Anda di halaman 1dari 22

FISIKA KESEHATAN

FISIKA SISTEM KARDIOVASKULAR

OLEH:
LIKA ANGGRAINI
A1C315013

DOSEN PENGAMPU: Dra. ASTALINI, M.Si

PENDIDIKAN FISIKA REGULER 2015


JURUSAN MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Fisika Kesehatan. Dimana mata kuliah ini
merupakan mata kuliah pilihan yang diikuti oleh mahasiswa/i program S-1
Pendidikan Fisika Universitas Jambi. Selanjutnya, kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dra. Astalini, M. Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Fisika Kesehatan, yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
dampak positif bagi kita semua, Amin.

Jambi, Februari 2018

Penyusun

ii | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
2.1. Prinsip Bernouli Diaplikasikan Pada Sistem Kardiovaskular .................. 3
2.2. Kecepatan Aliran Darah ........................................................................... 4
2.3. Aliran Darah- Laminar dan Turbulen ....................................................... 8
2.4. Bunyi Jantung ......................................................................................... 10
2.5. Fisika dari Beberapa Penyakit Kardiovaskular ...................................... 12
2.6. Fungsi Lain dari Darah........................................................................... 16
BAB III ................................................................................................................. 18
3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu fisika kesehatan atau disebut dengan medical physics adalah ilmu
yang menggabungkan dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu : ilmu fisika
dan ilmu kesehatan serta keterkaitannya. Fisika kesehatan mengacu pada
dua bidang kajian utama: penerapan fungsi ilmu fisika pada tubuh manusia
dan penerapannya untuk mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh
(physics of physiology) Penerapan ilmu fisika pada kegiatan teknik
pemeriksaan medis. (konsep dasar dan cara kerja peralatan kedokteran yang
digunakan untuk mendiagnosa para pasien). Fisika merupakan suatu bidang
ilmu yang banyak sekali manfaatnya dalam segala aspek kehidupan. Selain
bidang teknologi, fisika juga diterapkan dalam bidang kedokteran yang
sering kita sebut dengan fisika medik. Banyak masyarakat yang tidak
mengetahui hal ini, yang dipahami oleh masyarakat bahwa fisika hanya
berkelut dengan rumus, teknologi dan perhitungan. Namun tidak hanya itu
fisika juga membahas kesehatan didalam tubuh, baik itu sistem ataupun
organnya, salah satu contohnya yaitu fisika sistem kardiovaskular.
Darah dan suplai O2-nya sangat pentign bagi tubuh dimana jantung
adalah organ pertama yang membangun embrio. Delapan minggu setelah
pembentukkan jantung bekerja untuk mensirkulasikan darah menuju jaringn
janin. Karena janin belum dapat mengfungsikan paru-paru, dan tiak ada cara
mendapat udara, janin harus mendapatkan darah yang teroksigenasi dari
ibunya melalui tali pusat. Jantung pada janin memiliki pembukaan yang
memungkinkan darah melewati paru-paru dngan mengalir secara langsung
dari serambi kanan menuju serambi kiri. Sebagai hasilnya hanya sekitar
10% dari darah yang disirkulasikan menuju paru-paru janin.
Tubuh memiliki juatan sel, yang bekerja sebagaimana mesin-mesin
individual. Karena hal itu, sebuah sistem elaboarsi transportasi dibutuhkan
untuk mengirim bahan bakar dan O2 menuju sel-sel dan membuang sisa
produksi. Darah mewakili 7% dari massa tubuh atau sekitar 4,5 kg (pada

1|Fisika Sistem Kardiovaskular


volume ~4,4 liter) dari seseorang dengan berat 64 kg (141lb) darah,
jaringan-jaringan darah, dan jantung membentuk sistem kardiovaskular
(CVS). Kardiologis menyembuhakan pasien terhadap serangan jantung dan
mendeteksinya dengan elektrokardiogram.
Selain itu, adapun dalam kesempatan kali ini penulis akan
menyampaikan tentang sistem kardiovaskular.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Bagimana Prinsip Bernouli Diaplikasikan Pada Sistem Kardiovaskular?
2. Berapa Kecepatan Aliran Darah?
3. Bgaimana Aliran Darah- Laminar dan Turbulen?
4. Bagaimana Bunyi Jantung?
5. Apa saja Fisika dari Beberapa Penyakit Kardiovaskular?
6. Apa Saja Fungsi lain dari Darah?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan ini sebagai berikut:
1. Mengetahui Prinsip Bernouli Diaplikasikan Pada Sistem
Kardiovaskular
2. Mengetahui Kecepatan Aliran Darah
3. Mengetahui Aliran Darah- Laminar dan Turbulen
4. Mengetahui Bunyi Jantung
5. Mengetahui Beberapa Penyakit Kardiovaskular
6. Mengetahui Fungsi lain dari Darah

