Anda di halaman 1dari 6

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN

SAFETY RIDING
DI WILAYAH RW III KELURAHAN JATISARI
KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Aprilia Ninda (G3A015074) 6. Nurnina R (G3A015116)


2. Suci Indriani (G3A015075) 7. Syamsul H (G3A015100)
3. Syamsudin (G3A015080) 8. Imam P (G3A015122)
4. Ahmad Safii (G3A015087) 9. Ida Farida K (G3A015088)
5. Wilujeng P (G3A015106) 10. Kusnul K (G3A015109)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016
PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN
SAFETY RIDING
DI WILAYAH RW III KELURAHAN JATISARI
KECAMATAN MIJEN

A. Latar Belakang

Program safety riding yang sering dipublikasikan oleh berbagai pihak, contohnya
pihak kepolisian lalu lintas seperti nya belum banyak diterapkan oleh para pengendara
roda dua. Padahal banyak diantara mereka yang pada dasarnya telah mengetahui makna
dari safety riding. Safety riding atau keselamatan berkendara, yaitu suatu persyaratan
yang harus diterapkan oleh para pengguna kendaraan roda dua. Safety riding terdiri dari
3A, yaitu Attribute, Attitude dan Action. Attribute atau Perlengkapan (berkendara),
Attitude atau Sikap dan Action atau Aksi saat kita berkendara. Konsep safety riding yang
dipublikasikan itu tidaklah cukup untuk menjelaskan kepada rider (pengendara)
mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas. Pengendara motor yang tidak memakai
atribut berkendara dengan lengkap dan etika berkendara yang buruk. Kurangnya etika
dalam berlalu lintas dapat menimbulkan dampak negatif bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Terkadang ada beberapa alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan mengapa para
pengendara melalaikan pentingnya safety riding. Alasan yang pertama adalah para
pengendara yang terburu-buru, sehingga tidak lagi memperhatikan safety riding. alasan
ini sering terjadi pada para siswa, karena mereka mengejar waktu dan berupaya agar
tidak datang terlambat kesekolah. Dan, alasan yang kedua adalah kurangnya kesadaran
dan pengetahuan tentang pentingnya safety riding.
Faktor pertama penentu keselamatan transportasi, yaitu kultur atau budaya
berkendara yang kurang baik. Oleh karena itu, masyarakat harus diberikan pemahaman
serta penyadaran pentingnya disiplin berkendara dengan mengubah kultur berkendara
yang tidak tertib menjadi tertib dan patuh pada rambu lalu lintas.
Undang-undang sudah memberikan aturan dan arahan yang jelas, Tetapi banyak pelaku
justru kurang memahami dan mengimplementasikan secara konkret. Selain Safety riding,
kita juga harus menerapakan tertib pada rambu-rambu yang ada. Rambu-rambu lalu
lintas dibuat untuk memberikan panduan keselamatan bagi pengguna jalan dan jangan
lupa untuk selalu membawa SIM dan STNK demi kenyamanan saat berkendara.
Dengan bertambahnya pengguna sepeda motor, maka kecelakaan sepeda motor juga
sering terjadi. Menurut data dari Media Indonesia korban tewas dalam berbagai
kecelakaan lalu lintas selama libur lebaran tahun 2009 mencapai 702 orang, 859 luka
berat dan 1697 luka ringan. 71 persen kecelakaan yang terjadi melibatkan sepeda motor.
Mengapa kecelakaan banyak menimpa pada pengguna sepeda motor? Ini terjadi karena
kurangnya memperhatikan keselamatan dalam berkendaraan atau Safety Riding. Oleh
karena itu tanggung jawab utama untuk keselamatan di jalan ada dalam diri Anda sendiri.
Berdasar angket yang telah disebar diwilayah RW III Kelurahan Jatisari Semarang
faktor perilaku yang menggunakan helm saat berkendara sebanyak 93 responden (65 %)
dan responden yang tidak menggunakan helm saat berkendara sebanyak 51 responden (
35% ). Didapatkan hasil 75 responden ( 52% ) ada anak dibawah umur 17 tahun yang
sudah mengendarai sepeda motor di lingkungan responden dan sebanyak 69 responden (
48% ) anak diatas umur 17 tahun yang mengendarai sepeda motor di lingkungan
responden. Faktor lingkungan yaitu sebanyak 41 responden ( 28%) mengatakan pernah
terjadi kecelakaan di jalan turunan dan berlubang di sekitar lingkungan responden dan
sebanyak 103 responden (72%) mengatakan tidak pernah terjadi kecelakaan di jalan
turunan dan berlubang di sekitar lingkungan responden. Faktor pengetahuan yaitu
terdapat 128 responden ( 89%) mengetahui cara pemakaian helm yang baik dan benar
dan sebanyak 16 responden (11%) tidak mengetahui cara pemakaian helm yang baik dan
benar. Faktor kebijakan yaitu sebanyak 128 responden ( 89% ) mengetahui cara
pemakaian helm yang baik dan benar dan sebanyak 16 responden (11% ) tidak
mengetahui cara pemakaian helm yang baik dan benar, sebanyak 27 responden ( 19% )
mengatakan sudah pernah ada penyuluhan tentang cara berkedara yang baik dan benar
dan sebanyak 117 responden ( 81%) mengatakan belum pernah ada penyuluhan tentang
cara berkendara yang baik dan benar, sebanyak 119 responden ( 83% ) mengetahui
peraturan tentang pemakain helm yang berstandar SNI, dan sebanyak 25 responden (
17% ) tidak mengetahui peraturan tentang pemakaian helm yang berstandar SNI
Dalam pertemuan Lokmin I telah disepakati oleh warga untuk melaksanakan
program sosialisasi safety riding di wilayah RW III Jatisari
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan sosialisasi safety riding selama 1x30 menit diharapkan masyarakat

