemberian parenteral - Pengganti masukan peroral.
perawatan serta - Tinjau ulang - Sediakan pengetahuan dasar
pengobatan pasca pembedahan/prosedur khusus dimana pasien dapat membuat
operatif. yang dilakukan dan harapan masa pilihan.
datang
- Tinjau ulang dan minta - Meningkatkan kompetensi
pasien/orang terdekat untuk perawatan diri dan meningkatkan
Perfusi jaringan adekuat dengan tanda- menunjukkan perawatan kemandirian
tanda: tanda vital stabil, adanya denyut luka/balutan jika diindikasikan.
nadi perifer yang kuat, kulit Identifikasi sumber-sumber untuk
hangat/kering, kesadaran normal, persediaan.
pengeluaran urine sesuai dengan - Kaji tingkat pemahaman klien - Berikan fasilitas perencanaan
individu. program pengajaran pasca
operasi.
- Diskusikan terapi obat-obatan, - Meningkatkan kerjasama dengan
meliputi penggunaan resep dan regimen; mengurangi risiko
anlgesik reaksi merugikan/efek-efek yang
tidak menguntungkan.
- Tekankan pentingnya kunjungan - Memantau perkembangan
Resiko tinggi lanjutan penyembuhan dan mengevaluasi
gangguan perfusi keefektifan regimen.
jaringan - Libatkan orang terdekat dalam - Memberikan sumber-sumber
berhubungan dengan program pengajaran. Menyediakan tambahan untuk referensi setelah
perdarahan pasca instruksi tertulis/materi penghentian.
opersi pengajaran.
- Ubah posisi secara perlahan di - Mekanisme vasokonstriksi
tempat tidur dan pada saat ditekan dan akan bergerak
pemindahan (terutama pada pasien dengan cepat pada kondisi
yang mendapatkan obat anestesi hipotensi
Fluothene)
- Bantu latihan rentang gerak, - Menstimulasi sirkulasi perifer,
meliputi latihan aktif kaki dan membantu mencegah terjadinya
lutut vena statis sehingga menurunkan
resiko pembentukan thrombus.
- Bantu dengan ambulasi awal - Meningkatkan sirkulasi dan
mengembalikan fungsi normal
- Terjadi penyembuhan luka organ
- Mendemonstrasikan tingkah - Cegah dengan menggunakan - Mencegah terjadinya sirkulasi
laku / teknik untuk bantal yang diletakkan dibawah vena statis dan menurunkan
meningkatkan kesembuhan dan lutut. Ingatkan pasien agar tidak risiko tromboplebitis.
untuk mencegah koplikasi. menyilangkan kaki atau duduk
dengan kaki trgntung lama.
- Kaji ekstremitas bagiian bawah - Sirkulasi mungkin harus dibatasi
seperti adany eritema, tanda untuk beberapaposisi selama
Homan positif. proses opersi, sementara itu obat-
obatan anestesi dan menurunkan
aktivitas dengan mengganggu
tonusitas vasomotor,
kemungkinan bendungan
vascular dan peningkatan risiko
pembentukantrombus.
Gangguan integritas - Pantau tanda-tanda vital, palpasie - Merupakan indicator dari
kulit berhubungan denyut nadi perifer, catat volume sirkulasi dan fungsi
dengan adanya suhu/warna dan pengiisian kapiler. organ/perfusi jaringan yang
interupsi mekanis Evaluasi waktu dan pengeluaran adekuat.
pada kulit tau urine.
jaringan. - Kolaborasi pemberian cairan IV/ - Mempertahankan volume
produk-produk darah sesuai sirkulasi, mendukung terjadinya
kebutuhan. perfusi jaringan.
- Berikan obat-obatan antiembolik - Meningkatkan pengembalian
sesuai indikasi. aliran vena dan mencegah aliran
vena stati untuk menurunkan
risiko trombosis.
- Beri penguatan pada balutan - Lindungi luka dari perlukaan
awal/penggantian sesuai indikasi. mekanis dan kontaminasi.
Gunakan teknik aseptic yang ketat. Mencegah akumulasi cairan yang
dapat menyebabkan ekskoriasi.
- Secara hati-hati lepaskan perekat - Mengurangi risiko trauma kulit
(sesuai arah pertumbuhan rambut) dan gangguan pada luka.
dan pembalut padawaktu
mengganti.
- Gunakan sealant/barier kulit - Menurunkan resiko terjadinya
sebelum perekat jika diperlukan. trauma kulit atau abrasi dan
Gunakan perekat yang halus/ silk memberikan perlindungan
(hipoalergenik) untuk membalut tambahan untuk kulit atau
luka yang membutuhkan jaringan yang halus.
pergantian balutan yang sering.
- Periksa tegangan balutan. Beri - Dapat mengganggu atau
perekat pada pusat incisi menuju membendung sirkulasi pada luka
ke tepi dati balutan luka. Hindai sekaligus bagian distal dari
menutup pada seluruh ekstremitas. ekstremitas.
- Periksa luka secara teratur, catat - Pengenalan akan adanya
karakteristik dan integritas kulit. kegagalan proses penyembuhan
luka/berkembangnya komplikasi
secara dini dapat mencegah
terjadinya kondisi yang lebih
serius.
- Kaji jumlah dan karakteristik - Menurunnya cairan menandakan
cairan luka. adanya evolusi dari proses
penyembuhan, apabila
- Menunjukkan teknik/ perilaku pengeluaran cairan terus menerus
yang memampukan kembali atau adanya eksudat yang bau
melakukan aktivitas. menunjukkan terjadinya
- Melaporkan kemampuan komplikasi
melakukan peningkatan - Pertahankan ketepatan salran - Failitasi letak kantong dekat luka,
toleransi aktivitas. pengeluaran cairan, berikan menurunkan risiko terjadinya
kantong penampung cairan pada infeksi dan kecelakaan secara
drain/insisi yang mengalami kimiawi pada jaringan / kulit
pengeluaran yang berbau.