2|Fisika Sistem Kardiovaskular


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Prinsip Bernouli Diaplikasikan Pada Sistem Kardiovaskular


Ketika terdapat aliran deras cairan seperti air, tekanan dikurangi pada
sudut kederasan cairan yang bergerak. Sebagai contoh, aliran deras air pada
keran mandi mengakibatkan pengurangan tekanan pada sekeliling penutup
dan penutup masuk kedalam air. Kesamaannya, ketika jendela mobil yang
bergerak untuk pertama kalinya diturunkan tekanan yang dikurangi
mengakibatkan udara mengalir deras diluar jendela mengakibatkan benda-
benda berterbangan keluar jendela.
Prinsip bernoulli berdasarkan pada hukum konservasi energi. Tekanan
pada cairan adalah bentuk energi potensial PE karena tekanan memiliki
kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang berguna. Pada cairan yang
bergerak terdapat energi kinetik KE terhadap pergerakan. Energi kinetik ini
dapat ditunjukkan sebagai energi per satuan volume atau joule per meter
kubik. Karena 1 joule (J) = 1Nm, kemudian 1J/m3 = 1 (Nm)/m3 (atau 1 Pa),
satuan yang digunakan untuk tekanan dalam satuan SI. Jika cairan mengalir
melalui tabung tanpa gesekan seperti yang di tunjukkan oleh gbr 2.10,
kecepatan meningkat pada bagian sempit dan energi kinetik KE yang
meningkat pada cairan dicapai oleh pengurangan energi potensial tekanan
dalam tabung. Seiring kecepatan berkurang lagi pada sisi jauh pembatasan
energi kinetik di konversikan kembali menjadi energi potensial dan tekanan
meningkat kembali pada manometer.

Gambar 2.10. kecepatan dari cairan bertambah pada bagian yang menyempit dari tabung,
sebgian dari energi potensial (tekanan) dikonversi ke energi kinetik dengan demikian
tekann P2 yang lebih rendah pada bagian ini. P2 lebih kecil dari P1 dn P3.

3|Fisika Sistem Kardiovaskular


Kita menghitung rata-rata energi kinetik persatuan volume untuk 10-3
kg(10-6 m3) dari darah ketika meninggalkan jantung. Karena rata-rata
kecepatan adalah sekitar 0,3 m/detik (30cm/detik), energi kinetik dari massa
darah adalah:
KE=(1/2) mv2 = (1/2) x (10-3) x (0,3)2 = 45 x 10-5 J
Karena voume yang terlibat adalah 10-6 m3, hal ini dapat dipikirkan sebagai
energi persatuan volume dari 45 J/m3 darah yang meninggalkan jantung.
Kepadatan energi ini setara dengan tekanna 45 Pa atau sekitar 0,44 mmHg.
Bagaimanapun juga, selama latihan berat kecepatan darah yang dipompa
oleh jantung dapat meningkat 5 kali dari rata-rata kala beristirahat. Selama
puncak debar jantung, faktor energi kinetik dapat memiliki keseimbangan
teknan sebanyak 10 kPa (75mmHg) dan mewakili 30% kesuluruhan kerja
jantung.