dan remaja RW III dapat memahami tentang safety riding


2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan sosialisasi safety riding diharapkan masyarakat mampu:

1. Menggunakan helm saat berkendara?

2. Menaati rambu dan peraturan lalulintas?

C. TOPIK KEGIATAN

Kegiatan yang dilaksanakan ini disebut sosialisasi safety riding diwilayah RW 03

kelurahan Jatisari Mijen

D. HARI / TANGGAL

Kamis, 17-11-2016 Jam 19.00 dirumah bapak Slamet RT 02 RW III

E. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh warga yang ada di wilayah RW III Kelurahan Jatisari

Kecamatan Mijen, Semarang.

F. Metode

Metode yang digunakan dalam sosialisasi safety riding adalah Tanya jawab/ diskusi.

G. Media

Media yang diperlukan dalam pendidikan kesehatan ini meliputi:

1. Pengeras suara

H. Setting Tempat
I. Struktur Organisasi

Ketua : Syamsul Hadi

Pemateri : Aipda. Suprihatin (Bimas)

J. Susunan Acara

NO TAHAP / WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN AUDIENS

1 Pembukaan 1. Salam pembukaan  Menjawab salam

(5 menit) 2. Menjelaskan maksud dan tujuan  Mendengarkan penjelasan

pendidikan kesehatan

3. Melakukan kontrak waktu yang

disepakati

4. Apersepsi

2 Kegiatan Inti (15 Sosialisasi safety riding  Mendengarkan dan

menit) memperhatikan

3 Diskusi/Tanya Jawab Memberikan kesempatan untuk  Bertanya

(10 menit) bertanya

4 Penutup 1. Evaluasi dengan memberikan  Menjawab pertanyaan

(5 menit) pertanyaan secara lisan

2. Menyimpulkan materi  Memperhatikan

3. Memberikan reinforcement

positifkepadaaudiensatasjawaban

yang diberikan

4. Salam penutup

K. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktural

a. Preplanning sudah siap dan sudah dikonsulkan maksimal 1 hari sebelum

pelaksanaan sosialisasi safety riding


b. Surat permohonan ijin sosialisasi safety riding ke polsek Mijen sudah disampaikan

1 minggu sebelum kegitan yang diketahui oleh Ketua RW III

c. Kontrak tempat dan waktu sudah dilaksanakan 2 hari sebelum pelaksanaan

sosialisasi

d. Setting tempat sudah dilakukan 1 jam sebelum pelaksanaansosialisasi

2. Evaluasi Proses

a. Peserta menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati.


b. Peserta memperhatikan terhadap materi yang disampaikan.
c. Peserta aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui.
d. Tanya jawab berlangsung dengan lancar.
3. Evaluasi Hasil

Evaluasi dilakukan dengan metode tanya jawab.

85 % warga memahami tentang pentingnya safety riding bagi pengguna jalan

Anda mungkin juga menyukai