Anda di halaman 1dari 7

Nama : Anjar Widaningrum

NIM : A1C315022

Prodi : Pendidikan Fisika Reguler B

Tugas : Penelitian Tindakan Kelas

1. Mengapa validitas diuji dengan korelasi prodak momen?


Jawab :

langkah-langkah uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment.

Xi: Butir ke-i

Y: Skor total

n: jumlah sampel/responden

Uji validitas dengan korelasi Product Moment merupakan salah satu cara yang
digunakan dalam melakukan uji validitas butir instrument baik tes maupun nontes,
tapi lebih sering untuk instrumen nontes. Nilai koefien korelasi Product Moment yang
diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan kriteria standar yang sudah ada. Butir
instrument dikatak valid jika niali korelais masing-masing butir lebih besar sama
dengan kriteria standarnya (r ≥ 0,300) atau jika dibandingkan dengan r-tabel, maka
butir dikatakn valid jika nilai korelasi butir ≥ r-tabel (df=n-2).

2. Mengapa uji reliabilitas diuji dengan KR-21?


Jawab :
Karena rumus Kuder Richardson 20 (KR20) dan rumus Kuder Richardson 21 (KR21).
Kedua cara ini menghasilkan angka yang lebih tepat.
Rumus KR20 adalah :
keterangan :
SB2t = simpangan baku dari skor total
r11 = reliabilitas soal
k = jumlah butir soal
Rumus KR21 adalah :

keterangan :
SBt = simpangan baku dari skor total
r11 = reliabilitas soal
k = jumlah butir soal
X = rerata skor total

3. Cara menghitung standar deviasi?


Jawab :

Untuk mengetahui cara menghitung standar deviasi maka ada dua rumus yang harus
diketahui, yakni rumus varian dan rumus standar deviasi. Berikut adalah rumus yang
bisa dipakai:

Rumus Varian
Rumus Standar Deviasi

Selain rumus di atas, juga ada versi lain yang bisa Anda gunakan. Walaupun
rumus berbeda, hasil akhirnya tetap sama. Berikut adalah rumusnya:

Rumus Varian 2

Rumus Standar Deviasi 2

Keterangan:

s2 : Varian

s : Standar deviasi

xi : Nilai x ke-i
: Rata-rata

n : Ukuran sampel

Contoh Soal

Dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa siswa dijadikan sampel. Berikut adalah data
sampel tersebut:

172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170

Dari data di atas, dapat diketahui jumlah data (n) = 10 dan (n – 1) = 9. Langkah
berikutnya adalah menghitung komponen untuk rumus varian. Anda bisa menyusun
tabel seperti gambar di bawah ini.

Berdasarkan tabel di atas, langkah selanjutnya seperti yang tertulis

berikut:

Jika dimasukkan ke dalam rumus varian, maka menjadi seperti ini:


Sudah diketahui bahwa nilai varian adalah 30,32. Maka dari itu untuk cara
menghitung standar deviasi hanya perlu mengakarkuadratkan nilai varian tersebut.

s = √30,32 = 5,51

Maka hasil standar deviasi dari contoh di atas adalah 5,51.

Rumus Varian Data Berkelompok

Rumus Standar Deviasi Data Berkelompok

Contoh Soal

Dilakukan sebuah penelitian terhadap tinggi badan anak di suatu desa. Diperoleh data
seperti di bawah
ini.

Hitung varian dan standar deviasi data tersebut.

Berdasarkan contoh di atas kita sudah mengetahui interval dan frekuensi tiap kelas
interval (fi). Maka langkah selanjutnya adalah membuat tabel lagi untuk mengetahui
banyaknya data, titik tengah, fixi dan fixi^2. Berikut adalah tabelnya.

Dari tabel di atas, dapat kita hitung:


Setelah itu kita bisa mengetahui varian data berkelompok dengan rumus yang sudah
ditulis di atas.

Sudah kita peroleh bahwa varian contoh di atas adalah 60,83. Sedangkan untuk
menghitung standar deviasi kita perlu mengakarkuadratkan angka varian.

s = √60,83 = 7,8

Jadi standar deviasi dari data berkelompok di atas adalah 7,8.

Anda mungkin juga menyukai