2.2. Kecepatan Aliran Darah


Seiring darah bergerak menjauh dari jantung, arteri bersimpangan
berulang kali untuk membawa darah ke berbagai jaringan. Saluran darah
terkecil adalah saluran pembuluh kapiler. Saluran tersebut sangat kecil
(dengan diameter ~20µm). Dan terdapat jutaan pembuluh kapiler dalam
tubuh. Terdapat banyak pembawa darah dengan jumlah keseluruhan daerah
tumpang tindih yang serta dengan tabung dengan diameter hampir 0,3m!
Keseluruhan daerah saluran tumpang tindih dalam sistem sirkulasi
ditunjukkan secara sistematis pada gbr 2.11.
Seiring darah pergi dari aorta menuju arteri yang lebih kecil dan
arteriole dengan keseluruhan daerah tumpang tindih yang lebih besar
kecepatan darah menurun sebanyak kecepatan sungai menurun pada posisi
yang lebih luas. Gambar 2.11 juga menunjukkan secara sistematis kecepatan
aliran darah pada posisi yang berbeda dari sistem sirkulasi. Catatlah bahwa
kecepatan berkaitan dengan arah sebaliknya terhadap keseluruhan daerah
tumpang tindih dari saluran-saluran yang membawa darah. Kecepatan sama
dengan laju aliran di bagi dengan daerah tumpang tindih. Rata-rata
kecepatan dalam aorta adalah sekitar 0,3m/detik; rata-rata kecepatan dalam

4|Fisika Sistem Kardiovaskular


pembuluh kapiler hanya sekitar 10-3 m/detik (1mm/detik). Pergantian O2
dan CO2 terjadi dalam pembuluh kapiler dan kecepatan rendah ini
mmberikan waktu berdifusi bagi gas untuk timbul.

Gambar 2.11. kurva garis putus-2 memperlihatkan skema perubahan potongan melintang
sistem sirkulasi. Kecepatan aliran darah (geras tebal) berkurang dengan bertambahnya
total daerah potongan melintang. Total area tersebut diperoleh dengan menambahkan
semua luas pembuluh darah pada jarak yang diberikan dari jantung. Catat bahwa vena
cava mengembalikan darah ke jantung mempunyai luas potongan yang lebih luas dari
aorta

Anda tidak ragu mengenali karakteristik cairan yang di sebut


kekentalan (Ƞ). Siarup yang anda tambahkan pada kue pan anda mengental
pada tingkat yang berbeda dari krim yang anda taruh pada kopi anda dan air
yang anda masukkan dalam gelas. Kelicinan atau kemudahan dengan mana
cairan mengental adalah indikasi dari kekentalan tersebut. Satuan SI untuk
kekentalan pascal-detik (Pa.s). kekentalan air sekitar 10-3 Pa.s pada suhu
200C. Kekentalan sirup yang tebal mungkin sekitar 100 Pa.s. kekentalan
darah biasanya 3 sampai 4 x 10-3 Pa.s, tetapi tergantung pada prosentase
eritrosit dalam darah. (hematokrit). Seiring kenaikan hematokrit, kekentalan
meningkat (gbr. 2.12). seseorang dengan penyakit policitemiavera dimana
terdapat kelebihan produksi eritrosit memiliki hematokrit tinggi dan sering
memiliki gangguan sirkulasi. Kekentalan darah juga tergantung pada suhu.
Seiring darah menjadi dingin, kekentalan meningkat dan pengurangan
berikutnya mengakibatkan suplai darah menjadikan kaki dan tangan dingin.

5|Fisika Sistem Kardiovaskular


Gambar 2.12. prosentase sel darah merah bertambah dalam darah (hematocrit tinggi).
Viskositas bertambah, laju aliran berkurang.

Perubahan dari 370 C meningkatkan kekentalan darah dengan faktor


2,5. Perokok umumnya memiliki hematokrit yang tinggi daripada yang
bukan perokok. Hal ini seperti akibat dari fakta bahwa perokok bernafas
pada 250 ml karbon monoksida (CO) dari setiap bungkus rokok. CO
mengurangi kemampuan eritrosit untuk membawa O2 dan tubuh
mengkompensasikan hal itu dengan memproduksikan lebih banyak eritrosit.
Hematokrit yang lebih banyak mengakibatkan kekentalan lebih besar, yang
dapat mengakibatkan lebih besar, yang dapat mengakibatkan lebih banyak
penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung.
Sebagai tambahan untuk kekentalan, faktor lain yang mempengaruhi
aliran darah pada saluran ; perbedaan tekanan dari satu ujung dengan ujung
yang lainnya, panjang saluran dan radiusnya.
Hukum poiseulle di abad ke-19 mempelajari aliran melalui tabung
tergantung pada perbedaan tekanan dari satu ujung ke ujung lainnya (P A-
PB), panjang L dari tabung, radius tabung dn kekentalan 𝜂 cairan. Bila
perbedaan tekanan di gandakan, laju aliran juga digandakan. Aliran
bervariasi sebaliknya dengan panjang dan kekentalan. Bila digandakan laju
aliran dikurangi 1 1⁄2 penemuan yang sangat mengejutkan poiseuille
berhubungan dengan ketergantungan laju aliran pada radius tabung.