- Tinggikan daerah opersi sesuai - Meningkatkan pengembalian
dengan kebutuhan. aliran vena dan menurunkan
pembentukan edema.
- Tekan arealatau insisiabdominal - Menetralisasi tekanan pada luka,
dan dada dengan menggunakan meminimalkan risiko terjadinya
bantal selama batuk atau bergerak. ruptur/dehidens
- Ingatkan pasien untuk tidak - Mencegah kontaminasi luka.
menyentuh daerah luka
- Biarkan terjadi kontak antara luka - Membantu mengeringkan luka
Intoleransi aktivitas dengan udara sesegera mungkin dan memfasilitasi proses
berhubungan dengan tutup dengan kain kasa penyembuhan luka. Pemberian
kelemahan fisik Menyatakan penerimaan diri pada tipis/bantalan sesuai kebutuhan. cahaya mungkindiperlukan untuk
situasi dan adaptasi terhadap mencegah iritasi bila tepi
perubahan pada citra tubuh luka/sutura bergesekan dengan
pakaian/linen.
- Bersihkan permukaan kulit dengan - Menurunkan kontaminasi kulit,
menggunakan hidogen peroksida membantu dalam membersihkan
atau dengan air yang mengalir dan eksudat.
sabun lunak setelah daerah insisi
ditutup.
- Berikan es pada daerah luka jika - Menurunkan pembentukan edema
dibutuhkan. yang mungkin menyebabkan
tekanan yang tidak dapat
diidentifikasi pada luka selama
periode pasca opersi tertentu.
- Memberi pengencangan
- Gunakan korset pada abdomen tambahan pada insisi yang
bila dibutuhkan. berisiko tinggi ( misalnya pada
pasien yang obesitas )
- Membuang jaringan
Gangguan harga diri - Iriigasi luka dengan menggunkana nekrotik/luka eksudat untuk
berhubungan dengan debridement sesuai kebutuhan. meningkatkan penyembuhan.
ketidakmampuan - Meningkatkan ketenagan dan
mempunyai anak. - Tingkatkan tirah baring atau istirahat. Menyediakan energi
duduk. Berikan lingkungan yang yang digunakan untuk
tenang. Batasi pengunjung sesuai penyembuhan.
keperluan. - Meingkatkan fungsi pernapasan
- Ubah posisi dengan sering. dan meminimalkan tekanan pada
Berikan perawatan kulit yang baik. area tertentu untuk menurunkan
risiko kerusakan jaringan.
- Memungkinkan periode istirahat
- Lakukan tugas dengan cepat tanpa gangguan.
sesuai dengan toleransi. - Tirah baring lama dapat
- Tingkatkan aktivitas sesuai menurunkan kemampuan. Ini
toleransi, Bantu melakukan latihan dapat terjadi karena keterbatasan
rentang gerak sendi pasif/aktif. aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
- Meningkatkan relaksasi dan
- Dorong penggunaanteknik penghematan energi,
manajemen stress, contoh memusatkan kemabali perhatian
relaksasi progresif, visualisasi, dan dapt meningkatkan koping.
bimbingan imajinasi. Berikan
aktivitas hiburan yang tepat,
contohnya menonton TV,
mendengarkan radio atau
membaca. - Memberikan minat dan perhatian;
- Berikan waktu untuk memberikan kesempatan untuk
mendengarkanmasalah dan memperbaiki kesalahn konsep,
ketakutan pasien dan orang contoh wanita tajut kehilangan
terdekat. Diskusikan persepsi diri kewanitaannya dan
pasien sehubungan seksualitasnya, peningkatan berat
denganantisipasi perubahan dan badan dan perubahan tkarena
pola hidup khusus. menopause.
- Perawat perlu menyadari apakah
- Kaji strss emosi klien. Identifikasi arti tindakan ini terhadap pasien
kehilangan pada klien / orang untuk menghindari tindakan
terdekat. Dorong klien untuk kurang hati-hati atau terlalu
mengekspresikan dengan tepat. menyendiri. Wanita merasa takut
akan ketidakmampuan memenuhi
peran reproduksi dan mengalami
kehilangan.
- Memberikan kesempatan kepada
- Berikan informasi akurat, kuatkan klien untuk bertanya dan
informasi yang didapat mengasimilasi informasi.
sebelumnya. - Membantu dalam membuat
- Ketahui kekuatan individu, dan kekuatan yang telah ada bagi
identifikasi perilaku koping positif klien untuk digunakan dalam
sebelumnya. situasisaat ini.
- Meningkatkan saling berbagi
- Berikan lingkungan terbuka pada keyakinan / nilai tentang subyek
klien untuk mendiskusikan sensitive dan mengidentifikasi
masalah seksualitas. kesalahan konsep/ mitos yang
dapt mempengaruhi penilaian
situasi
- Mengidentifikasi tahap
- Perhatikan perilaku menarik diri, kehilangan/ kebutuhan intervensi.
menganggap diri negatif,
penggunaan penolakan atau terlalu
memasalahkan perubahan actual/
yang ada. - Mungkin memerlukan bantuan
- Rujuk konseling ke professional sesuai tambahan untuk mengatasi
kebutuhan ( kolaborasi ) perasan kehilangan.

Anda mungkin juga menyukai