6|Fisika Sistem Kardiovaskular


Gambar 2.13. penemuan poiseuille. Aliran melalui tabung bergantung pada perbedaan
tekanan dri satu ujung tabung ke ujung yang lain, panjang tabung, viskositas cairan, dari
jari-2 tabung. Jari-2 mempunyai pengaruh lebih besar pada laju aliran.

Seperti yang ia duga, laju aliran mningkat bersamaan dengan radius tabung
yang meningkat; yang mengejutkan adalah betapa derasnya laju aliran
meningkat; yang mengejutkan adalah betapa derasnya laju aliran meningkat
dengan sedikit peningkatan pada radius. Sebagai contoh, bila radius
digandakan laju aliran meningkat dengan faktor 16. Ketika seluruh variabel
ditempatkan bersama dengan tetap, (π/8), kita mendapatkan persamaan
poiseuille:
Laju aliran=(PA-PB) (π/8)(1/ 𝜂)(R4/L)

Pada satuan SI laju aliran akan menjadi m3/detik bila PA-PB dalam Pa, 𝜂
dalam Pa.s dan R serta L dalam m.

Hukum Poiseuille mengaplikasikam tabung kaku pada radius tetap.


Karena arteri utama memiliki dinding elastis dan melebar setiap detakan
jantung, darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi tidak mengikuti hukum
sebagimana mestinya. Sebagai tambahan, kekentalan darah berubah dengan
laju aliran; bagaimanapun juga, efek ini tidak perlu diperhatikan.

Walaupun keseluruhan daerah tumpang tindih arteriole jauh lebih


besar dari aorta, sebagian besar tekanan jatuh timbul menyebrangi arteriole
karena penolakan besar aliran yang diproduksi oleh faktor R4. Penurunan
terbesar berikutnya ialah menyebrangi pembuluh kapiler (gbr 8.5).

7|Fisika Sistem Kardiovaskular


2.3. Aliran Darah- Laminar dan Turbulen
Karakteristik penting dari aliran laminar adalah kesunyinnya. Bila
seluruh aliran darah adalah laminar, sedikit informsi dapat dicapai dari
jantung dengan stetoskop. Suara jantung terdengar oleh stetoskop karena
sebagian besar diakibatkan oleh aliran berarus. Sebagian suara dari
pembukaan dan penutupan katup jantung. Selama pengukuran tekanan
darah, pembatasan yang diproduksi oleh lorong tekanan pada lengan
produksi aliran berarus dan menghasilkan getaran yang dapat di deteksi oleh
stetoskop pada arteri brachial.
Pada aliran laminar darah yang bersentuhan dengan dinding saluran
darah biasanya tetap, selaput darah yang berlanjut ke selaput luar bergerak
perlahan, selaput bertumpuk bergerak lebih cepat seperti air pada bagian
tengah aliran bergerak lebih cepat daripada air pada tepian (gbr.8.14). sifat
ini memiliki efek pada distribusi sel-sel darah merah dalam sistem sirkulasi.

Gambar 2.14. aliran darah dalam pembuluh. (a) dalam laminar, pada hampir semua
pembuluh kecepatan di tengah lebih besar ditunjukkan oleh panah yang lebih panjang. (b)
distribusi sel darah merah tidak merat pada tengah lebih padat menyebabkan aliran
kedalam arteri yang kecil prosentase darah merah lebih kecil daripada darah dalam arteri
utama.

8|Fisika Sistem Kardiovaskular


Gambar 2.15. jika cairan mengalir dalam tabung lonjong dan panjang kecepatan
berangsur-angsur bertambah ke titik dimana timbul kecepatan kritis V c, menghasilkan
aliran turbulen.

Eritrosit (sel darah merah) pada arteri tidak distribusikan secara


seragam; lebih banyak di tengah-tengah daripada di sudut-sudut (gbr.2.14).
hal ini memproduksi dua efek. Ketika darh memasuki saluran kecil dari sisi
menuju saluran utama prosentase eritrosit dalam darah (hematokrit) akan
berkurang dari pada saluran utama karena efek “pembuihan”. Efek kedua
lebih penting,

Gambar 2.16. (a) ketika aliran dalam tabung menjadi turbulen (pada tekan P c) slop laju
aliran terhadap tekanan berkurang bendingkan dengan aliran laminar pertambahan
tekanan lebih besar adalah penting guna memperoleh partambahan laju aliran yang
diberikan. (b) dalam arteri dengan rintangan tekanan diperlukan untuk menghasilkan laju
aliran yang lebih besar dibandingkan dalam arteri normal pada ukuran yang sama. Dalam
tambahan, bila jantung dipanggil untuk menambah laju aliran dari V a ke Vb turbulen
terjadi dalam arteri dengan rintangan meminta pertambahan tekanan yang sangat besar
(ΔP2 vs ΔP1) dan menyebabkan usaha yang lebih besar dari jantung.

9|Fisika Sistem Kardiovaskular


karena plasma sepanjang dinding saluran bergerak lebih pelan dari pada
eritrosit, darah pada saluran besar memiliki prosentase eritrosit lebih besar
daripada ketika meninggalkan jantung.hal ini menyebabkan peningkatan
pada hematokrit di tangan dan kaki sehingga sekitar 10% dari hematokrit
seluruh darah.
Bila anda secara bertahap menaikan kecepatan cairan yang mengalir
dalam tabung dengan mengurangi radius tabung, cairan akan mencapai
kecepatan kritis Vc ketika aliran laminar berubah menjadi aliran berarus
(gbr.2.15) kecepatan kritis akan menjadi lebih rendah. Bila terdapat
pembatasan atau gangguan pada tabung. Osborne Reynolds mempelajari hal
ini pada tahun 1883 dan menentukan bahwa kecepatan kritis setara dengan
kekentalan Ƞ cairan dan setara secara terbatas dengan kepadatan ρ.
Aliran laminar lebih efisien daripada aliran berarus. Hal ini di
ilustrasikan dengan grafik pada gbr.2.16a. lereng kurva pada daerah aliran
laminar lebih besar daripada daerah berarus. Yang berarti, kenaikan yang
diberikan pada tekanan mengakibatkan kenaikan lebih besar daripada
tingkat aliran laminar daripada tingkat aliran berarus. Pengurangan dalam
efisiensi nyata dalam aliran darah melalui arteri dengan gangguan
(gbr.2.16b). untuk tingkat aliran VA tekanan P1 di perlukan untuk arteri
normal dan bagaimanapun juga tekanan yang lebih tinggi V2 di perlukan
untuk arteri yang terhambat. Bila kedua arteri lebih sesuai untuk
mengirimkan aliran baru VB, peningkatan tekanan ΔP (dan oleh karena itu
usaha) akan menjadi jauh lebih besar untuk arteri yang terhambat karena
alirannya berarus.

2.4. Bunyi Jantung


Suara detak jantung yang di dengar dengan menggunakan stetoskop
disebabkan oleh getaran yang terjadi pada jantung dan saluran utama.
Pembukaan dan penutupan jantung memberikan banyak kontribusi pada
suara jantung; aliran terjadi berarus timbul pada saat-saat ini dan getaran
yang diproduksi sering terjadi pada rentang yang dapat didengar.

10 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Gambar.2.17. hubungan waktu pada electrocardiogram (ECG), bunyi jantung
(phonocardiogram), dan ventricular kiri dan tekan pada aorta. Ventricle mulai
berkontraksi pada waktu t=0 dan katup aorta mmbuka ketika tekanan ventrikular
menimbulkan tekanan aorta. Ini berkontribusi ke bunyi jantung pertama. Penutupan katup
aorta berkontribusi ke bunyi jantung kedua. Bunyi yang pertama normalnya lebih panjang
dan lebih keras dari bunyi jantung kedua.

Suara-suara lain dapat terdengar bila jantung tidak dalam keadaan normal
suara-suara bergemerisik dapat diproduksi bila terdapat hambatan yang
mengakibatkan aliran berarus selama perputaran kardiak.
Jumlah dan kualitas suara yang terdengar tergantung pada desain
stetoskop sebaik tekanannya pada dada, lokasinya, orientasinya tubuh dan
fase perputaran pernapasan. Terdapat posisi optimal untuk mendengarkan
beragam suara jantung dengan stetoskop. Pada umumnya, suara tidak
terkirim secara baik dari cairan menuju udara, oleh karena itu suara jantung
tidak terdengar baik bila suara harus bergerak melalui paru-paru.
Suara dari jantung normal memiliki rentang frekuensi 20 sampai 200
Hz. Kesensitifan telinga sangat buruk pada frekuensi rendah; agar terdengar,
suara frekuensi 20 Hz harus lebih peka sekitar 1000 kali dari suara pada
frekuensi 200 Hz. Jantung yang normal memprosuksi beberapa suara yang
tak dapat didengar dengar dengan stetoskop yang baik, bahkan pada kondisi
optimal.
Penyetara elektronik digunakan dalam phonocardiography (ilmu suara
Jantung) memiliki lebih banyak perbedaan yang merespon daripada telinga

11 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
manusia, sehingga rekaman tidak berhubungan secara baik dengan telinga
seorang kardiolog. Kesamaannya, sebuah stetoskop yang secara elektronik
disetarakan mengubah suara yang dapat didengar oleh seorang dokter.

2.5. Fisika dari Beberapa Penyakit Kardiovaskular


Karena banyak aspek fisik sistem kardiovaskular, penyakit jantung
sering memiliki komponen fisik. Usaha yang dilakukan jantung secara kasar
adalah waktu penekanan otot-otot jantung terhadap berapa lama jantung
bekerja. Apapun yag meningkatkan tekanan otot atas beberapa bekerja akan
meningkatkan daya kerja jantung. Sebagai contoh, tekanan darah tinggi
(hipertensi) mengakibatkan tekanan otot meningkat dari tingkat tekanan
semestinya. Tingkat kecepatan jantung (tachydia) bertambah,
mengakibatkan daya kerja karena jumlah waktu yang dihabiskan oleh otot
jantung untuk memompa darah per menit meningkat.
Penyakit jantung yang menyebabkan kematian adalah serangan
jantung. Serangan jantung diakibatkan oleh penutupan satu atau lebih
pembuluh arteri terhadap otot-otot jantung. Otot jantung yang tidak
mendapat suplai darah akan mati (infract). Penutupan ini tidak selalu segera
mempengaruhi sinyal elektris yang mengontrol perdebaran jantung, dan
oleh karena itu seseorang yan sebelumnya mengalami serangan jantung
mungkin tetap memiliki hasil EKG normal.
Selama dan setelah serangan jantung, kemampuan otot jantung
memompa darah menuju tubuh secara serius melemah. Untuk mengurangi
kapasitas kerja jantung, istirahat di tempat tidur dan terapi O2 disarankan.
Memberikan O2 dapat menaikan O2 dalam darah sehingga hanya sedikit
darah yang harus disirkulasikan menuju jaringan O2 ini mungkin yang
paling menguntungkan untuk otot jantung itu sendiri. Terdapat banyak jalur
alternatif lainnya bagi darah untuk mencapai otot, dan anatomose ini
menyediakan O2 untuk daerah yang terblokir. Satu dari sebagian tujuan
program latihan reguler adalah untuk menekan sistem kardiovaskular untuk
menjaga jalur ini tetap terbuka.

12 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Penyakit jantung lain yang bisa terjadi adalah kegagalan sekat jantung.
Penyebab penyakit ini tidak dapat dimengerti sebagaimanapun penyebab
serangan jantung. Penyakit ini di tandai dengan pembesaran jantung dan
pengurangan kemampuan untuk menyediakan sirkulasi yang memadai.
Untuk jantung yang membesar kita dapat mengaplikasikan hukum
laplace. Bila radius jantung digandakan, tekanan otot jantung juga harus
digandakan jika ingin mempertahankan tekanan darah yang sama.
Bagimanapun juga, karena otot jantung di regangkan, otot jantung tidak
dapat memproduksi usaha untuk mempertahankan sirkulasi normal. Otot
jantung yang di regangakan juga memiliki keefisienan dari otot jantung
normal; yang berarti, otot tersebut lebih banyak mengonsumsi O2 pada
jumlah yang sama.
Pengobatan medis untuk kegagalan sekat jantung adalah dengan
mengurangi daya kerja jantung. Pendekatan dramatis ialah dengan
mengantikan jantung melalui operasi. Beberapa transplasi jantung telah
mengalami kesuksesan. Jumlah transplasi dalam tahun 1998 sekitar 2300.
Pada akhir tahun 90% dari mereka masih hidup. Khususnya pada suatu
waktu sekitar 3700 pasien antri untuk cangkok jantung.

13 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Igambar 2.18. (a) dua dari beberapa katup jantung buatn yang rutin digunakan. Katup
dijahitkan kedalam jantung hanya untuk mengalirkan darah ke atas. (b) hasil X-ray pasien
yang memperlihatkan 3 katup jantung di tempatkan. Pada waktu X-ray dilakukan, tahun
1976 katup telah di tempatkan selama 6,5 tahun dan pasien baik-2 saja.
Pasien dengan keadaan dimana sinyal ektris jantung tidak memadai
untuk menstimulasi kerja jantung telah tertolong oleh teknologi modern.
Mereka telah menerima pemicu untuk memacu detak jantung.
Alat buatan manusia lainnya yang telah menolong pasien adalah katup
jantung buatan. Katup jantung memiliki dua kekurangan; katup tidak cukup
lebar membuka (stenosis) atau katup tidak meutup secara sempurna
(insufficiency). Pada stenosis usaha jantung meningkat karena sejumlah
besar kerja yagn dilakukan terhaap gangguan dari pembukaan sempit, dan
suplai darah menuju sirkulasi utama berkurang. Pada insufficiency sebagian
besar darah yang telah dipompa kembali ke jantung sehingga volume
sirkulasi darah berkurang. Kedua tipe kekurangan jantung ini dapat
diperbaiki dengan katup buatan. Beberapa disain telah tersedia (gbr. 2.18).
kesesuaian antara katup buatan manusia dengan darah tetap menjadi
masalah. Katup ini kadang-kadang menimbulkan penggumpalan.
Katup jantung mayat juga dapat digunakan sebagai pengganti untuk
katup yang rusak. Katup jantung pada dasarnya merupakan jaringan tulang
rawan dengan sel-sel hidup yang berhubungan. Sebelum ditransplasikan,
katup jantung mayat di sterilisasikan dengan radiasi dari akselerator elektron
yang digunakan untuk menyembuhkan kanker. Sekarang biasanya
menggunakan katup dari jantung babi.
Banyak sekali penyakit kardiovaskular yang terlibat dengan saluran
darah. Aneurysm adalah pelemahan didnding arteri yang mengakibatkan
pelebaran diameternya (gbr.2.19). pelebaran diameter ini meningkatkan
tekanan pada dinding secara proposional. Jika tidak untuk mendukung kerja
jaringan disekitarnya dinding akan menggulung keluar seperti tabung
sepeda bagian dalam. Jika aneurysm menjdi meradang, hal ini akan
berakibat fatal – khususnya bila peradangan kecelakaan cerebrovaskular
(CVA).

14 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Masalah saluran (pembuluh) yang biasa terjadi lainnya adalah
pembentukan plak sclerotic pada dinding arteriplak ini dapat menyebabkan
aliran berarus dan memproduksi suara bergemerisik. Penyempitan arteri
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan darah pada daerah dengan
penurunan tekanan dinding karena efek Bernoulli. Pemblokiran ini akan
menutup suplai daerah darah menuju bagian tersebut, bila terjadi dalam
otak, hal ini akan mengakibatkan stroke, jenis lain dari kecelakaan
cerebrovascular.

Gambar 2.19. X-ray tengkorak, dari depan (a) dari samping (b) memperlihatkan suaatu
aneurysm (panah). Suatu celupan (kontras) dapat di injeksikan kedalam arteri membuat
mereka lebih tampak

Penyakit yang secara klinis tidak terlalu berbahaya seperti aneurysm


dan plak tetapi sering mengakibatkan perintangan adalah vena berdenyut.
Vena berdenyut dapat menjadi lebih berbahaya dari masalah kosmetik
karena dapat menyebabkan komplikasi. Pembesaran permukan vena pada
kaki mengakibatkan kegagalan katup serah pada vena. Bayangkan aliran

15 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
darah pada kaki bawah dana telapak kaki pada seseorang lumpuh. Tekanan
pada vena sekital 12 kPa (90mmHg atau 15 cm darah). Selama berjalan atau
latihan kaki, kontraksi otot memaksa darah pada vena kembali ke jantung.
Pekerjaan otot pada darah ini disebut pemompaan vena terdapat katup-katup
searah yang mencegah darah membalik. Pergerakan otot memompa dan
katup-katup menghasilkan tekanan vena sekitar 13 kPa (20mmHg) selama
latihan. Bila katup ini rusak dan darah mengalir lagi kebawah, darah akan
mengumpul pada pembuluh vena dan mengakibatkan pembuluh vena
berdenyut. Vena berdenyut mungkin terjadi pada kondisi yagn menghambat
pengembalian darah ke jantung seperti pembalutan yang kencang pada
bagian kaki atas. Berat perut tambahan selama kehamilan juga dapat
menghambat pengembalian darah. Bagaimanapun juga, beberapa
eksperimen telah menunjukkan bahwa tekanan diatas lutut yang meningkat
sampai 12 kPa (90mmHg) tidak berpengaruh pada kerja otot pemompa.
Pengobatan sederhana untuk vena berdenyut adalah dengan operasi
pembuangan saluran tersebut. Terdapat saluran vena paralel yang memadai
untuk membawa darah kembali ke jantung.

2.6. Fungsi Lain dari Darah


Ginjal terdiri dari pembuluh untuk menyaring darah. Secara normal 1
sampai1,5 liter darah (1/5 sampai ¼ pengerluaran kardiak) mengalir
melalui ginjal setiap menit. Hal ini jauh dari jumlah yang dibutuhkan untuk
mensuplai nutrisi dan oksigen untuk ginjal. Bila sebagian pelepasan darah
timbul aliran ginjal akan turun sampai 0,25 liter/menit untuk memudakan
darah agar dapat digunakan dimanapun. Walupun ginjal buatan (unit
dialisis) telah digunakan oleh ribuan orang ginjal buatan ini jauh dari
kemampuan ginjal untuk memisahkan komponen-komponen. Banyak pasien
pengguna unit dialisis berada dalam keadaan bertahan hidup daripada hidup
sesungguhnya.
Darah memainkan peranan dalam mendistribusikan dan memisahkan
panas dalam tubuh. Pengembalian darah dalam vena dari cabang-cabang
dapat dijajaki dekat kulit untuk meningkatkan pelepasan panas pada cuaca

16 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
hangat. Pada cuaca dingin dapat dijajaki secara internal dekat dengan arteri
yang membawa darah menuju cabang-cabang; darah dingin pada vena
mengambil sebagian panas dari hangat pada arteri dan membawanya
kembali kejantung. Prinsip penghitungan ini menjaga pelepasan panas yang
rendah dari ketidakbiasaan dari kulit pada cuaca dingin.
Darah juga terlibat pada ereksi pria. Darah pada pembuluh arteri
mengalir menuju penis mengakibatkan penis membesar dan melengkapi
tekanan cairan. Pengembalian vena melambat – ereksi menolong
pemblokiran pengembalian darah menuju vena. Tekanan darah pada penis
selama ereksi hampir sama dengan sistolik. Prinsip yang sama menjaga
tanaman berereksi. Kelengkapan terhadap tekanan dalam bila anda
mengairinya, tekanan cairan menurun dan tanaman layu.

17 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Prinsip bernoulli mendasar pada hukum konservasi energi. Rata-rata
kecepatan dalam aorta adalah sekitar 0,3m/detik; rata-rata kecepatan dalam
pembuluh kapiler hanya sekitar 10-3 m/detik (1mm/detik). Dalam laminar,
pada hampir semua pembuluh kecepatan di tengah lebih besar. Bunyi
jantung yang didengar merupakan getaran yang terjadi pada jantung dan
saluran utama.

18 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r
Daftar Pustaka

Cameron, J. R., Skofronick, J. G., & Grant, R. M. (2006). Fisika Kedokteran:


Fisika Tubuh Manusia Edisi Kedua. Jakarta: CV. Sagung Seto.

19 | F i s i k a S i s t e m K a r d i o v a s k u l a r

Anda mungkin juga menyukai